Banjir Parah di Berbagai Daerah di Indonesia, Dampak Perubahan Iklim?

Sejak awal tahun 2024 hingga pertengahan tahun sekarang, beberapa wilayah di Indonesia mengalami bencana banjir bandang dan longsor yang cukup parah. Hal ini terjadi akibat curah hujan yang ekstrem dan dikatakan sebagai akibat dari dampak perubahan iklim.

Mulai dari wilayah Demak, Semarang, Kendari, Mahakam Hulu, Palangka Raya, OKU, sampai dengan kota-kota di Sumatera Barat dilanda banjir yang tingginya bahkan mencapai dua meter. Akibatnya, ada banyak warga terkena penyakit bahkan meninggal dunia, rumah-rumah dan fasilitas lainnya hancur, sawah rusak, dan lebih banyak lagi kerugian terjadi akibat hal ini.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Bencana Alam

Tidak hanya di Indonesia, negara lain juga turut merasakan terjadinya bencana alam yang sangat parah. Salah satunya di Dubai, Uni Emirat Arab.

Dikutip dari World Wild Life (WWF), krisis iklim yang parah diyakini berperan dalam meningkatkan intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem—yang sering kali turut meningkatkan potensi bencana. Laporan terbaru IPCC mengenai adaptasi iklim juga menjelaskan, bencana alam yang dipicu oleh krisis iklim saat ini sudah lebih buruk terjadi dari perkiraan para ilmuwan.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, perubahan iklim yang terjadi di dunia secara nyata telah meningkatkan potensi kejadian bencana. Berdasarkan data BNPB, setidaknya terjadi 1.675 kejadian yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebesar 99,1% di Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2023 lalu.

Melihat apa yang terjadi terhadap wilayah-wilayah yang terdampak banjir di Indonesia, banjir parah sering kali merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Perubahan iklim yang diakibatkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia menyebabkan berbagai perubahan dalam pola cuaca global. 

Dengan meningkatnya suhu permukaan global, kemungkinan akan terjadi lebih banyak kekeringan dan peningkatan intensitas badai. Semakin banyak uap air yang menguap ke atmosfer, hal ini menjadi bahan bakar terjadinya badai yang lebih dahsyat. Kondisi inilah yang menyebabkan perubahan iklim dapat mempengaruhi bencana alam.

Bagaimana Perubahan Iklim Berkontribusi pada Banjir?

Banjir dapat terjadi disebabkan oleh berbagai faktor. Akan tetapi, peningkatan risiko banjir didukung oleh beberapa faktor penting, mencakup perubahan curah hujan, badai, dan suhu yang didorong oleh krisis iklim. Juga faktor sosial seperti alih fungsi lahan dan pembukaan lahan.

Terjadinya perubahan iklim menyebabkan atmosfer menjadi lebih hangat, sehingga dapat menampung lebih banyak uap air. Ini dapat mengakibatkan peningkatan curah hujan ekstrem. Perubahan iklim juga dapat mengganggu pola curah hujan global. Akibatnya, beberapa wilayah mengalami peningkatan curah hujan sementara wilayah lain mengalami kekeringan.

Selain itu, terjadinya degradasi ekosistem alami penahan banjir seperti hutan, lahan basah, dan daerah rawa-rawa juga menjadi faktor penting meningkatnya risiko banjir. Rusaknya ekosistem alami tersebut turut mengurangi kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan air.

Baca Juga: Bagaimana Pelaku Industri Melawan Perubahan Iklim?

Memitigasi dan Beradaptasi dengan Ancaman Dampak Perubahan Iklim 

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi untuk dapat menghadapi kondisi ini. Dikutip dari WWF, pembuatan bendungan, tembok, hingga tanggul, sering kali masih menjadi metode utama yang digunakan banyak orang dalam menangani banjir. Sayangnya, langkah ini tidak sesuai dengan perubahan kondisi yang terjadi. 

Metode pengelolaan banjir berbasis alam diyakini dapat memaksimalkan manfaat air banjir sekaligus mengelola dan meminimalkan dampak negatifnya. Mengembalikan fungsi ekosistem alami seperti hutan dan lahan basah meningkatkan kapasitas penyerapan air dan mengurangi risiko banjir.

Metode-metode tersebut dapat digunakan secara mandiri atau dikombinasikan dengan pembangunan infrastruktur tahan banjir seperti bendungan, tanggul, dan sistem drainase yang baik. Didukung juga dengan kesadaran dan kontribusi masyarakat untuk mencegah risiko banjir.

Apabila industri Anda ingin juga berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim, Anda dapat melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…