5 Gerakan Inisiatif Perempuan untuk Menjaga Lingkungan

Menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggungjawab setiap pihak. Mulai dari pemerintah, perusahaan dan bisnis, serta masyarakat secara luas. Mengingat hal tersebut, saat ini mulai banyak gerakan inisiatif untuk membangun bumi yang lebih hijau. Gerakan sosial tersebut datang dari berbagai kalangan di masyarakat. Mulai dari mahasiswa, komunitas lingkungan, bahkan dari komunitas perempuan.

Baca Juga: 5 Musisi yang Aktif pada Gerakan Lingkungan

Jika pada umumnya komunitas atau gerakan yang diinisiasi oleh perempuan adalah seputar komunitas kecantikan, fashion, atau pendidikan, dalam artikel ini akan dibahas mengenai gerakan perempuan dalam bidang lingkungan. Mari simak ulasannya!

Gerakan Inisiatif Lingkungan #1 Green Belt Movement oleh Wangari Maathai

Salah satu bentuk inisiatif gerakan lingkungan yang digagas oleh perempuan adalah Green Belt Movement atau gerakan sabuk hijau, di Kenya. Gerakan ini menjadi contoh gerakan yang paling ikonik pada tahun 1977. Sebab, pada saat itu Professor Wangari Maathai sebagai penggagas bermaksud untuk melawan rezim pembangunan yang tidak memihak rakyat.

Green Belt Movement dilakukan oleh Maathai dan komunitasnya melalui penanaman pohon. Manfaat dari gerakan ini bukan hanya sebatas menanam pohon untuk melawan deforestasi, namun juga berpengaruh terhadap progress perbaikan kualitas tanah, dan memberdayakan perempuan secara ekonomi.

Melalui gerakan ini, perempuan dilatih untuk merawat lingkungan sambil menciptakan mata pencaharian dengan memproduksi bibit dan menanam pohon. Selain membantu melestarikan alam, gerakan ini juga meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan di pedesaan Kenya. Wangari Maathai pun menjadi simbol perjuangan perempuan untuk lingkungan dan hak asasi manusia, yang akhirnya meraih Penghargaan Nobel Perdamaian pada 2004. Green Belt Movement kini menginspirasi banyak komunitas global untuk menggabungkan isu lingkungan dan pemberdayaan sosial.

Gerakan Inisiatif Lingkungan #2 Gerakan Chipko oleh Devi Bishnoi

Gerakan perempuan untuk menjaga lingkungan juga ditemui di India, yaitu gerakan Chipko. Gerakan ini menjadi simbol perlawanan perempuan India dalam melindungi lingkungan dari eksploitasi. Bermula pada abad ke-18 dengan perjuangan seorang perempuan bernama Amrita Devi Bishnoi, gerakan ini menolak penebangan pohon oleh kerajaan yang mengancam kelestarian hutan di Rajasthan.

Amrita dan tiga putrinya mengorbankan nyawa mereka demi melindungi pohon Khejri, inspirasi bagi perjuangan serupa di abad-20. Pada 1973, Gaura Devi dari desa Reni memimpin perempuan desa memeluk pohon untuk mencegah penebangan di Himalaya Garhwal. Dengan prinsip tanpa kekerasan, mereka berhasil menghentikan perusakan lingkungan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat lokal.

Gerakan Chipko dan perjuangan para tokoh ini menegaskan pentingnya peran perempuan dalam melindungi lingkungan. Dari memeluk pohon hingga advokasi global, mereka menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya soal alam, tetapi juga keadilan sosial, keseimbangan ekologi, dan masa depan generasi mendatang.

Gerakan Inisiatif Lingkungan #3 Gerakan Menjaga Hutan Amazon oleh Nemonte Nenquimo

Gerakan perempuan untuk menjaga lingkungan yang berikutnya dapat dilihat di Amazon. Nemonte Nenquimo seorang pemimpin masyarakat adat Waorani di Amazon, berdiri sebagai pelindung tanah leluhur dan penjaga hutan hujan yang vital bagi kehidupan dunia. Nenquimo memiliki tekad untuk melindungi 500.000 hektare hutan Amazon dari pengeboran minyak, yang kemudian memberinya penghargaan Goldman Environmental Prize 2020.

Sebagai pemimpin komunitas Waorani, Nenquimo memimpin perjuangan hukum melawan pemerintah Ekuador yang berencana melelang tanah adat kepada perusahaan minyak. Dengan tekad kuat, ia meluncurkan kampanye global “Hutan Hujan Kami Tidak untuk Dijual,” mengumpulkan ratusan ribu dukungan dari seluruh dunia. Pada 2019, ia memenangkan gugatan, menciptakan preseden hukum penting yang mengukuhkan hak masyarakat adat atas tanah mereka. Bagi Nenquimo, perjuangan ini lebih dari sekadar melindungi hutan; ia mempertahankan warisan leluhur dan ekosistem berharga dunia. Inspirasi dari masa kecilnya, mendengar cerita kakek tentang melindungi tanah Waorani dari penyusup, menjadi pendorong tekadnya. “Kami tidak hanya menjaga tanah kami; kami menjaga planet ini,” tegasnya.

Gerakan Inisiatif Lingkungan #4 Aksi Peduli Iklim oleh Greta Thunberg

Gerakan perempuan untuk menjaga lingkungan yang berikutnya adalah datang dari seorang aktivis lingkungan bernama Greta Thunberg, seorang perempuan muda asal Swedia. Aksinya dimulai pada 2018, ketika Greta, yang saat itu berusia 15 tahun, melakukan aksi mogok sekolah setiap hari Jumat di depan gedung parlemen Swedia. Ia membawa papan bertuliskan “Skolstrejk för klimatet” (Mogok Sekolah untuk Iklim), menyerukan perhatian pemerintah terhadap krisis iklim yang semakin genting. Aksi kecil ini mendapat perhatian dunia dan berkembang menjadi gerakan Fridays for Future (FFF), yang menginspirasi jutaan pemuda untuk mengambil sikap serupa di berbagai negara.

Fridays for Future kemudian tidak hanya menjadi gerakan lokal, tetapi menjelma menjadi aksi global melibatkan pelajar dari berbagai belahan dunia. Melalui protes damai, Greta dan para pendukungnya menuntut pemerintah serta perusahaan besar untuk bertanggung jawab atas emisi karbon dan kerusakan lingkungan. Kampanye ini mendorong kesadaran akan perlunya langkah konkret dalam menurunkan suhu global mengingatkan bahwa masa depan planet ini ada di tangan setiap individu.

Gerakan Inisiatif Lingkungan #5 Bank Sampah Gunung Emas oleh Vera Novita

Indonesia juga memiliki gerakan menjaga lingkungan yang diinisiasi oleh perempuan. Gerakan ini bernama Bank Sampah Gunung Emas yang  diinisiasi oleh Vera Novita. Pada tahun 2014, Vera membangun gerakan ini untuk memberdayakan ibu rumah tangga melalui konsep menabung dengan sampah.

Kegiatan bank sampah berkembang mencakup edukasi pengelolaan sampah, pelatihan hidroponik, dan pembuatan karya daur ulang. Saat pandemi, mereka meluncurkan program pelatihan hidroponik bekerja sama dengan Sandiaga Uno, menciptakan sumber pendapatan baru bagi anggota. Selain itu, Bank Sampah ini juga kolaborasi dengan PT Trilion Multiplastindo untuk memungkinkan pengelolaan sampah multilayer. 

Gerakan lingkungan ini sekarang telah mendapat pengakuan nasional, termasuk penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup, sehingga menjadi banyak orang untuk menggabungkan kepedulian lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Semua Pihak Dapat Berkontribusi Pada Lingkungan!

1
1

Gerakan inisiatif perempuan untuk menjaga lingkungan bukan hanya menunjukkan kekuatan mereka dalam memelihara alam, tetapi juga mengingatkan kita bahwa pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, sudah saatnya setiap pihak untuk terus menginspirasi dan terlibat dalam memastikan bahwa dunia yang kita tinggali tetap lestari dan dapat dinikmati oleh semua makhluk hidup. 

Terutama untuk perusahaan dan bisnis, saat ini telah hadir Satuplatform.com yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform.com menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang!

Similar Articles