2

5 Negara yang Terancam Tenggelam akibat Pemanasan Global

Pemanasan global nampaknya tidak lagi bisa dianggap sepele sebab pengaruhnya saat ini sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Meningkatnya frekuensi suhu rata-rata global menyebabkan udara semakin panas dan kering yang berdampak pada luruhnya es di antartika. Kondisi ini bisa membuat permukaan air laut naik semakin tinggi, mengancam keberadaan beberapa negara. Pada dasarnya, pemanasan global dapat memberikan ancaman terhadap seluruh makhluk hidup di muka bumi. Namun, dampaknya bisa jadi berbeda-beda, terutama bagi negara-negara kepulauan dengan ketinggian daratan rendah. Baca juga artikel lainnya : 5 Cara Dukung Penerapan Green Energy Melansir berbagai sumber, terdapat beberapa negara yang disebut akan menghadapi ancaman serius dari naiknya permukaan air laut akibat pemanasan global. Berikut adalah beberapa di antaranya. 1. Kiribati di Oceania Terletak di timur laut Australia, negara Kiribati memiliki ketinggian daratan sekitar 3 meter saja dengan ketinggian air meningkat sampai dengan 1,2 cm per tahunnya. Negara yang populasinya berjumlah 132.530 jiwa per tahun 2023 ini menjadi salah satu negara yang berpotensi tenggelam dan hilang akibat naiknya permukaan laut.  Dikutip dari Okezone, Kiribati akan menjadi negara pertama di dunia yang seluruh warganya akan direlokasi jika suatu saat negaranya hilang. 2. Vanuatu di Oceania  Sama-sama terletak di timur laut Australia, Vanuatu menjadi negara selanjutnya yang turut menghadapi ancaman kenaikan permukaan air laut dan berpotensi tenggelam jika kondisi pemanasan global semakin parah. Negara kepulauan di Pasifik Selatan ini juga menghadapi ancaman peningkatan frekuensi bencana alam akibat perubahan iklim. PBB menyebut bahwa Vanuatu merupakan negara yang paling rentan akan bencana alam. 3. Nauru   Sebuah negara kepulauan yang kecil dan terletak di Samudra Pasifik Tengah ini disebut akan tenggelam dan menghilang dari peta apabila kenaikan muka air laut semakin parah. Melansir CNN Indonesia, rata-rata ketinggian daratan di negara ini cukup rendah, yakni 65 meter, dengan kenaikan permukaan air lautnya terjadi 2-3 kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global. 4. Negara-Negara Kepulauan Pasifik Lainnya   Tidak hanya tiga negara di atas yang terancam tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut, negara-negara seperti Fiji, Kepulauan Solomon, Tonga, dan Kepulauan Marshall juga menghadapi ancaman serupa. Pemanasan global memaksa mereka untuk beradaptasi dan senantiasa waspada akan kemungkinan yang bisa terjadi, di samping melakukan upaya pencegahan untuk mengatasi peningkatan suhu dan perubahan iklim. 5. Indonesia   Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga menghadapi risiko tenggelamnya pulau-pulau kecil akibat kenaikan permukaan laut. Beberapa wilayah pesisir telah mengalami abrasi dan banjir rob yang semakin sering terjadi. Berdasarkan laman Kompas, Indonesia menjadi salah satu dari delapan negara di Asia yang terancam tenggelam pada 20250 nanti. Temuan ini diungkap di dalam penelitian berjudul New elevation data triple estimates of global vulnerability to sea-level rise and coastal flooding yang diterbitkan di Nature Communications.  Disebutkan bahwa Asia akan menjadi wilayah yang paling merasakan dampak dari pemanasan global dan naiknya rata-rata muka air laut, dengan negara-negara yang terdampak umumnya negara kepulauan. Kenaikan permukaan air laut yang disebabkan oleh pemanasan global akan mencairkan es di kutub dan memperluas volume air laut. Tragedi ini berpotensi menyebabkan hilangnya habitat secara keseluruhan, merusak ekosistem yang ada, dan menciptakan fenomena migrasi penduduk secara besar-besaran ke daerah yang lebih aman. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article 5 Negara yang Terancam Tenggelam akibat Pemanasan Global Pemanasan global nampaknya tidak lagi bisa dianggap sepele sebab pengaruhnya saat ini sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Meningkatnya frekuensi suhu rata-rata global menyebabkan udara semakin panas dan kering yang berdampak pada luruhnya es di antartika. Kondisi ini bisa membuat permukaan air laut naik semakin tinggi, mengancam keberadaan beberapa negara. Pada dasarnya, pemanasan global dapat memberikan ancaman terhadap seluruh makhluk hidup di muka bumi. Namun, dampaknya bisa jadi berbeda-beda, terutama bagi negara-negara kepulauan dengan ketinggian daratan rendah. Baca juga artikel lainnya : 5 Cara Dukung Penerapan Green Energy Melansir berbagai sumber, terdapat beberapa negara yang disebut… Budaya Bersepeda di Belanda yang Sukses Kurangi Emisi Karbon Belanda dikenal sebagai negara dengan budaya bersepeda yang sangat kuat. Budaya bersepeda di negeri ini sepertinya telah menjadi sebuah keunikan sekaligus kebanggan bagi pemerintah dan warga setempat untuk memukau dunia. Pasalnya, Sepeda bukan lagi sekadar alat transportasi di sana, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, budaya sepeda di sini juga membantu negara menciptakan lingkungan yang sehat dengan emisi karbon yang rendah. Mengenal Budaya Bersepeda di Belanda Belanda bisa dibilang juga sebagai surganya para pesepeda. Sebab, dibandingkan jumlah kendaraan bermotor, ada lebih banyak lalu lalang sepeda di beberapa kota di Belanda. Diperkirakan terdapat lebih dari… Waspada Produksi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi limbah telah menjadi dampak dari kegiatan sehari-hari manusia yang tak terhindarkan, dapat bersumber dari aktivitas industri juga rumah tangga. Limbah rumah tangga didefinisikan sebagai bahan sisa, sampah, atau buangan yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di rumah, seperti sisa makanan, barang padat, cairan bekas pakai, dan lain sebagainya. Sama seperti pada umumnya, limbah rumah tangga dapat dikategorikan ke dalam limbah organik, anorganik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam penanganannya, dibutuhkan metode yang tepat sebab pengolahan limbah yang salah dapat berkontribusi terhadap peningkatan jejak karbon harian rumah tangga. Pengolahan limbah tidak bertanggung jawab tidak hanya… Peran Lahan Basah dalam Mitigasi Perubahan Iklim Lahan basah merupakan salah satu ekosistem bumi yang punya peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, salah satunya mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Lahan basah adalah sebuah ekosistem yang tergenang air secara permanen atau musiman, mencakup rawa, paya, dan daerah pesisir yang berair. Lahan ini dapat berupa air tawar, payau, atau asin, dan sering ditemukan di tepi sungai, danau, atau laut.  Contoh dari lahan basah antara lain berupa hutan bakau, gambut, dan delta sungai. Berdasarkan fungsinya, lahan basah punya manfaat yang penting untuk …

