Listrik Hijau, Energi Terbarukan yang Gencar Diperbanyak di Indonesia

Listrik Hijau, Energi Terbarukan yang Gencar Diperbanyak di Indonesia

Latar Belakang Listrik Hijau Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah tengah menggencarkan pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik hijau untuk menambah pasokan listrik serta sebagai upaya transformasi menuju energi terbarukan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menyampaikan, “saat ini semua industri bergerak pada energi berbasis ramah lingkungan. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan pada tahun 2021, PLN siap mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit EBT,” Saat ini, telah terpasang pembangkit listrik berbasis energi terbarukan (EBT) dengan kapasitas mencapai 9 gigawatt (GW). Kapasitas ini akan terus ditambah hingga 29 GW pada 2030. Namun, apa itu listrik hijau? Apa perbedaan dengan listrik yang digunakan selama ini? Mari simak penjelasannya. Apa Itu Listrik Hijau? Listrik hijau disebut juga listrik ramah lingkungan adalah bagian dari inovasi energi terbarukan atau energi bersih. Menurut European Environment Agency (EEA), listrik hijau merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan listrik yang dihasilkan dari sumber daya seperti tenaga surya, angin, panas bumi, biomassa, dan fasilitas pembangkit listrik tenaga air berdampak rendah. Berbeda dengan listrik yang bersumber dari energi fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, listrik hijau disebut memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah atau hampir tidak ada. Selain itu, sumbernya juga tidak terbatas sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan yang Diterapkan di Indonesia Sumber-Sumber Listrik Hijau Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, listrik hijau bersumber dari energi bersih dan terbarukan yang ada di alam. Sumber listrik hijau di antaranya adalah: 1. Energi Matahari (Solar Energy) Teknologi ini menggunakan panel surya untuk mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik. Biasanya, pemanfaatan matahari sebagai energi listrik sangat cocok untuk lokasi dengan paparan sinar matahari yang tinggi. 2. Energi Angin (Wind Energy) Teknologi ini memanfaatkan turbin angin untuk mengubah energi kinetik dari angin menjadi listrik. Operasinya akan efektif untuk dilakukan di daerah yang memiliki kecepatan angin yang konsisten. 3. Energi Air (Hydropower) Teknologi ini menggunakan aliran air, seperti sungai atau bendungan dengan debit air tinggi, untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. Sumber energi ini telah digunakan secara luas di banyak negara. 4. Energi Biomassa (Biomass Energy) Teknologi ini menghasilkan listrik dari bahan organik, seperti kayu, limbah pertanian, atau sampah organik. Melalui pengelolaan energi biomassa, dapat membantu mengurangi limbah sambil menghasilkan energi yang ramah lingkungan. 5. Energi Panas Bumi (Geothermal Energy) Teknologi ini menggunakan panas yang berasal dari dalam bumi untuk menghasilkan listrik. Inovasi yang satu ini cocok untuk daerah yang memiliki aktivitas geotermal tinggi, seperti daerah vulkanik. Manfaat Hadirnya Listrik Hijau Di tengah meningkatnya kondisi krisis iklim dan lingkungan, banyak ilmuwan dan peneliti yang berupaya mencari solusi berkelanjutan yang dapat dimanfaatkan sebagai pilihan energi alternatif di kehidupan sehari-hari.  Hadirnya listrik hijau merupakan salah satu upaya manusia dalam berkontribusi untuk pencegahan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Sebuah langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ketahui lebih lanjut manfaat dari listrik hijau. 1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Berdasarkan sumbernya, listrik hijau berasal dari sumber energi yang menghasilkan sedikit bahkan tidak sama sekali emisi gas rumah kaca selama proses produksi. Oleh karena itu, listrik hijau dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang berkontribusi pada pemanasan global.  2. Upaya Konservasi Ekosistem Dengan mengurangi ekstraksi dan pembakaran bahan bakar fosil, pemanfaatan listrik hijau turut membantu melindungi ekosistem alami dari kerusakan. Hal ini juga membantu melestarikan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan berkelanjutan, serta mengurangi tekanan pada sumber daya alam yang terbatas. 3. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Dengan mengurangi potensi pencemaran udara dan lingkungan yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, pemanfaatan energi bersih untuk listrik hijau juga membantu mengurangi penyakit pernapasan dan kondisi kesehatan lain. Lingkungan bersih dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. 4. Meningkatkan Keamanan Energi Listrik hijau umumnya dapat dihasilkan secara lokal di setiap negara, mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Hal ini berperan meningkatkan keamanan energi nasional sebab energi terbarukan dapat mengurangi volatilitas harga energi yang sering terjadi terhadap bahan bakar fosil karena fluktuasi pasar global. 5. Mendorong Kesadaran Tindakan Lingkungan Secara tidak langsung, kondisi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan energi bersih dan dampaknya terhadap lingkungan. Mendorong perubahan perilaku individu dan bisnis untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Melalui listrik hijau, kita tidak hanya dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan energi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukkan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia, serta menciptakan lapangan kerja dalam sektor kehutanan dan pertanian. Pohon juga dapat… 5 Buku tentang Climate Change Untuk Tingkatkan Pemahaman Soal Lingkungan Untuk dapat memahami suatu kondisi, kita perlu banyak belajar dan punya minat mengetahui yang baik. Sama halnya dengan perlunya kita membaca buku tentang climate change atau perubahan iklim untuk dapat memahami soal kondisi iklim yang tengah terjadi. Semakin hari kondisi iklim dapat dikatakan semakin ekstrem. Ilmuwan menyatakan bahwa tahun 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Ancaman nyata yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan kerusakan ekologis pun juga semakin nampak. Lalu bagaimana kita bisa berkontribusi mengatasi masalah ini? Buku adalah salah satu alat terbaik untuk mengungkap informasi sulit ini dan membuat ilmu pengetahuan iklim dapat diakses oleh semua orang. Berikut… Listrik Hijau, Energi Terbarukan yang Gencar Diperbanyak di Indonesia Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah tengah menggencarkan pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik hijau untuk menambah pasokan listrik serta sebagai upaya transformasi menuju energi terbarukan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menyampaikan, “saat ini semua industri bergerak pada …

Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri

Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia 

Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Baca Juga: Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission 2060 Untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045  Indonesia diketahui tengah mengejar ambisi Indonesia Emas pada tahun 2045. Ada banyak target yang dikejar, salah satunya ialah mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita setara dengan negara maju serta penurunan intensitas emisi. Transisi energi dianggap dapat menjadi salah satu cara untuk mewujudkannya. Laporan tren narasi transisi energi oleh CASE menyebut bahwa janji Indonesia untuk mencapai Emisi Nol Bersih pada tahun 2060 atau lebih awal, saat ini telah mendapat dukungan luas dari badan-badan pemerintah, badan usaha milik negara, dan badan usaha swasta. Sejak pertama kali diumumkan, Indonesia terus menunjukkan komitmen yang kuat untuk memajukan inisiatif energi yang holistik, bersih, terjangkau, dan aman. Indonesia juga turut mempersiapkan seperangkat kebijakan dan aturan pendukung yang diperlukan, seperti Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) untuk dapat fokus memonitor pertumbuhan sistem energi di Indonesia. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 2: Langkah Besar Menjalankan Transisi Energi  Laporan tren narasi oleh CASE menjelaskan bahwa Indonesia berada di bawah tekanan besar dalam upaya mempercepat transformasi energi. Baca Juga: Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Potensi ancaman krisis iklim dan energi serta rendahnya kesadaran akan potensi manfaat sistem berbasis energi terbarukan menyebabkan perlambatan peralihan menuju energi ramah lingkungan. Terbukti dengan masih relatif rendahnya porsi energi terbarukan dalam bauran energi. Ketergantungan Indonesia yang tinggi terhadap batu bara dan posisinya sebagai eksportir global menyebabkan Indonesia terus bergulat dengan implikasi ketergantungan batu bara dalam perjalanannya menuju penggunaan sumber energi dan kebijakan yang lebih berkelanjutan. Sebagai salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia, Indonesia menghadapi kesulitan dalam menyeimbangkan manfaat ekonomi dan dampak lingkungan hidup.  Meski sadar akan dampak yang ditimbulkan dari batu bara, dilema juga muncul karena di saat yang sama harus berjuang mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Dan hal ini yang masih kurang disadari oleh generasi muda, bahwa bahan bakar fosil tidak akan selamanya menguntungkan. Kurangnya kesadaran ini dapat melanggengkan penggunaan bahan bakar fosil, yang dapat menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan. Tanpa pemahaman yang baik, masyarakat mungkin tidak akan mendukung kebijakan dan inisiatif yang bertujuan untuk mempromosikan energi bersih. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 3: Meningkatnya Berita Terkait Transisi Energi  Media memainkan peran penting dalam mendorong percakapan dan membentuk narasi publik mengenai transisi energi. Berperan dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan tanggung jawab masyarakat. Laporan tren narasi transisi energi oleh CASE mendapati bahwa sejak tahun 2020 hingga 2021, pemberitaan di media massa Indonesia mengenai transisi energi meningkat sebesar 160%. Terdapat total 11.432 pemberitaan sepanjang 2020-2022 terkait energi ini di berbagai media daring.  Narasi utama yang ditemukan ialah Indonesia bersedia melakukan transisi energi yang didorong oleh faktor eksternal seperti komitmen NDC dan pendanaan internasional. Didukung juga secara nyata oleh sebagian pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil. Narasi lain yang ditemukan yakni berupa perubahan arah dalam rencana dan arahan transisi energi oleh para pemangku kepentingan di Indonesia. Disebabkan terjadinya Perang Rusia-Ukraina, sehingga menyebabkan kemunduran pada beberapa narasi energi ramah lingkungan. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 4: Pesan Utama Pemangku Kepentingan terkait Transisi Energi  Sistem pemerintahan dan kelompok keagamaan masyarakat telah menunjukkan minat dalam mendukungnya. Begitu juga dengan generasi muda saat menerima pesan-pesan yang informatif terkait transisi energi. Wujud minat dan ketertarikan tersebut dapat dibaca dalam laporan berikut ini. Akan tetapi, laporan tren narasi menemukan bahwa suara yang paling signifikan dalam mendorong transisi ini masih datang dari LSM dan organisasi internasional. Jika dilakukan bersama-sama, beragam kelompok ini berkontribusi positif dalam memajukan masa depan energi berkelanjutan dan terbarukan. Tren 5: Perkembangan Instrumen dan Teknologi Ramah Lingkungan Berbagai instrumen dan teknologi dalam hal transisi energi ramah lingkungan terus mengalami perkembangan di Indonesia. Skema dan teknologi insentif baru membantu transisi menuju sistem energi yang lebih ramah lingkungan. Instrumen kebijakan dan keuangan, seperti obligasi ramah lingkungan dan insentif pajak, mengatasi risiko peraturan yang menghambat investasi pada energi terbarukan. Informasi selengkapnya dapat ditemukan pada laporan berikut ini. Tren 6: Menuju Indonesia yang Lebih Hijau Seiring dengan kemajuan Indonesia, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) baru untuk periode 2025-2045 sedang dalam tahap penyusunan.  RPJP 2025-2045 memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mengatasi jebakan pendapatan menengah, mencapai seratus tahunnya pada tahun 2045, dan melakukan transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Berbagai langkah seperti penghentian secara bertahap penggunaan batu bara, penggunaan energi terbarukan serta bahan bakar fosil yang ramah lingkungan menjadi hal yang bisa dijalankan dalam upaya transisi energi di Indonesia. Indonesia berada pada titik kritis dalam transisi energi, dengan beragam pemangku kepentingan yang membentuk narasi dan mempengaruhi lanskap energi masa depan negara ini.  Pendekatan yang kolaboratif dan terinformasi sangat penting untuk membentuk jalur ke depan yang berkelanjutan, melestarikan lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan energi negara yang terus meningkat. Baca informasi selengkapnya terkait tren narasi transisi energi di Indonesia dalam laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia” yang dapat diunduh via link di sini. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Baca Juga: Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul yang diharapkan dapat membantu membentuk …

1 1

Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi 

Transformasi Energi – Peningkatan krisis iklim global yang terjadi belakangan ini memaksa manusia untuk mulai bergerak melakukan perubahan. Sebab mulai dari cara kita hidup, bekerja, juga berinteraksi dengan lingkungan bisa jadi punya dampak yang signifikan bagi keseimbangan lingkungan. Baca Juga: Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu upaya global yang semakin gencar dilakukan sebagai respons terhadap krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran dunia akan pentingnya keberlanjutan lingkungan turut meningkat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Penandatanganan Paris Agreement yang dilakukan perwakilan Indonesia pada acara high-level Signature Ceremony for the Paris Agreement beberapa tahun lalu menandai komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi emisi dan melawan perubahan iklim. Indonesia bahkan turut menyusun dokumen ENDC dengan menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca secara unconditional sebanyak 31,89% dan conditional sebanyak 43,2% pada 2030. Baca Juga: Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia Transformasi Energi sebagai Upaya Mengurangi Emisi Upaya yang dilakukan Indonesia untuk dapat menyasar target yang direncanakan salah satunya adalah dengan melakukan perubahan fundamental dalam cara memperlakukan energi. Transformasi energi diyakini merupakan cara tepat mendukung proses transisi energi rendah karbon dan mewujudkan sistem energi yang berkelanjutan. Hal ini juga yang diungkapkan oleh Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, yang menyebut bahwa akselerasi penggunaan energi terbarukan memainkan peran kunci dalam mengurangi emisi GRK. Berdasarkan studi IESR berjudul Indonesia’s Infinite Renewable Energy Potentials, potensi teknis energi terbarukan di Indonesia mencapai hampir 8.000 GW, dengan energi surya memiliki potensi terbesar sekitar 6.700-7.700 GW. Apabila dimanfaatkan secara optimal akan mampu memenuhi seluruh kebutuhan energi di Indonesia. Menciptakan Masa Depan yang Berkelanjutan dengan Transformasi Energi Masa depan berkelanjutan dapat diciptakan melalui transformasi energi yang mengarah pada penggunaan sumber energi yang bersih, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.  Transformasi energi juga dapat menjadi pendorong utama dalam menciptakan kondisi kehidupan masyarakat yang berkelanjutan dengan melindungi lingkungan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan memastikan ketahanan ekonomi jangka panjang. Melalui investasi dalam hal energi terbarukan, efisiensi energi di berbagai sektor, pemanfaatan teknologi cerdas dalam mengoptimalkan penggunaan energi, pengembangan penyimpanan energi, dan upaya lainnya, diharapkan dapat membantu mewujudkan upaya transisi energi yang lebih optimal. Sehingga dapat tercipta kesempatan baru dan transformasi energi yang berkeadilan dan inklusif. Dan isu inilah yang akan menjadi topik utama dalam ISEW 2024.  Indonesia Sustainable Energy Week atau dikenal dengan ISEW merupakan platform nasional yang menjadi wadah bagi para pemangku kebijakan, pelaku usaha, pakar, serta komunitas untuk saling berjejaring, bertukar pikiran, dan berdiskusi lintas sektoral menuju pemahaman seragam mengenai transisi energi di Indonesia. ISEW terselenggara atas kerjasama Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Clean, Affordable, Secure Energy for Southeast Asia (CASE). ISEW telah menjadi acara tahunan yang secara rutin diadakan dengan mengusung tema tertentu. Pada tahun ini, ISEW akan kembali diadakan pada 10-13 September 2024 dengan mengusung tema “United Towards a Sustainable Future: Advancing Indonesia’s Energy Transformation” Acara ini terbuka untuk umum dan dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. Melalui ISEW diharapkan dapat terbentuk kesepakatan dan dapat membantu menjembatani dialog perihal transisi energi antara Pemerintah dengan akademisi, organisasi masyarakat sipil, orang muda, dan pemangku kepentingan non-energi lainnya. Dapatkan informasi lebih lanjut terkait ISEW 2024 dengan mengunjungi www.isew.energyhub.id atau ikuti beritanya melalui Instagram @energyhub.id.  Jangan sampai terlewat! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Transisi energi tengah memperoleh banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat banyak narasi dari berbagai sumber, khususnya pemangku kepentingan, terkait transisi energi yang muncul di banyak media daring. Clean, Affordable, and Secure Energy atau CASE Indonesia secara khusus menganalisis dan menghadirkan berbagai opini yang muncul terkait transisi energi yang diharapkan dapat membantu membentuk pemahaman seragam di antara para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam menyikapi transisi energi yang disusun dalam sebuah laporan berjudul “Narrative Trends in Energy Transition: Insights for State Actors and Energy Consumers in Indonesia”. Berikut ini merupakan sedikit pembahasan dari laporan di atas.  Tren 1: Net Zero Emission… Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Peningkatan krisis iklim global yang terjadi belakangan ini memaksa manusia untuk mulai bergerak melakukan perubahan. Sebab mulai dari cara kita hidup, bekerja, juga berinteraksi dengan lingkungan bisa jadi punya dampak yang signifikan bagi keseimbangan lingkungan. Mengurangi produksi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu upaya global yang semakin gencar dilakukan sebagai respons terhadap krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran dunia akan pentingnya keberlanjutan lingkungan turut meningkat. Begitu pula yang terjadi di Indonesia. Penandatanganan Paris Agreement yang dilakukan perwakilan Indonesia pada acara high-level Signature Ceremony for the Paris Agreement beberapa tahun lalu menandai komitmen Indonesia dalam upaya mengurangi… Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia  Ide terkait transisi energi mulai menjadi topik yang ramai dibahas setelah kesadaran akan dampak negatif perubahan iklim semakin meningkat di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, para ilmuwan menemukan bahwa kegiatan pembakaran bahan bakar fosil terbukti menghasilkan emisi yang jauh lebih besar.  Peningkatan emisi ini nyatanya berkontribusi pada meningkatnya polusi udara, kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan bencana iklim yang sering terjadi belakangan ini. Kekhawatiran akan dampak tersebut pun mendorong upaya yang lebih luas tentang urgensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Baca Juga: Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Apa Itu Transisi Energi? Dalam konteks… Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon? Kita pasti tidak asing dengan senyawa kimia Chlorofluorocarbons atau CFC yang sering sering dibicarakan sebagai salah satu dari bahan perusak lapisan ozon di atmosfer. Baca Juga: Mencegah Rusaknya Ozon: Larangan Penggunaan CFC CFC adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, dan karbon. Pada masa lalu, CFC banyak digunakan sebagai agen pendingin dalam AC dan kulkas, propelan dalam produk semprot seperti aerosol, dan sebagai bahan kimia dalam proses produksi. Pertama kali ditemukan oleh Thomas Midgeley pada tahun 1930an. Meskipun punya kegunaan yang diakui, sayangnya keberadaan CFC sangat berdampak pada kondisi bumi dan iklim. Berdasarkan berbagai penelitian oleh para ilmuwan… Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan Baik sengaja maupun tidak disengaja, siapapun yang berperan sebagai ‘pelaku’ pencemaran lingkungan perlu bertanggung …

Sustainable Strategy to Achieve Green Industry

Sekilas Tentang Transisi Energi di Indonesia 

Ide terkait transisi energi mulai menjadi topik yang ramai dibahas setelah kesadaran akan dampak negatif perubahan iklim semakin meningkat di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, para ilmuwan menemukan bahwa kegiatan pembakaran bahan bakar fosil terbukti menghasilkan emisi yang jauh lebih besar.  Peningkatan emisi ini nyatanya berkontribusi pada meningkatnya polusi udara, kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan bencana iklim yang sering terjadi belakangan ini. Kekhawatiran akan dampak tersebut pun mendorong upaya yang lebih luas tentang urgensi mengurangi emisi gas rumah kaca. Baca Juga: Transisi Energi: Wawasan bagi Pemangku Kepentingan dan Konsumen Energi di Indonesia  Apa Itu Transisi Energi? Dalam konteks energi, “transisi energi” mengacu pada perubahan penggunaan sumber energi dominan dari satu jenis ke jenis yang lain. Contohnya transisi energi dari minyak bumi ke batu bara yang pernah dilakukan sekitar tahun 1970 sampai 1980-an lalu oleh Amerika Serikat dan Jerman. Harga batu bara yang relatif lebih stabil dan ketersediaannya yang melimpah dibandingkan minyak bumi saat itu menjadikannya alternatif energi yang menarik bagi banyak negara.  Setelah terjadi puluhan tahun lalu, seruan transisi energi pun mulai kembali terdengar. Seluruh negara, termasuk Indonesia didesak untuk dapat bertransisi dari energi fosil menuju energi terbarukan dengan segera. Baca Juga: Menciptakan Masa Depan Berkelanjutan Melalui Transformasi Energi  Mengapa Transisi Energi Perlu Dilakukan? Dikutip dari buku berjudul “Mulai dari Sini” Memahami Transisi Energi di Indonesia” oleh CASE for Southeast Asia , transisi energi perlu dilakukan dengan dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, misalnya keadaan pasar komoditas energi, kondisi geopolitik, serta dampak penggunaan energi terhadap alam dan lingkungan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, para ilmuwan menemukan bahwa energi fosil berperan sebagai kontributor utama dalam meningkatkan efek rumah kaca dan memperparah pemanasan global. Kondisi ini dapat terus memperburuk perubahan iklim serta mengancam keberlangsungan ekosistem dan makhluk hidup. Untuk meminimalisasi hal tersebut, dunia didorong untuk mulai beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Berkembangnya teknologi energi terbarukan pun diharapkan dapat memicu minat dan adopsi yang lebih besar dari solusi energi terbarukan. Transisi menuju energi terbarukan tidak hanya dapat membantu memitigasi dampak perubahan iklim, tetapi juga menghasilkan berbagai peluang yang bermanfaat. Beberapa di antaranya adalah membuka banyak lapangan pekerjaan (green jobs), meningkatkan investasi dalam negeri, serta mendukung ketahanan energi. Potensi Energi Terbarukan dan Implementasi Transisi Energi di Indonesia Sejak lama, energi berbasis fosil telah menjadi sumber energi utama yang berperan memasok kebutuhan energi di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, tingkat bauran energi didominasi energi fosil mencapai 71% pada 2021. Meski begitu, Indonesia berkomitmen untuk terus berupaya berkontribusi dalam transisi energi melalui persiapan kebijakan terkait energi baru dan penetapan target nasional. Salah satunya berkomitmen mencapai bauran energi primer nasional dengan kontribusi minimal 23% dari sumber energi baru dan terbarukan pada tahun 2025, dan kemudian meningkat menjadi 31% pada tahun 2050. Lalu bagaimana dengan potensi energi terbarukan yang tersedia? Berdasarkan kajian IESR pada tahun 2021, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa besar, yakni sebesar 6.811,3 GW (Giga Watt) sampai 7.879,4 GW, di mana 1 GW dapat menyediakan listrik bagi 750.000 rumah. Melihat potensi ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat bersama-sama mendukung terlaksananya transisi energi di Indonesia. Bersama-sama kita ciptakan lingkungan dan masa depan yang lebih sejahtera.  Baca informasi lebih lengkap terkait transisi energi dan potensi energi terbarukan di Indonesia dalam laporan berjudul “Mulai dari Sini” Memahami Transisi Energi di Indonesia” oleh CASE for Southeast Asia yang dapat diunduh dengan mengunjungi tautan di sini. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke …

Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil

Pemanfaatan Energi Surya: Ketahui Keuntungan dan Kekurangannya!

Pemanfaatan energi terbarukan (seperti surya) saat ini semakin banyak dilakukan negara-negara di seluruh dunia di tengah dorongan untuk mencapai target terkait Net Zero Emission. Baca Juga: 3 Negara dengan Sistem Energi Surya Paling Maju di Dunia Untuk mencapai target tersebut, seluruh pihak diharapkan dapat secara pasti melakukan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Juga secara perlahan menekan ketergantungan akan bahan bakar fosil yang telah diketahui berkontribusi menimbulkan polusi dan memperburuk perubahan iklim.  Salah satunya adalah tenaga surya atau energi surya yang menjadi salah satu dari sekian energi terbarukan yang dinilai punya potensi besar sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan.  Pemanfaatan Energi Surya Sejak lama, manusia telah memanfaatkan sinar matahari untuk mendukung kegiatan harian mereka. Salah satunya digunakan sebagai bahan bakar atau sumber panas. Seiring dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, energi surya memungkinkan untuk diubah menjadi energi listrik yang dapat menggerakkan sistem pemanas dan pendingin, transportasi, penerangan, dan lain sebagainya. Dikutip dari Earth.org, pemanfaatan energi surya terus berkembang pesat dan sampai dengan saat ini. Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang diketahui menjadi negara yang berinvestasi besar dalam teknologi ini. Berupaya menciptakan instalasi listrik berbasis tenaga surya paling maju di dunia. Baca Juga: Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Kelebihan dan Kekurangan Energi Surya Selama bertahun-tahun, energi surya dikenal bersifat tidak terbatas, tidak akan pernah habis, dan dapat diperoleh secara mudah dan melimpah, berbeda dibandingkan dengan bahan bakar fosil.  Menurut data dari US Department of Energy, sekitar 173.000 TW energi matahari terus menerpa bumi. Jumlah tersebut lebih dari 10.000 kali total penggunaan energi dunia. Satu setengah jam sinar matahari yang mencapai permukaan bumi disebut akan cukup memenuhi seluruh konsumsi energi manusia selama setahun penuh.  Tidak hanya itu, energi surya juga merupakan energi bersih yang dapat membantu mengurangi karbon dioksida dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat menekan kontribusi atau bahkan tidak sama sekali berkontribusi terhadap perubahan iklim.  Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, pembangkit listrik berbasis batu bara rata-rata mengeluarkan emisi 25 kali lebih banyak. Sedangkan pembangkit listrik berbahan bakar gas menghasilkan emisi 10 kali lebih besar daripada pembangkit listrik yang mengandalkan tenaga surya.  Akan tetapi, dibalik potensinya yang besar, sama seperti jenis energi lainnya, energi surya memiliki kekurangan yang juga perlu diperhatikan. Salah satunya terkait tingginya biasa instalasi awal pemasangan sistemnya. Dikutip dari Earth.org, salah satu bagian penting yang sayangnya membutuhkan biaya yang mahal dari sistem ini adalah baterai. Bagian tersebut diperlukan untuk dapat menyimpan tenaga surya, harganya bisa mencapai USD 5.000. Selain itu, energi surya juga tidak selalu optimal pemanfaatannya bergantung pada kondisi cuaca di setiap negara. Oleh karena itu, beberapa negara dengan sinar matahari terbatas, butuh memadukan sumber energi terbarukan jenis lainnya untuk menjadikannya optimal. Contohnya dari energi panas bumi dan tenaga udara. Meski begitu, pemanfaatan energi surya dapat ditingkatkan efisiensinya melalui penggunaan teknologi yang semakin maju. Dikutip dari Earth.org, saat ini kebanyakan panel surya dalam sistem PLTSA telah memiliki tingkat efisiensi hingga 20%. Diharapkan dapat terus meningkat di masa mendatang. Dengan perkembangan teknologi dan dukungan yang tepat, energi surya dapat menjadi salah satu pilar utama dalam transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mencapai keberlanjutan melakukan pengukuran emisi dan pencatatan laporan ESG perusahaan Anda. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kendala yang Sebabkan Perusahaan belum Menerapkan ESG Menerapkan ESG dalam praktik bisnis menjadi salah satu kegiatan yang krusial untuk dilakukan organisasi dan perusahaan. Evaluasi terhadap faktor-faktor ESG menjadi semakin penting sebab publik, salah satunya adalah investor juga konsumen, kini kian ketat dalam mencari perusahaan yang operasionalnya turut serta mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Penerapannya pun semakin intensif. Di Indonesia sendiri ada banyak perusahaan besar yang menerapkan prinsip tersebut dalam kegiatan mereka, bahkan beberapa di antaranya sukses membawa perubahan dari menerapkan ESG. Lalu, berapa banyak perusahaan di dunia yang menerapkan ESG? Penerapan ESG oleh Perusahaan Lokal di Setiap Negara Dikutip dari Center for Risk Management and… Begini Cara Cermat Siapkan Laporan ESG Perusahaan Secara Efektif! Environmental, Social, and Governance atau biasa disingkat ESG merupakan kerangka kerja yang menjadi acuan untuk mengevaluasi, menilai, dan melaporkan kinerja berkelanjutan dan praktik bisnis yang etis dari sebuah organisasi atau perusahaan. Penerapan ESG merupakan bentuk usaha perusahaan untuk berkontribusi dalam isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dan menulis laporan ESG menjadi cara terbaik yang efektif sebagai bukti komprehensif kepada pemangku kepentingan tertentu. Sebagian besar perusahaan di seluruh belahan dunia telah menyadari pentingnya penerapan ESG dalam kegiatan bisnis. Oleh karena itu, sistem pelaporannya perlu dilakukan secara transparan dan terstruktur agar kegiatan dan pencapaian mereka dapat terinformasikan dengan baik. Mengapa Laporan ESG… Pemanfaatan Energi Surya: Ketahui Keuntungan dan Kekurangannya! Pemanfaatan energi terbarukan saat ini semakin banyak dilakukan negara-negara di seluruh dunia di tengah dorongan untuk mencapai target terkait Net Zero Emission. Untuk mencapai target tersebut, seluruh pihak diharapkan dapat secara pasti melakukan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Juga secara perlahan menekan ketergantungan akan bahan bakar fosil yang telah diketahui berkontribusi menimbulkan polusi dan memperburuk perubahan iklim.  Salah satunya adalah tenaga surya atau energi surya yang menjadi salah satu dari sekian energi terbarukan yang dinilai punya potensi besar sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan.  Pemanfaatan Energi Surya Sejak lama, manusia telah memanfaatkan sinar matahari untuk mendukung kegiatan harian… Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga,… Energi Biomassa: Keuntungan dan …

