2

Revolusi Kantor Ramah Lingkungan: Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Revolusi Kantor – Perubahan iklim dan krisis lingkungan yang saat ini terjadi membuat setiap pihak harus bersama-sama untuk membangun kontribusi positif terhadap alam. Salah satunya dapat dimulai dari tempat bekerja. Di kota-kota besar tertentu, seperti Jakarta, lingkungan perkantoran adalah lokasi bekerja yang banyak ditempati oleh karyawan. Dalam hal ini, perkantoran dapat mengambil peran besar dalam mendukung kondisi lingkungan alam yang lebih hijau. Ada berbagai cara untuk perusahaan dan perkantoran dapat menerapkan kondisi yang ramah lingkungan. Hal ini tentunya perlu dilakukan secara berkesinambungan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mari simak, apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perkantoran untuk membangun kondisi masa depan yang berkelanjutan.  Efisiensi Energi di Gedung Kantor Mendukung Revolusi Kantor Salah satu langkah fundamental yang dapat diterapkan oleh perusahaan pada gedung kantor untuk mendukung revolusi ramah lingkungan adalah dengan melakukan efisiensi energi. Langkah ini dapat diterapkan dari berbagai segi seperti penerangan, pendingin dan pemanasan, serta peralatan elektronik lainnya. Untuk penerangan, efisiensi energi salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan lampu LED hemat energi. Kemudian untuk mengatur suhu ruangan, perkantoran dapat mempertimbangkan penggunaan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) yang efisien. Langkah ini juga perlu didukung oleh habit atau kebiasaan baik untuk mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan.  BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA : Mewujudkan Program CSR Perusahaan yang Berkelanjutan dan Berdampak Pengelolaan Limbah Kantor Langkah lainnya yang dapat dilakukan untuk membangun kondisi kantor yang ramah lingkungan adalah dari segi pengelolaan limbah kantor. Sebisa mungkin, perusahaan harus sudah mulai memisahkan jenis sampah untuk kemudian dapat mengimplementasikan program daur ulang untuk kertas, plastik, dan bahan organik. Selaras dengan hal tersebut, jika dimungkinkan, perusahaan dapat mengadopsi sistem digitalisasi dokumen agar penggunaan kertas di kantor dapat diminimalisir.  Manajemen Penggunaan Air Dalam Mendukung Revolusi Kantor Penggunaan air juga menjadi aspek yang penting untuk dipertimbangkan dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Di perkantoran, dapat mulai diterapkan efisiensi penggunaan air. Hal ini dapat dilakukan dengan instalasi kran yang otomatis mati apabila telah selesai digunakan, Jika belum memungkinkan, maka dapat dimulai dengan pemasangan notice berupa tulisan di sekitar kran.  Optimalisasi Kualitas Udara dalam Ruangan Langkah berikutnya yang juga perlu dipertimbangkan oleh perusahaan di gedung perkantorannya adalah dengan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan. Pastikan bahwa ventilasi ruangan dapat mengakomodasi sirkulasi udara yang cukup agar udara yang dihirup tetap segar. Selain itu, ruangan juga dapat dilengkapi dengan tanaman hias agar lebih meningkatkan kelembaban.  Penerapan Konsep Green Building sebagai Penerapan Revolusi Kantor Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan apabila ingin lebih serius dalam mendukung gedung perkantoran yang ramah lingkungan adalah mengimplementasikan konsep Green Building. Konsep ini berarti bahwa bangunan disusun atas bahan-bahan yang berasal dari sumber daya yang berkelanjutan dan mudah didaur ulang, seperti kayu bersertifikat ramah lingkungan dan bahan daur ulang.Di samping itu, pada tahapan pengecatan, gedung dapat dicat dengan bahan-bahan cat yang bersifat watery atau dari bahan air yang rendah VOC (Volatile Organic Compounds). Hal ini bertujuan untuk mengurangi polusi udara dalam ruangan. Capai Revolusi Ramah Lingkungan bagi Perusahaan bersama Satuplatform.com Revolusi kantor ramah lingkungan adalah langkah penting menuju masa depan yang berkelanjutan. Dengan menerapkan berbagai langkah yang telah disebutkan di atas, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan ramah lingkungan. Saat ini, telah hadir Satuplatform.com yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform.com menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article Revolusi Kantor Ramah Lingkungan: Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan Perubahan iklim dan krisis lingkungan yang saat ini terjadi membuat setiap pihak harus bersama-sama untuk membangun kontribusi positif terhadap alam. Salah satunya dapat dimulai dari tempat bekerja. Di kota-kota besar tertentu, seperti Jakarta, lingkungan perkantoran adalah lokasi bekerja yang banyak ditempati oleh karyawan. Dalam hal ini, perkantoran dapat mengambil peran besar dalam mendukung kondisi lingkungan alam yang lebih hijau. Ada berbagai cara untuk perusahaan dan perkantoran dapat menerapkan kondisi yang ramah lingkungan. Hal ini tentunya perlu dilakukan secara berkesinambungan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mari simak, apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perkantoran untuk membangun kondisi masa depan… Tren Work From Home (WFH) dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Terjadinya pandemi Covid-19 membawa berbagai perubahan pada cara hidup dan aktivitas manusia. Salah satunya adalah kemunculan konsep Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Banyak perusahaan yang menerapkan WFH dikarenakan urgensi untuk melakukan pembatasan sosial (social distancing).  Bahkan setelah pandemi pun, hingga saat ini WFH masih menjadi tren yang diterapkan perusahaan dan perkantoran. Tidak dapat dipungkiri, memang penerapan WFH memiliki berbagai dampak positif baik untuk pegawai, yaitu dari segi fleksibilitas dan produktivitas, dan juga dampak positif bagi lingkungan. Mari simak, bagaimana dampak terhadap lingkungan yang dapat dihasilkan dari penerapan WFH.  Mendukung Pengurangan Emisi Salah satu dampak positif dari WFH… Urban Water Management: Sustainable Solutions for Growing Cities Water is an essential resource for everyday life. The need for adequate water availability needs to be supported by sustainable infrastructure, especially in urban areas. Sustainable water management in growing cities is essential to ensure a resilient and healthy urban environment.  Read other articles : How Business Contribute to SDG 13: Climate Action Effective urban water management addresses challenges such as water scarcity, pollution, and flooding, while promoting efficient use, equitable distribution, and environmental conservation. To address these challenges, cities need innovative and sustainable solutions that combine technological advances, community engagement, and nature-based strategies. Here are some key approaches: 1.… Apa Itu Hari Menanam Pohon Indonesia, Tujuan, dan Dampaknya? Hari Menanam Pohon – Kegiatan menanam pohon menjadi salah satu langkah yang seringkali dilakukan banyak pihak dalam upaya pelestarian lingkungan. Fungsi pohon yang beragam, diyakini dapat memberi banyak manfaat bagi alam juga manusia.  Menanam pohon juga turut dibuat menjadi sebuah peringatan yang disebut Hari Menanam Pohon Indonesia. Momentum ini rutin diperingati setiap tanggal 28 November. Bagaimana peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dilaksanakan dan apa latar belakangnya? Sejarah Hari Menanam Pohon Indonesia Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan pada tanggal 28 November 2007 dan mulai rutin diperingati setiap tahun setelahnya. Peringatan nasional ini berawal dari Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan… Bisnis Modern Harus Lakukan Perhitungan Karbon? Sepenting Apa, Ya? Perubahan iklim adalah tantangan …

1

Tren Work From Home (WFH) dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

Terjadinya pandemi Covid-19 membawa berbagai perubahan pada cara hidup dan aktivitas manusia. Salah satunya adalah kemunculan konsep Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Banyak perusahaan yang menerapkan WFH dikarenakan urgensi untuk melakukan pembatasan sosial (social distancing).  Bahkan setelah pandemi pun, hingga saat ini WFH masih menjadi tren yang diterapkan perusahaan dan perkantoran. Tidak dapat dipungkiri, memang penerapan WFH memiliki berbagai dampak positif baik untuk pegawai, yaitu dari segi fleksibilitas dan produktivitas, dan juga dampak positif bagi lingkungan. Mari simak, bagaimana dampak terhadap lingkungan yang dapat dihasilkan dari penerapan WFH.  Mendukung Pengurangan Emisi Salah satu dampak positif dari WFH adalah pengurangan emisi karbon yang biasanya dihasilkan dari moda transportasi. Dengan bekerja dari rumah, seseorang tidak perlu untuk berkendara menuju lokasi tempatnya bekerja. Sehingga penggunaan transportasi dapat diminimalisir dan ikut menyumbang pengurangan emisi terhadap gas rumah kaca.  Data dari Global Carbon Project menunjukkan bahwa pada tahun 2020, ketika banyak negara menerapkan lockdown dan WFH, emisi karbon global menurun hingga 7%. Dampak ini menunjukkan bagaimana perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari, seperti mengurangi perjalanan ke tempat kerja, dapat berkontribusi signifikan terhadap lingkungan. Mengurangi Polusi Udara Selaras dengan berkurangnya emisi karbon, konsentrasi polusi udara yang muncul di lingkungan juga semakin berkurang. Hal ini akan mendukung kualitas udara yang lebih baik, terutama di perkotaan besar yang pada umumnya menanggung banyak polusi dari asap kendaraan. Pengurangan polusi udara seperti ini turut mendukung upaya pelestarian lingkungan secara menyeluruh, karena menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.  Efisiensi Energi Gedung Baca juga artikel lainnya : Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Penerapan WFH juga membantu mengurangi konsumsi energi di gedung perkantoran. Jika biasanya lampu, pendingin ruangan, serta fasilitas kantor lainnya yang menggunakan listrik aktif digunakan setiap hari, maka ketika karyawan banyak yang WFH maka semakin sedikit penggunaan fasilitas kantor tersebut.  Dengan berkurangnya fasilitas elektronik yang digunakan, maka semakin berkurang juga energi yang dihabiskan. Hal ini akan lebih menghemat biaya operasional dan menghemat penggunaan energi dalam kaitannya dengan pengurangan jejak karbon. Pengurangan Sampah dari Bahan yang Dikonsumsi Selain pengurangan energi, perusahaan juga mengalami pengurangan bahan-bahan lain yang dikonsumsi. Pada aktivitas perkantoran, biasanya banyak digunakan kertas untuk print-out dokumen, alat tulis dan tinta spidol papan tulis untuk keperluan meeting, bahkan konsumsi makanan kemasan untuk acara-acara kantor. Namun pada saat karyawan WFH, berbagai barang-barang yang dikonsumsi tersebut berkurang penggunaannya atau bahkan tidak diperlukan sama sekali. Dengan demikian, sampah yang berakhir di lingkungan dari barang yang dikonsumsi juga berkurang. Memaksimalkan Pengaruh Positif bagi Lingkungan saat WFH Selama Work From Home (WFH), perusahaan dapat lebih meningkatkan pengaruh positif terhadap lingkungan melalui berbagai cara. Dukungan tambahan seperti menanam tanaman di lingkungan perusahaan, atau memilih fasilitas yang lebih hemat energi untuk diterapkan secara permanen dapat mendukung dampak positif secara lebih berkelanjutan. Terutama saat ini, telah hadir Satuplatform.com yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform.com menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article Revolusi Kantor Ramah Lingkungan: Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan Perubahan iklim dan krisis lingkungan yang saat ini terjadi membuat setiap pihak harus bersama-sama untuk membangun kontribusi positif terhadap alam. Salah satunya dapat dimulai dari tempat bekerja. Di kota-kota besar tertentu, seperti Jakarta, lingkungan perkantoran adalah lokasi bekerja yang banyak ditempati oleh karyawan. Dalam hal ini, perkantoran dapat mengambil peran besar dalam mendukung kondisi lingkungan alam yang lebih hijau. Ada berbagai cara untuk perusahaan dan perkantoran dapat menerapkan kondisi yang ramah lingkungan. Hal ini tentunya perlu dilakukan secara berkesinambungan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mari simak, apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perkantoran untuk membangun kondisi masa depan… Tren Work From Home (WFH) dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Terjadinya pandemi Covid-19 membawa berbagai perubahan pada cara hidup dan aktivitas manusia. Salah satunya adalah kemunculan konsep Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Banyak perusahaan yang menerapkan WFH dikarenakan urgensi untuk melakukan pembatasan sosial (social distancing).  Bahkan setelah pandemi pun, hingga saat ini WFH masih menjadi tren yang diterapkan perusahaan dan perkantoran. Tidak dapat dipungkiri, memang penerapan WFH memiliki berbagai dampak positif baik untuk pegawai, yaitu dari segi fleksibilitas dan produktivitas, dan juga dampak positif bagi lingkungan. Mari simak, bagaimana dampak terhadap lingkungan yang dapat dihasilkan dari penerapan WFH.  Mendukung Pengurangan Emisi Salah satu dampak positif dari WFH… Urban Water Management: Sustainable Solutions for Growing Cities Water is an essential resource for everyday life. The need for adequate water availability needs to be supported by sustainable infrastructure, especially in urban areas. Sustainable water management in growing cities is essential to ensure a resilient and healthy urban environment.  Read other articles : How Business Contribute to SDG 13: Climate Action Effective urban water management addresses challenges such as water scarcity, pollution, and flooding, while promoting efficient use, equitable distribution, and environmental conservation. To address these challenges, cities need innovative and sustainable solutions that combine technological advances, community engagement, and nature-based strategies. Here are some key approaches: 1.… Apa Itu Hari Menanam Pohon Indonesia, Tujuan, dan Dampaknya? Hari Menanam Pohon – Kegiatan menanam pohon menjadi salah satu langkah yang seringkali dilakukan banyak pihak dalam upaya pelestarian lingkungan. Fungsi pohon yang beragam, diyakini dapat memberi banyak manfaat bagi alam juga manusia.  Menanam pohon juga turut dibuat menjadi sebuah peringatan yang disebut Hari Menanam Pohon Indonesia. Momentum ini rutin diperingati setiap tanggal 28 November. Bagaimana peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dilaksanakan dan apa latar belakangnya? Sejarah Hari Menanam Pohon Indonesia Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan pada tanggal 28 November 2007 dan mulai rutin diperingati setiap tahun setelahnya. Peringatan nasional ini berawal dari Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan… Bisnis Modern Harus Lakukan Perhitungan Karbon? Sepenting Apa, Ya? Perubahan iklim adalah tantangan global yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk bisnis. Dalam konteks ini, perhitungan karbon atau carbon accounting menjadi langkah penting bagi bisnis modern untuk berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca sekaligus menjaga keberlanjutan perusahaan. Namun, apa sebenarnya perhitungan karbon, dan mengapa hal ini penting untuk bisnis? Baca Juga: Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Apa Itu Perhitungan Karbon? Perhitungan karbon adalah proses …

2

Urban Water Management: Sustainable Solutions for Growing Cities

Water is an essential resource for everyday life. The need for adequate water availability needs to be supported by sustainable infrastructure, especially in urban areas. Sustainable water management in growing cities is essential to ensure a resilient and healthy urban environment.  Read other articles : How Business Contribute to SDG 13: Climate Action Effective urban water management addresses challenges such as water scarcity, pollution, and flooding, while promoting efficient use, equitable distribution, and environmental conservation. To address these challenges, cities need innovative and sustainable solutions that combine technological advances, community engagement, and nature-based strategies. Here are some key approaches: 1. Water Recycling and Reuse One of the ways to manage water in urban areas is through a water recycling system. Through this system, wastewater is treated to make it suitable for non-potable uses such as irrigation, industrial processes, and toilet flushing. Advanced technologies, such as membrane filtration and reverse osmosis, allow for higher quality recycled water, potentially suitable for drinking. Some developed countries, through the water initiative, have successfully implemented large-scale water recycling programs, significantly reducing dependence on external water sources. 2. Rainwater Harvesting Another method that can be done to manage water in urban areas is by using the rainwater harvesting method. Rainwater capture and storage can complement the city’s water supply, especially in areas with seasonal rainfall. Rooftop rainwater harvesting systems are cost-effective and relatively easy to implement in urban environments. In addition, large-scale rainwater harvesting through retention basins and urban wetlands can reduce flooding and recharge groundwater. 3. Green Infrastructure Growing green infrastructure is another solution to manage the water resources in cities. The green infrastructure that incorporates natural systems can be done through ‘green roofs’ which have vegetative layers on building rooftops. These vegetative layers then absorb rainwater, reduce heat, and improve air quality. Another green infrastructure is urban forests and parks. This infrastructure provides shade, absorbs rainwater, and reduces the urban heat island effect. 4. Smart Water Management Smart technologies, such as Internet of Things (IoT) devices and data analytics, enable efficient water management. One of the IoT devices is smart meters, this device can monitor water usage in real time, helping utilities identify leaks and consumers manage consumption. Additionally, predictive models using artificial intelligence can optimize water distribution, detect pipe failures, and plan for extreme weather events. 5. Renewable Energy for Desalination To manage the water, urban areas can also utilize renewable energy sources, like solar or wind power, to drive desalination plants in coastal cities. This provides a sustainable way to convert seawater into freshwater without heavily relying on fossil fuels. By integrating energy-efficient technologies and reducing carbon emissions, this approach addresses water scarcity while minimizing environmental impact. Additionally, renewable-powered desalination systems can be scaled to meet the specific needs of urban communities, ensuring a reliable water supply.  Furthermore, industry also plays a vital role in supporting the sustainable water solution in cities by not contributing to the water pollution. In this casse, Satuplatform.com is now available to support the environmental initiatives. As an all-in-one solution, Satuplatform.com provides various services and consultations for companies. Let’s try the FREE DEMO now! Similar Article Urban Water Management: Sustainable Solutions for Growing Cities Water is an essential resource for everyday life. The need for adequate water availability needs to be supported by sustainable infrastructure, especially in urban areas. Sustainable water management in growing cities is essential to ensure a resilient and healthy urban environment.  Effective urban water management addresses challenges such as water scarcity, pollution, and flooding, while promoting efficient use, equitable distribution, and environmental conservation. To address these challenges, cities need innovative and sustainable solutions that combine technological advances, community engagement, and nature-based strategies. Here are some key approaches: 1. Water Recycling and Reuse One of the ways to manage water in… Apa Itu Hari Menanam Pohon Indonesia, Tujuan, dan Dampaknya? Kegiatan menanam pohon menjadi salah satu langkah yang seringkali dilakukan banyak pihak dalam upaya pelestarian lingkungan. Fungsi pohon yang beragam, diyakini dapat memberi banyak manfaat bagi alam juga manusia.  Menanam pohon juga turut dibuat menjadi sebuah peringatan yang disebut Hari Menanam Pohon Indonesia. Momentum ini rutin diperingati setiap tanggal 28 November. Bagaimana peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dilaksanakan dan apa latar belakangnya? Sejarah Hari Menanam Pohon Indonesia Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan pada tanggal 28 November 2007 dan mulai rutin diperingati setiap tahun setelahnya. Peringatan nasional ini berawal dari Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa Cibadak,… Bisnis Modern Harus Lakukan Perhitungan Karbon? Sepenting Apa, Ya? Perubahan iklim adalah tantangan global yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk bisnis. Dalam konteks ini, perhitungan karbon atau carbon accounting menjadi langkah penting bagi bisnis modern untuk berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca sekaligus menjaga keberlanjutan perusahaan. Namun, apa sebenarnya perhitungan karbon, dan mengapa hal ini penting untuk bisnis? Baca Juga: Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Apa Itu Perhitungan Karbon? Perhitungan karbon adalah proses mengukur emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini mencakup emisi dari konsumsi energi, transportasi, produksi, dan rantai pasok. Perusahaan dapat menggunakan… Ternyata! Inilah Pentingnya Hitung dan Kurangi Emisi Karbon Emisi karbon adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Segala aktivitas kita sebagai makhluk hidup –terutama manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk energi, transportasi, dan deforestasi, berkontribusi besar terhadap peningkatan kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi ini.  Menghitung dan mengurangi emisi karbon merupakan langkah krusial untuk melindungi planet ini dan jadi langkah terbaik bagi kita guna melindungi tempat kita untuk hidup. Tapi kenapa, ya, menghitung dan menguranginya jadi sepenting itu? Berikut alasan yang harus kamu ketahui: 1. Menghitung Emisi Karbon dapat Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Perubahan iklim mengakibatkan kenaikan suhu global, lho! Kenapa menghitung dan mengurangi emisi… Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget Mengenal Digital Footprint Digital Footprint – Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk dibersihkan. Aktivitas digital saat ini tidak lepas dari keseharian masyarakat, terlebih juga untuk mereka …

2

Apa Itu Hari Menanam Pohon Indonesia, Tujuan, dan Dampaknya?

Hari Menanam Pohon – Kegiatan menanam pohon menjadi salah satu langkah yang seringkali dilakukan banyak pihak dalam upaya pelestarian lingkungan. Fungsi pohon yang beragam, diyakini dapat memberi banyak manfaat bagi alam juga manusia.  Menanam pohon juga turut dibuat menjadi sebuah peringatan yang disebut Hari Menanam Pohon Indonesia. Momentum ini rutin diperingati setiap tanggal 28 November. Bagaimana peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dilaksanakan dan apa latar belakangnya? Sejarah Hari Menanam Pohon Indonesia Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan pada tanggal 28 November 2007 dan mulai rutin diperingati setiap tahun setelahnya. Peringatan nasional ini berawal dari Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, yang merupakan awal dimulainya kegiatan menanam selama bulan Desember 2007. Tidak hanya membentuk Hari Menanam Pohon Indonesia, momentum tersebut juga menandai awal mula Bulan Menanam Nasional setiap bulan Desember. Baca juga artikel lainnya : Ternyata! Inilah Pentingnya Hitung dan Kurangi Emisi Karbon Hari Menanam Pohon Indonesia kemudian ditetapkan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (KEPRES) Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Hari Menanam Pohon Indonesia, oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tujuan Ditetapkannya Hari Menanam Pohon Indonesia Penetapan Hari Menanam Pohon Indonesia oleh SBY dilakukan bertujuan melindungi alam sekitar dan sebagai upaya mencegah kerusakan lingkungan. Lebih dari itu, kegiatan menanam pohon juga bagian dari upaya yang bertujuan di antaranya untuk: Melalui kegiatan menanam pohon, diharapkan juga dapat tumbuh kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya pohon sebagai bagian dari penyeimbang ekosistem serta untuk membantu memulihkan kerusakan sumber daya hutan dan lahan. Pelaksanaan Hari Menanam Pohon Indonesia Aksi penanaman pohon untuk melestarikan alam serta memitigasi bencana alam sudah banyak dilakukan di banyak wilayah di Indonesia. Diketahui, program penanaman pohon yang mengatasnamakan pemerintah, lembaga, serta komunitas rutin dilakukan setiap tahunnya dengan ribuan pohon ditanam di berbagai tempat. Gerakan Penanaman 10 Juta Pohon di 34 Provinsi juga menjadi salah satu program yang sempat berjalan di tahun 2022 lalu. Ini turut merupakan upaya yang dilakukan Indonesia untuk mendukung swadaya pangan. Terselenggara juga penanaman 95.760 pohon dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia tahun 2022. Berlangsung secara serentak di sembilan wilayah Cabang Dinas Kehutanan (CDK) se-Jawa Barat. Dampak Penanaman Pohon Tersedianya pohon di lingkungan tentu dapat memberikan dampak positif yang luas, baik bagi lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Oleh karena itu, kegiatan penanaman dan perlindungan pohon sebagai sumber daya hutan dan lahan merupakan inisiatif yang perlu diapresiasi. Lalu apa saja dampaknya? Program yang terencana dengan baik dan melibatkan masyarakat dapat memastikan keberhasilan serta dampak positif yang lebih luas dari kegiatan penanaman pohon. Similar Article Revolusi Kantor Ramah Lingkungan: Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan Perubahan iklim dan krisis lingkungan yang saat ini terjadi membuat setiap pihak harus bersama-sama untuk membangun kontribusi positif terhadap alam. Salah satunya dapat dimulai dari tempat bekerja. Di kota-kota besar tertentu, seperti Jakarta, lingkungan perkantoran adalah lokasi bekerja yang banyak ditempati oleh karyawan. Dalam hal ini, perkantoran dapat mengambil peran besar dalam mendukung kondisi lingkungan alam yang lebih hijau. Ada berbagai cara untuk perusahaan dan perkantoran dapat menerapkan kondisi yang ramah lingkungan. Hal ini tentunya perlu dilakukan secara berkesinambungan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Mari simak, apa saja langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perkantoran untuk membangun kondisi masa depan… Tren Work From Home (WFH) dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Terjadinya pandemi Covid-19 membawa berbagai perubahan pada cara hidup dan aktivitas manusia. Salah satunya adalah kemunculan konsep Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Banyak perusahaan yang menerapkan WFH dikarenakan urgensi untuk melakukan pembatasan sosial (social distancing).  Bahkan setelah pandemi pun, hingga saat ini WFH masih menjadi tren yang diterapkan perusahaan dan perkantoran. Tidak dapat dipungkiri, memang penerapan WFH memiliki berbagai dampak positif baik untuk pegawai, yaitu dari segi fleksibilitas dan produktivitas, dan juga dampak positif bagi lingkungan. Mari simak, bagaimana dampak terhadap lingkungan yang dapat dihasilkan dari penerapan WFH.  Mendukung Pengurangan Emisi Salah satu dampak positif dari WFH… Urban Water Management: Sustainable Solutions for Growing Cities Water is an essential resource for everyday life. The need for adequate water availability needs to be supported by sustainable infrastructure, especially in urban areas. Sustainable water management in growing cities is essential to ensure a resilient and healthy urban environment.  Read other articles : How Business Contribute to SDG 13: Climate Action Effective urban water management addresses challenges such as water scarcity, pollution, and flooding, while promoting efficient use, equitable distribution, and environmental conservation. To address these challenges, cities need innovative and sustainable solutions that combine technological advances, community engagement, and nature-based strategies. Here are some key approaches: 1.… Apa Itu Hari Menanam Pohon Indonesia, Tujuan, dan Dampaknya? Kegiatan menanam pohon menjadi salah satu langkah yang seringkali dilakukan banyak pihak dalam upaya pelestarian lingkungan. Fungsi pohon yang beragam, diyakini dapat memberi banyak manfaat bagi alam juga manusia.  Menanam pohon juga turut dibuat menjadi sebuah peringatan yang disebut Hari Menanam Pohon Indonesia. Momentum ini rutin diperingati setiap tanggal 28 November. Bagaimana peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dilaksanakan dan apa latar belakangnya? Sejarah Hari Menanam Pohon Indonesia Hari Menanam Pohon Indonesia ditetapkan pada tanggal 28 November 2007 dan mulai rutin diperingati setiap tahun setelahnya. Peringatan nasional ini berawal dari Aksi Penanaman Serentak Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon di Desa Cibadak,… Bisnis Modern Harus Lakukan Perhitungan Karbon? Sepenting Apa, Ya? Perubahan iklim adalah tantangan global yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk bisnis. Dalam konteks ini, perhitungan karbon atau carbon accounting menjadi langkah penting bagi bisnis modern untuk berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca sekaligus menjaga keberlanjutan perusahaan. Namun, apa sebenarnya perhitungan karbon, dan mengapa hal ini penting untuk bisnis? Baca Juga: Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Apa Itu Perhitungan Karbon? Perhitungan karbon adalah proses mengukur emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini mencakup emisi dari konsumsi energi, transportasi, produksi, dan rantai pasok. Perusahaan dapat menggunakan… Ternyata! Inilah Pentingnya Hitung dan Kurangi Emisi Karbon Emisi karbon adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Segala aktivitas kita sebagai makhluk hidup –terutama manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk energi, transportasi, dan deforestasi, berkontribusi besar terhadap peningkatan kadar …