2

Budaya Bersepeda di Belanda yang Sukses Kurangi Emisi Karbon

Belanda dikenal sebagai negara dengan budaya bersepeda yang sangat kuat. Budaya bersepeda di negeri ini sepertinya telah menjadi sebuah keunikan sekaligus kebanggan bagi pemerintah dan warga setempat untuk memukau dunia. Pasalnya, Sepeda bukan lagi sekadar alat transportasi di sana, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, budaya sepeda di sini juga membantu negara menciptakan lingkungan yang sehat dengan emisi karbon yang rendah. Mengenal Budaya Bersepeda di Belanda Belanda bisa dibilang juga sebagai surganya para pesepeda. Sebab, dibandingkan jumlah kendaraan bermotor, ada lebih banyak lalu lalang sepeda di beberapa kota di Belanda. Diperkirakan terdapat lebih dari 22 juta sepeda dengan populasi sekitar 17 juta jiwa di sini. Tercatat kota-kota seperti Amsterdam, Zwolle, dan Groningen menjadi beberapa kota yang penggunaan sepeda sebagai alat transportasi utamanya sangat besar. Ada yang bahkan mencapai 46 persen. Diketahui banyak penduduk menggunakan sepeda untuk berangkat kerja, sekolah, atau sekadar berbelanja. Bahkan, sekitar 36% perjalanan harian di Belanda dilakukan dengan sepeda. Hal ini bisa terjadi, salah satunya karena infrastruktur yang memadai. Pemerintah Belanda menyiapkan lebih dari 35.000 km jalur sepeda yang dirancang khusus agar aman dan nyaman. Kota-kota besar seperti Amsterdam dan Utrecht memiliki fasilitas khusus bagi pengguna sepeda seperti jalur sepeda terpisah, parkiran khusus, serta lampu lalu lintas khusus untuk pesepeda. Sejarah Budaya Bersepeda di Belanda Budaya bersepeda di Belanda dimulai tepatnya pada tahun 1890an, di mana pemerintah setempat mulai membangun jalur khusus untuk pesepeda.  Baca juga artikel lainnya : YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025 Beberapa tahun kemudian, di tahun 1911 sepeda pun mulai populer di kalangan masyarakat. Pada saat itu, diperkirakan bahwa Belanda memiliki lebih banyak sepeda di bandingkan negara lain di Eropa. Meskipun sempat dianggap sebagai barang mewah yang hanya digunakan oleh orang kaya, seiring berjalannya waktu, produksi sepeda mulai dan terus meningkat. Menjadikan harganya lebih terjangkau, sehingga masyarakat kelas pekerja mulai menggunakannya. Sepeda pun menjadi alat transportasi yang sangat diandalkan di Belanda pada saat itu karena murah dan praktis. Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama ketika mobil menjadi lebih populer dan banyak kota mulai membangun jalan raya untuk kendaraan bermotor. Sayangnya, meningkatnya penggunaan mobil turut meningkatkan jumlah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak pesepeda pada tahun 1960an. Tragedi ini memunculkan gerakan sosial berupa “Stop de Kindermoord” yang artinya Hentikan Pembunuhan Anak (mengacu pada banyaknya anak yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas). Titik tersebut membuka sejarah besar berikutnya bagi budaya bersepeda di Belanda yang terus berjalan sampai saat ini. Pemerintah Belanda terus memperbaiki infrastrukturnya untuk mendukung pesepeda. Kota Amsterdam dan Utrecht pun sering disebut sebagai kota paling ramah sepeda di dunia. Manfaat dari Hadirnya Budaya Bersepeda di Belanda Hadirnya budaya bersepeda di Belanda tentu menghasilkan dampak berupa manfaat yang sangat berguna bagi negara dan masyarakat. Karena banyak orang memilih sepeda daripada mobil, emisi karbon di kota-kota besar pun menjadi lebih rendah. Hal ini turut menyebabkan penurunan polutan udara yang membuat udara lebih bersih dan berkualitas. Bersepeda juga menurunkan kebutuhan negara akan bahan bakar fosil. Meskipun Belanda masih membutuhkan bahan bakar fosil untuk mendukung infrastruktur negara, jumlahnya tidak terlalu besar dan dapat berjalan berdampingan dengan energi terbarukan. Bersepeda juga mengurangi kemacetan lalu lintas, karena jarak perjalanan semakin pendek dan mobil juga hanya sedikit. Rutin bersepeda juga membuat masyarakat menjadi lebih sehat karena mendorong aktivitas fisik dan gaya hidup yang lebih sehat. Berkontribusi menurunkan risiko masalah kesehatan jantung. Budaya bersepeda di Belanda bukan hanya terjadi secara alami, tetapi merupakan hasil dari perjuangan masyarakat dan kebijakan pemerintah yang mendukung transportasi ramah lingkungan. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article 5 Negara yang Terancam Tenggelam akibat Pemanasan Global Pemanasan global nampaknya tidak lagi bisa dianggap sepele sebab pengaruhnya saat ini sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Meningkatnya frekuensi suhu rata-rata global menyebabkan udara semakin panas dan kering yang berdampak pada luruhnya es di antartika. Kondisi ini bisa membuat permukaan air laut naik semakin tinggi, mengancam keberadaan beberapa negara. Pada dasarnya, pemanasan global dapat memberikan ancaman terhadap seluruh makhluk hidup di muka bumi. Namun, dampaknya bisa jadi berbeda-beda, terutama bagi negara-negara kepulauan dengan ketinggian daratan rendah. Baca juga artikel lainnya : 5 Cara Dukung Penerapan Green Energy Melansir berbagai sumber, terdapat beberapa negara yang disebut… Budaya Bersepeda di Belanda yang Sukses Kurangi Emisi Karbon Belanda dikenal sebagai negara dengan budaya bersepeda yang sangat kuat. Budaya bersepeda di negeri ini sepertinya telah menjadi sebuah keunikan sekaligus kebanggan bagi pemerintah dan warga setempat untuk memukau dunia. Pasalnya, Sepeda bukan lagi sekadar alat transportasi di sana, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, budaya sepeda di sini juga membantu negara menciptakan lingkungan yang sehat dengan emisi karbon yang rendah. Mengenal Budaya Bersepeda di Belanda Belanda bisa dibilang juga sebagai surganya para pesepeda. Sebab, dibandingkan jumlah kendaraan bermotor, ada lebih banyak lalu lalang sepeda di beberapa kota di Belanda. Diperkirakan terdapat lebih dari… Waspada Produksi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi limbah telah menjadi dampak dari kegiatan sehari-hari manusia yang tak terhindarkan, dapat bersumber dari aktivitas industri juga rumah tangga. Limbah rumah tangga didefinisikan sebagai bahan sisa, sampah, atau buangan yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di rumah, seperti sisa makanan, barang padat, cairan bekas pakai, dan lain sebagainya. Sama seperti pada umumnya, limbah rumah tangga dapat dikategorikan ke dalam limbah organik, anorganik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam penanganannya, dibutuhkan metode yang tepat sebab pengolahan limbah yang salah dapat berkontribusi terhadap peningkatan jejak karbon harian rumah tangga. Pengolahan limbah tidak bertanggung jawab tidak hanya… Peran Lahan Basah dalam Mitigasi Perubahan Iklim Lahan basah merupakan salah satu ekosistem bumi yang punya peran penting …

6

Waspada Produksi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga

Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi limbah telah menjadi dampak dari kegiatan sehari-hari manusia yang tak terhindarkan, dapat bersumber dari aktivitas industri juga rumah tangga. Baca juga artikel lainnya : CARA MENGHITUNG JEJAK KARBON DARI PROSES PRODUKSI INDUSTRI Limbah rumah tangga didefinisikan sebagai bahan sisa, sampah, atau buangan yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di rumah, seperti sisa makanan, barang padat, cairan bekas pakai, dan lain sebagainya. Sama seperti pada umumnya, limbah rumah tangga dapat dikategorikan ke dalam limbah organik, anorganik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam penanganannya, dibutuhkan metode yang tepat sebab pengolahan limbah yang salah dapat berkontribusi terhadap peningkatan jejak karbon harian rumah tangga. Pengolahan limbah tidak bertanggung jawab tidak hanya berpotensi mencemari lingkungan, tetapi juga menyumbang emisi karbon yang mempercepat perubahan iklim. Sumber Emisi Karbon dari Limbah Rumah Tangga Setiap barang yang kita gunakan, konsumsi, dan buang pada akhirnya, akan selalu memiliki jejak karbon yang dampaknya tidaklah baik. Beberapa sumber utama emisi karbon dari limbah rumah tangga mencakup di antaranya: Semua hal yang termasuk ke dalam limbah organik adalah seperti sisa makanan, bahan-bahan sayur dan buah, dan sisa dapur. Sektor rumah tangga masih banyak yang membuat sampah jenis di atas langsung ke tempat pembuangan. Akibatnya, bahan organik yang membusuk dapat menghasilkan gas metana (CH4), sebuah gas rumah kaca yang sangat kuat melebihi karbon dioksida (CO2).   Limbah anorganik rumah tangga biasanya mencakup sampah plastik, kertas, logam, kain atau pakaian bekas, yang umumnya dibuang langsung ke TPA. Membuang sampah plastik langsung ke TPA dapat mencemari lingkungan melalui partikel mikroplastik yang mengkontaminasi tanah dan air. Limbah tekstil juga umumnya tidak lagi diolah ketika sudah masuk ke TPA. Mnyumbang limbah besar dengan jejak karbon tinggi dari produksi, transportasi, dan pembuangan pakaian.  Dalam kategori limbah B3, sektor rumah tangga dapat menghasilkan buangan berupa alat elektronik bekas, baterai, bohlam, bahan kimia yang terkandung dalam air sisa cucian, hingga obat-obat kedaluwarsa. Produksi dan pembuangan perangkat elektronik menghasilkan limbah beracun dan emisi karbon besar akibat proses ekstraksi bahan baku serta manufaktur. Dampak Limbah terhadap Perubahan Iklim Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN KLHK), sampah rumah tangga menyumbang sekitar 44,37 persen jumlah sampah dari total 69,9 juta ton sampah nasional di tahun 2023. Angka yang sangat besar, bisa dibayangkan juga bagaimana dampaknya terhadap kelestarian lingkungan. Terlebih jika sampah tersebut tidak dikelola dengan baik yang berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Seperti kita ketahui, gas metana yang berasal dari limbah organik dan karbon dioksida dari pembakaran sampah dapat memperburuk pemanasan global. Jangan lupa dengan potensi pencemaran tanah dan air akibat sampah yang bocor ke ekosistem dan mencemari sumber daya. Strategi Mengurangi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga Oleh karena itu, nampaknya dibutuhkan strategi yang tepat bagi sektor rumah tangga untuk memiliki kesadaran pengelolaan sampah bertanggung jawab untuk membantu meminimalisir produksi jejak karbon. Alih-alih membuang sampah sisa makanan ke tempat sampah, masyarakat di sektor rumah tangga bisa mulai mengurangi sisa makanan dan mengolah sisa makanan yang ada menjadi kompos. Limbah anorganik juga bisa dikelola melalui metode daur ulang dan upcycling, serta mengirim limbah B3 ke pihak yang berwenang menghancurkan untuk menghindarkannya membahayakan lingkungan. Dengan perubahan kebiasaan individu dan kebijakan yang lebih baik, kita bisa mengurangi emisi karbon dari limbah dan membantu mengatasi krisis iklim. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article 5 Negara yang Terancam Tenggelam akibat Pemanasan Global Pemanasan global nampaknya tidak lagi bisa dianggap sepele sebab pengaruhnya saat ini sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Meningkatnya frekuensi suhu rata-rata global menyebabkan udara semakin panas dan kering yang berdampak pada luruhnya es di antartika. Kondisi ini bisa membuat permukaan air laut naik semakin tinggi, mengancam keberadaan beberapa negara. Pada dasarnya, pemanasan global dapat memberikan ancaman terhadap seluruh makhluk hidup di muka bumi. Namun, dampaknya bisa jadi berbeda-beda, terutama bagi negara-negara kepulauan dengan ketinggian daratan rendah. Baca juga artikel lainnya : 5 Cara Dukung Penerapan Green Energy Melansir berbagai sumber, terdapat beberapa negara yang disebut… Budaya Bersepeda di Belanda yang Sukses Kurangi Emisi Karbon Belanda dikenal sebagai negara dengan budaya bersepeda yang sangat kuat. Budaya bersepeda di negeri ini sepertinya telah menjadi sebuah keunikan sekaligus kebanggan bagi pemerintah dan warga setempat untuk memukau dunia. Pasalnya, Sepeda bukan lagi sekadar alat transportasi di sana, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, budaya sepeda di sini juga membantu negara menciptakan lingkungan yang sehat dengan emisi karbon yang rendah. Mengenal Budaya Bersepeda di Belanda Belanda bisa dibilang juga sebagai surganya para pesepeda. Sebab, dibandingkan jumlah kendaraan bermotor, ada lebih banyak lalu lalang sepeda di beberapa kota di Belanda. Diperkirakan terdapat lebih dari… Waspada Produksi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi limbah telah menjadi dampak dari kegiatan sehari-hari manusia yang tak terhindarkan, dapat bersumber dari aktivitas industri juga rumah tangga. Limbah rumah tangga didefinisikan sebagai bahan sisa, sampah, atau buangan yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di rumah, seperti sisa makanan, barang padat, cairan bekas pakai, dan lain sebagainya. Sama seperti pada umumnya, limbah rumah tangga dapat dikategorikan ke dalam limbah organik, anorganik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam penanganannya, dibutuhkan metode yang tepat sebab pengolahan limbah yang salah dapat berkontribusi terhadap peningkatan jejak karbon harian rumah tangga. Pengolahan limbah tidak bertanggung jawab tidak hanya… Peran Lahan Basah dalam Mitigasi Perubahan Iklim Lahan basah merupakan salah satu ekosistem bumi yang punya peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, salah satunya mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Lahan basah adalah sebuah ekosistem yang tergenang air secara permanen atau musiman, mencakup rawa, paya, dan daerah pesisir yang berair. Lahan ini dapat berupa air tawar, payau, atau asin, dan sering …

4

Peran Lahan Basah dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Lahan basah merupakan salah satu ekosistem bumi yang punya peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, salah satunya mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Lahan basah adalah sebuah ekosistem yang tergenang air secara permanen atau musiman, mencakup rawa, paya, dan daerah pesisir yang berair. Lahan ini dapat berupa air tawar, payau, atau asin, dan sering ditemukan di tepi sungai, danau, atau laut.  Baca juga artikel lainnya : Lahan Gambut sebagai Penyerap Karbon: Solusi Atasi Perubahan Iklim Contoh dari lahan basah antara lain berupa hutan bakau, gambut, dan delta sungai. Berdasarkan fungsinya, lahan basah punya manfaat yang penting untuk menjaga keseimbangan alam. Ekosistem lahan basah juga dikenal akan kemampuannya menyimpan karbon dalam jumlah banyak, suatu hal yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak pemanasan global. Sebagai agen penyerap karbon alami, Ekosistem lahan basah seperti rawa gambut dan hutan bakau, akan membantu menyimpan karbon di tanah dan vegetasi mereka. Bantu mencegah pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer, melebihi yang bisa dilakukan hutan hujan. Bagaimana peran lahan basah dalam upaya mitigasi perubahan iklim? 1. Penyerap Karbon Alami Salah satu fungsi utama lahan basah ialah dapat berperan sebagai penyerap karbon alami. Diketahui bahwa lahan basah berkontribusi dalam penyimpanan karbon yang membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Lahan basah menyerap karbon melalui proses fotosintesis dan akumulasi biomassa yang terkubur di tanah. Tanaman air seperti contohnya rawa, biasanya perlu menyerap karbon dioksida (CO2) untuk membantunya menjalankan proses fotosintesis. Sebagai gantinya, tanaman akan mengeluarkan oksigen (O2) yang dibutuhkan manusia dan hewan dalam proses respirasi. Sementara itu, akumulasi biomassa biasanya terjadi saat pohon dan tanaman lain tumbuh dan mati, sehingga biomassa yang tidak terurai tersebut akan terkumpul dan diserap ke dalam tanah. Biomassa yang terakumulasi akan secara bertahap menjadi gambut selama berabad-abad. Gambut tersebut akan menyimpan jumlah karbon yang diserap, bahkan mampu menyimpan sampai dengan 20 kali lipat karbon lebih banyak dari hutan hujan. 2. Menjaga Keseimbangan Hidrologi dan Kualitas Air Lahan basah juga berperan membantu menjaga keseimbangan hidrologi dan kualitas air.  Caranya yaitu dengan menyaring polutan dan menyerap kelebihan nutrisi dari air untuk memastikan air tetap bersih dan ekosistem perairan tetap sehat. Hal yang penting untuk mendukung kehidupan berbagai spesies, termasuk manusia yang bergantung pada sumber air bersih. Melansir laman Science Direct, lahan basah dapat memodulasi aliran puncak dengan menyimpan limpasan dan melepaskannya secara perlahan seiring waktu. Dampak positifnya, dapat mencegah terjadinya banjir, membantu menjaga kelembapan tanah, serta menghindarkan potensi kekeringan selama musim kemarau. 3. Mengurangi Dampak Bencana Akibat Perubahan Iklim Hal lainnya dari lahan basah, yakni kemampuannya untuk berperan dalam mengurangi dampak bencana akibat perubahan iklim. Contohnya seperti banjir dan badai. Sebagaimana dijelaskan di atas, kawasan dengan lahan basah dapat bertindak sebagai spons alami yang menyerap air hujan berlebih, membantu mencegah banjir di wilayah sekitarnya.  Ekosistem hutan bakau di pesisir juga berfungsi sebagai pelindung alami dari gelombang tinggi dan badai. Melalui kehadirannya, hutan bakau dapat mengurangi potensi terjadinya erosi pantai dan kerusakan akibat cuaca ekstrem. Sekaligus menjadi penyelamat bagi masyarakat pesisir. Akan tetapi, kondisi lahan basah di berbagai lokasi saat ini mulai mengalami degradasi akibat alih fungsi lahan dan polusi. Menurut data Pantau Gambut, sekitar 64 persen lahan basah dunia telah hilang sejak awal abad ke-20 yang mengancam keberlanjutan ekosistemnya. Oleh karena itu, perlindungan dan restorasi lahan basah menjadi langkah krusial dalam strategi mitigasi perubahan iklim. Dengan menjaga ekosistem ini, kita dapat membantu mengurangi emisi karbon, mengurangi risiko bencana, dan memastikan lingkungan yang lebih sehat untuk generasi mendatang. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article 5 Negara yang Terancam Tenggelam akibat Pemanasan Global Pemanasan global nampaknya tidak lagi bisa dianggap sepele sebab pengaruhnya saat ini sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Meningkatnya frekuensi suhu rata-rata global menyebabkan udara semakin panas dan kering yang berdampak pada luruhnya es di antartika. Kondisi ini bisa membuat permukaan air laut naik semakin tinggi, mengancam keberadaan beberapa negara. Pada dasarnya, pemanasan global dapat memberikan ancaman terhadap seluruh makhluk hidup di muka bumi. Namun, dampaknya bisa jadi berbeda-beda, terutama bagi negara-negara kepulauan dengan ketinggian daratan rendah. Baca juga artikel lainnya : 5 Cara Dukung Penerapan Green Energy Melansir berbagai sumber, terdapat beberapa negara yang disebut… Budaya Bersepeda di Belanda yang Sukses Kurangi Emisi Karbon Belanda dikenal sebagai negara dengan budaya bersepeda yang sangat kuat. Budaya bersepeda di negeri ini sepertinya telah menjadi sebuah keunikan sekaligus kebanggan bagi pemerintah dan warga setempat untuk memukau dunia. Pasalnya, Sepeda bukan lagi sekadar alat transportasi di sana, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, budaya sepeda di sini juga membantu negara menciptakan lingkungan yang sehat dengan emisi karbon yang rendah. Mengenal Budaya Bersepeda di Belanda Belanda bisa dibilang juga sebagai surganya para pesepeda. Sebab, dibandingkan jumlah kendaraan bermotor, ada lebih banyak lalu lalang sepeda di beberapa kota di Belanda. Diperkirakan terdapat lebih dari… Waspada Produksi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi limbah telah menjadi dampak dari kegiatan sehari-hari manusia yang tak terhindarkan, dapat bersumber dari aktivitas industri juga rumah tangga. Limbah rumah tangga didefinisikan sebagai bahan sisa, sampah, atau buangan yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di rumah, seperti sisa makanan, barang padat, cairan bekas pakai, dan lain sebagainya. Sama seperti pada umumnya, limbah rumah tangga dapat dikategorikan ke dalam limbah organik, anorganik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam penanganannya, dibutuhkan metode yang tepat sebab pengolahan limbah yang salah dapat berkontribusi terhadap peningkatan jejak karbon harian rumah tangga. Pengolahan limbah tidak bertanggung jawab tidak hanya… Peran Lahan Basah dalam Mitigasi Perubahan Iklim Lahan basah merupakan salah satu ekosistem bumi yang punya peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, salah satunya mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Lahan basah adalah sebuah …

Wind Turbines And Solar Panels At Sunset Generative AI royalty free stock photos

Inisiatif Energi Bersih dari Industri Otomotif

Energi bersih adalah sumber energi yang tidak menghasilkan polusi atau emisi gas rumah kaca dalam proses produksinya. Contoh utama energi bersih termasuk energi surya, angin, hidro, panas bumi, dan hidrogen hijau. Energi ini berbeda dari bahan bakar fosil karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO₂) atau polutan lain yang merusak lingkungan. Keunggulan energi bersih tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap ekonomi dan sosial. Dengan meningkatnya investasi dalam teknologi energi terbarukan, biaya produksi listrik dari sumber bersih semakin menurun, menjadikan energi bersih semakin menarik terutama bagi kalangan industri, termasuk industri otomotif. Energi Bersih dan Industri Otomotif Industri otomotif mengalami transformasi besar dengan meningkatnya kesadaran terhadap dampak lingkungan akibat emisi gas rumah kaca. Perusahaan otomotif secara global mulai berinvestasi dalam teknologi energi bersih untuk mengurangi jejak karbon mereka.  Menurut laporan International Energy Agency (IEA), sektor transportasi menyumbang sekitar 24% dari total emisi CO2 global, menjadikan peralihan ke energi bersih sebagai kebutuhan mendesak. Berbagai inovasi mulai banyak dikembangkan, termasuk kendaraan listrik, bahan bakar hidrogen, dan peningkatan efisiensi energi dalam proses produksi. Kendaraan Listrik sebagai Solusi Utama Kendaraan listrik (EV) menjadi salah satu solusi utama dalam transisi ke energi bersih. Kendaraan listrik (EV) adalah kendaraan yang menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga utamanya, menggantikan mesin pembakaran internal yang mengandalkan bahan bakar fosil. EV beroperasi dengan energi yang disimpan dalam baterai yang dapat diisi ulang, biasanya melalui jaringan listrik atau sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Berdasarkan data dari Bloomberg NEF, penjualan kendaraan listrik global meningkat sebesar 55% pada tahun 2022, mencapai lebih dari 10 juta unit. Perusahaan otomotif seperti Tesla, Toyota, dan Volkswagen telah berinvestasi miliaran dolar untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik. Selain itu, beberapa negara telah menerapkan regulasi ketat untuk mengurangi penjualan kendaraan berbahan bakar fosil dan mendorong penggunaan EV melalui insentif pajak serta subsidi. Bahan Bakar Hidrogen dalam Transportasi Selain kendaraan listrik, bahan bakar hidrogen juga menjadi alternatif yang semakin diperhitungkan. Teknologi ini memungkinkan kendaraan menghasilkan tenaga dengan hanya menghasilkan uap air sebagai emisi. Menurut laporan Hydrogen Council, produksi kendaraan berbasis hidrogen diproyeksikan tumbuh hingga 10 kali lipat pada tahun 2030. Toyota dan Hyundai menjadi dua produsen utama yang mengembangkan teknologi hidrogen dalam produk mereka, seperti Toyota Mirai dan Hyundai Nexo. Investasi di Energi Bersih Baca juga artikel lainnya : Gerakan Energi Bersih di Dunia, Ayo Ikut Andil! Investasi dalam energi bersih oleh industri otomotif tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada perekonomian. Menurut laporan dari McKinsey & Company, industri kendaraan listrik dan hidrogen diprediksi menciptakan lebih dari 30 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2035.  Selain itu, nilai pasar kendaraan listrik diperkirakan mencapai lebih dari USD 1,5 triliun dalam dekade mendatang. Hal ini mendorong banyak investor untuk menanamkan modal mereka dalam perusahaan yang berfokus pada energi bersih di sektor otomotif. Tantangan Energi Bersih di Industri Otomotif Meskipun perkembangan energi bersih dalam industri otomotif menunjukkan tren positif, masih terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik masih terbatas di beberapa negara, sementara biaya produksi baterai dan bahan bakar hidrogen masih cukup tinggi. Namun, dengan perkembangan teknologi dan dukungan kebijakan pemerintah, masa depan energi bersih di sektor otomotif dapat berpeluang memperoleh hasil yang lebih baik. Inisiatif energi bersih dalam industri otomotif merupakan langkah penting dalam menghadapi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya inovasi dan investasi yang dilakukan oleh produsen otomotif, transisi menuju transportasi ramah lingkungan menjadi lebih memungkinkan.  Terutama, untuk industri dan pelaku bisnis, saat ini, telah hadir Satuplatform yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan termasuk konsultasi gerakan menuju energi bersih. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di bawah! Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ekonomi sirkular dikenal juga dengan… Lebih dari Separuh Daratan di Bumi Terancam Kering Permanen, Ketahui Bahayanya! Lebih dari setengah wilayah daratan di bumi disebut terancam dilanda kekeringan permanen dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang, menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian tersebut dikemukakan dalam sebuah laporan berjudul The Global Threat of Drying Lands: Regional and global aridity trends and future projections, yang dirilis oleh United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) dalam Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2024 lalu. Apa yang terjadi sebenarnya? Tiga per Empat Daratan Bumi Alami Kekeringan   Dilansir dari laman kompas.com, selama 30 tahun terakhir sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi… How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia is following the Sustainable Development Goals (SDGs) by the …

kesetaraan gender 1

Perubahan Iklim Sebabkan Kesenjangan Gender, Bagaimana Bisa?

Perubahan iklim telah menjadi suatu fenomena yang mengkhawatirkan dunia belakangan ini. Perubahan iklim menyebabkan dampak yang sangat luas, termasuk berpengaruh terhadap keberlangsungan makhluk hidup di berbagai belahan bumi.  Meskipun kita meyakini bahwa perubahan iklim adalah ancaman yang besar, namun fakta menyebut bahwa dampaknya tidaklah sama bagi semua orang. Ada beberapa kelompok yang justru sangat rentan dan terancam akibat kondisi ini.   Dilansir dari Earth.org, sebuah laporan yang dirilis United Nations Development Program (UNDP) tahun 2021 menyatakan, antara pria dan wanita di lingkungan rumah tangga dan masyarakat menghadapi dampak yang berbeda berdasarkan tingkat kerentanan dan ketahanan mereka. Simak penjelasan selengkapnya dalam paparan di bawah. Perubahan Iklim dan Kelompok Wanita  Laporan UNDP menyampaikan adanya ‘triple planetary crisis’ yang menjadi salah satu tantangan terbesar hak asasi manusia. Tiga hal tersebut di antaranya perubahan iklim, polusi, dan kerusakan alam. Risiko dan ancaman krisis ini dapat mempengaruhi setiap orang. Akan tetapi, ada berbagai faktor yang dapat menentukan besarnya dampak dan pengaruh yang akan dirasakan setiap orang, mencakup tempat tinggal, mata pencaharian, situasi sosial ekonomi, dan jenis kelamin. Baca juga artikel lainnya : Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Perempuan Wanita dan anak perempuan adalah kelompok rentan yang bisa sangat terpengaruh dampak perubahan iklim. Terlebih lagi jika mereka berada di lingkungan minoritas, hidup di daerah pedesaan dengan akses terbatas, serta menjadi bagian dari masyarakat adat yang dilingkupi aturan ketat. Kondisi ini membuat mereka tidak memiliki kontrol dan akses terbatas terhadap berbagai kebutuhan seperti sumber daya alam, tanah, pendidikan, pendapatan finansial, air, makanan, atau bahkan energi bersih.  Dibandingkan para pria, wanita seringkali sangat amat bergantung terhadap lawan jenisnya karena umumnya kendali penuh berada pada kelompok laki-laki tersebut. Status sosial pun turut mendiskriminasikan peran dan aksesibilitas perempuan di berbagai bidang. Akibatnya, perempuan beresiko lebih tinggi terkena dampak kesehatan, seperti kerawanan pangan dan cedera. Belum lagi dengan peluang pendidikan dan pekerjaan, yang juga berpengaruh terhadap keuangan dan aset tertentu. Perubahan Iklim Memperburuk Kesenjangan Gender Mungkin beberapa dari kita masih belum terbayang tentang bagaimana fenomena perubahan iklim dapat menimbulkan kesenjangan antar gender. Meskipun dampak perubahan iklim pada dasarnya dapat dirasakan setiap orang, namun kondisi ini tidak selalu merata, bisa lebih buruk terjadi bagi perempuan dan kelompok rentan. Beberapa contohnya seperti: Di beberapa wilayah, utamanya negara berkembang, banyak perempuan bertanggung jawab atas pengambilan air untuk rumah tangga mereka.  Kondisi yang tidak mendukung, seperti kekeringan yang membuat pasokan air bersih menjadi sulit, salah satunya disebabkan perubahan iklim, membuat mereka harus berjalan lebih jauh untuk mendapatkan air, menyita waktu mereka untuk pekerjaan atau pendidikan.  Saat terjadi bencana seperti banjir misalnya, perempuan bisa jadi lebih sulit mengakses bantuan karena faktor sosial dan ekonomi.  Studi menunjukkan bahwa tingkat kematian perempuan lebih tinggi dalam bencana karena keterbatasan mobilitas, fisiologis, kontrol, hingga akses informasi.  Salah satu bukti yang ditunjukkan Earth.org menunjukkan, perempuan menyumbang sekitar 70 persen kematian di Banda Aceh setelah terjadinya Tsunami Samudra Hindia tahun 2004 silam. Earth.org menjumpai bahwa perempuan berpotensi menghadapi risiko lebih besar terhadap kekerasan berbasis gender di tengah atau setelah bencana iklim. Hal ini bisa terjadi karena tidak adanya jaminan sosial program, dan situasi yang memanas, misalnya saat sumber daya semakin langka (misalnya air dan makanan), konflik sosial pun bisa meningkat.  Kondisi ini bisa memperburuk kekerasan berbasis gender, termasuk dalam rumah tangga dan pengungsian akibat iklim. Gelombang panas ekstrem dan polusi udara berdampak lebih besar pada kesehatan ibu hamil dan bayi.  Selain itu, bencana alam sering mengganggu layanan kesehatan reproduksi bagi perempuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan terkait iklim umumnya masih didominasi oleh keputusan laki-laki. Menyebabkan timbulnya anggapan bahwa perspektif dan kebutuhan perempuan kurang diperhitungkan dalam strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Peran Wanita dalam Melawan Perubahan Iklim  Dibalik besarnya kesenjangan gender yang terjadi akibat perubahan iklim, perlu disadari bahwa perempuan punya peran penting dalam melawan perubahan iklim. Perempuan bisa dibilang merupakan agen perubahan yang berperan efektif dalam upaya adaptasi dan mitigasi krisis iklim, melalui keterampilan dan pengetahuannya yang luas. Tanggung jawab perempuan dalam rumah tangga dan masyarakat menjadikan mereka lebih memahami strategi pengurangan bencana yang dapat membantu mencegah dampak yang lebih signifikan. Perempuan memiliki peran penting dalam pengelolaan lingkungan, termasuk dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. Oleh karena itu, dengan perannya yang besar, memberdayakan perempuan sebagai agen perubahan iklim adalah kebutuhan strategis untuk mencapai solusi iklim yang berkelanjutan dan adil. Namun, siapapun juga bisa turut serta dalam menciptakan perubahan! Termasuk industri Anda dengan menerapkan konsep sustainability manajemen dalam kegiatan operasional perusahaan atau organisasi dengan cara sendiri.  Jalankan rencana tersebut dengan lebih mudah bersama Satuplatform! Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia is following the Sustainable Development Goals (SDGs) by the United Nation as the roadmap for  balancing economic progress with environmental stewardship.  Nowadays, businesses in Indonesia are increasingly aligning their strategies with SDGs to foster long-term sustainability, with a focus on green growth as an economic model that promotes environmental responsibility while ensuring profitability.  Businesses… Blue Economy in Indonesia: Business Innovations for SDG 14 (Life Below Water) As the world’s largest archipelagic nation, Indonesia is home to more than 17,000 islands and an exclusive economic zone (EEZ) spanning 6.4 million square kilometers. The ocean plays a crucial role in the country’s economy, supporting fisheries, tourism, and maritime trade. However, currently the health of Indonesia’s marine ecosystems is under threat due to overfishing, plastic pollution, and climate change. In this …

