5 Daerah di Indonesia dengan Deforestasi Terparah Tahun 2023

Deforestasi menjadi satu dari sekian masalah terkait lingkungan di Indonesia yang perlu mendapat perhatian serius. Sebab berdasarkan data terbaru, luas hutan alam di Indonesia terus mengalami penyusutan setiap tahunnya dan mengancam keberlangsungan ekosistem. Baca Juga: Deforestasi: Apa itu, Penyebab, Dampak, dan Pencegahan

Dikutip dari data perhitungan Deforestasi Indonesia 2023 oleh Auriga Nusantara, sepanjang tahun 2023, Indonesia telah mengalami kehilangan wilayah hutan seluas 257.384 ha. 

Angka deforestasi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yakni tahun 2022, di mana ada sekitar 230.760 ha luas hutan alam Indonesia yang hilang.

Indonesia yang dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia karena memiliki wilayah hutan yang begitu luas, perlu merasa khawatir dan waspada akan dampak yang bisa terjadi dengan adanya deforestasi. Baca Juga: 5 Big Threats of Deforestation

Berikut ini adalah 5 provinsi yang mengalami deforestasi terparah di Indonesia berdasarkan Data Deforestasi Indonesia 2023.

1. Deforestasi Kalimantan Barat: 35.162 ha

Auriga Nusantara mendapati bahwa Kalimantan Barat menjadi provinsi di Indonesia yang mengalami deforestasi terparah pada tahun 2023, yakni seluas 35.162 ha. 

Jika melihat hasil analisis dari Global Forest Watch, sepanjang tahun 2002-2020 hutan primer di Kalimantan Barat sudah hilang sekitar 1,25 juta hektar. Setara dengan 36 persen dari total 14,9 juta ha tutupan pohon yang ada sejak tahun 2000-an lalu..

Deforestasi di Kalimantan Barat disebut disumbangkan paling banyak dari alih fungsi hutan untuk perkebunan sawit. Ada sekitar 1,89 juta ha kebun sawit yang berdiri saat ini di Kalimantan Barat. 

Besarnya kehilangan tutupan hutan tersebut dapat menjadi peringatan bagi seluruh pihak untuk lebih berhati-hati dalam mengelola hutan dan menjaga apa yang tersisa.

2. Deforestasi Kalimantan Tengah: 30.433 ha

Kalimantan Tengah menjadi provinsi berikutnya yang mengalami deforestasi terparah se-Indonesia per tahun 2023, yakni 30.433 ha.

Sebagai salah satu daerah dengan penghasil hutan terbesar di Indonesia, Kalimantan Tengah telah kehilangan tutupan hutan mencapai 1,9 juta ha selama tahun 2000-2019, sebagaimana analisis yang dilakukan oleh organisasi lingkungan Save Our Borneo (SOB)

Akibat dari deforestasi besar-besaran ini, hutan alam di Kalimantan Tengah terancam kehilangan fungsinya, salah satunya untuk mencegah erosi tanah dan banjir. Hal ini diyakini menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir parah yang melanda Kalimantan Tengah pada Januari lalu, dikarenakan hutan gagal mengatasi efek dari tingginya intensitas hujan yang terjadi.

Tutupan lahan hutan di Kalimantan Tengah dapat terjadi karena berbagai faktor. Faktor terbesar yang menyebabkan hal ini ialah karena perubahan terhadap lingkungan, seperti alih fungsi hutan untuk perkebunan sawit, aktivitas tambang, dan pembangunan. 

3. Deforestasi Kalimantan Timur: 28.633 ha

Satu lagi daerah penghasil hutan terbesar di Indonesia yang mengalami deforestasi terparah adalah Kalimantan Timur, yakni seluas 28.633 ha.

Aktivitas alih hutan menjadi perkebunan sawit diyakini kembali menjadi faktor utama dibalik deforestasi hutan yang parah. Ditambah lagi dengan adanya pembukaan hutan dari sektor batu bara, pembangunan, dan tujuan lainnya semakin mendukung percepatan laju deforestasi hutan.

Hilangnya kawasan hutan ini selain dapat menyebabkan bencana iklim, juga dapat mengancam ekosistem makhluk hidup. Masyarakat pun dapat terdampak dan dilanda kerugian.

4. Deforestasi Sulawesi Tengah: 16.679 ha

Maraknya pembalakan dan penambangan liar serta perubahan terhadap lingkungan disebut-sebut menjadi faktor utama dari terjadi deforestasi hutan di Sulawesi Tengah.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 306 Tahun 2018 tentang Penetapan Lahan Kritis Nasional, kawasan hutan di Sulawesi Tengah yang hilang akibat deforestasi telah mencapai 264.874 ha.

5. Kalimantan Selatan: 16.067 ha

Kalimantan Selatan mengalami deforestasi hutan sepanjang tahun 2023 yakni seluas 16.067 ha.

Berdasarkan analisis dari Tempo, deforestasi di Kalimantan Selatan telah mencapai 160 ribu ha sejak tahun 2001-2019. Hal itu disebabkan oleh aktivitas pertambangan dan belum termasuk hilangnya tutupan hutan akibat alih fungsi dan aktivitas lainnya.

Akibat dari tingginya tingkat deforestasi, Kalimantan Selatan pun disebut mulai banyak mengalami bencana alam seperti banjir parah, suhu ekstrem, dan lainnya, setelah kurang lebih 50 tahun bencana ekstrem tidak terjadi.

Deforestasi memiliki dampak serius pada lingkungan. Hutan-hutan menyediakan habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, serta berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain itu, hutan-hutan juga berfungsi sebagai penyerap karbon alami. Saat hutan ditebang atau terbakar, karbon yang disimpan dalam pohon dilepaskan ke atmosfer sebagai karbon dioksida (CO2), yang merupakan gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Untuk itu, diperlukan pemahaman dan kesadaran atas dampak dan implikasi dari deforestasi. Bekerja sama menjaga hutan-hutan dunia sebagai aset berharga bagi keseimbangan ekosistem, iklim global, dan kesejahteraan manusia dan makhluk lainnya.

Your All-in-One Sustainability Platform

Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting.

Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
  2. Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
  3. Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional

Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…