Daftar Profesi dan Pekerja yang Terdampak Krisis Iklim

Isu perubahan iklim belakangan ini sudah semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya dapat mengganggu lingkungan, sejumlah profesi serta pekerja di berbagai sektor berpotensi terdampak krisis iklim. Memberikan tantangan yang signifikan terhadap pembangunan juga kondisi ekonomi global.

Baca Juga: Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim?

Menurut laporan International Labour Organization (ILO), sebanyak 3,8 persen dari total jam kerja di seluruh dunia dapat hilang akibat suhu tinggi yang disebabkan krisis iklim. Diperkirakan akan terjadi dalam tujuh tahun mendatang dan mendatangkan kerugian ekonomi yang cukup besar.

Perubahan iklim mempengaruhi berbagai profesi di banyak sektor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, adaptasi terhadap perubahan ini, melalui pendidikan, pelatihan ulang, dan peralihan ke pekerjaan yang lebih berkelanjutan, dapat menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif pada mata pencaharian dan ekonomi global.

Lalu, apa saja profesi dan pekerja yang berpotensi terdampak terjadinya krisis iklim?

Petani Terdampak Krisis Iklim

Hal ini benar adanya dan disampaikan juga oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG), Dwikorita Karnawati, bahwa pertanian merupakan profesi yang terdampak paling serius akibat krisis iklim.

Perubahan iklim berperan menimbulkan perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara, sehingga menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan. Akibatnya, lebih banyak tanaman rusak dan hasil panen pun menjadi berkurang atau bahkan gagal.

Selain itu, kondisi krisis iklim juga menyebabkan peningkatan frekuensi bencana alam seperti kekeringan, banjir, serta badai. Alhasil lahan pertanian hancur dan mempengaruhi mata pencaharian para petani.

 “Melihat dampak perubahan iklim yang semakin signifikan, kami mendorong adanya upaya antisipasi masalah yang sama di kemudian hari melalui strategi mitigasi dan adaptasi,” ungkap Dwikorita, sebagaimana dikutip dari situs BMKG.

Oleh karena itu, BMKG mengharapkan petani mulai mempelajari informasi terkait iklim. Melalui Sekolah Lapang Iklim , BMKG membekali para petani dengan ilmu pengetahuan untuk dapat memahami fenomena cuaca dan iklim beserta perubahannya.

“Dengan mengetahui lebih dini, petani dapat melakukan perencanaan pertanian, mulai dari penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas unggul tahan kekeringan, pengelolaan air, dan proses lain yang diperlukan,” jelas Dwikorita.

Krisis Iklim Mempengaruhi Nelayan

Masyarakat pesisir dan nelayan menjadi salah satu kelompok yang termasuk ke dalam orang-orang dengan profesi terdampak krisis iklim.

Berdasarkan data Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir tahun 2021, krisis iklim yang meningkat selama satu dekade terakhir telah menyebabkan jumlah nelayan di Indonesia terus mengalami penurunan. Statistik mencatat bahwa dari sebanyak 2.16 juta nelayan per tahun 2010, pada tahun 2019 jumlahnya turun mencapai 1.83 juta orang saja. Terdapat penurunan sebanyak lebih dari 300 ribu orang sepanjang tahun 2010-2019.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI menyebut bahwa hanya ada dua kemungkinan yang dapat menyebabkan orang berhenti menjadi nelayan. Dua kemungkinan tersebut disebabkan oleh ekspansi industri kreatif dan ancaman perubahan iklim.

Peningkatan suhu laut dapat menyebabkan ikan dan makhluk hidup lautan bermigrasi ke daerah yang lebih dingin. Selain itu, penurunan pH laut akibat penyerapan CO2 mempengaruhi ekosistem laut dan populasi ikan. Oleh sebab itu, jumlah tangkapan pun menjadi berkurang dari sebelumnya.

Meski begitu, laporan terbaru Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperkirakan bahwa krisis iklim masih akan terus meningkat dan berpotensi memperburuk kehidupan nelayan di masa yang akan datang. Peningkatan suhu yang terjadi memaksa ikan berpindah dari wilayah tropis serta akan mengurangi pendapatan Indonesia dari penangkapan ikan sebesar 24 persen.

Untuk mengatasi hal ini, WALHI sejak beberapa tahun lalu mengharapkan pemerintah untuk dapat membantu menyusun skema perlindungan dan pemberdayaan, khususnya kepada nelayan skala kecil dan atau nelayan tradisional dari ancaman krisis iklim. Dilakukan dengan menyusun aturan turunan dari UU No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam.

Baca Juga: Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim

Ancaman Krisis Iklim terhadap Pariwisata

Sektor pariwisata dan para pekerjanya menjadi profesi selanjutnya yang sangat rentan terdampak krisis iklim. 

Meningkatnya suhu udara, cuaca ekstrem, kekeringan, dan frekuensi bencana alam dapat merusak infrastruktur pariwisata dan mengurangi jumlah wisatawan. Kerusakan ekosistem pada destinasi wisata alam seperti terumbu karang, pantai, dan hutan tropis yang terancam perubahan iklim, juga dapat mengurangi daya tarik wisata.

Akan tetapi, hal tersebut bisa dibilang turut disebabkan juga oleh kegiatan pariwisata itu sendiri. Sebab sektor pariwisata nyatanya ikut menyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan pemanasan global.

Menurut penelitian oleh Nature Climate Change tentang jejak karbon pariwisata global, sektor pariwisata disebut menyumbang sekitar 8% emisi terhadap emisi global. Hal ini juga diperparah dengan pembangunan berlebihan yang tidak ramah lingkungan dan degradasi kawasan alam.

Oleh karena itu, sektor pariwisata diharapkan dapat berkontribusi mencegah hal buruk lainnya serta turut serta meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan lingkungan, seperti pemutihan terumbu karang atau spesies hewan yang terancam punah, dan menyediakan dana untuk upaya konservasi.

Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mencapai keberlanjutan melakukan pengukuran emisi dan pencatatan laporan ESG perusahaan Anda. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…