Perkembangan Laporan Keberlanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau
Isu perubahan iklim mendorong perubahan paradigma global di kalangan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mengadopsi praktik sustainability. Pergeseran ini membuka peluang dan memicu transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta memperkuat urgensi penerapan sustainability report secara strategis. Saat ini, pengungkapan laporan sustainability telah menjadi suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia dan diatur oleh OJK. Kewajiban tersebut mencerminkan akuntabilitas terhadap publik, sekaligus penggerak pertumbuhan industri hijau yang mendorong perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia. Baca Juga: Sustainability Report dan Fungsinya Arah Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia Menuju Strategi Transformasi Implementasi Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang kewajiban lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik untuk menyusun sustainability report merupakan salah satu perkembangan yang paling signifikan. Pada tahun 2023, peraturan ini mendorong sekitar 70% dari perusahaan yang terdaftar di BEI mempublikasikan laporan mereka sebagai bentuk kepatuhan pada regulasi. Namun, lebih dari sekadar kewajiban regulasi, tujuan utama pengungkapan laporan berkelanjutan adalah sebagai alat strategis yang mendorong transformasi bisnis dan berkontribusi pada agenda (green economy), salah satunya melalui pertumbuhan green industry. Evolusi ini sejalan dengan tekanan global terhadap transparansi dan akuntabilitas lingkungan. Pada tahun 2024 lalu, KPMG melaporkan terjadinya pergeseran sustainability reporting dari sukarela menjadi kewajiban (mandatory reporting) di berbagai negara secara global. Meskipun praktik pelaporan berkelanjutan di Indonesia masih berada di tahap awal, tetapi tetap menunjukkan peningkatan dari sisi kuantitas. Menurut studi PwC Indonesia (2023), 80% perusahaan di Indonesia pada 2021 menggunakan standar GRI. Namun, adopsi standar IFRS S1 dan S2 yang lebih terintegrasi dan berbasis risiko iklim diprediksi akan meningkat, terutama karena keduanya mengadopsi arsitektur TCFD yang lebih terstruktur. Sustainability Report sebagai Pemberdaya Industri Hijau Bagaimana laporan berkelanjutan menjadi penggerak green industry? Pada dasarnya, sustainability report tidak hanya merupakan dokumentasi penerapan kerangka ESG dan strategi sustainability. Pelaporan ini justru berperan sebagai alat ukur sejauh mana kontribusi nyata perusahaan pada strategi ekonomi hijau. Dalam publikasi Green Economy Index, LCDI menekankan bahwa inti dari strategi green economy di Indonesia adalah pengembangan kebijakan rendah karbon (termasuk pentingnya matriks pengukuran emisi karbon dan efisien energi) dan ketangguhan pada perubahan iklim. Kedua aspek ini beririsan dengan prinsip industri hijau secara umum. Sebuah studi kasus dari Outokumpu menunjukkan bahwa transparansi jejak karbon melalui sustainability report membantu industri berat (contohnya baja) merancang strategi dekarbonisasi yang lebih presisi. Pendekatan serupa dapat diadopsi oleh pelaku industri di Indonesia untuk mengadopsi konsep green industry dan meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko regulasi untuk memperkuat keunggulan kompetitif. Celah yang Menyebabkan Sustainability Report Belum Terkoneksi dengan Strategi Industri Hijau Meskipun perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia mengalami peningkatan di sisi kuantitas, kualitas sustainability report di Indonesia masih menunjukan kelemahan dan celah. Indonesia masih perlu mengejar ketertinggalan tersebut untuk menjawab ekspektasi investor dan regulator dan mengubahnya menjadi alat strategis yang lebih efektif. Celah-celah tersebut umumnya terjadi karena tiga alasan berikut. 1. Kesenjangan indikator dengan operasional industri Indikator yang tidak mencerminkan proses aktual produksi membuat laporan kehilangan relevansi dan nilai strategis. 2. Tidak terintegrasi dengan sistem pelaporan karbon dan emisi Tanpa integrasi sistem emisi, data menjadi terfragmentasi dan sulit dipakai untuk pengambilan keputusan jangka panjang. 