Mengenal Biomassa dan Manfaat Penggunaannya

Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya

Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga, dan kotoran hewan ternak. Biomassa pertama kali digunakan manusia dalam bentuk kayu bakar untuk memasak makanan dan menghangatkan tubuh. Sumbernya yang beragam, menjadikan biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar, produksi listrik, dan produk lain pengganti bahan bakar fosil. Baca Juga: Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Sumber Energi Biomassa Biomassa mengacu pada materi organik yang berasal dari tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai sumber energi. Jenis dan karakteristik bahan-bahan organik yang digunakan, secara signifikan mempengaruhi energi yang dihasilkan dan perannya dalam aktivitas biologis mikroorganisme. Sumber biomassa yang umum digunakan untuk menghasilkan energi diantaranya adalah. 1. Biomassa Kayu Biomassa yang paling umum digunakan adalah kayu dari pohon-pohon yang ditanam khusus untuk tujuan energi (kayu energi). Mulai dari limbah kayu dari industri kayu, limbah kayu dari pertanian, atau kayu yang diperoleh dari hasil penebangan, yang dianggap tidak memiliki nilai komersil dapat dijadikan sebagai bahan energi biomassa.  Kayu dapat diubah menjadi briket, pelet, atau juga dijadikan bahan bakar langsung untuk menghasilkan panas atau listrik. 2. Biomassa Serat Tanaman Tanaman seperti jerami, jerami padi, tebu, atau serat lainnya dapat dijadikan biomassa untuk energi.  Limbah tanaman dari pertanian atau industri dapat diolah menjadi bahan bakar seperti bioetanol (dari tebu) atau bio-briket (dari jerami). Biomassa dalam bentuk gula dan pati dapat dikonversi menjadi biofuel melalui proses fermentasi atau juga diproses secara langsung dari tanaman seperti padi, kentang, ubi jalar, gandum, dan sagu. 3. Biomassa Limbah Organik Limbah organik dari rumah tangga, restoran, atau industri makanan dapat dijadikan biomassa untuk energi.  Limbah organik umumnya akan menghasilkan gas metana. Melalui proses fermentasi dan dengan bantuan bakteri, limbah organik dapat menghasilkan biogas (metana) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. 4. Biomassa Limbah Pertanian Limbah pertanian seperti sekam padi, batang jagung, atau limbah dari tanaman pertanian lainnya dapat dijadikan biofuel berupa etanol.  Dikutip dari Vokasi Kemendikbud, penggunaan biofuel sebagai bahan bakar alat transportasi dapat membantu mengurangi emisi karbon monoksida dan polutan beracun pada bensin 5. Limbah Hewan Material limbah hewan seperti kotoran ternak atau limbah dari peternakan dapat dimanfaatkan sebagai biomassa untuk menghasilkan biogas melalui proses dekomposisi anaerobik.  6. Limbah Industri Limbah dari industri kayu, pulp dan kertas, atau limbah dari industri bio-energi lainnya dapat dijadikan sumber biomassa untuk menghasilkan energi. 7. Alga Alga dapat dijadikan biomassa karena kemampuannya untuk tumbuh dengan cepat dan kandungan nutrisinya yang tinggi.  Alga dapat diubah menjadi biofuel seperti biodiesel atau bioetanol. Bahan bakar yang dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin diesel. Dapat digunakan juga dalam kegiatan pertanian yang berkelanjutan. Limbah ini dapat diolah menjadi bio-briket, bio-pellet, atau digunakan dalam pembangkit listrik tenaga biomassa. Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi memiliki keuntungan karena merupakan sumber energi terbarukan yang dapat diperbaharui secara alami. Pengembangan dan penggunaan sumber energi alternatif merupakan bagian penting dari upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Energi alternatif membantu manusia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas serta menciptakan masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya memitigasi perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga,… Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Biomassa menjadi salah satu bentuk dari sumber energi alternatif yang diyakini dapat membantu mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Namun, sama seperti energi lainnya, terdapat keuntungan dan kerugian dari penggunaan biomassa. Baca Juga: Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Sebagaimana yang telah diketahui, energi konvensional termasuk bahan bakar fosil yang menjadi sumber utama energi di dunia berkontribusi terhadap perubahan iklim. Penggunaannya yang masif juga menjadikan energi tersebut semakin terbatas.  Sifatnya yang tidak terbarukan menjadikan bahan bakar fosil menurun ketersediaannya. Berdasarkan penelitian oleh The Millennium Alliance for Humanity and the Biosphere (MAHB) Universitas Stanford, dengan tingkat konsumsi sekarang, persediaan bahan… Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Energi surya atau tenaga surya menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan banyak negara dalam melakukan transisi energi sebagai upaya mengatasi krisis energi yang mengancam dunia. Indonesia adalah salah satunya yang berupaya mengembangkan solusi ini. Baca Juga: 3 Negara dengan Sistem Energi Surya Paling Maju di Dunia Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Sebagai negara tropis, Indonesia bisa dibilang beruntung sebab memperoleh limpahan sinar matahari yang besar setiap tahunnya sehingga kaya akan sumber energi surya dan angin. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Indonesia saat ini memiliki potensi akan pemanfaatan energi… 3 Negara dengan Sistem Energi Surya Paling Maju di Dunia Ancaman krisis energi yang kian meningkat, mendorong berbagai negara untuk segera beradaptasi dan mencari solusi mengatasi isu ini. Selain menghindari konsumsi energi fosil berlebih, pemanfaatan energi terbarukan juga menjadi …

Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil

Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil seperti bensin maupun minyak bumi, kini mengalami krisis yang semakin mencekik dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan dampak lingkungan yang semakin buruk. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat setiap tahunnya, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca global. Hal ini tidak hanya menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim, tetapi juga menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti polusi udara dan pencemaran air. Di tengah tantangan ini, energi terbarukan menawarkan harapan sebagai solusi yang bersih dan berkelanjutan.  Sebagai contoh, di Indonesia sendiri data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi menunjukkan bahwa per Semester I tahun 2023, kapasitas terpasang energi terbarukan di seluruh dunia mencapai rekor tertinggi sebesar 2800 gigawatt. Ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam adopsi teknologi energi terbarukan. Dalam artikel ini, akan diuraikan mengenai peran energi terbarukan, seperti tenaga surya, dan biomassa, dalam mengatasi krisis bahan bakar fosil. Baca Juga: Penerapan Energi Bersih di Indonesia Tenaga Surya Tenaga surya adalah salah satu sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis bahan bakar fosil. Pemanfaatan tenaga surya dilakukan melalui panel surya yang dapat mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik dengan proses efek fotovoltaic.  Panel surya sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi dan tidak memerlukan bahan bakar tambahan. Melalui solar panel atau panel surya akan dihasilkan energi yang tidak terbatas dan terbarukan. Baca Juga: Ancaman Krisis Energi, Bagaimana Kondisinya di Indonesia? Salah satu contoh penggunaan energi terbarukan tenaga surya adalah transportasi kapal pesiar dari Silent-Yacth. Dengan kapal pesiar unggulan mereka adalah Silent 55 yang dibekali 30 solar panel dengan efisiensi tinggi, baterai lithium, dan pengatur muatan matahari bernama maximum power point tracking (MPPT). Biomassa Biomassa adalah sumber energi  terbarukan yang berbasis pada siklus karbon. Biomassa dihasilkan dari hasil limbah tumbuh-tumbuhan ataupun hasil panen. Energi terbarukan biomassa juga merupakan salah satu energi yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis energi fosil. Biomassa dapat digunakan secara langsung dalam bentuk briket arang, briket sekam, ataupun briket padi. Di samping itu, biomassa juga dapat digunakan secara tidak langsung untuk menggantikan bahan bakar bensin untuk transportasi. Dalam hal ini, biomassa perlu diproses terlebih dahulu menjadi biofuel. Geothermal Selain tenaga surya dan biomassa, untuk mengatasi krisis bahan bakar fosil berikutnya sebagai alternatif batu bara dapat digunakan sumber panas bumi atau geothermal. Energi Geothermal adalah sumber energi terbarukan yang berasal dari panas yang dihasilkan oleh radioaktivitas dan proses geologi di dalam kerak bumi. Penggunaan energi geothermal meliputi berbagai aplikasi di berbagai sektor, termasuk pembangkit listrik, pemanasan, pendinginan, dan aplikasi industri. Tentunya lebih ramah lingkungan karena lebih rendah emisi jika dibandingkan dengan batu bara. Dengan menyadari bahwa di samping bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan bensin tengah menghadapi krisis, dampak emisi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil juga sangat tinggi maka diperlukan transformasi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Dalam hal ini, tiap-tiap pihak perlu lebih memperhatikan jumlah emisi yang dihasilkannya. Seperti untuk pelaku industri, perlu dengan jeli menghitung emisi yang muncul dalam proses industrinya. Saat ini telah hadir Satuplatfrom sebagai all-in-one solution yang memberikan pelayanan ESG untuk perusahaan termasuk simulasi perhitungan emisi. Coba FREE DEMO dari Satuplatform sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan.  Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang… Waspada! Zat Berbahaya dari Asap Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor menghasilkan sisa pembakaran dari proses yang terjadi pada mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. Sisa pembakaran ini menjadi asap kendaraan yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Per tahun 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 148.212.865 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Tingginya jumlah kendaraan terkadang tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya dari zat kimia yang dihasilkan. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai zat-zat berbahaya dari asap kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan maupun lingkungan. Karbon Monoksida (CO) Salah satu senyawa yang muncul dari hasil pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor adalah karbon monoksida atau CO. Senyawa ini terdiri dari… Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Industri modern telah membawa kemajuan signifikan dalam berbagai bidang, namun bersamaan dengan itu juga muncul tantangan serius terkait polusi udara. Salah satu sumber utama polusi udara adalah asap industri, yang dihasilkan dari proses manufaktur, produksi energi, dan aktivitas industri lainnya.  Ancaman polusi udara dari asap industri bukan hanya berdampak negatif pada kesehatan manusia, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. Asap industri mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk partikel debu, gas buang, senyawa organik volatil, dan logam berat seperti merkuri dan timbal.  Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sumber dari asap industri, dampak dari asap industri baik bagi kesehatan maupun bagi lingkungan,… Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Bahan bakar fosil seperti bensin maupun minyak bumi, kini mengalami krisis yang semakin mencekik dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan dampak lingkungan yang semakin buruk. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat setiap tahunnya, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca global.  Hal ini tidak hanya menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim, tetapi juga menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti polusi udara dan pencemaran air. Di tengah tantangan ini, energi terbarukan menawarkan harapan sebagai solusi yang bersih dan berkelanjutan.  Sebagai contoh, di Indonesia sendiri data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat… Jadi Salah Satu Penyumbang Emisi Karbon, Ini Cara Tepat Kelola Sampah Makanan Jika selama ini kamu menganggap sampah plastik jadi sampah yang paling banyak menumpuk di Tempat Pengelolaan Akhir (TPA), kenyataannya sampah makanan/sampah …

Bisakah Menjadikan Kegiatan Pertambangan Lebih Ramah Lingkungan?

Bisakah Menjadikan Kegiatan Pertambangan Lebih Ramah Lingkungan?

Pertambangan menjadi satu dari sekian aktivitas manusia yang termasuk ke dalam faktor yang dapat mempengaruhi kondisi iklim dan mengganggu lingkungan alam. Baca juga: Ancaman Kerusakan Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan Pertambangan dilakukan untuk mendapatkan sumber daya alam yang berharga seperti mineral, logam, batu bara, dan bahan tambang lainnya. Industri ini masih diperlukan untuk mendukung berbagai sektor ekonomi juga memenuhi kebutuhan manusia. Meski begitu, aktivitas pertambangan memiliki dampak yang signifikan bagi lingkungan dan sosial. Pertambangan masih sering kali berjalan tanpa berorientasi pada alam sehingga menimbulkan sisa berupa pencemaran lingkungan dan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Baca Juga: Jejak Karbon di Industri Pangan Lalu mungkinkah aktivitas pertambangan berjalan lebih ramah lingkungan dan baik bagi bumi? Dampak Aktivitas Pertambangan Industri ekstraktif atau pertambangan menyebabkan dampak paling dramatis terhadap lingkungan alam dan kesehatan manusia. Jejak operasinya sering kali berbekas dan tidak akan hilang dalam waktu yang lama. Bahkan para pekerja di industri ini tidak seluruhnya memikirkan dampak yang bisa timbul setelahnya.  Beberapa dampak utama aktivitas pertambangan di antaranya: Praktik pertambangan yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan berbasis pada prinsip-prinsip keberlanjutan sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat. Penting juga untuk menggabungkan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dalam aktivitas pertambangan. Bertujuan agar dapat mencapai keseimbangan antara kebutuhan sumber daya dan pelestarian lingkungan serta memperhitungkan dampaknya terhadap perubahan iklim global. Menerapkan Sustainable Mining International Energy Forum terus berupaya mendorong dunia untuk segera menyadari perlunya perubahan dalam industri ini untuk menuju kerangka kerja yang lebih ramah lingkungan dan beretika. Pentingnya pertambangan berkelanjutan telah diakui di tingkat tertinggi pemerintahan , termasuk dalam KTT Bumi tahun 1992 di Rio de Janeiro dan KTT Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan tahun 2002. Beberapa hal yang dapat industri pertambangan lakukan adalah 1. Pengelolaan Limbah yang Efektif Praktik yang tepat bertujuan mengurangi pencemaran lingkungan. Metode pemrosesan seperti pengolahan limbah padat dan cair, daur ulang, dan penggunaan teknologi hijau untuk mengurangi dampak limbah adalah bagian dari praktik berkelanjutan. 2. Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Praktiknya termasuk rehabilitasi dan reklamasi lahan bekas tambang untuk mengembalikan fungsi ekosistem asli, meningkatkan kualitas tanah, dan mendukung keanekaragaman hayati. 3. Beralih Ke Sumber Energi Terbarukan Peralihan menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan meminimalisasi kegiatan dan dampak yang bisa dihasilkan dari kegiatan tambang 4. Konservasi Air dan Energi Pertambangan dapat mengadopsi teknologi dan praktik yang mengurangi penggunaan air dan energi, serta mempromosikan konservasi sumber daya alam. Misalnya, menggunakan sistem pengolahan air yang efisien, mengoptimalkan penggunaan energi, dan mengadopsi energi terbarukan di operasi pertambangan. 5. Transparansi dan Pelaporan Pertambangan berkelanjutan menerapkan transparansi dan pelaporan yang jelas terkait dengan dampak lingkungan dan sosial dari operasi mereka. Ini termasuk pemantauan dan pelaporan secara rutin terhadap emisi, penggunaan air, kesehatan masyarakat, dan upaya rehabilitasi. Dengan menerapkan praktik berkelanjutan dalam operasi pertambangan, industri ini dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi secara keseluruhan, sambil memastikan keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Anda pun dapat turut ikut serta dalam keberlanjutan dengan berkomitmen terhadap prinsip ESG dan mencatat serta melaporkan emisi karbon sebagai bagian dari upaya transparansi dan tanggung jawab sosial. Dapatkan simulasi pengukuran yang komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Coba DEMO GRATIS nya! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mencegah Rusaknya Ozon: Larangan Penggunaan CFC Isu terkait rusaknya lapisan ozon telah menjadi perhatian banyak pihak sejak tahun 1980-an. Penyebab utamanya diyakini yakni akibat pengunaan senyawa yang mengandung klorin dan bromin, seperti klorofluorokarbon (CFC), halon, dan bromofluorokarbon (halon). Para ilmuwan, komunitas ilmiah, pemerintah, hingga organisasi internasional terus berupaya menemukan solusi untuk mencegah kondisi yang lebih buruk terjadi. Salah satunya dengan mendorong pengurangan penggunaan bahan-bahan di atas melalui Penetapan Protokol Montreal. Latar Belakang Penggunaan CFC dan Mengapa Berbahaya? CFC (Chloroflorocarbon) pertama kali disintesis pada 1928 oleh Thomas Midgley Jr. sebagai pengganti dari zat pendingin terdahulu, terdiri dari amonia (NH3), metil klorida (CH3Cl), sulfur dioksida (SO2), yang banyak… Bisakah Menjadikan Kegiatan Pertambangan Lebih Ramah Lingkungan? Pertambangan menjadi satu dari sekian aktivitas manusia yang termasuk ke dalam faktor yang dapat mempengaruhi kondisi iklim dan mengganggu lingkungan alam. Baca juga: Ancaman Kerusakan Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan Pertambangan dilakukan untuk mendapatkan sumber daya alam yang berharga seperti mineral, logam, batu bara, dan bahan tambang lainnya. Industri ini masih diperlukan untuk mendukung berbagai sektor ekonomi juga memenuhi kebutuhan manusia. Meski begitu, aktivitas pertambangan memiliki dampak yang signifikan bagi lingkungan dan sosial. Pertambangan masih seringkali berjalan tanpa berorientasi pada alam sehingga menimbulkan sisa berupa pencemaran lingkungan dan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Lalu mungkinkah aktivitas pertambangan berjalan lebih ramah lingkungan… Tips Mudik Lebaran Minim Sampah Mudik lebaran merupakan tradisi tahunan yang identik dengan perjalanan panjang dan berbagai persiapan. Di balik momen kebahagiaan ini, mudik juga berpotensi menghasilkan sampah yang signifikan. Hal ini menjadi keprihatinan bersama, mengingat dampak negatifnya terhadap lingkungan. Baca Juga: Mengurangi Sampah Plastik di Rumah Namun, jangan khawatir! Mudik tetap bisa dinikmati tanpa meninggalkan jejak yang berlebihan. Berikut tips mudik Lebaran minim sampah yang bisa kamu terapkan: Persiapan Mudik Minim Sampah Bawa tas belanja dan botol minum sendiri: Hindari penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja kain dan botol minum yang dapat digunakan berulang kali. Siapkan bekal: Memasak dan membawa bekal sendiri… Ancaman Kerusakan Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan Aktivitas pertambangan merujuk pada proses ekstraksi dan pengolahan mineral, logam, batu bara, dan bahan tambang lainnya dari bumi. industri ini memainkan peran penting dalam perekonomian global dan pembangunan masyarakat. Terdapat ribuan proyek pertambangan yang berjalan di seluruh dunia. Dua kategori utama penambangan modern meliputi penambangan permukaan dan penambangan bawah tanah dengan target utama ialah keuntungan ekonomis dari mineral dan bahan tambang lainnya. Baca Juga: Emisi Karbon dari Industri Fashion Menurut Earth, per tahun 2020 saja, sebanyak 40 perusahaan tambang terbaik berhasil mengumpulkan total pendapatan hingga US$544 miliar. Angka tersebut naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Keuntungan ini sayangnya tidak serta merta… Mengapa Net Zero Emission Penting? Net zero emission, atau emisi nol bersih adalah sebuah tujuan ambisius yang menandakan keseimbangan antara emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dan yang dikeluarkan dari atmosfer. Ini bagaikan menjembatani dua sisi: di satu sisi, kita …

