deforestasi

Apakah Deforestasi Dapat Memicu Krisis Pangan Berikutnya Melalui Perubahan Iklim?

Perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar bagi ketahanan pangan global. Deforestasi, yaitu penggundulan hutan yang masif, berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim dan langsung memengaruhi produksi pangan.  Pertanyaannya, apakah penggundulan hutan memperburuk ancaman ketahanan pangan yang sedang dihadapi berbagai belahan dunia  melalui dampaknya terhadap lingkungan dan iklim? Baca Juga: Ribuan Hektar Hutan Hilang Akibat Deforestasi Setiap Tahunnya! Deforestasi dan Dampaknya terhadap Ketahanan Pangan  Menurut World Economic Forum (2025), hutan yang sehat membantu menstabilkan iklim lokal dan mendukung siklus air penting bagi pertanian.  Penggundulan hutan menyebabkan degradasi tanah melalui hilangnya tutupan pohon yang menjaga kesuburan dan mencegah erosi.  Kondisi tersebut menurunkan curah hujan dan kualitas air, serta meningkatkan limpasan air yang membawa tanah, bahan kimia, dan limbah ke sungai hingga menimbulkan pencemaran pada sumber air.  Ketika hutan dibuka, manusia dan hewan liar makin sering berinteraksi dan meningkatkan penyebaran penyakit zoonosis seperti Ebola dan malaria.  Hilangnya habitat juga mendorong migrasi hewan pembawa penyakit ke area pemukiman dan meningkatkan ancaman kepunahan karena berkurangnya sumber makanan, air, dan tempat berlindung bagi satwa. Lebih buruk lagi, penebangan hutan menghilangkan kemampuan alami pohon untuk menyerap karbon dioksida dan menyaring polutan udara, sehingga meningkatkan emisi gas rumah kaca seperti CO₂, metana, dan nitrous oxide.  Akibatnya, suhu lokal meningkat tajam dan memperparah pemanasan global. Sebagian besar deforestasi dipicu oleh ekspansi pertanian komoditas, terutama di negara tropis seperti Indonesia dan Madagaskar. Kombinasi dampak-dampak tersebut dapat mengarah pada menurunnya variasi dan ketersediaan ragam hewan dan tumbuhan untuk makanan.  Mengamati peran utama hutan dan dampak dari penggundulan hutan, penggundulan hutan berperan sebagai pemicu perubahan iklim yang berkontribusi pada ancaman ketahanan pangan di daerah terdampak. Studi Kasus WWF Brazil Pada tahun 2022, WWF Brazil dalam publikasi berjudul A Technical Note by WWF-Brazil gathers studies that show how deforestation impairs productivity in the field mengungkapkan studi kasus dampak deforestasi pada rantai produksi.  Penggundulan hutan menyebabkan penurunan produktivitas pertanian dan kerugian ekonomi signifikan bagi agribisnis. Di Brasil, produktivitas kedelai turun 12% di Amazon dan 6% di Cerrado (1985–2012), dengan potensi kerugian hingga 26% untuk kedelai dan 32% untuk padang rumput pada 2050. Pendapatan kotor per hektar kedelai turun rata-rata US$158,50 per tahun akibat hilangnya fungsi regulasi iklim. Kerugian akibat penggundulan hutan tak hanya berdampak pada petani, tetapi juga pada seluruh rantai nilai. Perusahaan Brasil terancam kehilangan hingga BRL 24 miliar akibat kerusakan reputasi, kehilangan pasar, dan gangguan ekosistem. Di Mato Grosso saja, potensi kerugian bisa mencapai US$1,8 miliar pada 2050. Studi ini menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat penggundulan hutan (10–40%), makin besar pula penurunan pendapatan dari kedelai dan daging sapi. Jika tidak ditangani, deforestasi akan terus melemahkan ketahanan pasokan dan keberlanjutan bisnis jangka panjang. Solusi dan Langkah-Langkah Mitigasi  Untuk memitigasi dampak dari praktik deforestasi, perlindungan dan restorasi hutan serta kombinasi penanaman pohon di lahan pertanian adalah solusi yang terus digalakan.  1. Restorasi Hutan untuk Menjaga Air dan Tanah Hutan berperan penting dalam menjaga kualitas air dan kesuburan tanah. Daerah aliran sungai berhutan menyediakan air bersih bagi lebih dari 85% kota besar dunia dan mendukung ketahanan pangan 1,7 miliar orang.  Hutan menyerap curah hujan dan menjaga aliran air secara konsisten, sekaligus memperkaya tanah melalui daur ulang nutrisi. Namun, sepertiga tanah global mengalami degradasi, sehingga restorasi hutan dan pengelolaan berkelanjutan sangat krusial untuk menjaga produktivitas pertanian dan ekosistem. 2. Konservasi Hutan Konservasi hutan penting untuk mengurangi emisi karbon, menjaga keanekaragaman hayati, dan mencegah degradasi lahan. Inisiatif global seperti 1t.org mengajak sektor swasta berkomitmen menanam dan merestorasi milyaran pohon.  Contohnya, program “JUNTOS” dari Fresh Del Monte berhasil melakukan reboisasi, melindungi habitat satwa, dan mengedukasi komunitas lokal, menunjukkan peran strategis konservasi dalam keberlanjutan bisnis. 3. Agroforestri  Praktik mengintegrasikan penanaman pohon ke dalam sistem pertanian ini menawarkan solusi berkelanjutan untuk mengatasi ancaman deforestasi dan perubahan iklim.  Dengan menanam pohon bersama tanaman pangan, agroforestri meningkatkan kesuburan tanah, menyimpan karbon, dan menjaga siklus air. Selain itu, agroforestri dapat membantu bisnis mengelola risiko iklim sekaligus memenuhi standar ESG (Environmental, Social, Governance) dengan praktik yang ramah lingkungan. Beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sudah mengadopsi model ini untuk mengurangi deforestasi sekaligus meningkatkan produktivitas pangan lokal. Bagaimana Pemangku Kepentingan Dapat Berkontribusi? World Economic Forum merekomendasikan kolaborasi pemerintah, pelaku bisnis, peneliti, LSM, dan masyarakat harus dalam langkah-langkah strategis berikut ini. Kebijakan global dan inisiatif seperti komitmen pengurangan deforestasi dan promosi ESG mendukung upaya ini dengan mendorong transparansi pelaporan emisi dan restorasi hutan.Dukung kebijakan sustainability dengan transparansi pengelolaan karbon yang sistematis. Manfaatkan FREE DEMO Satuplatform untuk kontribusi pada ketahanan rantai pasok dan pangan di masa depan. Similar Article Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis energi. Kondisi krisis energi yang saat ini tengah melanda berbagai belahan dunia bukan hanya berdampak pada sektor energi itu sendiri, tetapi juga memberikan tekanan besar terhadap keberlanjutan operasional dunia usaha.  Baca juga artikel lainnya : Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah? Ketergantungan pada bahan bakar fosil, fluktuasi harga energi, hingga ketidakpastian geopolitik membuat banyak perusahaan menghadapi tantangan serius dalam menjaga efisiensi biaya dan stabilitas pasokan. Untuk itu, adaptasi strategis menjadi suatu keharusan, terutama dalam konteks transisi menuju ekonomi rendah… The Environmental Impact of Silicones in Beauty Industry In an era when sustainability has become a defining trend across industries, the beauty sector does not want to be left-behind. From biodegradable packaging to cruelty-free testing and vegan formulas, brands are racing to meet the growing consumer demand for environmentally responsible products.  However, beneath the glossy labels and eco-marketing lies a lesser-known contradiction, that some beauty materials like synthetic silicones are presenting as a new environmental challenge. This article will explore the environmental cost of silicones in the beauty industry. Read other articles : Business Adaptation Amid Environmental Challenges Why Silicones in Beauty Products? Silicones are a group of… Unveiling the Environmental Footprint of Vaping Culture Over the past decade, vaping has been marketed as a cleaner alternative to traditional smoking. The trend of e-cigarettes and vape pens have gained favor among younger generations, tech-savvy consumers, and even smokers seeking harm reduction. However, beneath the cloud of flavored vapor lies a less …

ghg emission

Key Trends of GHG Emission in 2025 for Climate-Forward Companies

2025 is poised to be a transformative year for environmental, social, and governance (ESG) practices and overall corporate sustainability. Driven by escalating regulatory pressures, urgent climate challenges, and rapid advancements in artificial intelligence, how does this dynamic shape the GHG emission trends for companies?  In fact, as businesses worldwide accelerate their race towards ambitious 2030 sustainability goals, they find themselves amidst an accelerating ecological transition that demands proactive engagement. If they don’t want to fall behind, companies must take an immediate review of their decarbonization strategies, and explore and prepare to adjust it accordingly to prove their commitment as climate-forward companies from this year of 2025. Other Article: Carbon Pricing: An Approach to Reduce Greenhouse Gas (GH) The Compliance Imperative: Regulatory Shifts and Expanding Carbon Markets  Companies should note the regulatory shifts. Currently, the landscape of GHG accounting is definitively shifting from a voluntary approach to a mandatory compliance mindset across the globe.  This transition is fueled by the continuous rollout of regulatory disclosures, specifically focused on greenhouse gas emissions and climate risk. These factors intensify demands for emissions reductions through tightening international climate policies.  Aside from the Paris Agreement that Recessary highlights to be the center of carbon credit trading growth, the European Union stands as a prominent policy pioneer, spearheading efforts towards carbon neutrality by 2050. Their regulatory frameworks are comprehensive and clearly reflect the heightened expectations for emissions reductions. They includes the following aspects: Concurrently, global carbon markets are experiencing expansion, significantly bolstered by the implementation of Article 6 agreements. Compliance systems, such as the EU’s ETS,  are key drivers in this market evolution; even developing nations are establishing their own carbon markets, with a sector-tailored approach, to mobilize vital climate finance. This predictive initiative will impact transparency and traceability of companies’ carbon strategy.  Correspondingly, in 2025, businesses’ critical focus will be the decarbonization of entire supply chains, with particular emphasis on addressing Scope 3 emissions. Innovation and Technology that Drives GHG Emission Strategy and Data Excellence  This year is also expected to witness an accelerated transition towards renewable energy sources, propelled by global net-zero goals and significant advancements in clean technologies like solar, wind, and green hydrogen.  This vital shift directly supports efforts to reduce Scope 1 and Scope 2 carbon emissions.  Beyond energy, groundbreaking advancements are expected in Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) technologies, alongside the development of innovative carbon-negative polymers. Furthermore, Natural Climate Solutions (NCS) are gaining traction as effective strategies for absorbing and storing greenhouse gases. Crucially, artificial intelligence (AI) and big data are set to revolutionize sustainability efforts by optimizing resource utilization and enhancing energy efficiency across industries. More specifically for ESG, AI will automate ESG data collection which is expected to significantly improve metrics accuracy, and enable real-time reporting essential for meeting evolving regulations.  This amplified the necessity of improvement in carbon data management and credibility, especially for organizations that are just beginning their GHG reporting journeys. Navigating Complex Shifts with Efficient and Strategic Data It’s unavoidable for companies around the world to note the intensified GHG emissions necessity that is characterized by stricter regulatory compliance, innovation in technology and energy utilization, and stronger commitment to robust and valid data.  To effectively navigate these intricate shifts and position themselves as leaders, climate-forward companies must embrace comprehensive digital ESG tools for efficient data management, accurate reporting, and strategic decarbonization planning. Satuplatform comes with an end-to-end solution to support your company’s effort in climate actions through an array of tailored services and consultations for various industries. Benefit from our FREE DEMO to take a step into a greener future immediately! Similar Article Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis energi. Kondisi krisis energi yang saat ini tengah melanda berbagai belahan dunia bukan hanya berdampak pada sektor energi itu sendiri, tetapi juga memberikan tekanan besar terhadap keberlanjutan operasional dunia usaha.  Baca juga artikel lainnya : Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah? Ketergantungan pada bahan bakar fosil, fluktuasi harga energi, hingga ketidakpastian geopolitik membuat banyak perusahaan menghadapi tantangan serius dalam menjaga efisiensi biaya dan stabilitas pasokan. Untuk itu, adaptasi strategis menjadi suatu keharusan, terutama dalam konteks transisi menuju ekonomi rendah… The Environmental Impact of Silicones in Beauty Industry In an era when sustainability has become a defining trend across industries, the beauty sector does not want to be left-behind. From biodegradable packaging to cruelty-free testing and vegan formulas, brands are racing to meet the growing consumer demand for environmentally responsible products.  However, beneath the glossy labels and eco-marketing lies a lesser-known contradiction, that some beauty materials like synthetic silicones are presenting as a new environmental challenge. This article will explore the environmental cost of silicones in the beauty industry. Read other articles : Business Adaptation Amid Environmental Challenges Why Silicones in Beauty Products? Silicones are a group of… Unveiling the Environmental Footprint of Vaping Culture Over the past decade, vaping has been marketed as a cleaner alternative to traditional smoking. The trend of e-cigarettes and vape pens have gained favor among younger generations, tech-savvy consumers, and even smokers seeking harm reduction. However, beneath the cloud of flavored vapor lies a less publicized reality. It is about a growing environmental footprint that poses critical challenges to sustainability, waste management, and corporate responsibility. Read other articles : The Environmental Impact of Silicones in Beauty Industry As with any fast-moving consumer product, the business of vaping brings with it not only profits but also a complex trail of… Earth Day: Act to Love the Earth Way More Better The world commemorates Earth Day every year on April 22nd, as a global reminder to reflect on how we treat our planet and what action we could take to contribute to a better environment.  Baca juga artikel lainnya : Optimasi Potensi Sumber Energi Biomassa dengan Carbon & ESG Management Satuplatform Our planet is currently grappling with numerous environmental challenges, from ecosystem degradation and air pollution to waste management issues …

industri hijau

Industri Hijau dan Ekonomi Karbon: Menemukan Nilai Tambah Baru lewat Verifikasi Emisi dan Kredit Karbon

Gaung tentang pentingnya pengembangan dan adopsi konsep industri hijau (green industry) tidak pernah lepas dalam pembahasan terkait isu perubahan iklim di kancah global, maupun dalam negeri. Industri menjadi pemain kunci dalam transisi menuju ekonomi hijau.  Komitmen global terhadap dekarbonisasi mendorong perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan nilai ekonomi melalui upaya dekarbonisasi yang lebih terakselerasi dan sistematis.  Dalam konteks ini, ekonomi karbon menjadi peluang strategis baru yaitu mengubah emisi karbon menjadi aset bernilai finansial melalui mekanisme seperti kredit karbon dan verifikasi emisi. Baca Juga: Kredit Karbon, Solusi Perusahaan Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Keterkaitan Antara Industri Hijau dan Strategi Emisi Karbon  Konsep utama green industry terbagi dalam tiga aspek yang mencakup efisiensi energi, minimasi limbah, dan penggunaan bahan baku ramah lingkungan.  Salah satu langkah kunci dalam transisi menuju green industry untuk mewujudkan sustainable economy adalah penerapan strategi pengelolaan karbon. Perubahan kondisi secara global yang mencakup masalah perubahan iklim dan dampaknya mengubah status pengelolaan karbon dari sekadar indikator kepatuhan lingkungan menjadi cerminan reputasi perusahaan dan daya saing pasar.  Pengelolaan emisi karbon yang terukur dan terdokumentasi secara transparan di dunia industri saat ini juga memberi akses pada pasar ekonomi hijau serta insentif berbasis performa yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Aspek-aspek tersebut merupakan matriks strategis sebuah perusahaan di masa mendatang.  Ekonomi Karbon: Mengubah Reduksi Emisi menjadi Nilai Finansial  Kesadaran akan pengaruh emisi karbon pada keseluruhan aspek dasar kehidupan (ekonomi, sosial, dan lingkungan) mendorong regulator untuk mengidentifikasi risiko dan peluang yang tersedia untuk mengurangi dan mengatasi dampak jejak karbon.  Salah satu peluang yang menjadi fokus Pemerintah Indonesia dalam upaya ini adalah melalui implementasi pasar karbon, yang juga dikenal dengan carbon market atau carbon trading.  Konsep pasar karbon memungkinkan perusahaan, emiten, atau organisasi untuk menjual “kredit karbon” yang berasal dari aktivitas reduksi emisi yang diverifikasi. Skema penjualan kredit karbon ini terbagi menjadi pasar karbon wajib (compliance market) dan sukarela (voluntary market).  Perusahaan dapat mengklaim insentif atau menjual kredit karbon hasil dari proyek pengurangan emisi. Praktik ini berlaku di berbagai sektor seperti carbon capture and storage (CCS), kendaraan listrik, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah. Pada tahun 2023 lalu, Pemerintah Indonesia sudah memperkenalkan pasar karbon nasional, yaitu IDXCarbon. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen terhadap National Determined Contribution (NDC) dan upaya percepatan adopsi green industry sebagai pendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.  Secara garis besar, carbon market memfasilitasi perusahaan dan bisnis mendapatkan keuntungan tambahan dengan berkontribusi pada menurunkan jejak karbon yang terstruktur dan terverifikasi. Keuntungan yang paling utama adalah terbukanya potensi pendapatan baru dan pengakuan sebagai pelaku industri hijau yang progresif. Tantangan Implementasi & Solusi Praktis Meskipun sustainability sudah menjadi sebuah keharusan yang bersifat strategis dan kebutuhan yang mendesak untuk kelangsungan bisnis, tetapi dalam kenyataannya, masih banyak perusahaan menghadapi hambatan dalam implementasi strategi pengelolaan karbon yang efektif.  Secara internal, perusahaan hadapi kendala utama yang berpusat pada data emisi yang tidak akurat, tidak terdokumentasi, atau tidak terverifikasi.  Ketidakpastian metode penghitungan dan pelaporan membuat strategi menjadi tidak efektif. Minimnya sumber daya untuk membangun sistem pemantauan, pelaporan, dan verifikasi (MRV) yang kredibel. International Climate Initiative mengungkapkan bahwa pada tahun 2021, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH telah membangun sistem MRV nasional. Sistem ini memastikan bahwa pengelolaan karbon dapat diaudit, transparan, dan sesuai regulasi dan menjadi kerangka penting untuk integrasi sektor swasta ke pasar karbon. Carbon Economy Service Memaksimalkan Strategi Pengelolaan Karbon untuk Daya Saing Unggul Sebagai bentuk komitmen dan dukungan terhadap upaya pencapaian green industry and economy di Indonesia, Satuplatform menghadirkan layanan Carbon Economy Service dengan berbagai fitur berikut.  Dashboard Carbon & ESG berbasis data: memberi pandangan menyeluruh terhadap emisi perusahaan dan rantai pasok. Pengukuran emisi: secara akurat, terstandarisasi, dan dapat disesuaikan untuk semua sektor industri.  Pemantauan real-time & otomatisasi pelaporan: mengurangi beban manual dan kesalahan input. Akses gratis & konsultasi teknis: memudahkan perusahaan mengintegrasikan pelaporan karbon dalam operasi. Melalui pendekatan ini, perusahaan dapat menyusun strategi dekarbonisasi berbasis data serta menyajikan mengungkapkan strategi pengelolaan karbon yang transparan dan kredibel.  Laporan emisi karbon yang kredibel akan memudahkan perusahaan untuk memperkuat posisi di mata investor, rekan bisnis, regulator, maupun konsumen. Lebih dari itu, transparansi  dalam pelaporan juga mengurangi risiko reputasi dan  meningkatkan daya tarik terhadap pembiayaan hijau dan akses ke insentif berbasis ESG.  Tentang Satuplatform Dengan sistem verifikasi yang andal dan pemanfaatan pasar karbon, perusahaan dapat memonetisasi reduksi emisi dan menjadi bagian dari transformasi menuju industri hijau untuk ketahanan jangka panjang.  Satuplatform hadir dengan tim berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis dan siap membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi sustainability yang tepat. Hubungi Satuplatform untuk mendapatkan FREE DEMO segera! Similar Article Industri Hijau dan Ekonomi Karbon: Menemukan Nilai Tambah Baru lewat Verifikasi Emisi dan Kredit Karbon Perkembangan Laporan Keberlanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau Isu perubahan iklim mendorong perubahan paradigma global di kalangan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mengadopsi praktik sustainability. Pergeseran ini membuka peluang dan memicu transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta memperkuat urgensi penerapan sustainability report secara strategis. Saat ini, pengungkapan laporan sustainability telah menjadi suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia dan diatur oleh OJK. Kewajiban tersebut mencerminkan akuntabilitas terhadap publik, sekaligus penggerak pertumbuhan industri hijau yang mendorong perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia.  Baca Juga: Sustainability Report dan Fungsinya Arah Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia Menuju Strategi Transformasi  Implementasi Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang kewajiban lembaga jasa keuangan, emiten,… Mengubah Strategi Pengelolaan Karbon Menjadi Laporan Keberlanjutan yang Berdampak Meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan lingkungan dan evolusi legislatif mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan strategi pengelolaan karbon sebagai langkah awal strategi sustainability.  Melansir dari laman PwC Indonesia, trend sustainability report terus berkembang menuju arah yang lebih strategis dan secara menyeluruh menyoroti komitmen perusahaan dalam mematuhi standar global dan strategi keberlanjutan.  Kondisi ini turut menuntut perusahaan untuk mampu mengkomunikasikan efektivitas strategi tersebut secara transparan pada pemangku kepentingan, yang masih menjadi tantangan tersendiri.   Baca Juga: Sustainability Report: Transparansi Membangun Kepercayaan Mengapa Transparansi Penting Dalam Menyajikan Strategi Pengelolaan Karbon untuk Sustainability Report ?  Pada dasarnya, sustainability report merupakan pengungkapan yang memberikan wawasan tentang… Eksekusi Dekarbonisasi dengan Strategi Pengelolaan Karbon Secara Portofolio Meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability, munculnya teknologi energi terbarukan, dan dampak perubahan iklim menjadikan …

6

Perkembangan Laporan Keberlanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau

Isu perubahan iklim mendorong perubahan paradigma global di kalangan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mengadopsi praktik sustainability. Pergeseran ini membuka peluang dan memicu transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta memperkuat urgensi penerapan sustainability report secara strategis. Saat ini, pengungkapan laporan sustainability telah menjadi suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia dan diatur oleh OJK. Kewajiban tersebut mencerminkan akuntabilitas terhadap publik, sekaligus penggerak pertumbuhan industri hijau yang mendorong perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia.  Baca Juga: Sustainability Report dan Fungsinya Arah Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia Menuju Strategi Transformasi  Implementasi Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang kewajiban lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik untuk menyusun sustainability report merupakan salah satu perkembangan yang paling signifikan.  Pada tahun 2023, peraturan ini mendorong sekitar 70% dari perusahaan yang terdaftar di BEI mempublikasikan laporan mereka sebagai bentuk kepatuhan pada regulasi.  Namun, lebih dari sekadar kewajiban regulasi, tujuan utama pengungkapan laporan berkelanjutan adalah sebagai alat strategis yang mendorong transformasi bisnis dan berkontribusi pada agenda (green economy), salah satunya melalui pertumbuhan green industry.  Evolusi ini sejalan dengan tekanan global terhadap transparansi dan akuntabilitas lingkungan. Pada tahun 2024 lalu, KPMG melaporkan terjadinya pergeseran sustainability reporting dari sukarela menjadi kewajiban (mandatory reporting) di berbagai negara secara global.  Meskipun praktik pelaporan berkelanjutan di Indonesia masih berada di tahap awal, tetapi tetap menunjukkan peningkatan dari sisi kuantitas.   Menurut studi PwC Indonesia (2023), 80% perusahaan di Indonesia pada 2021 menggunakan standar GRI. Namun,  adopsi standar IFRS S1 dan S2 yang lebih terintegrasi dan berbasis risiko iklim diprediksi akan meningkat, terutama karena keduanya mengadopsi arsitektur TCFD yang lebih terstruktur.  Sustainability Report sebagai Pemberdaya Industri Hijau Bagaimana laporan berkelanjutan menjadi penggerak green industry? Pada dasarnya, sustainability report tidak hanya merupakan dokumentasi penerapan kerangka ESG dan strategi sustainability. Pelaporan ini justru berperan sebagai alat ukur sejauh mana kontribusi nyata perusahaan pada strategi ekonomi hijau.  Dalam publikasi Green Economy Index, LCDI menekankan bahwa inti dari strategi green economy di Indonesia adalah pengembangan kebijakan rendah karbon (termasuk pentingnya matriks pengukuran emisi karbon dan efisien energi) dan ketangguhan pada perubahan iklim. Kedua aspek ini beririsan dengan prinsip industri hijau secara umum.  Sebuah studi kasus dari Outokumpu menunjukkan bahwa transparansi jejak karbon melalui sustainability report membantu industri berat (contohnya baja) merancang strategi dekarbonisasi yang lebih presisi.  Pendekatan serupa dapat diadopsi oleh pelaku industri di Indonesia untuk mengadopsi konsep green industry dan meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko regulasi untuk memperkuat keunggulan kompetitif.  Celah yang Menyebabkan Sustainability Report Belum Terkoneksi dengan Strategi Industri Hijau  Meskipun perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia mengalami peningkatan di sisi kuantitas, kualitas sustainability report di Indonesia masih menunjukan kelemahan dan celah. Indonesia masih perlu mengejar ketertinggalan tersebut untuk menjawab ekspektasi investor dan regulator dan mengubahnya menjadi alat strategis yang lebih efektif. Celah-celah tersebut umumnya terjadi karena tiga alasan berikut.  1. Kesenjangan indikator dengan operasional industri Indikator yang tidak mencerminkan proses aktual produksi membuat laporan kehilangan relevansi dan nilai strategis. 2. Tidak terintegrasi dengan sistem pelaporan karbon dan emisi Tanpa integrasi sistem emisi, data menjadi terfragmentasi dan sulit dipakai untuk pengambilan keputusan jangka panjang. 3. Tidak ada pemantauan jangka panjang terhadap pencapaian target ESG Laporan cenderung menjadi formalitas tahunan tanpa refleksi terhadap efektivitas dan dampak strategis sustainability. Dampaknya adalah hilangnya peluang mengoptimalkan sustainability report sebagai pondasi inovasi hijau & keunggulan kompetitif di masa transisi ekonomi rendah karbon. Ketika pelaporan jadi rutinitas administratif semata, informasi kerangka ESG perusahaan bersifat pasif. Namun, jika dirancang strategis, sustainability report jadi alat transformasi dan navigasi bisnis yang kuat menghadapi tantangan iklim dan regulasi yang ketat. Mengoptimalkan Potensi Sustainability Report Menjadi Aset Strategis dengan Platform Digital  Semenjak tahun 2024, Indonesia sudah mulai mengadopsi secara bertahap kerangka sustainability report IFRS S1 dan S2. Perusahaan dituntut untuk menghadirkan pelaporan yang lebih terintegrasi dan berstandar internasional secara optimal untuk langkah strategis perusahaan.  Solusi pemanfaatan teknologi digital, seperti Satuplatform, berperan penting dalam proses transisi penyusunan laporan yang akurat, relevan, efisien, dan memiliki dampak strategis.  Layanan Sustainability & GHG Report dari Satuplatform dirancang untuk membantu perusahaan mengatasi berbagai celah dalam praktik sustainability reporting dengan: Satuplatform Mendukung Praktik Industri Hijau Perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia makin matang, baik dari sisi regulasi, kesadaran korporasi, maupun dukungan teknologi. Dalam upaya mengembangkan industri hijau, laporan keberlanjutan berperan krusial sebagai alat ukur dan pengarah transformasi bisnis. Tim ahli Satuplatform berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis dan siap membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi sustainability yang tepat. Dapatkan FREE DEMO untuk layanan Sustainability & GHG Reporting yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan industri Anda. Similar Article Perkembangan Laporan Keberlanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau Isu perubahan iklim mendorong perubahan paradigma global di kalangan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mengadopsi praktik sustainability. Pergeseran ini membuka peluang dan memicu transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta memperkuat urgensi penerapan sustainability report secara strategis. Saat ini, pengungkapan laporan sustainability telah menjadi suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia dan diatur oleh OJK. Kewajiban tersebut mencerminkan akuntabilitas terhadap publik, sekaligus penggerak pertumbuhan industri hijau yang mendorong perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia.  Baca Juga: Sustainability Report dan Fungsinya Arah Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia Menuju Strategi Transformasi  Implementasi Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang kewajiban lembaga jasa keuangan, emiten,… Mengubah Strategi Pengelolaan Karbon Menjadi Laporan Keberlanjutan yang Berdampak Meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan lingkungan dan evolusi legislatif mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan strategi pengelolaan karbon sebagai langkah awal strategi sustainability.  Melansir dari laman PwC Indonesia, trend sustainability report terus berkembang menuju arah yang lebih strategis dan secara menyeluruh menyoroti komitmen perusahaan dalam mematuhi standar global dan strategi keberlanjutan.  Kondisi ini turut menuntut perusahaan untuk mampu mengkomunikasikan efektivitas strategi tersebut secara transparan pada pemangku kepentingan, yang masih menjadi tantangan tersendiri.   Baca Juga: Sustainability Report: Transparansi Membangun Kepercayaan Mengapa Transparansi Penting Dalam Menyajikan Strategi Pengelolaan Karbon untuk Sustainability Report ?  Pada dasarnya, sustainability report merupakan pengungkapan yang memberikan wawasan tentang… Eksekusi Dekarbonisasi dengan Strategi Pengelolaan Karbon Secara Portofolio Meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability, munculnya teknologi energi terbarukan, dan dampak perubahan iklim menjadikan dekarbonisasi sebagai langkah strategis yang tak terelakkan. Faktor-faktor tersebut juga menjadi penggerak transisi menuju tren ekonomi rendah karbon. Tren low-carbon economy akhirnya membuat perusahaan tidak lagi hanya bisa …

5

Mengubah Strategi Pengelolaan Karbon Menjadi Laporan Keberlanjutan yang Berdampak

Meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan lingkungan dan evolusi legislatif mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan strategi pengelolaan karbon sebagai langkah awal strategi sustainability.  Melansir dari laman PwC Indonesia, trend sustainability report terus berkembang menuju arah yang lebih strategis dan secara menyeluruh menyoroti komitmen perusahaan dalam mematuhi standar global dan strategi keberlanjutan.  Kondisi ini turut menuntut perusahaan untuk mampu mengkomunikasikan efektivitas strategi tersebut secara transparan pada pemangku kepentingan, yang masih menjadi tantangan tersendiri.   Baca Juga: Sustainability Report: Transparansi Membangun Kepercayaan Mengapa Transparansi Penting Dalam Menyajikan Strategi Pengelolaan Karbon untuk Sustainability Report ?  Pada dasarnya, sustainability report merupakan pengungkapan yang memberikan wawasan tentang dampak strategi ESG sebuah perusahaan, meliputi aspek lingkungan (emisi GHG, pengurangan limbah), sosial (praktik ketenagakerjaan yang etis), tata kelola. Proses pengungkapan tersebut tentunya dimulai dari pelacakan dan pengukuran aspek-aspek tersebut beserta peluang dan risikonya.  Dalam pelaporan strategi berkelanjutan, transparansi adalah komponen yang krusial untuk dapat membangun kepercayaan stakeholder (investor yang fokus pada ESG, konsumen yang peduli pada lingkungan, dan regulator yang mengawasi kepatuhan).  Akan tetapi, lebih dari itu semua, transparansi memfasilitasi perusahaan untuk mengelola risiko, mengidentifikasi peluang untuk berinovasi, serta mendorong perbaikan secara kontinyu.  Dalam konteks ini, data jejak karbon yang transparan sebagai dasar strategi sustainability dalam kerangka EGS bahkan dapat memudahkan green transition dan terwujudnya green economy. Tantangan dalam Menerjemahkan Strategi Pengelolaan Karbon ke dalam Laporan Keberlanjutan Untuk dapat menyajikan laporan sustainability yang  transparan, perusahaan perlu memastikan pengumpulan data pengelolaan karbon dan aspek lain yang relevan, akurat, dan efisien. Tidak jarang perusahaan menemukan tantangan dalam tahapan penyusunan laporan.   1. Kualitas dan Standardisasi Data Data yang perusahaan kumpulkan sangat variatif (dari konsumsi energi hingga manajemen rantai pasok) dan tersebar di berbagai departemen. Proses pengumpulan data seringkali dilakukan secara manual sehingga rentan terjadi kesalahan dan inkonsistensi informasi ditambah dengan kurangnya standar pelaporan yang universal.  2. Visibilitas Rantai Pasok dan Emisi Scope 3 Data emisi Scope 3 pada dasarnya berada di luar kendali langsung perusahaan. Perhitungannya juga memerlukan faktor emisi ilmiah yang rumit dan menuntut validasi dari berbagai pihak. Kondisi ini membuat perolehan data rantai pasok yang komprehensif sangat menantang. 3. Kekurangan Sumber Daya yang Ahli Menginterpretasikan data jejak karbon dan sustainability yang kompleks, serta menghitung matriks spesifik seperti akuntansi karbon memerlukan keahlian tersendiri. Kebutuhan untuk mengikuti regulasi yang terus berkembang dan sumber daya waktu dan finansial yang signifikan akhirnya dapat menyebabkan “reporting fatigue”. Reporting SATUPLATFORM: Jembatan Antara Strategi Pengelolaan Karbon dan Laporan Keberlanjutan yang Berdampak Perusahaan dapat menanggulangi berbagai tantangan dalam penyusunan sustainability reporting dengan mengadopsi sistem manajemen data yang komprehensif, serta memanfaatkan teknologi digital untuk otomatisasi pengumpulan dan integrasi data yang lebih terstruktur. Di samping itu, perusahaan juga perlu berinvestasi untuk meningkatkan keahlian khusus secara internal, atau memilih berkolaborasi dengan pihak eksternal.  Satuplatform menyediakan layanan Sustainability & GHG Reporting dengan berbagai fitur yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan menerjemahkan perhitungan data emisi karbon ke dalam bentuk laporan yang menyeluruh, sesuai standar, transparan tetapi tetap menjaga kerahasiaan. Pemanfaatan layanan ini secara signifikan mengurangi waktu dan biaya pelaporan keberlanjutan perusahaan. Layanan ini memudahkan pengumpulan data jejak karbon secara efisien melalui kapasitas bulk upload dan penggunaan template. Dengan menggunakan carbon management dan akses kolaborasi terintegrasi, perusahaan dapat melakukan perhitungan karbon secara akurat di Scope 1,2, dan 3.  Fitur kustomisasi laporan memungkinkan perusahaan mengkomunikasikan narasi keberlanjutan mereka terkait carbon management secara efektif. Pemanfaatan fitur pelaporan otomatis menghemat waktu dan sumber daya, memastikan laporan yang konsisten dan akurat, yang krusial untuk menghasilkan transparansi mendalam dan membangun kepercayaan stakeholder. Satuplatform juga menjaga agar data yang terkelola selalu up-to-date untuk peningkatan berkelanjutan dan menjaga keamanan serta privasi data. Layanan Sustainability & GHG Reporting Satuplatform memberdayakan perusahaan untuk menyajikan data emisi karbon secara visual dan mudah dipahami dalam laporan keberlanjutan, memastikan penyajian data akurat dan visualisasi yang jelas. Dengan begitu, perusahaan dapat menghubungkan target secara jelas dan pencapaian carbon management dengan kinerja keberlanjutan secara keseluruhan. Tentang Satuplatform Pelaporan keberlanjutan yang berdampak adalah kunci untuk mengkomunikasikan efektivitas strategi pengelolaan karbon perusahaan. Kami membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku dan mendukung strategi climate management yang terukur. Fitur-fitur Satuplatform memungkinkan perusahaan untuk: Tim ahli Satuplatform berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis dan siap membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi sustainability yang tepat. Hubungi Satuplatform untuk mendapatkan FREE DEMO segera! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan dengan daya saing yang tinggi dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau Isu perubahan iklim mendorong perubahan paradigma global di kalangan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mengadopsi praktik sustainability. Pergeseran ini membuka peluang dan memicu transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta memperkuat urgensi penerapan sustainability report secara strategis. Saat ini, pengungkapan laporan sustainability telah menjadi suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia dan diatur oleh OJK. Kewajiban tersebut mencerminkan akuntabilitas terhadap publik, sekaligus penggerak pertumbuhan industri hijau yang mendorong perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia.  Baca Juga: Sustainability Report dan Fungsinya Arah Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia Menuju Strategi Transformasi  Implementasi Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang kewajiban lembaga jasa keuangan, emiten,… Mengubah Strategi Pengelolaan Karbon Menjadi Laporan Keberlanjutan yang Berdampak Meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan lingkungan dan evolusi legislatif mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan strategi pengelolaan karbon sebagai langkah awal strategi sustainability.  Melansir dari laman PwC Indonesia, trend sustainability report terus berkembang menuju arah yang lebih strategis dan secara menyeluruh menyoroti komitmen perusahaan dalam mematuhi standar global dan strategi keberlanjutan.  Kondisi ini turut menuntut perusahaan untuk mampu mengkomunikasikan efektivitas strategi tersebut secara transparan pada pemangku kepentingan, yang masih menjadi tantangan tersendiri.   Baca Juga: Sustainability Report: Transparansi Membangun Kepercayaan Mengapa Transparansi Penting Dalam Menyajikan Strategi Pengelolaan Karbon untuk Sustainability Report ?  Pada dasarnya, sustainability report merupakan pengungkapan yang memberikan wawasan tentang… Eksekusi Dekarbonisasi dengan Strategi Pengelolaan Karbon Secara Portofolio Meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability, munculnya teknologi energi terbarukan, dan dampak perubahan iklim menjadikan dekarbonisasi sebagai langkah strategis yang tak terelakkan. Faktor-faktor tersebut juga menjadi penggerak transisi menuju tren ekonomi rendah karbon. Tren low-carbon economy akhirnya membuat perusahaan tidak lagi hanya bisa menilai proyek dekarbonisasi secara parsial. Sebaliknya, perusahaan dan bisnis harus mempertimbangkan strategi pengelolaan karbon secara portofolio yang mencakup seluruh …

3

Eksekusi Dekarbonisasi dengan Strategi Pengelolaan Karbon Secara Portofolio

Meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability, munculnya teknologi energi terbarukan, dan dampak perubahan iklim menjadikan dekarbonisasi sebagai langkah strategis yang tak terelakkan. Faktor-faktor tersebut juga menjadi penggerak transisi menuju tren ekonomi rendah karbon. Tren low-carbon economy akhirnya membuat perusahaan tidak lagi hanya bisa menilai proyek dekarbonisasi secara parsial. Sebaliknya, perusahaan dan bisnis harus mempertimbangkan strategi pengelolaan karbon secara portofolio yang mencakup seluruh aset dan unit bisnis. Pendekatan kredit karbon secara portolio yang proaktif memfasilitasi penyeimbangan risiko dan dampak baik dengan memanfaatkan peluang ekonomi hijau (rendah karbon) yang terus berkembang.  Baca Juga: Tepatkah Bergantung pada Carbon Capture & Storage untuk Mengurangi Emisi Karbon? Apa Itu Portofolio Karbon dan Kenapa Penting?  Carbon portfolio atau portofolio karbon merujuk pada  kumpulan aset, proyek, kredit, atau investasi pengurangan karbon beragam yang perusahaan atau lembaga kelola untuk mengurangi, mengimbangi, atau menghilangkan emisi karbon. Menurut WBSCD, penerapan pengelolaan karbon dengan pendekatan portfolio (dengan melakukan diversifikasi) merupakan langkah strategis yang penting karena pendekatan ini mencakup solusi pengurangan jejak karbon sekaligus penghapusan karbon (carbon removal).  Kedua solusi ini merupakan komponen integral dalam strategi untuk menetralisasi emisi sisa perusahaan maupun menghasilkan kebermanfaatan tambahan dalam aspek sosial dan lingkungan.  Melalui diversifikasi instrumen pengurangan karbon, perusahaan dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul dari satu jenis proyek atau wilayah tertentu yang menunjukkan keselarasannya dengan prinsip pengelolaan portofolio dalam investasi keuangan.  Di sisi lain, pengelolaan kredit karbon lintas portfolio memungkinkan perusahaan untuk memprioritaskan tindakan strategis yang paling efektif dan efisien dalam mengidentifikasi risiko reputasi akibat perubahan regulasi maupun carbon market.  Perusahaan yang mengadopsi pendekatan ini juga berpeluang menjadi pionir dalam transisi ekonomi rendah karbon, membuka akses ke pasar modal hijau, serta memperkuat reputasi sebagai pelaku bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.  Integrasi Strategi Pengelolaan Karbon dalam Strategi Bisnis Inti  Kunci keberhasilan dekarbonisasi bagi perusahaan dan bisnis terletak pada upaya pengelolaan karbon yang komprehensif dan target yang berbasis sains dan terintegrasi sejak awal perencanaan bisnis dan investasi. Walaupun begitu, perusahaan yang sudah memiliki investasi pengurangan karbon tetap dapat melakukan penyesuaian strategis sesuai dengan prinsip sustainability.  Portofolio yang baik tidak hanya terdiversifikasi secara jenis (misalnya, solusi berbasis alam maupun teknologi), tetapi juga mempertimbangkan ketahanan karbon (carbon durability), dampak sosial, dan manfaat tambahan seperti keanekaragaman hayati. Sementara alur integrasi pengelolaan karbon yang optimal meliputi pemusatan data penting, otomasi alur kerja, serta pemantauan, pelacakan, dan pengungkapan yang solid. Perusahaan perlu mengelola data jejak karbon secara menyeluruh dalam waktu nyata untuk mendukung pengambilan keputusan strategis, mulai dari alokasi modal dan pengembangan produk rendah karbon hingga pemilihan rekan supply chain (rantai pasok) yang sesuai dengan target dekarbonisasi.  Strategi portofolio karbon yang menyeluruh memungkinkan perusahaan menilai kualitas kredit berdasarkan kriteria kekekalan, kecepatan dampak, dan kesesuaian target emisi. Pendekatan berbasis diversifikasi karbon memungkinkan perusahaan untuk menyusun langkah dekarbonisasi yang akurat, terstruktur, dengan target yang berbasis sains (SBTi/Science-based Target initiatives). Dengan begitu, perusahaan dapat menerbitkan kredit karbon berkualitas tinggi dan mengurangi risiko finansial akibat fluktuasi regulasi dan ekspektasi pasar.  Kondisi ini berdampak pula pada optimalisasi nilai bisnis dalam jangka panjang yang turut mendukung posisi perusahaan di tengah lanskap ESG yang makin kompetitif.  Langkah Praktis Memulai Integrasi  Perusahaan dapat melakukan integrasi strategi pengelolaan karbon ke dalam strategi bisnis inti dengan melakukan langkah-langkah berikut.  Setelah itu, perusahaan dapat memetakan potensi proyek karbon berdasarkan lokasi, jenis, dan manfaat tambahan untuk menyusun portofolio yang kuat dan berdampak luas. Melalui Carbon Economy Service, Satuplatform memfasilitasi integrasi pengelolaan portofolio karbon sehingga perusahaan dapat mengukur, melaporkan, dan menerbitkan kredit karbon secara akurat dan dalam waktu nyata. Layanan ini dapat dimanfaatkan berbagai sektor industri, termasuk CCS (Carbon Capture and Storage), kendaraan listrik (EV), efisiensi energi, dan pengelolaan limbah.  Carbon management secara gratis berfungsi untuk memantau emisi karbon dan mengidentifikasi hotspot dalam inventaris perusahaan menggunakan kalkulator perhitungan karbon. Berdasarkan data ini, perusahaan dapat menentukan aset, unit, atau elemen bisnis yang paling membutuhkan pengurangan jejak karbon.  Akses ke dasbor ESG dalam layanan ini turut membantu perusahaan menentukan target sustainability yang lebih efektif dan berbasis sains, sesuai dengan kerangka ESG.    Cakupan Supplier Sustainability Management dalam layanan ini membantu perusahaan berkolaborasi dengan supplier untuk mencapai tujuan sustainability tersebut. Seluruh layanan kami memungkinkan perusahaan mendapat visibilitas data, meningkatkan efisiensi waktu, dan mengungkapkan laporan yang kredibel kepada pemangku kepentingan. Tentang Satuplatform Dengan membangun portofolio karbon yang kokoh, perusahaan dapat menghadapi tantangan iklim sekaligus membuka peluang bisnis baru yang tangguh dan kompetitif di era ekonomi rendah karbon. Manfaatkan Carbon Economy Service dari Satuplatform untuk menyusun strategi pengelolaan karbon dan dekarbonisasi berbasis data yang akurat dan kredibel. Kunjungi situs web kami dan dapatkan FREE DEMO. Mulai pantau dan kelola emisi karbon perusahaan Anda secara menyeluruh bersama kami. Similar Article Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau Isu perubahan iklim mendorong perubahan paradigma global di kalangan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mengadopsi praktik sustainability. Pergeseran ini membuka peluang dan memicu transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta memperkuat urgensi penerapan sustainability report secara strategis. Saat ini, pengungkapan laporan sustainability telah menjadi suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia dan diatur oleh OJK. Kewajiban tersebut mencerminkan akuntabilitas terhadap publik, sekaligus penggerak pertumbuhan industri hijau yang mendorong perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia.  Baca Juga: Sustainability Report dan Fungsinya Arah Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia Menuju Strategi Transformasi  Implementasi Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang kewajiban lembaga jasa keuangan, emiten,… Mengubah Strategi Pengelolaan Karbon Menjadi Laporan Keberlanjutan yang Berdampak Meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan lingkungan dan evolusi legislatif mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan strategi pengelolaan karbon sebagai langkah awal strategi sustainability.  Melansir dari laman PwC Indonesia, trend sustainability report terus berkembang menuju arah yang lebih strategis dan secara menyeluruh menyoroti komitmen perusahaan dalam mematuhi standar global dan strategi keberlanjutan.  Kondisi ini turut menuntut perusahaan untuk mampu mengkomunikasikan efektivitas strategi tersebut secara transparan pada pemangku kepentingan, yang masih menjadi tantangan tersendiri.   Baca Juga: Sustainability Report: Transparansi Membangun Kepercayaan Mengapa Transparansi Penting Dalam Menyajikan Strategi Pengelolaan Karbon untuk Sustainability Report ?  Pada dasarnya, sustainability report merupakan pengungkapan yang memberikan wawasan tentang… Eksekusi Dekarbonisasi dengan Strategi Pengelolaan Karbon Secara Portofolio Meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability, munculnya teknologi energi terbarukan, dan dampak perubahan iklim menjadikan dekarbonisasi sebagai langkah strategis yang tak terelakkan. Faktor-faktor tersebut juga …

biomassa

Optimasi Potensi Sumber Energi Biomassa dengan Carbon & ESG Management Satuplatform

Sumber energi biomassa berperan penting sebagai alternatif energi terbarukan dalam upaya dekarbonisasi global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Meskipun memiliki potensi baik untuk sustainability, tetapi dampak jejak karbon dari energi biomassa di sepanjang siklus hidupnya masih terus diperdebatkan.  Kondisi ini menunjukkan pentingnya strategi untuk membantu perusahaan yang menggunakan energi alternatif ini untuk mengoptimalkan potensi sumber daya ini sekaligus menurunkan emisi GHG. Langkah pertama untuk menindaklanjuti isu tersebut adalah dengan fokus pada strategi pengurangan emisi karbon.  Baca Juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Potensi Sumber Energi Biomassa dalam Mengurangi Dampak Jejak Karbon  Meskipun menghasilkan emisi karbon, National Renewable Energy Laboratory (NREL) menjelaskan bahwa penggunaan energi biomassa berpotensi besar mengurangi emisi gas rumah kaca karena siklus karbonnya yang berbeda dengan bahan bakar fosil.  Bahan bakar fosil yang melepas CO₂ ‘baru’ dari perut bumi, sedangkan biomassa berpotensi netral karbon karena CO₂ yang dilepaskan saat pembakaran setara dengan yang diserap tanaman selama fotosintesis.  Siklus karbon bioenergi yang lebih pendek inilah yang membedakannya dan memungkinkannya berkontribusi pada pengurangan emisi.  Selain itu, keberagaman sumber bioenergi terbarukan (residu pertanian, limbah hutan, alga, etanol selulosa dari tongkol jagung dan jerami) dan potensi biaya yang lebih rendah mendorong adopsi dan inovasi juga peningkatan produksinya lebih besar sehingga patut dipertimbangkan mengingat kebutuhan energi terus meningkat.  Namun, potensi optimal ini sangat bergantung pada pengelolaan bioenergi yang tepat, seperti penanaman kembali, pemanfaatan lahan bekas, dan penghitungan emisi karbon yang menyeluruh. Mengelola Dampak Jejak Karbon dalam Siklus Hidup Sumber Energi Biomassa  Energi biomassa memiliki potensi untuk netralitas karbon tetapi tidak sepenuhnya nol karbon. Pada setiap rantai pasok biomassa, ada potensi munculnya emisi karbon, mulai dari produksi hingga penggunaan. Perusahaan perlu melakukan upaya pengelolaan terstruktur dan dimulai dengan identifikasi sumber emisi pada sejumlah faktor, meliputi:  Penting pula untuk mempertimbangkan emisi dari transportasi pengangkutan biomassa, terutama jarak jauh, pilihan energi untuk pengolahan, yang bahkan berpotensi meningkatkan emisi dibandingkan bahan bakar fosil jika menggunakan sumber yang kotor seperti batu bara.  Jejak karbon dengan ukuran paling rendah umumnya ditemukan pada sistem yang menggunakan limbah organik atau residu sebagai bahan baku, diikuti oleh tanaman energi lignoselulosa. Perhitungan emisi karbon yang akurat di seluruh rantai pasok tetap esensial untuk memastikan strategi sustainability bioenergi yang lebih tangguh.  Peran Carbon & ESG Management Satuplatform dalam Sektor Energi Biomassa  Memahami tantangan pengelolaan jejak karbon dalam siklus hidup energi biomassa, Satuplatform menghadirkan layanan Carbon & ESG Management untuk membantu perusahaan di sektor ini mengoptimalkan potensi dan operasional yang berkelanjutan. Layanan ini menawarkan sejumlah solusi terintegrasi dan menyeluruh. Struktur dan hasil layanan ini membantu perusahaan biomassa mengidentifikasi tahap-tahap rantai pasok dengan dampak jejak karbon terbesar dan melakukan pengembangan strategi pengurangan emisi yang terukur dan efektif di berbagai tahap siklus hidup biomassa.  Melalui GHG and Sustainability Report, Satuplatform memfasilitasi transparansi dan kepatuhan, membangun kepercayaan stakeholder sehingga perusahaan dapat melakukan langkah ESG management secara proaktif dan tepat sasaran.  Mengintegrasikan Data Karbon & ESG untuk Sustainability Optimal Integrasi data emisi dengan data ESG pada Satuplatform memberdayakan perusahaan di sektor energi biomassa untuk melangkah lebih jauh dari sekadar pengukuran jejak karbon. 1. Integrasi Data Holistik Mengintegrasikan data emisi “GHG emissions” dengan data ESG (penggunaan lahan, keanekaragaman hayati, keterlibatan masyarakat) dalam satu platform terpusat. 2. Visibilitas Menyeluruh Memberikan pemahaman menyeluruh tentang dampak operasional perusahaan terhadap planet. 3. Analisis Data Mendalam 4. Data-Driven Insights Menyediakan landasan informasi untuk tindakan pengurangan jejak karbon yang tepat dan terukur. 5. Operasionalisasi Strategi ESG Mempermudah tim mengoperasionalkan strategi ESG melalui fitur kolaborasi real-time dan alur kerja terstruktur. 6. Fondasi Dekarbonisasi Membantu membangun pondasi jalur dekarbonisasi yang efektif. 7. Optimalisasi Terarah Membuat optimalisasi keberlanjutan dan pengurangan dampak jejak karbon menjadi proses yang lebih terarah, efisien, dan berdampak.Carbon & ESG Management Satuplatform adalah mitra strategis bagi perusahaan di sektor sumber energi biomassa untuk mengoptimalkan potensi sumber daya ini secara bertanggung jawab dan mengurangi dampak lingkungan. Dapatkan visibilitas menyeluruh dan data-driven insights untuk mencapai praktik bisnis yang berkelanjutan. Pelajari lebih lanjut melalui FREE DEMO kami segera. Similar Article Membangun Bisnis Berkelanjutan dengan Penerapan Strategi Pengelolaan Karbon Evolusi bisnis menuju sustainability bukan lagi sekadar pilihan, melainkan mengarah pada kepatuhan strategis untuk pertumbuhan jangka panjang dan daya saing yang lebih baik. Konsep bisnis berkelanjutan mencakup spektrum luas yang melibatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam proses peningkatan nilai dan juga profit sebuah bisnis.  Strategi pengelolaan karbon yang efektif menjadi pendekatan fundamental dalam proses adopsi dan implementasi bisnis yang berorientasi pada tiga aspek tersebut, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.   Apa Itu Bisnis Berkelanjutan dan Mengapa Penting?  Bisnis berkelanjutan (sustainable business) memiliki pendekatan dan orientasi bisnis  yang melampaui tujuan keuntungan material semata dan mengacu pada triple bottom line yang… Optimasi Potensi Sumber Energi Biomassa dengan Carbon & ESG Management Satuplatform Sumber energi biomassa berperan penting sebagai alternatif energi terbarukan dalam upaya dekarbonisasi global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Meskipun memiliki potensi baik untuk sustainability, tetapi dampak jejak karbon dari energi biomassa di sepanjang siklus hidupnya masih terus diperdebatkan.  Kondisi ini menunjukkan pentingnya strategi untuk membantu perusahaan yang menggunakan energi alternatif ini untuk mengoptimalkan potensi sumber daya ini sekaligus menurunkan emisi GHG. Langkah pertama untuk menindaklanjuti isu tersebut adalah dengan fokus pada strategi pengurangan emisi karbon.  Baca Juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Potensi Sumber Energi Biomassa dalam Mengurangi Dampak Jejak Karbon  Meskipun menghasilkan emisi karbon, National Renewable Energy… Solusi Manajemen Rantai Pasok Tangguh di Era Krisis Energi Benarkah krisis energi mengancam ketahanan manajemen rantai pasok modern? Sebuah studi di sektor Ekonomi Energi menunjukkan bahwa  gejolak geopolitik dan ancaman nyata krisis energi memicu lonjakan biaya, keterbatasan ketersediaan sumber daya, dan risiko operasional yang signifikan pada operasional perusahaan, termasuk pada keseluruhan tahapan rantai pasok.  Dalam lanskap penuh tantangan ini, sustainable supply chain management muncul sebagai salah satu strategi krusial untuk mengamankan pondasi rantai pasok perusahaan. Satuplatform hadir dengan solusi Supplier Sustainability Management untuk memberdayakan perusahaan mengelola keberlanjutan supplier melalui penyediaan data energi dan emisi untuk mitigasi risiko krisis energi.  Baca Juga: Hadapi Krisis Energi, Apa Saja yang Perlu Dilakukan?… Strategi Pengelolaan Karbon Cerdas: Mempercepat Pertumbuhan Industri Hijau dengan Climate Management Melansir laporan UCLG ASPAC, meski menjadi salah satu emitor gas rumah kaca terbesar, Indonesia memiliki peluang signifikan …

strategi pengelolaan karbon

Strategi Pengelolaan Karbon Cerdas: Mempercepat Pertumbuhan Industri Hijau dengan Climate Management

Melansir laporan UCLG ASPAC, meski menjadi salah satu emitor gas rumah kaca terbesar, Indonesia memiliki peluang signifikan untuk mentransformasi ekonominya melalui pengembangan industri hijau. Komitmen nasional melalui ratifikasi Perjanjian Paris dan fokus pada sektor energi, limbah, pertanian, dan kehutanan menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan sustainability. Strategi pengelolaan karbon yang efektif melalui climate management yang menyeluruh penting untuk mempercepat transisi ini, menarik pendanaan iklim, dan membangun masa depan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia. Baca Juga: Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Mengapa Strategi Pengelolaan Karbon adalah Pondasi Industri Hijau?  Green industry atau industri hijau berfokus pada sustainability dan tanggung jawab lingkungan melalui operasional efisien untuk mitigasi perubahan iklim, yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup. Pengurangan emisi karbon adalah fondasi transisi industri konvensional menjadi sektor hijau, dicapai melalui strategi pengelolaan karbon yang terencana dan terukur. Contohnya adalah dengan mengoptimalkan bahan baku dan energi terbarukan, serta pengurangan limbah produksi dan operasional.  Dengan mengadopsi strategi ini, perusahaan dapat mencapai kepatuhan global sekaligus memperkuat daya saing di pasar yang makin menghargai praktik sustainability sehingga menarik investasi hijau yang berfokus pada dampak lingkungan. Pada prinsipnya, climate management menyediakan solusi pengelolaan karbon menyeluruh untuk mengurangi emisi dan membangun bisnis yang tahan terhadap perubahan iklim, selaras dengan prinsip utama industri ini. Climate Management Service: Memfasilitasi Transisi Menuju Industri Hijau  Climate management adalah pendekatan holistik bisnis dalam mengidentifikasi, menilai, dan merespons risiko serta peluang perubahan iklim. Fokus strategi ini melampaui usaha pengurangan emisi GHG dengan mengintegrasikan pertimbangan iklim ke perencanaan strategis jangka panjang. Layanan climate management membantu perusahaan membangun ketahanan terhadap dampak fisik perubahan iklim serta meraih peluang ekonomi transisi rendah karbon, dengan lima aspek cakupan berikut.  Penilaian Risiko dan Peluang Iklim: mengidentifikasi potensi dampak fisik dan transisi perubahan iklim terhadap bisnis, serta peluang inovasi dan pasar baru. Pengembangan Strategi Sustainability Terintegrasi: menggabungkan pengurangan emisi karbon, pengelolaan sumber daya, limbah, dampak ekologis, adaptasi, dan ESG.  Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi (MRV) dan Dampak Lingkungan: menyediakan platform dan metodologi untuk melacak dan melaporkan kinerja lingkungan secara transparan. Pengembangan Target dan Jalur Dekarbonisasi: menetapkan target pengurangan emisi karbon yang ambisius dan realistis, serta merancang langkah-langkah untuk mencapainya.  Manajemen Rantai Pasok Berkelanjutan: memperluas praktik climate management ke seluruh rantai nilai untuk mengurangi risiko. Keterlibatan Pemangku Kepentingan: memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi dengan investor, konsumen, regulator, dan komunitas di bidang lingkungan dan iklim. Keunggulan Climate Management Service dalam Mendukung Pertumbuhan Industri Hijau Climate Management Service Satuplatform memberdayakan green industry dengan teknologi handal untuk memudahkan pengelolaan dan pelaporan emisi karbon via platform terintegrasi. Dengan Carbon and ESG Management sebagai komponen utama, perusahaan dapat secara efisien mengumpulkan, menganalisis, dan memvisualisasikan data lingkungan dan sosial untuk pengambilan keputusan strategis dan pelaporan yang transparan.  Konsultan berpengalaman dari berbagai belahan negara dari tim Satuplatform memberi wawasan dan praktik global untuk pengembangan strategi pengelolaan karbon efektif dan jalur dekarbonisasi realistis sesuai standar internasional. Standar pelaporan global dan nasional yang terintegrasi pada layanan Sustainability Report & GHG Report Satuplatform menjamin kredibilitas klaim sustainability serta membangun kepercayaan pemangku kepentingan. Satuplatform juga memfasilitasi Supplier Sustainability Management bagi perusahaan green industry untuk memperluas praktik keberlanjutan ke seluruh rantai nilai dan mendorong transformasi menuju rantai pasok yang lebih hijau. Melalui integrasi dengan Carbon Economy Service, perusahaan  bahkan dapat memonetisasi upaya pengurangan emisi GHG melalui mekanisme perdagangan karbon dan menciptakan insentif ekonomi untuk keberlanjutan.  Mewujudkan Potensi Green Industry dengan Strategi Pengelolaan Karbon yang Efektif Solusi climate management Satuplatform dapat mengoptimalkan potensi green industry di berbagai sektor.  Contohnya, sektor energi dapat melakukan pendekatan pemanfaatan energi terbarukan yang terukur melalui penetapan target pengurangan emisi dan peningkatan investasi terbarukan yang dipantau secara sistematis.  Sementara sektor pertanian dan kehutanan dapat menentukan langkah untuk menekan dan menghentikan deforestasi dan reboisasi yang efektif dengan pengukuran emisi dan serapan karbon yang akurat. Pada sektor transportasi, layanan ini membantu melacak emisi karbon armada untuk mengoptimasi rute logistik dan transisi ke kendaraan rendah emisi. Sedangkan untuk sektor F&B, dasbor terintegrasi memudahkan pemantauan emisi dari rantai pasok dan produksi, mempermudah identifikasi area pengurangan limbah makanan dan efisiensi operasional. Climate management yang efektif membantu tercapainya tujuan nol emisi nasional dan global, mendorong inovasi, efisiensi sumber daya, dan pertumbuhan ekonomi hijau yang tangguh dan mengacu pada prinsip green industry.  Tentang Satuplatform Mewujudkan potensi industri hijau memerlukan fondasi strategi pengelolaan karbon yang efektif, dan solusi climate management dari Satuplatform menawarkan jalur terstruktur untuk mencapainya.  Dengan fokus pada pengurangan dampak lingkungan dan pemanfaatan peluang ekonomi berkelanjutan, perusahaan dapat berkontribusi signifikan pada tujuan nol emisi global dan nasional. Tim ahli Satuplatform berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis dan siap membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi sustainability yang tepat.  Hubungi Satuplatform untuk mendapatkan FREE DEMO segera! Similar Article Strategi Pengelolaan Karbon Cerdas: Mempercepat Pertumbuhan Industri Hijau dengan Climate Management Melansir laporan UCLG ASPAC, meski menjadi salah satu emitor gas rumah kaca terbesar, Indonesia memiliki peluang signifikan untuk mentransformasi ekonominya melalui pengembangan industri hijau. Komitmen nasional melalui ratifikasi Perjanjian Paris dan fokus pada sektor energi, limbah, pertanian, dan kehutanan menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan sustainability.  Strategi pengelolaan karbon yang efektif melalui climate management yang menyeluruh penting untuk mempercepat transisi ini, menarik pendanaan iklim, dan membangun masa depan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia. Baca Juga: Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Mengapa Strategi Pengelolaan Karbon adalah Pondasi Industri Hijau?  Green industry atau industri hijau berfokus pada sustainability dan tanggung… Manajemen Rantai Pasok Berkelanjutan: Mengapa Penting Bagi Bisnis? Apa yang membuat manajemen rantai pasok berkelanjutan penting untuk keberlangsungan bisnis? Dalam menghadapi berbagai tantangan rantai pasok global yang makin kompleks, pendekatan transformatif melalui platform yang terintegrasi menawarkan solusi yang komprehensif untuk keberlangsungan bisnis jangka panjang. BACA JUGA: Satuplatform dalam Penilaian Aspek Rantai Supply Perusahaan Memahami Manajemen Rantai Pasok Berkelanjutan  Sustainable Supply Chain Management (SSCM) merupakan sebuah strategi penerapan kebijakan sustainability dalam setiap tahap rantai pasok. Tujuan SSCM adalah memenuhi standar global dan berkontribusi positif pada lingkungan serta masyarakat. Pada praktiknya, perusahaan yang ingin menerapkan SSCM perlu memahami bagaimana hubungan antara perubahan iklim dengan bisnis yang perusahaan jalankan.  Pemahaman tersebut… Menekan Dampak Jejak Karbon: Panduan bagi Perusahaan di Indonesia Emisi karbon dari bisnis memiliki dampak besar pada perubahan iklim, penurunan kualitas hidup, hingga gangguan …

dampak jejak karbon

Menekan Dampak Jejak Karbon: Panduan bagi Perusahaan di Indonesia

Emisi karbon dari bisnis memiliki dampak besar pada perubahan iklim, penurunan kualitas hidup, hingga gangguan pada rantai pasok dan peningkatan biaya operasional.  Melihat besarnya risiko dampak jejak karbon yang dihasilkan bisnis di Indonesia, Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya upaya menuju nol emisi karbon bagi setiap perusahaan  Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang jejak karbon mereka dan strategi climate management yang efektif.  BACA JUGA: Industri dan Jejak Karbon: Cara Perusahaan Besar Kelola Emisi Peran Climate Management dalam Mengurangi Dampak Jejak Karbon Bisnis di Indonesia  Mengapa Climate Management Mendesak?  Indonesia berkomitmen pada target net zero emission untuk menghindari kerugian ekonomi signifikan akibat risiko jejak karbon, termasuk dampak buruk pada lingkungan dan infrastruktur yang vital. Lebih dari sekadar memenuhi target nasional, climate management adalah strategi krusial bagi perusahaan untuk membangun ketahanan terhadap dampak perubahan iklim yang semakin nyata, seperti bencana alam dan gangguan operasional.  Dengan mengukur, mengelola, dan melaporkan emisi, bisnis tidak hanya berkontribusi pada upaya global, tetapi juga meningkatkan efisiensi, menarik investasi berkelanjutan, memenuhi ekspektasi konsumen yang peduli lingkungan, dan memperkuat reputasi jangka panjang. Mengenal Jejak Karbon Melalui Carbon Tracking Untuk merencanakan dekarbonisasi yang efektif, perusahaan perlu memahami jejak karbon melalui carbon tracking yang akurat dan konsisten dalam mengidentifikasi sumber dan besaran emisi. Greenhouse Gas (GHG) Protocol mengkategorikan emisi berdasarkan sumbernya. Scope 1: emisi yang dihasilkan langsung dari fasilitas atau sumber yang perusahaan gunakan atau kendalikan (contoh: bahan bakar kendaraan operasional). Scope 2: jenis emisi yang tidak langsung dari pembelian energi ( listrik, pemanas, pendingin). Scope 3: emisi tidak langsung dari seluruh rantai nilai perusahaan (termasuk emisi penggunaan produk oleh konsumen).  Strategi Climate Management untuk Pengurangan Emisi Menerapkan climate management secara efektif memerlukan adopsi berbagai strategi yang disesuaikan dengan operasional dan rantai nilai bisnis. Perusahaan di Indonesia dapat menerapkan sejumlah pendekatan utama berikut ini. 1. Efisiensi Energi Pengurangan konsumsi energi untuk mengurangi dampak jejak karbon pada scope 1 dan 2 yang mencakup audit energi, penggunaan peralatan hemat energi (pencahayaan LED, AC efisien), optimasi sistem HVAC, dan isolasi yang lebih baik.  2. Transisi ke Energi Terbarukan Beralih dari sumber energi fosil ke energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, atau biomassa secara signifikan mengurangi emisi Scope 2. Investasi pada instalasi mandiri atau pembelian energi hijau dari penyedia terpercaya adalah langkah penting. 3. Pengelolaan Rantai Pasok yang Berkelanjutan Emisi Scope 3 seringkali menjadi kontributor terbesar jejak karbon. Perusahaan perlu berkolaborasi dengan pemasok untuk mengurangi emisi di seluruh rantai nilai, mulai dari pengadaan bahan baku hingga logistik dan distribusi.  4. Pengurangan dan Pengelolaan Limbah Implementasi praktik 3R (Reduce, Reuse, Recycle) secara efektif untuk mengurangi emisi yang terkait dengan produksi dan pembuangan limbah dan menerapkan pendekatan ekonomi sirkular.  5. Transportasi dan Logistik Ramah Lingkungan Mendukung logistik yang efisien dapat mengurangi emisi transportasi dengan optimasi rute transportasi untuk distribusi, penggunaan kendaraan dengan emisi yang lebih rendah.  6. Carbon Offset Carbon offsetting dapat menjadi solusi untuk mengkompensasi emisi yang sulit dihilangkan. Investasi pada proyek-proyek lingkungan bersertifikasi di Indonesia (seperti reboisasi atau energi terbarukan) dapat membantu mencapai tujuan nol emisi karbon nasional.  Untuk memastikan proses dekarbonisasi yang efektif, perusahaan butuh pendekatan berbasis data terstruktur. Teknologi (berupa alat/platform) berstandar GHG Protocol membantu memastikan perhitungan konsisten, terukur, serta carbon tracking akurat & valid.  Penggunaan platform juga memudahkan efisiensi data, akurasi, dan menawarkan transparansi real-time. Inovasi ini menguntungkan perusahaan menyusun target dan strategi climate management sesuai kebutuhan internal, juga target net zero emission pemerintah dan global sustainability. Solusi Satuplatform: Climate Management untuk Bisnis di Indonesia  Satuplatform hadir sebagai solusi climate management  yang menyeluruh bagi bisnis di Indonesia dengan pendekatan berbasis data terstruktur, meliputi:  Carbon & ESG Management: solusi end-to-end untuk pengelolaan ESG, pengelolaan karbon, dan laporan sustainability.  Sustainability Report & GHG Report: layanan pre-built report template yang sesuai dengan standar laporan sustainability dan GHG.   Supplier Sustainability Management: layanan penyederhanaan laporan emisi Scope 3 yang transparan, komprehensif, dan akurat.  Carbon Economy Service: memudahkan perusahaan, melacak, menganalisis, dan melaporkan emisi karbon untuk untuk mengidentifikasi peluang finansial yang terintegrasi dengan tujuan sustainability.  Tentang Satuplatform   Kami membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku dan mendukung strategi climate management yang terukur. Fitur-fitur Satuplatform memungkinkan perusahaan untuk: mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien; menghitung, mengelola, dan menetapkan target pengurangan emisi yang penting dalam menekan dampak jejak karbon; menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional. Tim ahli Satuplatform berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis dan siap membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi sustainability yang tepat. Hubungi Satuplatform untuk mendapatkan FREE DEMO segera! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan dengan daya saing yang tinggi dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Menekan Dampak Jejak Karbon: Panduan bagi Perusahaan di Indonesia Waste to Energy: Solusi Inovatif untuk Mengatasi Krisis Sampah di Indonesia Masalah sampah di Indonesia semakin tidak terkendali. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia menghasilkan sekitar 68 juta ton sampah per tahun, dengan 37% di antaranya tidak terkelola dengan baik (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2024). Sampah yang tidak dikelola ini menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan, mulai dari pencemaran air dan tanah hingga peningkatan emisi gas rumah kaca. Salah satu solusi yang kini mulai diimplementasikan adalah Waste to Energy (WTE), sebuah pendekatan yang mengubah sampah menjadi sumber energi. Namun, seberapa efektif solusi ini dalam konteks Indonesia? Baca Juga: Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Konsep Waste to Energy dan… Teknologi Mikroalga Dikembangkan untuk Tangkap Karbon di Indonesia Perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO₂), telah menjadi tantangan global yang serius. Indonesia sebagai salah satu negara dengan emisi karbon tinggi dari sektor industri, transportasi, dan deforestasi, berupaya mencari solusi inovatif untuk mengurangi dampak tersebut. Salah satu teknologi yang tengah dikembangkan adalah pemanfaatan mikroalga sebagai agen biologis untuk menangkap karbon secara efisien. Mikroalga dikenal memiliki kemampuan fotosintesis yang lebih efisien dibandingkan tanaman darat dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan biomassa. Teknologi ini tidak hanya berfungsi sebagai penyerap karbon, tetapi juga menawarkan manfaat tambahan seperti produksi biofuel, pangan, serta bahan baku industri farmasi dan kosmetik. Baca… Es Laut Menyusut Drastis: Sinyal Kritis Perubahan Iklim yang Tak Bisa Diabaikan Lautan Arktik dan Antartika menghadapi perubahan besar …

1

Indonesia Siap Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara

Pemerintah Indonesia bersiap untuk melakukan langkah besar dalam upaya mencapai netralitas karbon atau Carbon Neutral pada 2060 dengan menerapkan pensiun dini terhadap beberapa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Rencana untuk mengakhiri operasional pembangkit listrik tersebut tertuang dalam hasil kajian yang dilaksanakan Institute for Essential Services Reform (IESR) dengan University of Maryland, sebagaimana dilansir dari laman Kontan. Setidaknya ada 12 PLTU batu bara yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang memungkinkan untuk diakhiri dan akan segera ditutup dalam waktu dekat. Tujuan Melaksanakan Pensiun Dini PLTU Batu Bara Bisa dibilang bahwa rencana menerapkan pensiun terhadap PLTU batu bara di Indonesia dilakukan sebagai bagian untuk mewujudkan transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber yang lebih bersih dan terbarukan. Baca juga artikel lainnya : 100% Energi Hijau, Finlandia Tak Lagi Pakai PLTU Batu Bara Menurut Portal Informasi Indonesia, ini merupakan langkah signifikan yang diambil pemerintah dalam mencapai target netralitas karbon. Melalui langkah ini, diharapkan dapat tercipta pengurangan emisi karbon yang lebih cepat dan berdampak untuk mendukung target penurunan emisi sebesar 29 sampai 41 persen dari tingkat yang diproyeksikan. Selain itu, rencana penutupan PLTU ini juga dilakukan karena diidentifikasi sebagai low hanging fruits (LHF) karena secara teknis, ekonomi, dan dampak lingkungan sangatlah buruk. PLTU Batu Bara yang Dalam Rencana Dipensiunkan Masih berdasarkan hasil kajian yang sama, terdapat 12 PLTU batu bara yang berencana untuk ditutup permanen dalam waktu dekat ini. 12 PLTU yang akan ditutup itu terdiri dari 30 unit pembangkit dan komponen yang saling terkait, dengan total kapasitas listrik mencapai 4,5 gigawatt (GW). Sejumlah PLTU yang dimaksud di antaranya: Diperkirakan, akan dibutuhkan biaya mencapai US$ 4,6 miliar hingga 2030 dan US$ 27,5 miliar hingga 2050 untuk melaksanakan langkah pensiun bagi 12 PLTU yang direncanakan. Sekitar 2/3 bagian dari biaya akan berkaitan dengan pembangkit IPP dan 1/3 bagian lagi dengan pembangkit PLN.  Dibutuhkan dukungan internasional untuk mendukung biaya yang cukup besar tersebut, namun manfaatnya diyakini akan berlangsung signifikan dalam jangka panjang. Potensi Manfaat dari Mengakhiri Operasional PLTU Meskipun estimasi biayanya cukup tinggi, namun mengakhiri operasional PLTU, terutama yang berbahan bakar batu bara, dapat memberikan beragam manfaat bagi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan ekonomi jangka panjang. Sebagai salah satu penyumbang terbesar karbon dioksida (CO2), penghentian PLTU akan sangat membantu mengurangi kontribusi terhadap perubahan iklim global. Langkah ini juga dapat mengurangi polusi udara beserta polutan lain yang biasa dihasilkan dari aktivitas PLTU seperti partikulat halus (PM2.5), membantu meningkatkan kualitas udara. Penutupan PLTU juga memberim ruang dan anggaran untuk berinvestasi dalam energi terbarukan seperti surya, angin, dan panas bumi. Meningkatkan ketahanan energi dan membuka peluang kerja baru di sektor energi hijau. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article Air Minum Kemasan Plastik Dilarang di Bali, Apa yang Terjadi? Pemerintah Provinsi Bali baru saja melakukan langkah yang besar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, yakni dengan melakukan pelarangan penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) plastik di Bali. Baca juga artikel lainnya : Mengenal Eutrofikasi, Ancaman terhadap Kesehatan Ekosistem Air Melansir laman Tempo, Gubernur I Wayan Koster melalui Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 yang diterbitkan pada awal April lalu, secara resmi melarang produsen dan distributor untuk mengedarkan air minum dalam kemasan plastik dengan volume di bawah satu liter. Larangan ini tidak hanya diperuntukkan bagi produsen besar, berlaku juga untuk para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang menjual… Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah? Sustainability atau Keberlanjutan bukan hanya sekadar tren musiman di era sekarang ini, melainkan telah menjadi suatu kewajiban yang dapat mendorong kemajuan dan perkembangan bisnis secara signifikan. Tren global menunjukkan bahwa masa depan bisnis adalah dengan menjadi lebih bertanggung jawab, baik secara sosial dan lingkungan. Sementara bisnis yang tidak melibatkan sustainability ke dalam aktivitas bisnis mereka berpotensi semakin ditinggalkan oleh konsumen juga investor. Tren Konsumen yang Peduli Keberlanjutan Pernyataan di atas bukanlah omong kosong belaka. Hal ini selaras dan sesuai dengan hasil Survei Suara Konsumen 2024 yang diterbitkan PwC pada 15 Mei 2024 lalu. Berdasarkan survei tersebut, sekitar 80 persen konsumen,… Berbagai Inovasi dalam Pengelolaan Sampah yang Bisa Dimanfaatkan Indonesia bisa dibilang masih sangat memerlukan berbagai inovasi dan kemajuan dalam kegiatan pengelolaan sampah untuk membantu sampah ditangani dengan cara yang lebih efektif. Sampai saat ini, metode pengelolaan sampah yang paling populer di Indonesia ialah metode konvensional di mana sistem kumpul-angkut-buang menjadi yang paling umum digunakan. Masyarakat sudah sangat terbiasa untuk hanya membuang sampah tanpa dipilah, kemudian sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan sistem tersebut, sayangnya penumpukan sampah tidak dapat terhindarkan. TPA seringkali mengalami overload atau kelebihan kapasitas karena sampah masuk setiap hari dengan kuantitas yang sangat besar. Melihat hal tersebut, dibutuhkan inovasi dalam pengelolaan… Indonesia Siap Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara Pemerintah Indonesia bersiap untuk melakukan langkah besar dalam upaya mencapai netralitas karbon atau Carbon Neutral pada 2060 dengan menerapkan pensiun dini terhadap beberapa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Rencana untuk mengakhiri operasional pembangkit listrik tersebut tertuang dalam hasil kajian yang dilaksanakan Institute for Essential Services Reform (IESR) dengan University of Maryland, sebagaimana dilansir dari laman Kontan. Setidaknya ada 12 PLTU batu bara yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang memungkinkan untuk diakhiri dan akan segera ditutup dalam waktu dekat. Tujuan Melaksanakan Pensiun Dini PLTU Batu Bara Bisa dibilang bahwa rencana menerapkan pensiun terhadap PLTU batu bara di… Daftar 5 Negara Paling Berkelanjutan di Asia Berbagai negara di seluruh dunia saling berlomba-lomba menunjukkan komitmen mereka sebagai negara dengan kesadaran akan sustainability yang baik. Hal ini ditunjukkan melalui penerapan praktik ramah lingkungan yang tujuannya sudah tentu untuk meminimalisir dampak perubahan iklim, mencegah kerusakan ekosistem, sampai dengan mewujudkan pelestarian lingkungan. Sejauh ini, negara-negara di kawasan Eropa adalah pihak …