Tekanan global terhadap dekarbonisasi mendorong negara-negara untuk menata ulang strategi industrinya menuju pendekatan yang lebih berkelanjutan. Dengan struktur ekonomi yang masih sangat bergantung pada sektor padat energi fosil, tantangan transisi menuju industri hijau (green industry) menjadi pendekatan krusial bagi Indonesia.
Tahun 2025 ini merupakan momentum strategis domestik dengan keputusan Pemerintah Indonesia untuk memprioritaskan kebijakan hijau. Adopsi pendekatan hijau bagi bisnis di Indonesia membuka peluang transformasi industri nasional. Kebijakan ini menuntut pelaku industri lebih adaptif dalam mengadopsi strategi dekarbonisasi.
Baca Juga: Hadapi Krisis Energi, Apa Saja yang Perlu Dilakukan?
Table of Contents
ToggleMengapa Green Industry Penting bagi Indonesia?
Industri hijau didefinisikan sebagai pendekatan manufaktur dan produksi yang mengintegrasikan efisiensi sumber daya dan pengurangan dampak lingkungan secara sistematis. Dalam konteks global, green industry policy dipandang sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sekaligus alat meningkatkan daya saing jangka panjang.
Kondisi ini selaras dengan kebutuhan Indonesia saat ini dan di masa mendatang, terutama dalam sektor ekonomi. Dengan ambisi untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2025 dan sumber daya yang melimpah, Indonesia berada di persimpangan strategis dalam upaya dekarbonisasi dan pertumbuhan ekonomi.
Jika mampu menyelaraskan transformasi industrinya dengan prinsip hijau, negara ini berpotensi menjadi pemain kunci di kawasan ASEAN. Oleh karena itu, pemerintah memiliki peran krusial dalam memastikan transisi yang adil dan terarah, termasuk melalui intervensi kebijakan yang memperkuat ekosistem green industry nasional.
Kebijakan dan Dukungan Pemerintah: Pilar Penggerak Transformasi
Pemerintah Indonesia mulai menunjukkan komitmennya melalui peluncuran peta jalan Net Zero Emission dan kebijakan turunan seperti standar industri hijau (SIH) untuk 17 jenis industri serta GISCO (Green Industry Service Company) dari Kementerian Perindustrian.
GISCO berfungsi sebagai agregator antara industri dan penyedia green financing yang diharapkan dapat membantu memperkuat kelembagaan untuk kebutuhan green industry. Sedangkah SIH menjadi kerangka pendukung akuntabilitas pelaku industri dalam upaya operasional yang berprinsip sustainability.
Selain itu, dorongan pembiayaan hijau makin dikuatkan dengan diversifikasi pendanaan melalui kolaborasi lintas sektor pada sektor energi terbarukan dan alat berat. Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan peran regulasi dan kebijakan fiskal dalam mempercepat transformasi green industry di Indonesia.
Tren dan Praktik Hijau dalam Rantai Pasok Industri
Selain green industry policy dan green financing, konsep green supply chain kini turut menjadi sorotan utama. Dengan meningkatnya tuntutan pasar internasional terhadap produk berkelanjutan, regulasi seperti CBAM mulai berdampak signifikan pada strategi ekspor negara berkembang, termasuk Indonesia.
CBAM mengharuskan produsen menelusuri dan melaporkan emisi produk yang mereka ekspor, terutama ke pasar Eropa.
Integrasi praktik ramah lingkungan dalam rantai pasok menjadi krusial. Green supply chain dinilai memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi emisi, serta memperkuat akses ke pasar ekspor.
Di samping itu, implementasi teknologi penelusuran dan transparansi produk juga makin mendesak dalam rangka memenuhi tuntutan akuntabilitas yang menjadi kunci evaluasi keberhasilan penerapan green supply chain.
Tantangan Lapangan: Infrastruktur, Pembiayaan, SDM
Meski kerangka kebijakan industri hijau di Indonesia mulai terbentuk, akses terhadap infrastruktur pendukung seperti logistik berkelanjutan, energi terbarukan, dan fasilitas produksi rendah emisi masih belum merata.
Akses terhadap pembiayaan hijau juga masih terbatas, terutama untuk industri kecil dan menengah. Begitu pula dengan celah kompetensi SDM dalam menerapkan teknologi dan prinsip green industry.
AIGIS (Annual Indonesian Green Industry Summit) hadir sebagai inisiatif lain pemerintah Indonesia sebagai wadah kolaborasi dengan fokus pada inovasi dan sustainable economy. AIGIS membangun kolaborasi lintas pemangku kepentingan dan pemberdayaan kesadaran masyarakat melalui program kompetisi dan annual summit.
Di tahun 2025, AIGIS hadir dengan fokus pembahasan pengembangan ekosistem industri hijau dan akselerasi dekarbonisasi.
Peluang Nyata: Sektor Prioritas dan Potensi Indonesia
Transisi menuju industri hijau di Indonesia juga memiliki peluang ekonomi strategis. Secara khusus, sektor kendaraan listrik, energi terbarukan (seperti solar dan angin), pengolahan mineral hijau, serta manufaktur berbasis keberlanjutan menjadi area prioritas yang bisa membawa daya saing baru bagi perkembangan green industry Indonesia.
Misalnya, dalam konteks hilirisasi nikel, strategi pengelolaan yang berbasis rendah karbon dengan integrasi solar PV dan hydropower berpeluang memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok komponen kendaraan listrik.
Melansir dari Inti Media, kebijakan strategis dan meningkatnya kebutuhan energi bersih diprediksi mendorong pertumbuhan green industry di Indonesia hingga 20% pada tingkat CAGR (pertumbuhan tahunan gabungan).
Pelaku manufaktur yang berhasil mengadopsi standar dan SIH sangat berpeluang mengakses pasar ekspor dengan nilai tambah tinggi karena peluang investasi dan pertumbuhan luas.
Mengubah Tantangan Menjadi Keunggulan Kompetitif
Transformasi menuju industri hijau merupakan investasi untuk masa depan ekonomi Indonesia. Negara yang mampu mengintegrasikan kebijakan, teknologi, dan kompetensi SDM akan memiliki keunggulan strategis dalam lanskap ekonomi global yang terus berubah.
Kolaborasi berbagai pihak dan pemangku kepentingan, khususnya antara pelaku industri, regulator, penyedia teknologi, dan lembaga pembiayaan adalah sebuah komponen utama untuk menjawab tantangan dengan solusi konkret dan efektif. Mulai langkah bisnis Anda menuju industri hijau dengan strategi, mitra, dan teknologi yang tepat. Pelajari FREE DEMO Satuplatform untuk strategi yang efektif dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam operasional bisnis Anda.
Similar Article
Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi
Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis…
The Environmental Impact of Silicones in Beauty Industry
In an era when sustainability has become a defining trend across industries, the beauty sector does not want to be…
Unveiling the Environmental Footprint of Vaping Culture
Over the past decade, vaping has been marketed as a cleaner alternative to traditional smoking. The trend of e-cigarettes and…
Earth Day: Act to Love the Earth Way More Better
The world commemorates Earth Day every year on April 22nd, as a global reminder to reflect on how we treat…
Manfaatkan Ayam, Perancis Garap Program Solusi Sampah Rumah Tangga
Permasalahan sampah merupakan salah satu ‘pekerjaan rumah’ yang hampir dimiliki oleh seluruh negara. Tiap negara memiliki caranya masing-masing dalam menanggulangi…
Jenis Energi Biomassa yang Lebih Ramah Lingkungan: Solusi dari Limbah, Bukan dari Hutan
Tidak semua jenis sumber energi biomassa memberikan dampak lingkungan yang positif. Penggunaan biomassa yang berasal dari penebangan pohon secara langsung…