3. Tidak ada pemantauan jangka panjang terhadap pencapaian target ESG Laporan cenderung menjadi formalitas tahunan tanpa refleksi terhadap efektivitas dan dampak strategis sustainability. Dampaknya adalah hilangnya peluang mengoptimalkan sustainability report sebagai pondasi inovasi hijau & keunggulan kompetitif di masa transisi ekonomi rendah karbon. Ketika pelaporan jadi rutinitas administratif semata, informasi kerangka ESG perusahaan bersifat pasif. Namun, jika dirancang strategis, sustainability report jadi alat transformasi dan navigasi bisnis yang kuat menghadapi tantangan iklim dan regulasi yang ketat. Mengoptimalkan Potensi Sustainability Report Menjadi Aset Strategis dengan Platform Digital Semenjak tahun 2024, Indonesia sudah mulai mengadopsi secara bertahap kerangka sustainability report IFRS S1 dan S2. Perusahaan dituntut untuk menghadirkan pelaporan yang lebih terintegrasi dan berstandar internasional secara optimal untuk langkah strategis perusahaan. Solusi pemanfaatan teknologi digital, seperti Satuplatform, berperan penting dalam proses transisi penyusunan laporan yang akurat, relevan, efisien, dan memiliki dampak strategis. Layanan Sustainability & GHG Report dari Satuplatform dirancang untuk membantu perusahaan mengatasi berbagai celah dalam praktik sustainability reporting dengan: Satuplatform Mendukung Praktik Industri Hijau Perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia makin matang, baik dari sisi regulasi, kesadaran korporasi, maupun dukungan teknologi. Dalam upaya mengembangkan industri hijau, laporan keberlanjutan berperan krusial sebagai alat ukur dan pengarah transformasi bisnis. Tim ahli Satuplatform berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis dan siap membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi sustainability yang tepat. Dapatkan FREE DEMO untuk layanan Sustainability & GHG Reporting yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan industri Anda. Similar Article Perkembangan Laporan Keberlanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau Isu perubahan iklim mendorong perubahan paradigma global di kalangan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mengadopsi praktik sustainability. Pergeseran ini membuka peluang dan memicu transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta memperkuat urgensi penerapan sustainability report secara strategis. Saat ini, pengungkapan laporan sustainability telah menjadi suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia dan diatur oleh OJK. Kewajiban tersebut mencerminkan akuntabilitas terhadap publik, sekaligus penggerak pertumbuhan industri hijau yang mendorong perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia. Baca Juga: Sustainability Report dan Fungsinya Arah Perkembangan Laporan Berkelanjutan di Indonesia Menuju Strategi Transformasi Implementasi Peraturan OJK No.51/POJK.03/2017 tentang kewajiban lembaga jasa keuangan, emiten,… Mengubah Strategi Pengelolaan Karbon Menjadi Laporan Keberlanjutan yang Berdampak Meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan lingkungan dan evolusi legislatif mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan strategi pengelolaan karbon sebagai langkah awal strategi sustainability. Melansir dari laman PwC Indonesia, trend sustainability report terus berkembang menuju arah yang lebih strategis dan secara menyeluruh menyoroti komitmen perusahaan dalam mematuhi standar global dan strategi keberlanjutan. Kondisi ini turut menuntut perusahaan untuk mampu mengkomunikasikan efektivitas strategi tersebut secara transparan pada pemangku kepentingan, yang masih menjadi tantangan tersendiri. Baca Juga: Sustainability Report: Transparansi Membangun Kepercayaan Mengapa Transparansi Penting Dalam Menyajikan Strategi Pengelolaan Karbon untuk Sustainability Report ? Pada dasarnya, sustainability report merupakan pengungkapan yang memberikan wawasan tentang… Eksekusi Dekarbonisasi dengan Strategi Pengelolaan Karbon Secara Portofolio Meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability, munculnya teknologi energi terbarukan, dan dampak perubahan iklim menjadikan dekarbonisasi sebagai langkah strategis yang tak terelakkan. Faktor-faktor tersebut juga menjadi penggerak transisi menuju tren ekonomi rendah karbon. Tren low-carbon economy akhirnya membuat perusahaan tidak lagi hanya bisa …
Read more “Perkembangan Laporan Keberlanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau”