Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon?

Kita pasti tidak asing dengan senyawa kimia Chlorofluorocarbons atau CFC yang sering sering dibicarakan sebagai salah satu dari bahan perusak lapisan ozon di atmosfer. Baca Juga: Mencegah Rusaknya Ozon: Larangan Penggunaan CFC

CFC adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, dan karbon. Pada masa lalu, CFC banyak digunakan sebagai agen pendingin dalam AC dan kulkas, propelan dalam produk semprot seperti aerosol, dan sebagai bahan kimia dalam proses produksi. Pertama kali ditemukan oleh Thomas Midgeley pada tahun 1930an.

Meskipun punya kegunaan yang diakui, sayangnya keberadaan CFC sangat berdampak pada kondisi bumi dan iklim. Berdasarkan berbagai penelitian oleh para ilmuwan di masa lalu, ditemukan bahwa CFC termasuk ke dalam daftar musuh ozon, seperti nitrogen (NO) juga klorin (Cl) yang juga masuk ke dalam daftar tersebut. Baca Juga: Perjalanan Fenomena Global Warming

Apa Itu Lapisan Ozon?

Lapisan ozon adalah lapisan gas ozon yang terdapat di stratosfer, lapisan atmosfer yang terletak di atas troposfer.

Lapisan ini memiliki fungsi untuk melindungi semua kehidupan dari radiasi sinar matahari yang berbahaya. Ozon berperan mencegah radiasi ultraviolet mencapai permukaan bumi secara langsung dengan menyerap bagian sinar UV, yakni UVB, yang sering dikaitkan dengan banyak dampak berbahaya, termasuk kanker kulit, katarak, dan kerusakan pada beberapa tanaman dan kehidupan laut.

Akan tetapi, catatan para ilmuwan menemukan bahwa lapisan ozon terus menunjukkan penipisan yang signifikan. Konsentrasinya terus meningkat disebabkan oleh aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan stratosfer.

Bagaimana CFC Merusak Lapisan Ozon? 

Pada dasarnya, penurunan konsentrasi ozon di lapisan ozon, atau disebut juga penipisan ozon, bisa terjadi karena faktor alami. 

Ilmuwan menyebut bahwa setiap penurunan tingkat ozon secara alami akan diikuti dengan pemulihan. Namun, mulai tahun 1970-an, bukti ilmiah menunjukkan bahwa lapisan ozon semakin menipis melebihi proses alami. Dan hal ini disumbang dari kegiatan manusia, salah satunya CFC.

Ketika CFC dan senyawa-senyawa lainnya mencapai stratosfer, mereka terurai oleh radiasi UV dan melepaskan atom klorin. Atom klorin ini kemudian berinteraksi dengan molekul ozon, mengakibatkan penurunan jumlah ozon dalam lapisan ozon. 

Berdasarkan Lifegate, CFC tidak mudah bereaksi dengan zat lain. Faktanya, mereka hanya terurai melalui sinar matahari, yang membelah molekulnya, menyebabkan pelepasan klorin (Cl). Setelah klorin dilepaskan, ia dapat bereaksi dengan ozon (O3), membentuk klorin monoksida (ClO) dan oksigen (O2).

Ketika molekul klorin monoksida (ClO) bertemu dengan molekul oksigen (O) lainnya, molekul tersebut akan terurai, melepaskan klorin (Cl), yang dapat “menghancurkan” molekul ozon (O3) lainnya, sehingga menciptakan siklus katalitik klorin.

Produksi yang masif sejak tahun 1920-an menyebabkan penipisan yang lebih besar mencapai 3%. Lama kelamaan membentuk lubang ozon. Lubang ozon paling besar terkonsentrasi di wilayah Antartika. Ditemukan pada tahun 1980-an.

Hadirnya Protokol Montreal

Untuk mengatasi masalah penipisan lapisan ozon, Protokol Montreal disepakati pada tahun 1987 sebagai perjanjian internasional yang bertujuan untuk mengurangi produksi dan penggunaan senyawa-senyawa yang merusak lapisan ozon.

Dalam hal ini, senyawa tersebut termasuk di antaranya CFC. Sebagai hasilnya, penggunaan CFC telah dikurangi secara signifikan di banyak negara, dan penggunaan bahan pengganti yang ramah ozon telah diperkenalkan.

Sebab menurut jurnal penelitian oleh Nature Geoscience, CFC tidak hanya berperan menimbulkan kerusakan pada ozon, namun juga merupakan gas rumah kaca yang kuat yang berdampak pada kondisi iklim. Sejak dihentikan penggunaannya, laporan tersebut menemukan bahwa terjadi “jeda” atau perlambatan kenaikan suhu bumi.

Dunia sampai saat ini masih terus berupaya memulihkan sepenuhnya kondisi lapisan ozon. Meski begitu, berkat berbagai upaya global dihasilkan banyak peningkatan bertahap pada ozon. Kontribusi masyarakat dunia juga dapat membantu pemulihan lebih cepat.

Oleh karena itu, industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…