Women and Climate Change

Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Perempuan

Kita tahu bahwa perubahan iklim adalah suatu ancaman yang bisa memberikan dampak terhadap banyak orang bahkan seluruh masyarakat di muka bumi. Namun, tahukah kamu kalau besarnya dampak perubahan iklim yang dirasakan bisa berbeda bagi setiap individu? Perubahan iklim disebut-sebut memiliki potensi ancaman yang lebih besar terhadap kelompok rentan, dalam hal ini ialah perempuan dan anak-anak. Lebih dari itu, mereka yang tinggal di daerah dengan mitigasi krisis iklim lebih rendah punya dampak yang lebih tinggi lagi. Baca juga artikel lainnya : 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Menurut data yang dihimpun oleh Cambridge University Press yang dimuat dalam jurnal tahun 2022 berjudul ‘Facing Change: Gender and Climate Change Attitudes Worldwide’, ditemukan adanya nilai yang lebih tinggi yang menunjukkan bahwa wanita, secara rata-rata, terdampak perubahan iklim lebih serius dibandingkan pria. Selain itu, beberapa penelitian di berbagai negara juga menunjukkan adanya kesenjangan gender dalam perhatian terhadap perubahan iklim. Umumnya menyasar perempuan dan anak-anak sebagai kelompok yang rentan dalam hal ini. United Nations Development Program (UNDP) menyebut bahwa dampak perubahan iklim berpotensi melanggengkan dan memperbesar ketimpangan struktural yang ada. Berdampak lebih besar pada perempuan. Lalu, bagaimana perubahan iklim bisa berdampak terhadap perempuan dan menjadikannya sebagai kelompok rentan yang patut dilindungi? 1. Dampak Krisis Air yang Membebani Perempuan Di banyak negara berkembang, perempuan menjadi individu yang bertanggung jawab besar atas pengambilan air untuk rumah tangga. Hal tersebut dibuktikan oleh data UNICEF, salah satu badan PBB, yang menyebut bahwa perempuan dan anak perempuan punya andil hingga 80 persen melakukan pengambilan air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Sayangnya, dampak perubahan iklim yang menimbulkan kekeringan sampai dengan kelangkaan air, membuat perempuan harus bekerja lebih ekstra dengan berjalan lebih jauh demi mencari dan mendapatkan sumber air.  Kondisi ini membuat beban kerja mereka bertambah, yang efeknya menyisakan lebih sedikit waktu bagi mereka untuk mengejar pendidikan atau melakukan kegiatan lain yang dapat menghasilkan pemasukan. Air bersih menjadi salah satu kebutuhan penting manusia yang jika tidak terpenuhi, berpotensi menimbulkan kerugian baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Ancaman terhadap Kebebasan dan Hak-Hak Perempuan Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan iklim dapat memberikan ancaman terhadap kebebasan dan hak-hak yang dimiliki perempuan. Contohnya seperti kebebasan perempuan dalam mengakses pendidikan dan serta bekerja yang dipengaruhi oleh peranannya dalam mendukung rumah tangga.  Perempuan seringkali menjadi pihak yang diberikan tanggung jawab mengurus rumah tangga dan keluarga. Akibat perubahan iklim, beban kerja mereka pun bisa jadi meningkat yang membatasi mereka ke akses lain yang dibutuhkan. Perempuan juga punya kerentanan yang tinggi terhadap masalah kesehatan akibat perubahan iklim, melalui ancaman seperti kerawanan pangan, dampak gelombang panas, banjir, polusi udara dan lingkungan, serta hal lainnya.  Kondisi ini dapat menimbulkan cedera atau kematian bagi para perempuan, ibu hamil, hingga bayi. Juga menyebabkan penyebaran penyakit karena kontaminasi akibat sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk 3. Risiko Kekerasan terhadap Perempuan Saat sumber daya semakin langka (misalnya air dan makanan), konflik sosial meningkat. Ini bisa memperburuk kekerasan berbasis gender, termasuk dalam rumah tangga dan pengungsian akibat iklim. Dengan kondisi geografis yang buruk yang menyebabkan perempuan harus berjalan lebih jauh mencari sumber daya, perempuan berisiko menghadapi situasi kekerasan dari pihak lain yang memperburuk ketidaksetaraan gender. 4. Gangguan pada Pertanian dan Ekonomi Perempuan Di berbagai negara, ada banyak perempuan yang menjadikan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama mereka.  Sayangnya, perubahan iklim yang meningkatkan potensi cuaca ekstrem dapat berdampak negatif terhadap hasil panen, menurunkan pendapatan, hingga menciptakan kerawanan pangan bagi perempuan dan keluarga.  Perubahan pola hujan dan kekeringan mengancam produksi pangan, membuat mereka kehilangan pendapatan dan meningkatkan kerentanan ekonomi. 5. Representasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan Rendah Di berbagai kesempatan, kita masih sering melihat bahwa jumlah perempuan yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan, terutama terkait perubahan iklim dan lingkungan, masih jauh lebih sedikit dibanding laki-laki. Sayangnya, kondisi ini berdampak pada bagaimana kebijakan dibuat, karena perspektif dan kebutuhan perempuan sering kurang diperhitungkan. Kebijakan iklim yang dibuat tanpa mempertimbangkan perspektif perempuan bisa kurang efektif karena tidak memasukkan kebutuhan kelompok yang paling terdampak. Padahal, perempuan memiliki cara pandang berbeda dalam mengelola sumber daya dan cenderung lebih mendukung kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan. Di antara lima dampak di atas, tentu dibutuhkan solusi yang dapat mengutamakan gender dalam kebijakan iklim, meningkatkan akses perempuan ke pendidikan, ekonomi, dan pengambilan keputusan lingkungan. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia is following the Sustainable Development Goals (SDGs) by the United Nation as the roadmap for  balancing economic progress with environmental stewardship.  Nowadays, businesses in Indonesia are increasingly aligning their strategies with SDGs to foster long-term sustainability, with a focus on green growth as an economic model that promotes environmental responsibility while ensuring profitability.  Businesses… Blue Economy in Indonesia: Business Innovations for SDG 14 (Life Below Water) As the world’s largest archipelagic nation, Indonesia is home to more than 17,000 islands and an exclusive economic zone (EEZ) spanning 6.4 million square kilometers. The ocean plays a crucial role in the country’s economy, supporting fisheries, tourism, and maritime trade. However, currently the health of Indonesia’s marine ecosystems is under threat due to overfishing, plastic pollution, and climate change. In this situation, the Blue Economy emerges. The term “Blue Economy” refers to an economic approach that …