perhitungan karbon

Bisnis Modern Harus Lakukan Perhitungan Karbon? Sepenting Apa, Ya?

Perubahan iklim adalah tantangan global yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk bisnis. Dalam konteks ini, perhitungan karbon atau carbon accounting menjadi langkah penting bagi bisnis modern untuk berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca sekaligus menjaga keberlanjutan perusahaan. Namun, apa sebenarnya perhitungan karbon, dan mengapa hal ini penting untuk bisnis? Baca Juga: Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Apa Itu Perhitungan Karbon? Perhitungan karbon adalah proses mengukur emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini mencakup emisi dari konsumsi energi, transportasi, produksi, dan rantai pasok. Perusahaan dapat menggunakan berbagai metode seperti standar NCAS (National Carbon Accounting Standards) untuk memastikan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Alasan Perhitungan Karbon Penting Memenuhi Regulasi dan Kebijakan Pemerintah  Pemerintah di berbagai negara semakin memperketat regulasi terkait emisi karbon, seperti pengenaan pajak karbon (carbon tax) atau skema perdagangan karbon (carbon trading). Perusahaan yang tidak mampu mengukur dan mengelola emisi karbonnya berisiko menghadapi sanksi atau biaya tambahan. Misalnya, di Indonesia, regulasi terkait pengelolaan karbon sudah diintegrasikan ke dalam laporan akuntansi melalui PSAK​ Efisiensi Biaya Dengan memahami emisi karbon yang dihasilkan, perusahaan dapat mengidentifikasi proses yang tidak efisien dan mengambil langkah untuk mengurangi konsumsi energi atau sumber daya. Langkah ini tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga menekan biaya operasional. Menarik Investor dan Pelanggan Konsumen dan investor kini lebih peduli pada keberlanjutan. Mereka cenderung memilih produk atau perusahaan yang memiliki komitmen terhadap lingkungan. Laporan emisi karbon yang transparan dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan, serta menarik investor yang fokus pada Environmental, Social, and Governance (ESG)​ Keunggulan Kompetitif  Bisnis yang menerapkan perhitungan karbon dan strategi keberlanjutan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dalam jangka panjang. Selain itu, mereka dapat memanfaatkan insentif seperti pendanaan hijau (green financing) atau sertifikasi keberlanjutan yang meningkatkan reputasi di pasar. Kontribusi pada Tujuan Global Melalui pengelolaan karbon, bisnis berkontribusi pada tujuan global seperti Perjanjian Paris untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celcius. Langkah ini membantu menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua pihak. Lalu, bagaimana cara mengintegrasikan perhitungan karbon ke dalam bisnis? Simak 3 penjelasan di bawah ini ya: Menggunakan Alat dan Teknologi Berbagai alat seperti InVEST (Integrated Valuation of Ecosystem Services and Tradeoffs) membantu perusahaan mengukur dampak lingkungan termasuk emisi karbon. Alat ini memetakan jejak karbon secara terperinci dan menyediakan data untuk pengambilan keputusan yang lebih baik​ Menyusun Laporan Berbasis Data Perusahaan perlu mengintegrasikan data emisi karbon ke dalam laporan keberlanjutan mereka. Laporan ini mencakup strategi pengurangan karbon dan pencapaian dalam memenuhi target emisi. Melibatkan Seluruh Pemangku Kepentingan Keberhasilan pengelolaan karbon tidak hanya bergantung pada manajemen tetapi juga pada kolaborasi dengan pemasok, karyawan, dan pelanggan. Edukasi dan komunikasi yang baik memastikan semua pihak mendukung inisiatif ini. Masa Depan Perhitungan Karbon Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, perhitungan karbon akan menjadi praktik standar dalam bisnis. Teknologi seperti kecerdasan buatan dan analitik data akan terus berkembang untuk mendukung pengelolaan karbon yang lebih efisien. Perhitungan karbon bukan hanya kewajiban, tetapi juga peluang bagi bisnis untuk berinovasi, membangun reputasi, dan berkontribusi pada keberlanjutan global. Sebagai bagian dari komunitas bisnis, mari kita mengambil langkah konkret untuk menciptakan dunia yang lebih hijau. Solusi Perhitungan Karbon Andal Perusahaan Terkemuka Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Bisnis Modern Harus Lakukan Perhitungan Karbon? Sepenting Apa, Ya? Perubahan iklim adalah tantangan global yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk bisnis. Dalam konteks ini, perhitungan karbon atau carbon accounting menjadi langkah penting bagi bisnis modern untuk berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca sekaligus menjaga keberlanjutan perusahaan. Namun, apa sebenarnya perhitungan karbon, dan mengapa hal ini penting untuk bisnis? Baca Juga: Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Apa Itu Perhitungan Karbon? Perhitungan karbon adalah proses mengukur emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini mencakup emisi dari konsumsi energi, transportasi, produksi, dan rantai pasok. Perusahaan dapat menggunakan… Ternyata! Inilah Pentingnya Hitung dan Kurangi Emisi Karbon Emisi karbon adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Segala aktivitas kita sebagai makhluk hidup –terutama manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk energi, transportasi, dan deforestasi, berkontribusi besar terhadap peningkatan kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi ini.  Menghitung dan mengurangi emisi karbon merupakan langkah krusial untuk melindungi planet ini dan jadi langkah terbaik bagi kita guna melindungi tempat kita untuk hidup. Tapi kenapa, ya, menghitung dan menguranginya jadi sepenting itu? Berikut alasan yang harus kamu ketahui: 1. Menghitung Emisi Karbon dapat Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Perubahan iklim mengakibatkan kenaikan suhu global, lho! Kenapa menghitung dan mengurangi emisi… Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget Mengenal Digital Footprint Digital Footprint – Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk dibersihkan. Aktivitas digital saat ini tidak lepas dari keseharian masyarakat, terlebih juga untuk mereka yang berkecimpung di dunia digital atau individu yang menggunakan gawai. Baca juga artikel lainnya : Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Saat ini ada sekitar 4.1 miliar orang yang menggunakan internet. Sementara di Indonesia, pengguna internet mencapai 83,7 juta pada 2014. Tanpa disadari, aktivitas digital yang kita lakukan dapat memproduksi jejak karbon yang menyumbang penyebab perubahan iklim dikarenakan menghasilkan karbon digital yang setara… Uzone Choice Award 2024: Uzone Gandeng Satuplatform untuk ESG Award Pada 11 Desember 2024, dunia industri digital dan keberlanjutan akan dipertemukan dalam sebuah acara bergengsi, Uzone Choice Award 2024, yang akan diselenggarakan di Fyne Jakarta. Salah satu kategori …

emisi karbon

Ternyata! Inilah Pentingnya Hitung dan Kurangi Emisi Karbon

Emisi karbon adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Segala aktivitas kita sebagai makhluk hidup –terutama manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk energi, transportasi, dan deforestasi, berkontribusi besar terhadap peningkatan kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi ini.  Menghitung dan mengurangi emisi karbon merupakan langkah krusial untuk melindungi planet ini dan jadi langkah terbaik bagi kita guna melindungi tempat kita untuk hidup. Tapi kenapa, ya, menghitung dan menguranginya jadi sepenting itu? Berikut alasan yang harus kamu ketahui: 1. Menghitung Emisi Karbon dapat Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Perubahan iklim mengakibatkan kenaikan suhu global, lho! Kenapa menghitung dan mengurangi emisi karbon jadi sepenting itu ialah karena mencairnya es di kutub, dan peningkatan intensitas bencana alam seperti banjir dan kekeringan.  Dengan menghitungnya, kita dapat memahami kontribusi aktivitas manusia terhadap perubahan iklim dan memahami cara paling ampuh untuk mengurangi dampaknya, bahkan kita jadi mengetahui langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengurangi emisi tersebut. Mengurangi emisi karbon juga membantu menjaga stabilitas ekosistem yang tentu sangat penting bagi keberlangsungan hidup kita sebagai manusia dan keanekaragaman hayati. Baca Juga: Hindari 5 Kesalahan Ini dalam Upaya Mengurangi Emisi Karbon 2. Penghitungan Emisi Karbon Memenuhi Tuntutan Regulasi dan Standar Internasional Tahukah kamu bahwa sudah banyak negara telah memberlakukan peraturan terkait pengurangan emisi karbon, seperti Perjanjian Paris yang bertujuan membatasi kenaikan suhu global di bawah 2°C. Perusahaan yang tidak mematuhi regulasi ini berisiko menghadapi denda atau pembatasan operasional. Indonesia –bersama Korea Selatan, bahkan telah menandatangani Nota Kesepahaman Implementasi Artikel 6 Perjanjian Paris di Singapura pada bulan Juni 2024, lho! Jadi, negara kita sudah benar-benar serius dalam usahanya guna menguranginya.  Makanya, dengan menghitung emisi karbon secara akurat, perusahaan dapat menyusun strategi yang sesuai untuk memenuhi standar ini, sekaligus memperbaiki reputasi mereka di mata pemangku kepentingan. 3. Pengukuran Emisi Karbon Meningkatkan Efisiensi Energi dan Mengurangi Biaya Mengukur emisi karbon sering kali membantu mengidentifikasi area yang tidak efisien dalam penggunaan energi, lho. Hal ini sangat berguna untuk mengetahui pemanfaatan energi yang dilakukan sudah sampai sejauh mana dari suatu perusahaan, hingga suatu instansi.  Perbaikan dalam operasional, seperti penggunaan energi terbarukan atau pengurangan limbah, tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga menghemat biaya operasional. Menghitung emisi ini bisa menjadi cara kita dalam efisiensi energi. 4. Meningkatkan Reputasi Perusahaan Konsumen saat ini semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan. Perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap pengurangan emisi ini cenderung mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari pelanggan dan mitra bisnis.  Hal ini juga menjadi daya tarik bagi investor yang ingin mendukung perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Apalagi sosial media yang sudah semakin marak.  Saat kita peduli dengan dampak emisi karbon dan membuat kita menghitung hingga mengurangi emisi karbon, kita bisa menerima reputasi cemerlang dari masyarakat sebab dianggap bertanggung jawab dalam resiko bisnis yang kita jalankan. Bahkan investor –baik dalam negeri maupun luar negeri, semakin mempercayai kita sebab kualitas dari usaha yang dijalankan.  5. Mendorong Inovasi Teknologi Tekanan untuk mengurangi emisi karbon telah mendorong lahirnya berbagai inovasi teknologi, seperti kendaraan listrik, energi terbarukan, dan teknologi penangkapan karbon. Perkembangan ini bukan hanya merespons kebutuhan untuk mengatasi krisis iklim, tetapi juga menciptakan peluang bisnis baru yang revolusioner.  Teknologi ini memungkinkan perusahaan dan individu untuk beroperasi dengan efisiensi energi yang lebih tinggi, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mengoptimalkan proses produksi agar lebih ramah lingkungan. Lebih jauh lagi, teknologi ini sering kali menciptakan ekosistem ekonomi baru. Contohnya, pengembangan kendaraan listrik mendorong kebutuhan akan jaringan stasiun pengisian daya, penelitian baterai yang lebih efisien, serta integrasi energi bersih ke dalam jaringan listrik. 6. Menjamin Keberlanjutan Generasi Mendatang Emisi karbon yang tidak terkendali akan memperburuk perubahan iklim, menciptakan dampak yang meluas bagi kehidupan di Bumi, termasuk suhu ekstrim, cuaca yang semakin tidak menentu, serta meningkatnya risiko bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai.  Perubahan ini tidak hanya merusak ekosistem alami, tetapi juga mengancam ketahanan pangan, ketersediaan air bersih, dan kelangsungan hidup berbagai spesies, termasuk manusia. Generasi mendatang mungkin menghadapi tantangan besar untuk bertahan hidup di dunia yang lebih panas dan penuh dengan ketidakpastian lingkungan. Dengan menghitung dan mengurangi emisi karbon, kita tidak hanya mengambil langkah untuk meminimalkan dampak perubahan iklim, tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang memiliki akses ke sumber daya yang berkelanjutan, lingkungan yang sehat, dan peluang untuk menikmati kehidupan yang layak. Tindakan ini juga mencerminkan tanggung jawab kita sebagai penjaga planet, memastikan bahwa kita meninggalkan warisan berupa dunia yang lebih aman, hijau, dan mendukung keberlanjutan. Menghitung dan mengurangi emisi karbon bukan sekadar tanggung jawab moral tetapi juga kebutuhan strategis. Langkah ini tidak hanya melindungi lingkungan tetapi juga memperkuat keberlanjutan bisnis, memenuhi regulasi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Dengan memulai dari sekarang, kita bisa menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi krisis iklim global. Mari bersama berkontribusi untuk bumi yang lebih hijau dengan tindakan nyata! Similar Article Ternyata! Inilah Pentingnya Hitung dan Kurangi Emisi Karbon Emisi karbon adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Segala aktivitas kita sebagai makhluk hidup –terutama manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk energi, transportasi, dan deforestasi, berkontribusi besar terhadap peningkatan kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi ini.  Menghitung dan mengurangi emisi karbon merupakan langkah krusial untuk melindungi planet ini dan jadi langkah terbaik bagi kita guna melindungi tempat kita untuk hidup. Tapi kenapa, ya, menghitung dan menguranginya jadi sepenting itu? Berikut alasan yang harus kamu ketahui: 1. Menghitung Emisi Karbon dapat Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Perubahan iklim mengakibatkan kenaikan suhu global, lho! Kenapa menghitung dan mengurangi emisi… Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget Mengenal Digital Footprint Digital Footprint – Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk dibersihkan. Aktivitas digital saat ini tidak lepas dari keseharian masyarakat, terlebih juga untuk mereka yang berkecimpung di dunia digital atau individu yang menggunakan gawai. Baca juga artikel lainnya : Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Saat ini ada sekitar 4.1 miliar orang yang menggunakan internet. Sementara di Indonesia, pengguna internet mencapai 83,7 juta pada 2014. Tanpa disadari, aktivitas digital yang kita lakukan dapat memproduksi jejak karbon yang menyumbang penyebab perubahan iklim dikarenakan menghasilkan karbon digital yang setara… Uzone …

