Tren Digital Banking dan Pengaruhnya Bagi Bisnis dan Lingkungan

Di era digital seperti saat ini, banyak sekali aspek kehidupan yang semakin memanfaatkan kehadiran teknologi. Salah satunya adalah perbankan dan keuangan. Sudah bukan hal yang asing lagi untuk masyarakat menggunakan bank digital. Perusahaan-perusahaan bank saat ini memiliki aplikasi tersendiri yang dapat memudahkan nasabahnya untuk bertransaksi.

Fenomena digital banking tidak hanya mengubah cara nasabah dan bisnis bertransaksi, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Artikel ini akan membahas tren digital banking serta pengaruhnya bagi bisnis dan lingkungan, mari simak!

Mengenal Digital Banking

Digital banking atau perbankan digital merupakan suatu layanan keuangan yang tersedia secara daring, seperti mobile banking, internet banking, e-wallet, dan teknologi pembayaran digital lainnya. Di Indonesia, digital banking diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), dengan OJK berfokus pada regulasi dan pengawasan, sedangkan BI berfokus pada kebijakan moneter dan perbankan. 

2

Teknologi yang diadopsi oleh digital banking sangat mengikuti perkembangan zaman. Salah satu teknologi yang paling populer untuk diterapkan di digital banking adalah teknologi AI dan Chatbot. Kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan melalui layanan chatbot, sehingga keluhan dan pengaduan dari nasabah dapat diatasi dengan cepat. 

Baca juga artikel lainnya : Maksimalkan Bisnis Berkelanjutan dengan Layanan Platform Digital

Pengaruh Digital Banking Terhadap Bisnis

Kehadiran digital banking telah memberikan dampak signifikan terhadap dunia bisnis dalam berbagai aspek. Seperti contohnya dari segi operasional, bisnis dapat menghemat biaya operasional dengan menggunakan layanan digital banking, seperti pembayaran otomatis dan manajemen keuangan daring.

Di samping itu, dengan adanya fitur transaksi real-time dan layanan berbasis AI, bisnis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Terutama dukungan layanan digital yang mendukung transaksi global, menjadikan bisnis semakin mudah terkoneksi. Dalam hal ini digital banking memungkinkan transaksi lintas negara lebih cepat dan efisien, mendukung ekspansi bisnis ke pasar global.

Pengaruh Digital Banking Terhadap Lingkungan

Selain dampaknya terhadap dunia bisnis, digital banking juga berkontribusi terhadap lingkungan. Mungkin belum terlalu banyak disadari, bahwa kehadiran digital banking ternyata juga mendukung keberlanjutan lingkungan. Hal yang paling jelas terlihat adalah dalam penggunaan kertas. Digital banking mengurangi kebutuhan pencetakan dokumen fisik, seperti rekening koran dan cek. Karena nasabah dapat mengecek history dan mutasi rekening dengan mudah di dalam genggaman aplikasi. Pada akhirnya, hal ini juga berkontribusi pada pengurangan deforestasi.

Pengaruh lainnya dari digital banking adalah pada aktivitas penggunaan kendaraan bermotor. Sebab, nasabah  tidak perlu lagi bepergian ke bank untuk melakukan transaksi, sehingga mengurangi emisi kendaraan. Aktivitas mentransfer uang, membayar tagihan, atau top up saldo game/e-money/aplikasi bisa dilakukan di rumah melalui digital banking. Bahkan, aktivitas pembukaan rekening baru pun sudah dapat dilakukan secara online di beberapa bank digital.

Sementara bagi perusahaan bank sendiri, mengadopsi teknologi untuk membuat aplikasi bank digital dapat menjadi salah satu inisiatif berkelanjutan. Beberapa perusahaan bank telah berhasil mengurangi kantor cabang fisik dan beralih ke bank digital, hal ini dapat mendorong efisiensi energi perusahaan, karena konsumsi energi dan emisi karbon total dari operasional bank menjadi lebih rendah.

Tantangan Digital Banking

Di samping memiliki pengaruh positif bagi bisnis dan lingkungan, digital banking menghadapi tantangan yang nyata sebagai produk digital. Keamanan siber menjadi tantangan utama dalam digital banking. Meningkatnya transaksi online membuat perbankan rentan terhadap peretasan, pencurian data, dan serangan siber lainnya. Bank harus terus berinvestasi dalam teknologi keamanan seperti enkripsi data, autentikasi ganda, serta sistem deteksi penipuan untuk melindungi nasabah dari ancaman digital.

Tantangan lainnya adalah terkait dengan tingkat literasi digital masyarakat yang masih bervariasi. Tidak semua nasabah familiar dengan layanan perbankan digital, terutama di daerah terpencil. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, penipuan, atau bahkan ketidakpercayaan terhadap sistem perbankan digital. Bank perlu mengedukasi nasabah dengan menyediakan tutorial, layanan pelanggan yang responsif, serta fitur antarmuka yang sederhana dan mudah digunakan.

Tantangan berikutnya adalah terkait ketersediaan sistem dan kapasitas infrastruktur. Hal ini menjadi tantangan teknis lainnya dalam digital banking. Dengan jutaan transaksi yang terjadi setiap hari, sistem perbankan harus mampu menangani lonjakan trafik tanpa mengalami gangguan. Infrastruktur yang tidak memadai dapat menyebabkan lambatnya transaksi atau bahkan downtime yang berdampak pada kepercayaan nasabah. Oleh karena itu, bank harus terus mengembangkan arsitektur teknologi yang fleksibel, menggunakan cloud computing, serta menerapkan sistem redundansi untuk memastikan layanan tetap stabil dan responsif.

Optimalisasi Digital Banking untuk Keberlanjutan

Mengingat kehadiran digital banking yang semakin masif, perusahaan dapat lebih mengoptimalkan penggunaan digital banking agar mendukung keberlanjutan lingkungan. Hal ini salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi energi dalam infrastruktur teknologi. Bank dapat beralih ke teknologi cloud computing yang lebih hemat daya dibandingkan server fisik tradisional dapat mengurangi konsumsi energi secara signifikan. Optimalisasi sistem juga dapat dilakukan dengan mengembangkan algoritma pemrosesan transaksi yang lebih efisien agar penggunaan sumber daya komputasi lebih rendah tanpa mengorbankan kecepatan dan keamanan layanan.

Selain efisiensi energi, bank dapat memperluas layanan tanpa kertas dengan mendorong e-statements, tanda tangan digital, dan pembayaran nirsentuh yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, integrasi fitur pelacakan jejak karbon dalam aplikasi perbankan juga mungkin dapat diterapkan untuk membantu nasabah lebih memahami dampak lingkungan. Dengan langkah-langkah ini, digital banking tidak hanya menjadi lebih efisien, tetapi juga berkontribusi dalam upaya global mengurangi jejak karbon di lingkungan.

Terutama untuk industri perbankan di Indonesia yang ingin lebih berkontribusi terhadap pengurangan jejak karbon, saat ini, telah hadir Satuplatform yang dapat membantu perhitungan emisi karbon dan membantu menerapkan inisiatif keberlanjutan lingkungan perusahaan. Sebagai all-in-one climate management solutions, Satuplatform menyediakan berbagai layanan pengelolaan karbon, penyusunan sustainability report dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang!

Similar Article