3 Negara dengan Kebijakan Iklim Paling Maju

Kebijakan Iklim

Peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai belahan bumi dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan hal ini, organisasi internasional terus mendorong negara-negara untuk meningkatkan upaya pencegahan serta menciptakan kebijakan iklim sebagai langkah adaptasi terhadap kondisi.

Baca Juga: 3 Perkembangan Teknologi terkait Iklim di Asia

Kebijakan iklim penting bagi suatu negara sebab kehadirannya sangat penting dalam menghadapi tantangan global perubahan iklim yang berdampak luas pada lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan iklim umumnya akan mencakup upaya-upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab utama pemanasan global, rencana adaptasi iklim, transisi energi terbarukan, dan lainnya.

Lalu, negara mana saja yang kebijakan iklimnya paling terdepan dan memiliki kinerja terbaik di dunia?

Dikutip dari laman Statista, berdasarkan Indeks Kinerja Perubahan Iklim oleh LSM Germanwatch, NewClimate Institute, dan Climate Action Network terhadap 59 negara dan Uni Eropa, dijumpai bahwa Denmark, Swedia, dan Chile merupakan negara-negara dengan kinerja iklim terbaik saat ini. Berikut penjelasannya.

1. Kebijakan Iklim di Denmark

Sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di negara mereka, Pemerintahan Denmark mengembangkan strategi bernama “Global Action Climate Strategy: A Green and Sustainable World” yang sekaligus merupakan kerangka kerja dalam membatasi pemanasan global di bawah 1,5 C sesuai Perjanjian Paris.

Strategi ini menguraikan lima tujuan di antaranya:

  • Meningkatkan ambisi iklim global, dilakukan untuk membatasi perubahan iklim melalui ketahanan, adaptasi, dan pembangunan berkelanjutan, bekerja sama dengan organisasi dan masyarakat. Denmark juga berambisi menjadi pemimpin dalam hal inovasi dan transisi energi ramah lingkungan.
  • Mengurangi emisi gas rumah kaca global, dengan menetapkan berbagai solusi berkelanjutan di banyak sektor seperti energi terbarukan, biofuel, dan masih banyak lagi. Denmark juga menargetkan pengurangan emisi dalam kegiatan impor dan konsumsi.
  • Memperkuat fokus pada adaptasi iklim dan pembangunan berkelanjutan, dengan berupaya memerangi kesenjangan ekonomi akibat krisis iklim yang berdampak pada masyarakat juga meningkatkan bantuan adaptasi iklim bagi negara berkembang.
  • Pergeseran arus keuangan dan investasi, melalui dukungan investasi ramah lingkungan dan memperkuat pendanaan iklim untuk masyarakat kurang mampu. Investasi tersebut mencakup energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.
  • Berkolaborasi dengan sektor swasta dalam solusi ramah lingkungan, seperti mengembangkan inovasi terkait pencegahan krisis iklim dan upaya adaptasi iklim.

Denmark juga telah menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada tahun 2030 dibandingkan dengan level tahun 1990. Ini adalah salah satu target pengurangan emisi paling ambisius di dunia. Denmark juga berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050.

Denmark telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca secara signifikan sambil mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Teknologi dan kebijakan inovatif dalam sektor energi terbarukan menjadi kunci keberhasilan mereka.

2. Kebijakan Iklim di Swedia

Di tahun 2017, Kementerian Iklim dan Perusahaan Swedia mengembangkan kerangka kebijakan iklim yang berisi tujuan iklim, tindakan iklim, dan dewan kebijakan iklim. Dikutip dari laman Earth.org, berikut adalah penjelasan kerangka tersebut.

  • Sasaran Iklim yang merupakan target Pemerintah Swedia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara bertahap pada tahun 2030 dan 2040, hingga pada akhirnya diharapkan dapat mencapai nol bersih pada 2045. Sisa emisi juga akan diimbangi melalui peningkatan penyerapan karbon dan teknologi Carbon Capture Storage.
  • Undang Undang Perubahan Iklim dibuat untuk memastikan tujuan-tujuan kebijakan iklim dan anggarannya jelas, laporan iklim tersedia setiap tahun bersama dengan RUU Anggaran, dan sebagai panduan menyusun rencana aksi kebijakan iklim.
  • Dewan Kebijakan Iklim merupakan badan yang bertugas menganalisis dan meminta pertanggungjawaban Pemerintah terkait kebijakan iklim yang ditetapkan. 

Kemudian, Swedia memiliki kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga angin, air, dan biomassa. Pada tahun 2020, sekitar 54% dari total energi yang digunakan di Swedia berasal dari sumber terbarukan.

Swedia berkomitmen untuk membuat sektor transportasinya bebas dari bahan bakar fosil pada tahun 2030. Negara ini mendukung penggunaan kendaraan listrik dan telah berinvestasi dalam infrastruktur pengisian daya.

3. Kebijakan Iklim di Chile

Akibat dari besarnya dampak perubahan iklim yang dirasakan, Chile telah menjadi salah satu negara yang proaktif dalam mengembangkan kebijakan iklim untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. 

Melalui Kementerian Lingkungan Hidup negaranya, Chile memperkuat kerangka hukum dan kebijakannya untuk mendukung tindakan iklim dengan mengesahkan Undang Undang tentang Perubahan Iklim yang menetapkan komitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050 dan menciptakan mekanisme untuk pemantauan dan pelaporan kemajuan.

Pada tahun 2019, Chile menetapkan target untuk mencapai 70% energi terbarukan dalam campuran energinya pada tahun 2030. Ini merupakan target ambisius untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

Chile berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050. Negara ini telah mengembangkan Rencana Dekarbonisasi Nasional yang mencakup langkah-langkah untuk mengurangi emisi di berbagai sektor, termasuk transportasi, industri, dan energi.

Chile juga aktif dalam kerja sama internasional untuk perubahan iklim, termasuk berpartisipasi dalam perjanjian dan konferensi iklim global seperti Perjanjian Paris. Chile juga sering berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan negara lain, terutama dalam hal energi terbarukan dan kebijakan iklim.

Baca Juga: Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim

Kebijakan terkait iklim adalah kombinasi dari tindakan regulatif, insentif ekonomi, dan program pendidikan yang dirancang untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan keberlanjutan. Kerja sama antar pihak diyakini dapat menciptakan masa depan yang hijau bagi kehidupan.

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…