Ancaman Kerusakan Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan

Ancaman Kerusakan Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan

Aktivitas pertambangan merujuk pada proses ekstraksi dan pengolahan mineral, logam, batu bara, dan bahan tambang lainnya dari bumi. industri ini memainkan peran penting dalam perekonomian global dan pembangunan masyarakat. Terdapat ribuan proyek pertambangan yang berjalan di seluruh dunia. Dua kategori utama penambangan modern meliputi penambangan permukaan dan penambangan bawah tanah dengan target utama ialah keuntungan ekonomis dari mineral dan bahan tambang lainnya. Baca Juga: Emisi Karbon dari Industri Fashion Menurut Earth, per tahun 2020 saja, sebanyak 40 perusahaan tambang terbaik berhasil mengumpulkan total pendapatan hingga US$544 miliar. Angka tersebut naik 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Keuntungan ini sayangnya tidak serta merta baik bagi alam. Sebab proses penambangan masih bersifat intensif dan invasi. Operasi penambangan juga sering kali meninggalkan dampak lingkungan yang besar terhadap lingkungan sekitar serta memberlakukan yang lebih luas terhadap kesehatan lingkungan di planet ini. Baca Juga: Emisi Karbon dari Industri Penerbangan Beberapa ancaman kerusakan lingkungan yang sering kali terkait dengan kegiatan pertambangan adalah di antaranya: 1. Pencemaran Lingkungan Akibat Pertambangan Aktivitas pertambangan tidak dapat terlepas dari potensi mencemari lingkungan. Baik pencemaran air dan udara. Pencemaran air akibat dari aktivitas pertambangan biasanya menghasilkan limbah cair yang mengandung bahan kimia berbahaya. Bahan kimia tersebut termasuk logam berat, sianida, arsenik, hingga merkuri yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan flora fauna jika bocor ke aliran air atau sungai terdekat. Dikutip dari National Geographic, penambangan menciptakan sejenis polusi air yang dikenal sebagai drainase asam tambang. Dihasilkan dari sulfida dalam tanah yang larut dan masuk ke saluran-saluran air. Kegiatan pertambangan juga  dapat menghasilkan debu dan partikel halus yang dapat mencemari udara di sekitar area tambang. Selain itu, pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan dalam operasi tambang juga dapat menghasilkan emisi gas buang berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) yang berkontribusi terhadap polusi udara. Jika efek dan limbah dari proses pertambangan tidak diawasi dengan benar, hal-hal di atas dapat mengganggu ekosistem air serta membahayakan kesehatan manusia dan hewan yang berada di sekitarnya. 2. Kerusakan Tanah Area Pertambangan Pembukaan lahan dan penambangan dapat mengakibatkan erosi tanah, penurunan kualitas tanah, dan kerusakan pada ekosistem alami.  Untuk dapat menjangkau material-material berharga, tanah perlu diledakkan. Sayangnya, hal ini meninggalkan lubang-lubang terbuka yang sangat besar. Bahkan dapat terlihat jelas dari luar angkasa. Tanah yang terdegradasi sulit untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati serta kerusakan ekosistem yang penting. Lahan bekas tambang biasanya mengalami degradasi dengan tingkat kesuburan tanah sangat rendah. Dampak kerusakan ini dapat berlanjut bertahun-tahun setelah tambang ditutup. Termasuk penambahan gas rumah kaca, kematian flora dan fauna, serta erosi lahan dan habitat. Baca juga: 5 Daerah di Indonesia dengan Deforestasi Terparah Tahun 2023 3. Keselamatan Air dan Tanah Dekat Lokasi Pertambangan Pertambangan dapat menyebabkan kebocoran limbah berbahaya seperti tailing (endapan sisa pengolahan) yang dapat mencemari tanah dan air di sekitarnya. Kebocoran ini dapat mengancam kesehatan masyarakat dan ekosistem yang bergantung pada sumber air bersih. Selain itu, penambangan modern juga membutuhkan jumlah air yang banyak untuk proses ekstraksi, pemrosesan, dan pembuangan limbah. Berpotensi menghabiskan persediaan air tawar di wilayah sekitar tambang. 4. Perubahan Lanskap dan Estetika Akibat Pertambangan Pembukaan tambang dan penggunaan alat berat dapat mengubah lanskap secara drastis, mengubah karakteristik visual daerah tersebut dan mengurangi estetika lingkungan yang sebelumnya alami. Lahan bekas tambang biasanya menyisakan lubang besar yang sukar dimanfaatkan kembali. Oleh karena itu, reklamasi dibutuhkan untuk membantu memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar lahan tersebut dapat berfungsi kembali sesuai peruntukkannya. Dengan memperhatikan ancaman-ancaman ini, penting untuk menerapkan praktik pertambangan yang berkelanjutan, efisien, dan bertanggung jawab untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Mulai dari pemantauan lingkungan yang ketat, pengelolaan limbah yang efektif, rehabilitasi lahan bekas tambang, konservasi sumber daya air, serta keterlibatan aktif dengan komunitas lokal dan pemangku kepentingan lainnya dapat dilakukan sebagai upaya dari mengatasi dampak dari aktivitas pertambangan. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga,… Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Biomassa menjadi salah satu bentuk dari sumber energi alternatif yang diyakini dapat membantu mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Namun, sama seperti energi lainnya, terdapat keuntungan dan kerugian dari penggunaan biomassa. Sebagaimana yang telah diketahui, energi konvensional termasuk bahan bakar fosil yang menjadi sumber utama energi di dunia berkontribusi terhadap perubahan iklim. Penggunaannya yang masif juga menjadikan energi tersebut semakin terbatas.  Sifatnya yang tidak terbarukan menjadikan bahan bakar fosil menurun ketersediannya. Berdasarkan penelitian oleh The Millennium Alliance for Humanity and the Biosphere (MAHB) Universitas Stanford, dengan tingkat konsumsi sekarang, persediaan bahan bakar fosil akan habis dalam waktu 51 tahun. Bisa… Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Energi surya atau tenaga surya menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan banyak negara dalam melakukan transisi energi sebagai upaya mengatasi krisis energi yang mengancam dunia. Indonesia adalah salah satunya yang berupaya mengembangkan solusi ini. Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Sebagai negara tropis, Indonesia bisa dibilang …

Ancaman Krisis Energi, Bagaimana Kondisinya di Indonesia?

Ancaman Krisis Energi, Bagaimana Kondisinya di Indonesia?

Ancaman krisis energi merupakan salah satu isu yang dapat menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak. Pada saat krisis energi terjadi, pasokan energi tidak dapat cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan industri. Baca Juga: Untung Rugi Teknologi Energi Bersih Sejak tahun 2021, International Energy Agency (IEA) melihat bahwa pasar energi mulai mengetat karena berbagai faktor. Pemulihan ekonomi akibat pandemi menjadi salah satu penyebabnya. Baca Juga: Konservasi Energi: Pengertian, Tujuan, dan Langkah untuk Mewujudkannya Selain itu, IEA juga menyebut bahwa terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina pada Februari 2022 berperan meningkatkan kondisi krisis energi secara global. Harga gas alam mencapai rekor tertinggi sejak 2020, harga minyak pun turut menyentuh level tertinggi sejak 2008. Bagaimana Krisis Energi Terjadi? Krisis energi adalah suatu kondisi ketika terjadinya kelangkaan sumber daya alam sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan industri yang berakibat pada meningkatnya harga jual sumber daya. Istilah ini sering kali merujuk pada salah satu sumber energi, khususnya energi yang menyuplai jaringan listrik nasional atau yang energi digunakan sebagai bahan bakar dalam kegiatan industri. Terjadinya krisis energi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah: Dari sini, krisis energi dapat menimbulkan dampak yang signifikan dan berpengaruh terhadap kondisi kehidupan juga ekonomi. Mulai dari terjadinya gangguan pasokan dan distribusi energi, kenaikan harga, ketidakstabilan ekonomi, penghentian operasi bisnis, hingga kecemasan dapat timbul akibat dari kondisi yang tidak pasti. Oleh karena itu, krisis energi membutuhkan tanggapan yang cepat dan terkoordinasi dari pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mengurangi dampak negatifnya dan mengembangkan solusi yang berkelanjutan untuk masalah energi. Indonesia Menghadapi Krisis Energi Dikutip dari CNN Indonesia, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan, Indonesia rawan terancam terhadap krisis energi. Penyebabnya, ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil saat ini yang cukup besar. Disampaikan bahwa saat ini 42,4 persen energi tanah air dipasok oleh batu bara dan 31,4 persen dari minyak bumi. Tapi, di tengah tingginya porsi itu, produksi minyak justru kurang. Jika kebutuhan nasional tidak terpenuhi, ketahanan energi di Indonesia akan semakin kritis. Untuk mengantisipasi isu ini, Indonesia mulai melakukan upaya transisi energi sebagai langkah menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia. Pemerintah juga melakukan peningkatan terhadap bauran sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025, hingga 31% di tahun 2030. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga,… Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Biomassa menjadi salah satu bentuk dari sumber energi alternatif yang diyakini dapat membantu mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Namun, sama seperti energi lainnya, terdapat keuntungan dan kerugian dari penggunaan biomassa. Sebagaimana yang telah diketahui, energi konvensional termasuk bahan bakar fosil yang menjadi sumber utama energi di dunia berkontribusi terhadap perubahan iklim. Penggunaannya yang masif juga menjadikan energi tersebut semakin terbatas.  Sifatnya yang tidak terbarukan menjadikan bahan bakar fosil menurun ketersediannya. Berdasarkan penelitian oleh The Millennium Alliance for Humanity and the Biosphere (MAHB) Universitas Stanford, dengan tingkat konsumsi sekarang, persediaan bahan bakar fosil akan habis dalam waktu 51 tahun. Bisa… Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Energi surya atau tenaga surya menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan banyak negara dalam melakukan transisi energi sebagai upaya mengatasi krisis energi yang mengancam dunia. Indonesia adalah salah satunya yang berupaya mengembangkan solusi ini. Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Sebagai negara tropis, Indonesia bisa dibilang beruntung sebab memperoleh limpahan sinar matahari yang besar setiap tahunnya sehingga kaya akan sumber energi surya dan angin. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Indonesia saat ini memiliki potensi akan pemanfaatan energi terbarukan sebesar lebih dari 3.600 Giga Watt (GW). Energi surya disebut-sebut mendominasi… 3 Negara dengan Sistem Tenaga Surya Paling Maju di Dunia Ancaman krisis energi yang kian meningkat, mendorong berbagai negara untuk segera beradaptasi dan mencari solusi mengatasi isu ini. Selain menghindari konsumsi energi fosil berlebih, pemanfaatan energi terbarukan juga menjadi pilihan sebagai opsi energi alternatif yang berkelanjutan. Salah satu jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan ialah energi surya. Energi surya diyakini memiliki potensi yang besar untuk dipertimbangkan penggunaannya. Sebuah sumber energi bersih yang tidak hanya ramah lingkungan, namun juga bersifat tidak terbatas. Saat ini, energi surya semakin berkembang pesat dan banyak di terapkan oleh banyak negara di seluruh dunia. Bahkan, China sebagai salah satu negara yang memanfaatkan tenaga surya, telah memiliki… Inovasi Green Product sebagai Strategi Berkelanjutan Green Product – Ide menuju masa depan yang berkelanjutan merupakan suatu diskursus yang banyak muncul di seluruh dunia. Tidak dapat dipungkiri, untuk mencapai kondisi lingkungan yang lebih lestari diperlukan berbagai usaha yang diiringi oleh komitmen. Baca Juga: Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi Komitmen untuk lingkungan yang lebih baik salah satunya tertuang dalam Paris Agreement melalui penahanan laju kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2°C. Di samping itu, komitmen juga perlu didukung oleh berbagai strategi berkelanjutan yang feasible untuk diimplementasikan oleh para perusahaan, pelaku bisnis, maupun entitas lainnya. Strategi Berkelanjutan Gagasan mengenai sustainability atau konsep berkelanjutan secara umum terdiri… Begini Etika Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Lingkungan Menjaga kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bagi setiap …