Dibalik indahnya beragam pakaian di dunia, industri fashion tidak serta merta terhindar dari menimbulkan dampak buruk, terutama bagi lingkungan. Faktanya, industri ini menjadi salah satu yang paling berpolusi atau menghasilkan emisi di dunia. Baca juga: Sustainable Business: Apa itu, Konsep, Faktor, dan Contoh
Belum lagi dengan adanya tren Fast Fashion yang pesat. Dorongan setiap pelaku industri fashion dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dunia dan bergabung ke dalam tren yang silih berganti menjadikan upaya berkelanjutan bisa semakin sulit diterapkan.
Lalu, kira-kira seberapa besar dampak industri fashion bagi bumi kita?
Table of Contents
ToggleProduksi Emisi Industri Fashion
Dikutip dari World Bank, berdasarkan data oleh UNEP dan Ellen MacArthur Foundation, industri fashion nyatanya bertanggung jawab atas 10% emisi karbon global tahunan. Angka tersebut lebih besar dibandingkan gabungan seluruh penerbangan internasional dan pelayaran maritim.
Setiap tahunnya, sebanyak 100 miliar item pakaian diproduksi di seluruh dunia dan dibutuhkan sebanyak 93 miliar meter kubik air untuk memenuhi kebutuhan produksi tersebut. Selain menghasilkan emisi karbon, industri fashion juga berpotensi menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan apabila penanganannya tidak tepat.
Berdasarkan informasi dari World Bank, dari kegiatan produksi industri fashion, sekitar 20% air limbah sisa pewarnaan dan pengolahan kain ‘disumbangkan’ ke lingkungan. Belum lagi limbah kain dari sisa-sisa produksi atau pun pakaian yang tidak terjual, juga limbah yang dihasilkan oleh konsumen itu sendiri. Hal ini menambah buruk pencemaran terhadap lingkungan.
Jika pola demografi dan gaya hidup akan pakaian dan fashion masih terus berlanjut seperti sekarang, konsumsi pakaian jadi global diperkirakan akan meningkat dari 26 juta metrik ton pada tahun 2019 menjadi 102 juta ton dalam 10 tahun. Sektor ini pun diperkirakan juga akan meningkatkan jejak emisi karbon sampai dengan +50% pada tahun 2030 jika tidak kunjung ada perubahan.
Sumber-sumber Emisi Industri Fashion
Ada banyak cara industri fashion menghasilkan emisi karbon yang berdampak bagi kondisi iklim. Baik terjadi selama proses produksi, distribusi, hingga akhirnya pakaian berada di tangan konsumen.
Menurut statistik oleh Ethical Consumer, sebagian besar emisi pakaian terjadi selama produksi pakaian berlangsung. Penyebab berasal dari aktivitas yang menggunakan energi secara intensif, termasuk pewarnaan kain, pemintalan, serta penenunan yang menggunakan banyak listrik. Masih mengandalkan bahan bakar fosil sebagai sumber energi.
Selanjutnya, emisi pakaian disebabkan oleh tempat pembuatan pakaian dan distribusi pakaian ke konsumen. Dibutuhkan energi bahan bakar fosil yang besar untuk mendukung berjalannya proses ini. Lalu, emisi pakaian juga dapat berasal dari kegiatan konsumen dalam mengelola pakaian tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang lebih berkelanjutan untuk membantu mengurangi produksi emisi gas rumah kaca dari industri fashion. Dan hal ini memberikan tantangan bagi produsen pakaian untuk tumbuh tanpa menjadi musuh lingkungan, untuk menjadi sekutu iklim sekaligus mempromosikan kondisi yang lebih baik bagi para pekerja di sektor ini.
Your All-in-One Sustainability Platform
Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan
Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan…
YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025
Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan…
Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin…
Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah
Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin…
Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan?
Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas…
Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment
As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward…