Kegiatan pengelolaan sampah menjadi sebuah proses yang penting dalam upaya menangani sampah. Melalui pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, kita dapat mencegah terjadinya kebocoran dan pencemaran lingkungan akibat sampah. Baca Juga: Daur Ulang Sampah: Pengertian, Cara, hingga Manfaatnya
Akan tetapi, mengelola sampah tidak terbatas pada kegiatan membuang sampah pada tempatnya saja. Ada banyak proses yang perlu diperhatikan dan dipatuhi agar sampah dapat secara maksimal ditangani secara berkelanjutan.

Hierarki atau tingkatan pengelolaan sampah adalah konsep yang digunakan untuk mengatur prioritas dalam penanganan sampah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah. Baca Juga: Terapkan Pengelolaan Sampah Domestik Di Perusahaan
Table of Contents
Toggle#1 Pengelolaan Sampah: Pencegahan (Prevention)
Langkah pertama mengelola sampah menurut tingkatan atau hierarki pengelolaan sampah ialah melakukan pencegahan.
Misalnya adalah dengan mencegah aktivitas kita menghasilkan sampah, mencegah suatu produk terbuang menjadi sampah, atau mencegah timbulnya sampah sebanyak mungkin. Meski tampak tidak mudah, namun melalui pencegahan kita dapat menghindari potensi-potensi sampah tidak terkelola secara tepat.
Kita dapat melakukannya dengan menerapkan praktik-praktik seperti penggunaan kemasan yang ramah lingkungan, mengurangi pemborosan bahan, dan mengedukasi masyarakat tentang penggunaan barang atau produk secara efisien.
#2 Pengelolaan Sampah: Pengurangan (Reduction)
Langkah kedua yakni dengan mengurangi produksi sampah.
Jika mencegah timbulnya sampah tidak memungkinkan untuk dilakukan, kita dapat mulai dengan melakukan pengurangan sampah sedar awal. Dalam hal ini melibatkan praktik-praktik seperti mendaur ulang produk atau kemasan, mengurangi pemakaian barang sekali pakai, dan mempromosikan penggunaan produk dengan masa pakai yang lebih panjang.
Salah satunya seperti membawa kantung belanja sendiri ketika berbelanja untuk menghindari kantong plastik baru terbawa pulang ke rumah dan terbuang begitu saja.
#3 Pengelolaan Sampah: Penggunaan Kembali (Reuse)
Langkah ketiga dalam tingkatan atau hierarki pengelolaan sampah yakni dengan melakukan penggunaan kembali produk atau barang yang dimiliki.
Setelah berupaya mengurangi sampah, kita kemudian dapat mulai mempromosikan penggunaan kembali barang-barang atau kemasan yang masih dapat digunakan. Kegiatan ini merupakan cara yang efektif untuk memperpanjang usia pakai suatu produk dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan sumber daya alam yang terbatas.
Misalnya, seperti menggunakan botol minuman guna ulang, menggunakan kantong belanja kain yang dapat digunakan berulang kali, atau menerapkan upcycling.
#4 Pengelolaan Sampah: Daur Ulang (Recycling)
Langkah berikutnya adalah menerapkan daur ulang bahan.
Daur ulang merupakan proses mengubah sampah menjadi bahan baku baru yang dapat digunakan untuk membuat produk baru. Ini termasuk daur ulang kertas, plastik, logam, dan kaca untuk mengurangi penggunaan bahan mentah baru.
Melalui kegiatan daur ulang, kita dapat membantu memaksimalkan masa pakai suatu material, mengurangi kebutuhan akan bahan baku, serta mencegah terjadinya penumpukan sampah di TPA. Perlu diketahui, bahwa sebagian besar sampah yang kita buang berakhir begitu saja di TPA.
#5 Pengolahan Energi (Recovery)
Langkah yang satu ini menjadi pilihan pertama ketika suatu produk atau material tidak memungkinkan untuk digunakan kembali.
Sampah yang tidak dapat didaur ulang atau digunakan kembali dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi, seperti melalui proses pembakaran sampah untuk menghasilkan listrik atau panas. Disebut juga dengan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Jenis-jenis sampah yang digunakan dalam proses ini merupakan sampah jenis residu. Residu merupakan sampah yang materialnya berkualitas sangat rendah atau tidak lagi memiliki nilai.
#6 Pembuangan (Disposal)
Langkah terakhir ini dilakukan apabila sampah atau residu selesai digunakan secara maksimal.
Merupakan proses recovery dari material yang umumnya berupa abu atau material sisa lainnya, dibawa ke TPA untuk diolah dan diproses agar tidak merusak lingkungan.
Dalam praktiknya, hierarki ini diterapkan dalam pengelolaan sampah untuk memprioritaskan upaya-upaya yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta untuk meminimalkan jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.
Penting untuk diingat bahwa setiap langkah dalam hierarki ini saling terkait dan dapat saling mendukung dalam upaya mengelola sampah secara efektif.
Similar Article
Low GHG Emission, High Impact: Everyday Materials That Could Reshape Green Manufacturing
The shift toward sustainable production practices has spurred growing interest in low-carbon materials that support greener industrial processes. Emerging materials,…
Does “Eco-friendly” Labels Mean Green Product in Green Industry?
Businesses and consumers alike are navigating a flood of products claiming to be “eco-friendly” or “green.” These labels, often used…
Dilema Biomassa: Transisi Energi Berkelanjutan atau Perusakan Lingkungan?
Dalam upaya mencapai target net-zero emission pada 2060, Indonesia mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.…
Energi Terbarukan di Indonesia: Mengapa Surya dan Hidro Menjadi Pilihan Utama?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Di tengah komitmen untuk mencapai net…
Emisi Karbon Penerbangan Meningkat: Tantangan Baru bagi Industri Aviasi
Emisi Karbon Sektor Penerbangan Setelah mengalami penurunan drastis selama pandemi COVID-19, industri penerbangan global kini menunjukkan pemulihan yang signifikan. Namun,…
Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi
Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis…