Ketahanan pangan adalah konsep yang mencakup berbagai aspek untuk memastikan semua orang, di semua tempat, mendapatkan akses yang memadai dan berkelanjutan terhadap makanan yang bergizi dan aman. Terhindar dari ancaman kelaparan.
Baca Juga: Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya
Memastikan terlaksananya ketahanan pangan yang baik menjadi hal yang sangat penting bagi suatu negara juga secara global sebab berhubungan langsung pada banyak hal. Beberapa di antaranya ialah faktor kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi.
Akan tetapi, dalam beberapa waktu ke belakang, upaya berbagai negara untuk mencapai ketahanan pangan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang kompleks dan saling terkait. Mulai dari pertumbuhan penduduk, degradasi lahan, penyakit tanaman dan hama, pandemi COVID-19, konflik antar negara, hingga perubahan iklim memberi dampak signifikan bagi kestabilan pangan dunia.
World Bank menyebut bahwa kerawanan pangan global telah meningkat. Berdasarkan data terbaru dari World Food Programme, terjadi peningkatan terhadap jumlah orang yang menderita kerawanan pangan. Meningkat dari 135 juta orang pada 2019, menjadi 345 juta orang pada bulan Juni 2022 (data menyasar pada 82 negara di dunia).
Selain itu, laporan berjudul State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) yang diterbitkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menemukan bahwa sekitar 2,4 miliar orang tidak memiliki akses terhadap makanan yang bergizi, aman, dan cukup. Masalah ini tentu membutuhkan penyelesaian segera, utamanya untuk menghindarkan masyarakat dari potensi kelaparan dam kekurangan gizi.
Baca Juga: Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan
Oleh karena itu, meningkatkan ketahanan pangan global menjadi sebuah urgensi sekaligus tantangan yang kompleks dan memerlukan pendekatan multidimensional. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah berbagai strategi yang dilakukan banyak pihak dalam memastikan dan meningkatkan ketahanan pangan global.
Table of Contents
Toggle1. Memastikan Produksi Pangan Berkelanjutan
Menurut Wolrd Economic Forum, salah satu yang perlu dilakukan dalam meningkatkan ketahanan pangan ialah dengan mengamankan musim pertanian di masa mendatang dan menjaga kesuburan tanah.
Di tengah meningkatnya dampak masalah lingkungan dan perubahan iklim, petani perlu untuk mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan, hama, dan penyakit. Juga menerapkan teknologi irigasi yang efisien dan pertanian yang presisi guna memantau dan mengelola lahan pertanian.
Selain itu, melakukan diversifikasi tanaman dapat turut membantu mencegah risiko tanaman terdampak hama dan penyakit, sehingga menjaga ketersediaan hasil pangan.
2. Mendorong Agroekologi untuk Ketahanan Pangan
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mendefinisikan agroekologi sebagai sebuah perancangan dan pengelolaan sistem pertanian dan pangan berkelanjutan dengan pendekatan holistik dan terpadu serta menerapkan konsep ekologi dan sosial. Bertujuan meningkatkan siklus alami dan interaksi antara tanaman, hewan, tanah, air, dan iklim, dengan tetap menghormati pengetahuan, budaya, dan kebutuhan lokal petani dan konsumen.
Penerapan prinsip dan praktik agroekologi diyakini dapat meningkatkan produksi pangan, mengurangi dampak lingkungan, melestarikan keanekaragaman hayati, dan memperkuat sistem pangan. Contoh kegiatannya ialah penggunaan pupuk organik, pergiliran tanaman, tumpang sari, agroforestri, dan pengelolaan hama terpadu.
3. Mengurangi Kehilangan dan Pemborosan Pangan untuk Memenuhi Ketahanan
Pangan yang hilang dan terbuang berpengaruh pada kondisi ketahanan pangan. Meningkatkan efisiensi rantai pasokan pangan dari produksi hingga konsumsi dapat membantu mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan.
Sampah makanan tidak hanya berkontribusi terhadap kelaparan, namun juga emisi gas rumah kaca, kelangkaan air, dan degradasi lahan. Makanan yang terbuang dan busuk di tempat pembuangan sampah akan menghasilkan metana, gas rumah kaca yang memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dalam jangka waktu 100 tahun.
Penerapan praktik, teknologi, dan kebijakan yang lebih baik dapat menghemat sumber daya pangan, uang, dan lingkungan. Dimulai dengan meningkatkan fasilitas penyimpanan dan transportasi, mendorong donasi dan re-distribusi makanan, mengedukasi konsumen dan dunia usaha mengenai penanganan dan pelabelan makanan yang benar, serta mendorong pembuatan kompos dan daur ulang.
3. Mendukung Petani Skala Kecil dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan
Sebuah artikel kolaboratif LinkedIn menjelaskan bahwa petani skala kecil sering kali menghadapi banyak tantangan, seperti kurangnya akses terhadap pasar, kredit, input, teknologi, dan layanan penyuluhan. Mereka juga rentan terhadap guncangan iklim, hama, penyakit, dan fluktuasi harga.
Oleh karena itu, berinvestasi pada mereka dapat membantu mereka meningkatkan produktivitas, pendapatan, serta kontribusi mereka terhadap keanekaragaman, kualitas, dan kedaulatan. Beberapa di antaranya dengan memberikan dukungan finansial, kredit, pelatihan, hingga penyuluhan terkait praktik pertanian berkelanjutan dan teknologi terbaru.
4. Meningkatkan Pemahaman Gizi dan Infrastruktur Pertanian untuk Ketahanan Pangan
Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang sehat merupakan salah satu langkah yang diperlukan dalam menjaga ketahanan pangan. Sebab hal ini berperan dalam meningkatkan kesadaran dan permintaan akan makanan bergizi dan beragam, serta mempengaruhi perilaku dan kebijakan produsen, pengolah, pengecer, dan regulator makanan.
Selain itu, membangun infrastruktur yang baik untuk transportasi dan penyimpanan pangan juga dapat membantu petani mengurangi kehilangan pangan pasca-panen.
Ketahanan pangan adalah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia. Dengan memastikan ketahanan pangan, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar manusia tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih stabil, sehat, dan produktif.
Meningkatkan ketahanan pangan global memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi, ketahanan pangan global dapat ditingkatkan, memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan bergizi bagi semua orang.
Similar Article
Bisnis Modern Harus Lakukan Perhitungan Karbon? Sepenting Apa, Ya?
Perubahan iklim adalah tantangan global yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk bisnis. Dalam konteks ini, perhitungan karbon atau carbon accounting menjadi…
Ternyata! Inilah Pentingnya Hitung dan Kurangi Emisi Karbon
Emisi karbon adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Segala aktivitas kita sebagai makhluk hidup –terutama manusia, seperti pembakaran…
Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget
Mengenal Digital Footprint Digital Footprint – Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk…
Uzone Choice Award 2024: Uzone Gandeng Satuplatform untuk ESG Award
Pada 11 Desember 2024, dunia industri digital dan keberlanjutan akan dipertemukan dalam sebuah acara bergengsi, Uzone Choice Award 2024, yang…
A Commitment to Leading the Carbon Market Transition at Carbon Digital Conference 2024
Satuplatform is proud to announce its participation in the Carbon Digital Conference 2024, underscoring its commitment to sustainability and leadership…
Dapur Ramah Lingkungan: Mengurangi Jejak Karbon dengan Mengelola Limbah Makanan
Jumlah Sampah Rumah Tangga di Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni, selama 2023…