2

Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget

Mengenal Digital Footprint Digital Footprint – Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk dibersihkan. Aktivitas digital saat ini tidak lepas dari keseharian masyarakat, terlebih juga untuk mereka yang berkecimpung di dunia digital atau individu yang menggunakan gawai. Baca juga artikel lainnya : Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Saat ini ada sekitar 4.1 miliar orang yang menggunakan internet. Sementara di Indonesia, pengguna internet mencapai 83,7 juta pada 2014. Tanpa disadari, aktivitas digital yang kita lakukan dapat memproduksi jejak karbon yang menyumbang penyebab perubahan iklim dikarenakan menghasilkan karbon digital yang setara dengan 3,7% emisi global. Angka tersebut berpotensi meningkat dua kali lipat pada 2025.  Digital vs Konvensional Meskipun terlihat lebih sustainable karena tidak menggunakan bahan media seperti kertas pada koran yang nantinya akan dibuang, tetapi jejak karbon digital ternyata dipengaruhi oleh manufaktur dan pengiriman perangkat elektronik yang juga bisa menimbulkan polusi udara. Selain itu, sumber jejak karbon juga berasal dari energi fosil.  Namun, terdapat beberapa kondisi yang juga bisa membuat aktivitas digital menjadi lebih ramah lingkungan, salah satunya penyelenggaraan rapat secara daring tentunya selain lebih hemat biaya, juga hemat dengan jejak karbon yang dihasilkan. Selain itu, kegiatan membaca digital juga lebih menghemat jejak karbon jika dibandingkan dengan membeli buku bacaan secara konvensional. Digital Decluttering Salah satu upaya untuk mengurangi jejak karbon yakni dengan melakukan Digital Decluttering sebagai upaya membersihkan sampah digital yang terdapat pada gawai kita. Sampah tersebut umumnya berupa data dokumen yang menumpuk, riwayat pencarian di internet, hingga spam email. Dengan menghapus berbagai dokumen digital yang tidak kita perlukan, aktivitas digital dapat berjalan lebih efisien dan berikut langkah sederhana yang bisa dilakukan: 1. Membersihkan Email  Menumpuknya email dapat menghasilkan jejak karbon digital karena email standar biasanya menghasilkan 4 gram CO2e sedangkan email dengan lampiran dapat menghasilkan 50 gram CO2e. Selain itu, berhenti berlangganan newsletter yang sudah tidak diperlukan juga bisa mengurangi jejak karbon digital yang dihasilkan. 2. Pilah dan Hapus Data Digital Dokumen digital seperti video, foto, riwayat pencarian internet dan dokumen lainnya yang sudah tidak diperlukan jika dibiarkan menumpuk bisa menghasilkan jejak karbon. Karena, data yang kita simpan pada penyimpanan cloud storage disimpan di data center atau pusat data yang membutuhkan energi untuk mengoperasikannya. Jejak karbon dari data center menyumbang 2% emisi global, serta angka ini bisa diperkirakan naik menjadi 3,2% di 2025 hingga 14% di 20240.  Mengurangi jejak karbon digital tentunya dibutuhkan kolaborasi dan tanggung jawab multipihak mulai dari perusahaan teknologi besar, pemerintah, dan individu yang menggunakan internet serta gawai dalam kehidupan sehari-hari. Dengan langkah sederhana tersebut, harapannya bisa membantu menekan jejak karbon digital yang dihasilkan. Karena di era digital saat ini, setiap klik, unggahan, atau pun streaming meninggalkan jejak karbon digital bagi planet kita. Mari bersama, mewujudkan gaya hidup digital yang berkelanjutan dan lebih bijak bagi masa depan bumi yang lebih hijau.   Referensi Link: https://greeneration.org/publication/green-info/bersihkan-sampah-digital-dengan-digital-decluttering/ Similar Article Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget Mengenal Digital Footprint Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk dibersihkan. Aktivitas digital saat ini tidak lepas dari keseharian masyarakat, terlebih juga untuk mereka yang berkecimpung di dunia digital atau individu yang menggunakan gawai. Baca juga artikel lainnya : Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Saat ini ada sekitar 4.1 miliar orang yang menggunakan internet. Sementara di Indonesia, pengguna internet mencapai 83,7 juta pada 2014. Tanpa disadari, aktivitas digital yang kita lakukan dapat memproduksi jejak karbon yang menyumbang penyebab perubahan iklim dikarenakan menghasilkan karbon digital yang setara dengan 3,7% emisi… Uzone Choice Award 2024: Uzone Gandeng Satuplatform untuk ESG Award Pada 11 Desember 2024, dunia industri digital dan keberlanjutan akan dipertemukan dalam sebuah acara bergengsi, Uzone Choice Award 2024, yang akan diselenggarakan di Fyne Jakarta. Salah satu kategori yang menjadi sorotan utama pada tahun ini adalah ESG (Environmental, Social, and Governance) Award, yang diinisiasi untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan dan organisasi yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam memajukan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Untuk memastikan keberhasilan dan objektivitas dalam penilaian, Uzone telah menjalin kolaborasi strategis dengan Satuplatform, sebuah platform data dan analisis terkemuka yang berfokus pada pengukuran dan pemantauan kinerja ESG. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan referensi data… A Commitment to Leading the Carbon Market Transition at Carbon Digital Conference 2024 Satuplatform is proud to announce its participation in the Carbon Digital Conference 2024, underscoring its commitment to sustainability and leadership in the evolving carbon market. As companies and governments worldwide push to meet ambitious carbon reduction goals, Satuplatform is taking a proactive stance in the fight against climate change by actively engaging in digital innovation and carbon market solutions. Satuplatform’s Commitment to a Sustainable Future As a leading player in digital solutions, Satuplatform has consistently demonstrated its dedication to advancing environmental sustainability. The company’s participation in the Carbon Digital Conference is a testament to its ongoing efforts to integrate carbon… Dapur Ramah Lingkungan: Mengurangi Jejak Karbon dengan Mengelola Limbah Makanan Jumlah Sampah Rumah Tangga di Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni, selama 2023 terdapat 19,56 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia. Angka tersebut merupakan himpunan data dari 96 kabupaten/kota, sehingga belum mencerminkan volume total sampah nasional. Meskipun begitu, jumlah sampah yang dihasilkan tidak bisa dianggap remeh dan tetap perlu perhatian khusus untuk penanganannya. Dari data tersebut, diketahui juga mayoritas sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga dengan proporsi sebanyak 39,1% yang diikuti juga dengan sampah plastik sebanyak 18,6%, kemudian kayu/ranting/daun sebesar 11,5% terdapat juga sampah kertas/karton sebesar 10,5%. Besarnya sampah yang dihasilkan… Fun Run dan Aksi Cinta Lingkungan Kondisi lingkungan perkotaan banyak dikeluhkan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut. Mulai dari penurunan kualitas udara sampai dengan polusi di air dan tanah akibat aktivitas industri. Di tengah kondisi ini, bermunculan event Fun Run yang merupakan ajang olahraga berlari bersama-sama. Uniknya, saat ini event Fun Run bukan hanya berfokus pada kesehatan manusia saja namun ada pula event Fun Run yang menggandeng paradigma kesadaran lingkungan. Kegiatan ini menggabungkan olahraga dengan aksi nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan. Konsep …

2

Dapur Ramah Lingkungan: Mengurangi Jejak Karbon dengan Mengelola Limbah Makanan

Jumlah Sampah Rumah Tangga di Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni, selama 2023 terdapat 19,56 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia. Angka tersebut merupakan himpunan data dari 96 kabupaten/kota, sehingga belum mencerminkan volume total sampah nasional. Meskipun begitu, jumlah sampah yang dihasilkan tidak bisa dianggap remeh dan tetap perlu perhatian khusus untuk penanganannya. Dari data tersebut, diketahui juga mayoritas sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga dengan proporsi sebanyak 39,1% yang diikuti juga dengan sampah plastik sebanyak 18,6%, kemudian kayu/ranting/daun sebesar 11,5% terdapat juga sampah kertas/karton sebesar 10,5%. Besarnya sampah yang dihasilkan dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi, dengan estimasi total kerugian mencapai Rp 213-551 Triliun/Tahun atau setara dengan 4-5% PDB di Indonesia. Kendati demikian, terdapat sebuah fakta yang cukup ironi yakni, tingkat kelaparan di Indonesia menurut Global Hunger Index 2021 menempati peringkat ketiga di Asia Tenggara. Hal tersebut cukup kontras dengan jumlah sampah yang dihasilkan, yang semestinya bisa membantu masyarakat yang membutuhkan.  Selain mendapat kerugian secara materi, terdapat potensi kerugian ekologi yang akan menghantui. Hal ini dikarenakan, sampah makanan atau organik yang terbuang di tanah dapat menyebabkan Gas Metana yang 23 kali lebih berbahaya daripada Karbondioksida (CO2) yang dapat menimbulkan ledakan seperti peristiwa yang terjadi di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat.  Sampah Dapur dan Jejak Karbon Sejatinya, limbah makanan yang tidak terkelola dengan baik dapat berkontribusi untuk menghasilkan jejak karbon (carbon footprint). Dimulai dari produksi bahan makanan, pengolahan, hingga penyajian makanan yang siap disantap di meja makan tidak luput dari jejak karbon yang dihasilkan. Baca juga artikel lainnya : Daur Ulang Sampah: Pengertian, Cara, hingga Manfaatnya Salah satu contoh yang bisa kita telisik bersama yakni produksi Daging Merah. Di peternakan, penggembalaan hewan ternak dapat menghasilkan emisi karbon dari gas yang berasal kotoran hewan tersebut misal, Sapi. Bahkan, menurut OurWorldinData.org, aktivitas peternakan menyumbang paling banyak karbon dari kotoran sapi dalam kategori produksi daging. Kemudian proses distribusi makanan juga menghasilkan jejak karbon dari penggunaan kendaraan selama perjalanan. Tidak jarang bahan makanan mengalami kerusakan, bahkan sebelum makanan tersebut sampai ke konsumen, sehingga menyebabkan food loss. Sedangkan sampah dapur seperti sisa makanan yang tidak dioptimalkan dengan baik, kulit buah yang tidak terpakai, sayur yang membusuk, hingga sisa makanan yang tidak dihabiskan dapat menyebabkan food waste.  Mengenal Food Loss dan Food Waste Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) yang dimaksud dengan food loss yakni penurunan kualitas atau kuantitas makanan akibat keputusan dan perilaku pemasok makanan di luar retail, penyedia jasa makanan dan konsumen. Sedangkan, food waste adalah penurunan kualitas atau kuantitas makanan akibat keputusan perilaku retail, jasa makanan, dan konsumen.  Meskipun begitu, memang tidak semua makanan dapat dihindari untuk menjadi food waste. Masih ada beberapa bagian makanan yang memang tidak bisa dikonsumsi seperti, tulang, atau kulit. Sedangkan, sisa-sia konsumsi, makanan yang hanya dikonsumsi sebagian, makanan yang tidak dimakan (masih utuh, belum dibuka) bisa menjadi sampah makanan yang dapat dihindari, serta pengelolaan sampah dapur khususnya sampah organik juga perlu ditangani dengan benar. Pencegahan dan Penanganan Limbah Dapur Semestinya, setiap sampah yang dihasilkan merupakan tanggung jawab bagi semua Individu. Ungkapan “Sampahmu Tanggung Jawabmu” menjadi frasa yang harus digaungkan agar semua pihak memiliki kesadaran untuk mengelola sampah yang dihasilkan, termasuk juga dengan sampah dapur. Berikut beberapa hal yang bisa diterapkan untuk mengurangi sampah dapur (sampah organik). Pencegahan:  Penanganan:  Uzone Choice Award 2024: Uzone Gandeng Satuplatform untuk ESG Award Pada 11 Desember 2024, dunia industri digital dan keberlanjutan akan dipertemukan dalam sebuah acara bergengsi, Uzone Choice Award 2024, yang akan diselenggarakan di Fyne Jakarta. Salah satu kategori yang menjadi sorotan utama pada tahun ini adalah ESG (Environmental, Social, and Governance) Award, yang diinisiasi untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan dan organisasi yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam memajukan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Untuk memastikan keberhasilan dan objektivitas dalam penilaian, Uzone telah menjalin kolaborasi strategis dengan Satuplatform, sebuah platform data dan analisis terkemuka yang berfokus pada pengukuran dan pemantauan kinerja ESG. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan referensi data… A Commitment to Leading the Carbon Market Transition at Carbon Digital Conference 2024 Satuplatform is proud to announce its participation in the Carbon Digital Conference 2024, underscoring its commitment to sustainability and leadership in the evolving carbon market. As companies and governments worldwide push to meet ambitious carbon reduction goals, Satuplatform is taking a proactive stance in the fight against climate change by actively engaging in digital innovation and carbon market solutions. Satuplatform’s Commitment to a Sustainable Future As a leading player in digital solutions, Satuplatform has consistently demonstrated its dedication to advancing environmental sustainability. The company’s participation in the Carbon Digital Conference is a testament to its ongoing efforts to integrate carbon… Dapur Ramah Lingkungan: Mengurangi Jejak Karbon dengan Mengelola Limbah Makanan Jumlah Sampah Rumah Tangga di Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni, selama 2023 terdapat 19,56 juta ton sampah yang dihasilkan di Indonesia. Angka tersebut merupakan himpunan data dari 96 kabupaten/kota, sehingga belum mencerminkan volume total sampah nasional. Meskipun begitu, jumlah sampah yang dihasilkan tidak bisa dianggap remeh dan tetap perlu perhatian khusus untuk penanganannya. Dari data tersebut, diketahui juga mayoritas sampah di Indonesia berasal dari rumah tangga dengan proporsi sebanyak 39,1% yang diikuti juga dengan sampah plastik sebanyak 18,6%, kemudian kayu/ranting/daun sebesar 11,5% terdapat juga sampah kertas/karton sebesar 10,5%. Besarnya sampah yang dihasilkan… Fun Run dan Aksi Cinta Lingkungan Kondisi lingkungan perkotaan banyak dikeluhkan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut. Mulai dari penurunan kualitas udara sampai dengan polusi di air dan tanah akibat aktivitas industri. Di tengah kondisi ini, bermunculan event Fun Run yang merupakan ajang olahraga berlari bersama-sama. Uniknya, saat ini event Fun Run bukan hanya berfokus pada kesehatan manusia saja namun ada pula event Fun Run yang menggandeng paradigma kesadaran lingkungan. Kegiatan ini menggabungkan olahraga dengan aksi nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan. Konsep ini tidak hanya meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga menjadi langkah kecil untuk mengurangi jejak karbon. Mari simak Fun Run… Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Tidak hanya kegiatan manusia di dunia nyata yang dapat meninggalkan jejak karbon di …

1

Fun Run dan Aksi Cinta Lingkungan

Kondisi lingkungan perkotaan banyak dikeluhkan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut. Mulai dari penurunan kualitas udara sampai dengan polusi di air dan tanah akibat aktivitas industri. Di tengah kondisi ini, bermunculan event Fun Run yang merupakan ajang olahraga berlari bersama-sama. Uniknya, saat ini event Fun Run bukan hanya berfokus pada kesehatan manusia saja namun ada pula event Fun Run yang menggandeng paradigma kesadaran lingkungan. Kegiatan ini menggabungkan olahraga dengan aksi nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan. Konsep ini tidak hanya meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga menjadi langkah kecil untuk mengurangi jejak karbon. Mari simak Fun Run dengan aksi cinta lingkungan pada artikel ini. Baca juga artikel lainnya : 5 Masyarakat Adat Ini Punya Tradisi Cintai Lingkungan Mengenal Fun Run yang Ramah Lingkungan Fun Run pada dasarnya adalah event olahraga untuk berlari santai yang dapat diikuti oleh semua kalangan, mulai dari pemula hingga pelari profesional. Event Fun Run umumnya dibedakan dari jarak tempuh yang ingin dituju, seperti 3 KM, 5 KM, 7 KM atau 10 KM.  Adanya Fun Run yang ramah lingkungan, memberikan nilai tambah pada event yang tengah hype ini. Peserta Fun Run nantinya tidak hanya melakukan aktivitas berlari saja, namun juga melakukan kegiatan cinta lingkungan seperti memungut sampah yang mereka temui di sepanjang rute. Dari hal ini, dapat dimaknai bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap kebersihan bumi. Tujuan Fun Run Ramah Lingkungan Untuk mencapai kualitas kesehatan manusia yang lebih baik, kualitas lingkungan alam juga perlu untuk didukung agar tetap asri. Hal inilah yang menjadi tujuan dari event Fun Run Ramah Lingkungan, yaitu menjaga keseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungan tempat hidup. Oleh sebab itu, biasanya event Fun Run yang bertema ramah lingkungan seringkali diawali dengan kampanye edukasi mengenai isu-isu lingkungan, seperti pengurangan plastik sekali pakai, pentingnya daur ulang, atau pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Setelah berlari, peserta sering kali diajak mengikuti kegiatan lanjutan seperti menanam pohon, membuat kompos, atau menghadiri seminar lingkungan.   Event KLHK Fun Run Salah satu contoh event Fun Run yang mengusung tema ramah lingkungan adalah Fun Run yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pada tahun 2023, KLHK mengadakan ajang lari Jakarta Marathon 2023 yang mengusung konsep lari carbon neutral pertama di Indonesia. Visi ini dimulai dengan penggunaan kendaraan listrik dari Electrum untuk memastikan transportasi nir emisi. Penyelenggara baru Jakarta Marathon kemudian tergabung pada Kelompok Lari Anak Bangsa (KLAB), yang mana kelompok ini akan lebih bertekad dalam menyiapkan standardisasi penyelenggaraan marathon yang lebih baik, risiko terendah, dan ramah lingkungan. Pengelolaan sampah juga menjadi fokus yang penting dalam acara Jakarta Marathon sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Event Pertamina Eco RunFest 2024 Selain datang dari kementerian, event Fun Run bertema lingkungan baru-baru ini juga datang dari pelaku industri. Contohnya adalah event Pertamina Eco RunFest 2024 yang berlangsung di Istora Senayan pada November 2024 dan diikuti oleh lebih dari 21 ribu peserta. Ajang lari ini juga mengikuti Carbon Neutral Event atau perdagangan karbon untuk dekarbonisasi, dengan estimasi pengurangan emisi hingga 876 ton Co2. Corporate Secretary Pertamina Eco RunFest 2024 tidak sekadar ajang lari, tetapi juga sarana untuk menyebarkan energi positif kepada masyarakat dan membentuk kesadaran akan pentingnya sustainable living, atau gaya hidup berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.  Bagaimana Industri dapat Lebih Mendukung Kelestarian Lingkungan? Dari adanya event Fun Run bertema lingkungan, menunjukkan bahwa upaya untuk membangun lingkungan yang lebih baik dapat dilakukan melalui berbagai cara dan oleh siapa saja. Hal ini juga menunjukkan bahwa kepedulian terhadap bumi sudah seharusnya ditanamkan kepada setiap orang dan dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan inklusif.  Termasuk untuk para industri, aktivitas olahraga dan cinta lingkungan juga sangat memungkinkan untuk menjadi inisiatif perusahaan. Secara lebih lanjut, saat ini telah hadir Satuplatform.com yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform.com menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget Mengenal Digital Footprint Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk dibersihkan. Aktivitas digital saat ini tidak lepas dari keseharian masyarakat, terlebih juga untuk mereka yang berkecimpung di dunia digital atau individu yang menggunakan gawai. Baca juga artikel lainnya : Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Saat ini ada sekitar 4.1 miliar orang yang menggunakan internet. Sementara di Indonesia, pengguna internet mencapai 83,7 juta pada 2014. Tanpa disadari, aktivitas digital yang kita lakukan dapat memproduksi jejak karbon yang menyumbang penyebab perubahan iklim dikarenakan menghasilkan karbon digital yang setara dengan 3,7% emisi… Uzone Choice Award 2024: Uzone Gandeng Satuplatform untuk ESG Award Pada 11 Desember 2024, dunia industri digital dan keberlanjutan akan dipertemukan dalam sebuah acara bergengsi, Uzone Choice Award 2024, yang akan diselenggarakan di Fyne Jakarta. Salah satu kategori yang menjadi sorotan utama pada tahun ini adalah ESG (Environmental, Social, and Governance) Award, yang diinisiasi untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan dan organisasi yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam memajukan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Untuk memastikan keberhasilan dan objektivitas dalam penilaian, Uzone telah menjalin kolaborasi strategis dengan Satuplatform, sebuah platform data dan analisis terkemuka yang berfokus pada pengukuran dan pemantauan kinerja ESG. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan referensi data… A Commitment to Leading the Carbon Market Transition at Carbon Digital Conference 2024 Satuplatform is proud to announce its participation in the Carbon Digital Conference 2024, underscoring its commitment to sustainability and leadership in the evolving carbon market. As companies and governments worldwide push to meet ambitious carbon reduction goals, Satuplatform is taking a proactive stance in the fight against climate change by actively engaging in digital innovation and carbon market solutions. Satuplatform’s Commitment to a Sustainable Future As a leading player in digital solutions, Satuplatform has consistently demonstrated its dedication to advancing environmental sustainability. The company’s participation in the Carbon Digital Conference is a testament to its ongoing efforts to integrate carbon… Dapur Ramah Lingkungan: Mengurangi Jejak Karbon dengan Mengelola Limbah Makanan Jumlah Sampah Rumah Tangga di Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni, selama 2023 terdapat 19,56 …