javier miranda 7bnvNN3R eo unsplash

Climate Change: An Unseen-Real Challenge

Climate change is an undeniable reality that continues to pose significant challenges to both the environment and global economies. While some effects of climate change are visible, such as rising temperatures, extreme weather events, and melting ice caps, many of its consequences remain unseen yet profoundly impactful.  The economic implications of climate change are staggering, with billions of dollars in damages incurred annually due to natural disasters, supply chain disruptions, and resource scarcity. This article explores the multifaceted impact of climate change, while highlighting the importance of sustainable business practices in mitigating its effects. Read another articles : How Business Contribute to SDG 13: Climate Action Rising Global Temperatures Global temperatures have increased by approximately 1.1°C since the pre-industrial era. According to the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), this trend is expected to continue, with temperatures projected to rise between 2°C and 4°C by the end of the century if immediate action is not taken.  The frequency and intensity of extreme weather events, including hurricanes, droughts, and wildfires, have also increased, leading to significant economic and environmental consequences. In 2021 alone, climate-related disasters caused an estimated $329 billion in economic losses worldwide, as reported by Swiss Re Institute. Such financial burdens highlight the urgent need for businesses and governments to invest in climate resilience and adaptation measures to mitigate future risks. Global Business Operations Industries highly dependent on natural resources, such as agriculture, fisheries, and forestry, are particularly vulnerable. For example, the coffee industry faces significant challenges due to changing climate conditions, as regions traditionally suitable for coffee cultivation are becoming less viable.  Additionally, transportation and logistics sectors are experiencing increased costs due to rising fuel prices and infrastructure damages caused by extreme weather events. Such challenges push industries to rethink their operational strategies and dependency on vulnerable resources. Some companies are shifting towards diversification, seeking new geographic regions or alternative materials to reduce their exposure to environmental risks. Financial Impact of Climate Change Climate change presents both risks and opportunities for the financial sector. For example, the insurance companies are facing higher payouts due to natural disasters, while investors are increasingly considering climate risks in their portfolios. According to the Global Sustainable Investment Alliance, sustainable investments reached $35.3 trillion in 2020, representing a 15% increase from 2018. This shift indicates a growing recognition of the need for climate-conscious investment strategies. Businesses that adopt sustainable practices and integrate climate risk assessments into their strategies are better positioned to thrive in a rapidly changing world. Companies such as Tesla, Unilever, and Microsoft have invested heavily in sustainability initiatives, from renewable energy adoption to carbon-neutral operations.  Governmental Challenges While climate change is impacting the business and environment massively, it is also becoming a challenge for government and related stakeholders. Governments play a critical role in combating climate change through policy implementation and corporate responsibility initiatives.  For instance, The European Union’s Green Deal, which aims to achieve carbon neutrality by 2050, has set a precedent for other nations to follow. Carbon pricing, emissions trading systems, and green bonds are emerging as effective tools for incentivizing businesses to reduce their carbon footprint. Everyone’s Responsibility After all, climate change is not just an environmental issue; it is an economic and business challenge that requires immediate and sustained action. To tackle the issue of climate change, everyone should have the awareness of making the earth a better place to live.  By recognizing the unseen yet real challenges posed by climate change, stakeholders can work together to build a more sustainable and resilient future.  Investing in climate resilience, transitioning to clean energy, and adopting responsible business practices are essential steps toward mitigating the effects of climate change. While people, in general, can reduce the use of high emitted transportation, choose the green-products, or even conduct the digital campaign. For business, in relation to the environmental initiatives, now we have Satuplatform as all-in-one solution who provides you with carbon consultancy. Try our FREE DEMO now! Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di bawah! Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ekonomi sirkular dikenal juga dengan… Lebih dari Separuh Daratan di Bumi Terancam Kering Permanen, Ketahui Bahayanya! Lebih dari setengah wilayah daratan di bumi disebut terancam dilanda kekeringan permanen dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang, menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian tersebut dikemukakan dalam sebuah laporan berjudul The Global Threat of Drying Lands: Regional and global aridity trends and future projections, yang dirilis oleh United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) dalam Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2024 lalu. Apa yang terjadi sebenarnya? Tiga per Empat Daratan Bumi Alami Kekeringan   Dilansir dari laman kompas.com, selama 30 tahun terakhir sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi… How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic …

penyerap karbon

Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian

Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin penting. Beberapa spesies pohon memiliki kapasitas luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon, membantu menyeimbangkan ekosistem serta mengurangi dampak pemanasan global. Di antara banyaknya pohon yang memiliki fungsi ini, mangrove, petai, dan durian menonjol sebagai spesies yang efektif sebagai penyerap karbon. Baca Juga: Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap 1. Pohon Penyerap Karbon Mangrove: Sang Penjaga Pesisir Mangrove adalah salah satu jenis pohon yang paling efisien dalam menyerap karbon. Hutan mangrove dapat menyimpan karbon 3–5 kali lebih banyak dibandingkan dengan hutan daratan. Hal ini disebabkan oleh sistem akar yang dalam dan luas yang menyimpan karbon dalam sedimen lumpur selama ratusan hingga ribuan tahun. Mangrove tidak hanya menyerap CO2 dalam jumlah besar tetapi juga berperan sebagai benteng alami yang melindungi garis pantai dari erosi dan badai. Menurut penelitian, hutan mangrove global mampu menyerap sekitar 24 juta metrik ton karbon setiap tahunnya. Dengan luas hanya sekitar 0,7% dari total hutan dunia, mangrove berkontribusi besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim. 2. Pohon Penyerap Karbon Petai: Pohon Khas yang Kaya Manfaat Petai (Parkia speciosa) lebih dikenal karena bijinya yang memiliki aroma khas, namun pohon ini juga memiliki kapasitas yang tinggi dalam menyerap karbon. Sebagai pohon dari keluarga leguminosae, petai memiliki kemampuan untuk melakukan fiksasi nitrogen yang membantu menyuburkan tanah sekaligus meningkatkan efektivitas penyerapan karbon. Petai merupakan pohon berumur panjang dengan pertumbuhan yang relatif cepat. Struktur daunnya yang rindang memungkinkan proses fotosintesis berjalan secara optimal, sehingga meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap CO2 dari udara. Selain manfaat ekologis, petai juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui hasil panennya. 3. Pohon Penyerap Karbon Durian: Sang Raja Buah yang Juga Menyerap Karbon Durian (Durio spp.), yang sering disebut sebagai “raja buah,” juga memiliki peran besar dalam penyerapan karbon. Pohon durian dapat tumbuh hingga lebih dari 30 meter dengan sistem akar yang kuat, membuatnya efektif dalam menyimpan karbon di dalam biomassa dan tanah. Selain menyerap karbon, pohon durian juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani. Dengan semakin tingginya permintaan durian di pasar global, pohon ini semakin banyak ditanam dalam skala luas, yang secara tidak langsung berkontribusi pada upaya reforestasi dan pengurangan emisi karbon. Mangrove, petai, dan durian adalah tiga jenis pohon yang memiliki kapasitas luar biasa dalam menyerap karbon dari atmosfer. Selain berperan dalam mitigasi perubahan iklim, pohon-pohon ini juga memiliki manfaat tambahan seperti melindungi garis pantai, meningkatkan kesuburan tanah, serta memberikan hasil panen yang bernilai ekonomi tinggi. Upaya konservasi dan penanaman kembali pohon-pohon ini perlu ditingkatkan untuk mendukung keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak negatif dari emisi karbon. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Menghitung dan mengelola emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform! Similar Article YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025 Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan teknologi. Salah satu fenomena terbaru yang menjadi perbincangan hangat adalah YONO, sebuah konsep hidup yang semakin populer di berbagai belahan dunia.  YONO, singkatan dari You Only Need One, adalah filosofi hidup yang menekankan kesederhanaan, efisiensi, dan keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari fashion, teknologi, hingga kebiasaan konsumsi. Baca Juga: Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment Asal Usul dan Filosofi YONO Konsep YONO lahir dari kesadaran generasi muda terhadap konsumsi berlebihan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan tren… Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin penting. Beberapa spesies pohon memiliki kapasitas luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon, membantu menyeimbangkan ekosistem serta mengurangi dampak pemanasan global. Di antara banyaknya pohon yang memiliki fungsi ini, mangrove, petai, dan durian menonjol sebagai spesies yang efektif sebagai penyerap karbon. Baca Juga: Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap 1. Pohon Penyerap Karbon Mangrove: Sang Penjaga Pesisir Mangrove adalah salah satu jenis pohon yang paling efisien dalam menyerap karbon. Hutan mangrove dapat menyimpan karbon 3–5… Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin diperhitungkan. Impor sampah merujuk pada praktik suatu negara menerima limbah dari negara lain untuk diolah, didaur ulang, atau digunakan sebagai sumber energi.  Beberapa negara-negara di dunia melakukan impor sampah, termasuk Swedia. Dalam artikel ini akan dibahas bagaimana Swedia mengimpor sampah dan apa dampaknya secara lingkungan maupun secara ekonomi.  Baca juga artikel lainnya : Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Waste-to-energy (WTE) Swedia telah lama menjadi pelopor dalam pengelolaan limbah yang efisien dan berkelanjutan. Negara ini dikenal dengan sistem waste-to-energy… Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan? Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas yang lebih ramah lingkungan. Konsep sister-city tidak hanya bertujuan mempererat hubungan diplomatik, tetapi juga menjadi platform untuk berbagi solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan perkotaan seperti polusi udara, pengelolaan limbah, dan efisiensi energi.  Artikel ini akan membahas lima aspek utama dari kerjasama sister-city dalam mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan. 1. Implementasi Teknologi Hijau dalam Infrastruktur Perkotaan untuk Kota Ramah Lingkungan Melalui kerjasama sister-city, banyak kota mengadopsi teknologi hijau untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Misalnya, Jakarta yang bermitra dengan Rotterdam dalam pengelolaan air… Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged …

5

5 Perusahaan Ini Sukses Melakukan Investasi Karbon

Dalam era di mana aspek keberlanjutan menjadi faktor utama dalam strategi bisnis global, investasi karbon telah menjadi bagian penting dalam upaya perusahaan mengurangi dampak lingkungan mereka. Investasi karbon tidak hanya berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi operasional dan reputasi perusahaan.  Beberapa perusahaan telah menunjukkan upaya mereka dengan mengadopsi strategi inovatif dan menanamkan modal besar dalam teknologi rendah karbon serta proyek kompensasi emisi. Berikut adalah contoh lima perusahaan yang sukses melakukan investasi karbon, mari simak ulasannya!  Microsoft: Pengurangan Jejak Karbon Salah satu perusahaan yang berinvestasi pada pengurangan karbon adalah Microsoft. Perusahaan ini telah menetapkan target ambisius untuk menjadi carbon negative pada tahun 2030 dan bahkan berencana menghapus seluruh emisi karbon yang telah dihasilkan sejak didirikan pada tahun 1975. Untuk mencapai tujuan ini, Microsoft telah mengalokasikan lebih dari US$1 miliar melalui Climate Innovation Fund guna mendukung teknologi energi bersih dan proyek pengurangan karbon. Selain itu, pada tahun 2021, Microsoft membeli lebih dari 1,3 juta metrik ton karbon offset dari proyek-proyek yang melibatkan penyerapan karbon alami dan teknologi Direct Air Capture (DAC). Perusahaan ini juga meningkatkan efisiensi operasionalnya dengan menerapkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan konsumsi energi di pusat data mereka. Dengan strategi ini, Microsoft tidak hanya mengurangi jejak karbonnya, tetapi juga mendorong inovasi dalam teknologi ramah lingkungan.  Tesla: Transportasi Rendah Karbon Perusahaan berikutnya yang juga berinvestasi dalam inisiatif karbon adalah Tesla, yang telah menjadi pelopor dalam transisi menuju kendaraan rendah karbon. Dengan inovasi di sektor kendaraan listrik dan energi bersih, Tesla berhasil menciptakan dampak besar dalam pengurangan emisi global. Sejak 2012, kendaraan Tesla telah menghindarkan lebih dari 20 juta metrik ton CO₂ dari atmosfer dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil. Selain itu, Tesla berinvestasi dalam penyimpanan energi berskala besar, seperti proyek Tesla Megapack, yang membantu meningkatkan keandalan jaringan listrik berbasis energi terbarukan. Perusahaan ini juga memperoleh miliaran dolar dari penjualan kredit karbon kepada perusahaan lain, yang kemudian digunakan kembali untuk mengembangkan teknologi energi bersih lebih lanjut. Dengan strategi ini, Tesla membuktikan bahwa investasi dalam teknologi rendah karbon tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga dapat menjadi model bisnis yang menguntungkan. Shell: Energi Bersih Shell telah berinvestasi secara signifikan dalam pasar karbon sebagai bagian dari strategi dekarbonisasinya. Perusahaan ini terlibat dalam berbagai proyek kredit karbon, termasuk reforestasi, perlindungan hutan, dan teknologi penangkapan serta penyimpanan karbon (CCS). Salah satu proyek unggulannya, Quest CCS Project di Kanada, telah berhasil menangkap lebih dari 7 juta ton CO₂ sejak beroperasi.  Baca juga artikel lainnya : 3 Negara Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia Di kawasan ASEAN, Shell melihat peluang besar untuk memperluas investasi karbonnya dengan mendukung mekanisme perdagangan karbon dan proyek energi bersih. Perusahaan ini bekerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta untuk mendanai proyek restorasi alam, seperti rehabilitasi hutan mangrove yang dapat menyerap karbon dalam jumlah besar. Unilever: Rantai Pasok Berkelanjutan Sebagai salah satu perusahaan konsumen terbesar di dunia, Unilever telah mengintegrasikan investasi karbon ke dalam strategi rantai pasoknya. Perusahaan ini berinvestasi dalam proyek pertanian regeneratif yang bertujuan untuk mengurangi emisi dari rantai pasok bahan bakunya.  Melalui inisiatif seperti Clean Future, Unilever telah berhasil mengurangi emisi dari produk pembersihnya hingga 20% dengan mengganti bahan baku berbasis fosil dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Langkah-langkah ini menunjukkan bagaimana investasi karbon dapat diterapkan dalam skala besar di industri barang konsumsi, sekaligus mendorong inovasi dan keberlanjutan di seluruh rantai pasok global. Apple: Net-Zero di Seluruh Ekosistem Perusahaan berikutnya yang juga sukses berinvestasi karbon adalah Apple. Sebagai perusahaan ternama di dunia, Apple telah menetapkan target ambisius untuk mencapai carbon neutrality di seluruh rantai pasok dan produknya pada tahun 2030. Langkah ini sejalan dengan komitmennya terhadap energi bersih, yang telah dibuktikan sejak tahun 2020 ketika Apple mengumumkan bahwa seluruh operasional globalnya telah sepenuhnya berbasis energi terbarukan. Untuk mendukung transisi ini, Apple telah menginvestasikan lebih dari US$4,7 miliar dalam obligasi hijau, yang digunakan untuk mendanai berbagai proyek energi bersih dan pengurangan karbon. Lima perusahaan di atas telah membuktikan bahwa dengan komitmen yang kuat, alokasi dana yang tepat, dan inovasi teknologi, investasi karbon dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan industri. Investasi karbon bukan lagi sekadar tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga menjadi strategi bisnis yang cerdas dan menguntungkan.  Terutama untuk pelaku bisnis dan industri, saat ini, telah hadir Satuplatform yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan. Sebagai all-in-one climate management solution, Satuplatform menyediakan berbagai layanan dan konsultasi mengenai karbon dan ESG bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan yang hilang di sepanjang rantai pasok sebelum mencapai konsumen, seperti saat panen, penyimpanan, transportasi, dan distribusi.  Berbeda dengan food waste, yang merujuk pada makanan yang dibuang oleh konsumen atau ritel, food loss lebih banyak terjadi di hulu rantai pasok. Meski tidak selalu disadari, kehilangan pangan memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Baca Juga: Food Loss vs Food Waste Fakta dan Data Mengenai Food Loss Menurut laporan Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar 14% dari seluruh makanan yang diproduksi… YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025 Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan teknologi. Salah satu fenomena terbaru yang menjadi perbincangan hangat adalah YONO, sebuah konsep hidup yang semakin populer di berbagai belahan dunia.  YONO, singkatan dari You Only Need One, adalah filosofi hidup yang menekankan kesederhanaan, efisiensi, dan keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari fashion, teknologi, hingga kebiasaan konsumsi. Baca Juga: Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment Asal Usul dan Filosofi YONO Konsep YONO lahir dari kesadaran generasi muda terhadap konsumsi berlebihan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan tren… Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin penting. Beberapa spesies pohon memiliki kapasitas luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon, membantu menyeimbangkan ekosistem serta mengurangi dampak pemanasan global. Di antara banyaknya pohon yang …