2

Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan

Tidak hanya kegiatan manusia di dunia nyata yang dapat meninggalkan jejak karbon di atmosfer, faktanya, emisi karbon juga dapat dihasilkan dari aktivitas digital kita sehari-hari. Jejak karbon sendiri ialah istilah yang mengacu pada jumlah total gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari berbagai kegiatan individu atau organisasi. Dapat dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung.  Melihat pesatnya kemajuan internet dan penggunaan perangkat digital yang semakin masif, digital footprint atau jejak karbon digital memiliki kemungkinan besar menyumbang emisi global yang signifikan bagi bumi. Namun, sebenarnya apa itu jejak karbon digital? Dari mana sumber utama dari digital footprint dan apa dampaknya bagi lingkungan? Baca juga artikel lainnya : 5 Tantangan dalam Menerapkan Dekarbonisasi Sektor Industri  Apa Itu Jejak Karbon Digital? Pengertian jejak karbon digital merupakan jumlah emisi GRK yang dikeluarkan dari penggunaan teknologi digital, seperti internet, perangkat elektronik, dan layanan cloud, mencakup proses pembangunan juga penyediaannya. Penggunaan internet dan digital saat ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Laporan terbaru We Are Social menyatakan bahwa pengguna internet secara individu telah mencapai 5,35 miliar orang di seluruh dunia pada Januari 2024   Setiap aktivitas digital, termasuk mengirim email, streaming video, atau menyimpan data di cloud, memerlukan energi, yang sebagian besar masih bersumber dari bahan bakar fosil. Kondisi ini yang membuat aktivitas digital tidak lepas dari menghasilkan emisi karbon. UNICEF juga menyebut bahwa aktivitas manusia secara digital menyumbang empat persen dari emisi gas rumah kaca global dunia. Angka ini diperkirakan dapat terus tumbuh secara eksponensial karena ketergantungan terhadap teknologi ini kedepannya juga akan semakin tinggi. Bagaimana Aktivitas Digital Menghasilkan Emisi Karbon? Ada banyak cara layanan digital dapat menciptakan emisi karbonnya sendiri. Dapat terbentuk dari konsumsi energi yang diperlukan untuk menjalankan perangkat elektronik, pusat data, dan infrastruktur digital. Data Centers atau Pusat Data ialah fasilitas penting dalam sektor digital yang berfungsi menyimpan, mengelola, dan mendistribusikan data. Umumnya, pusat data perlu beroperasi setiap saat, 30 persen di antaranya bahkan beroperasi 24/7.  Akibat dari kondisi tersebut, pusat data yang sebagian besar listriknya masih mengandalkan bahan bakar fosil, masih akan terus membutuhkan listrik untuk menjalankan server dan pendinginan, sehingga menghasilkan emisi karbon. Kemudian, kegiatan produksi sampai dengan pembuangan perangkat elektronik juga turut menghasilkan emisi karbon dan berkontribusi pada polusi lingkungan. Infrastruktur seperti stasiun pemancar, menara telekomunikasi, dan jaringan nirkabel juga membutuhkan energi untuk menjalankan dan memelihara operasinya. Penggunaan jaringan internet juga membutuhkan energi untuk pengolahan sinyal dan pemeliharaan infrastruktur jaringan. Belum lagi dengan aktivitas digital harian, seperti streaming video, mengirim email, pencarian internet, yang seluruhnya mengandalkan energi untuk dapat beroperasi. Mengirim satu email dengan lampiran besar dapat menghasilkan hingga 50 gram CO2. Apa Dampak Lingkungan dari Terbentuknya Jejak Karbon Digital? Berdasarkan laporan oleh Ericsson berjudul ‘Deconstructing Information and Communication Technology’s Carbon Emissions’, sektor teknologi informasi dan komunikasi dapat berdampak pada iklim dalam tiga cara: Emisi karbon langsung yang terkait dengan produksi, penggunaan, dan pembuangan TIK Efek emisi positif atau negatif tidak langsung dari penggunaan TIK (misalnya substitusi perjalanan dan optimalisasi transportasi) Mempengaruhi perilaku dan preferensi (membentuk kembali cara bermasyarakat manusia) Aktivitas digital tentu bergantung pada energi. Sayangnya, mayoritas energi yang digunakan masih berasal dari bahan bakar fosil. Perlu waktu untuk dapat beralih ke energi terbarukan secara penuh. Dengan meningkatnya transformasi digital dan penggunaan teknologi, jejak karbon digital akan terus menjadi perhatian penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Upaya seperti transisi ke energi terbarukan dan efisiensi energi dapat membantu mengurangi dampaknya. Sebagai langkah nyata dalam menghadapi tantangan ini, layanan perhitungan karbon dari Satuplatform hadir untuk membantu perusahaan dan individu dalam memonitor, mengukur, dan mengelola jejak karbon digital mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak lingkungan dari aktivitas digital, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi emisi karbon, beralih ke sumber energi terbarukan, serta menciptakan ekosistem digital yang lebih berkelanjutan. Mari bersama-sama berperan aktif dalam mewujudkan transformasi digital yang ramah lingkungan, demi menjaga keseimbangan alam dan masa depan yang lebih hijau. Similar Article Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget Mengenal Digital Footprint Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk dibersihkan. Aktivitas digital saat ini tidak lepas dari keseharian masyarakat, terlebih juga untuk mereka yang berkecimpung di dunia digital atau individu yang menggunakan gawai. Baca juga artikel lainnya : Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Saat ini ada sekitar 4.1 miliar orang yang menggunakan internet. Sementara di Indonesia, pengguna internet mencapai 83,7 juta pada 2014. Tanpa disadari, aktivitas digital yang kita lakukan dapat memproduksi jejak karbon yang menyumbang penyebab perubahan iklim dikarenakan menghasilkan karbon digital yang setara dengan 3,7% emisi… Uzone Choice Award 2024: Uzone Gandeng Satuplatform untuk ESG Award Pada 11 Desember 2024, dunia industri digital dan keberlanjutan akan dipertemukan dalam sebuah acara bergengsi, Uzone Choice Award 2024, yang akan diselenggarakan di Fyne Jakarta. Salah satu kategori yang menjadi sorotan utama pada tahun ini adalah ESG (Environmental, Social, and Governance) Award, yang diinisiasi untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan dan organisasi yang telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam memajukan prinsip-prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Untuk memastikan keberhasilan dan objektivitas dalam penilaian, Uzone telah menjalin kolaborasi strategis dengan Satuplatform, sebuah platform data dan analisis terkemuka yang berfokus pada pengukuran dan pemantauan kinerja ESG. Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan referensi data… A Commitment to Leading the Carbon Market Transition at Carbon Digital Conference 2024 Satuplatform is proud to announce its participation in the Carbon Digital Conference 2024, underscoring its commitment to sustainability and leadership in the evolving carbon market. As companies and governments worldwide push to meet ambitious carbon reduction goals, Satuplatform is taking a proactive stance in the fight against climate change by actively engaging in digital innovation and carbon market solutions. Satuplatform’s Commitment to a Sustainable Future As a leading player in digital solutions, Satuplatform has consistently demonstrated its dedication to advancing environmental sustainability. The company’s participation in the Carbon Digital Conference is a testament to its ongoing efforts to integrate carbon… Dapur Ramah Lingkungan: Mengurangi Jejak Karbon dengan Mengelola Limbah Makanan Jumlah Sampah Rumah Tangga di Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni, selama 2023 terdapat 19,56 juta …