Inovasi Maggot BSF dalam Pengelolaan Sampah Makanan
Siapa sangka seekor maggot (BSF) atau larva dapat menjadi sebuah inovasi yang amat bermanfaat dalam membantu mengelola sampah organik secara lebih bertanggung jawab? Sampah organik merupakan salah satu isu dalam pengelolaan sampah sebab jumlahnya yang sangat tinggi. Tidak hanya mengolah sampah organik menjadi kompos, opsi ramah lingkungan lain yang bisa digunakan yaitu dengan memanfaatkan BSF. Baca Juga: Pengelolaan Sampah Organik Sisa Makanan di Restoran Maggot tersebut berasal dari serangga bernama Black Soldier Flies atau BSF, salah satu jenis lalat berukuran besar yang keberadaannya kian populer sebagai solusi dalam upaya mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Lebih daripada itu, kehadiran maggot BSF juga memberikan keuntungan yang beragam bagi manusia juga lingkungan. Sudahkah kamu mengenal lalat BSF dengan baik? Mari kita simak penjelasan di bawah ini. Peran BSF dalam Mengolah Sampah Organik Black Soldier Flies atau yang akan kita sebut BSF adalah tipe lalat yang lebih besar dari lalat biasa dan dikenal akan kemampuannya mengkonsumsi dan mengurangi sampah organik. Maggot atau larva BSF merupakan pelahap yang sangat handal karena bisa mengkonsumsi dan menguraikan sampah organik sampai dengan dua kali berat tubuhnya. Setiap satu kilogram maggot BSF mampu mengkonsumsi 10 kilogram sampah organik dalam satu hari. Dengan kemampuan makan yang kuat itu, BSF sangat efisien sebagai solusi dalam mengurai limbah organik seperti sisa makanan, limbah sayur, dll. Sebuah langkah yang ramah lingkungan dalam mendukung pengurangan sampah organik di tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Manfaat Melimpah dari BSF Manfaat dari maggot BSF lebih dari sekadar itu, keuntungan lainnya termasuk: Siklus Hidup Maggot BSF Black Soldier Flies diketahui memiliki siklus hidup yang cukup singkat, yakni selama 45 sampai dengan 50 hari per individunya. Dilansir dari Walungan, tahapan hidup BSF terdiri dari telur, larva, pra-pupa, pupa, dan lalat dewasa. Berikut penjelasannya. Fase awal BSF adalah menjadi sebuah telur. BSF betina biasanya dapat menghasilkan 400-800 telur dalam satu kali berkembang biak. Fase ini berlangsung sekitar tiga sampai empat hari lamanya. Butiran-butiran telur BSF ini kemudian akan menetas dan berubah menjadi larva kecil berbentuk bulat memanjang. Fase larva akan berjalan dengan waktu yang cukup lama, sekitar 25 sampai 30 hari dalam siklus hidup BSF. Di fase inilah BSF berperan besar dalam mengolah sampah organik di mana larva fase larva akan secara produktif mengkonsumsi sampah organik dalam jumlah besar. Selama satu bulan itu, satu kilogram larva mampu mengkonsumsi sekitar 300 kilogram sampah organik. Setelah makan banyak di fase larva, BSF kemudian akan puasa dan berhenti makan serta tubuhnya pun akan perlahan mulai berubah warna menjadi kusam dan menghitam. Di fase ini peternak maggot akan memisahkan antara larva dan sampah organik, larva akan dipakai untuk berbagai keperluan sementara sampah organik akan dibuat kompos serta media pupuk yang disebut Kasgot (Bekas Maggot). Fase ini berlangsung pada usia BSF 40 sampai 45 hari. Fase ini merupakan masa peralihan antara bentuk larva dan lalat dewasa. Secara perlahan, bagian atas kulit larva yang sudah mengeras akan terbuka bagian atasnya lalu muncul individu baru berbentuk lalat dewasa. Terjadi pada usia di atas 45 hari. BSF yang menjadi lalat dewasa berarti telah mencapai fase puncak. Lalat dewasa akan dikawinkan untuk kemudian berkembang biak. Lalat jantan biasanya akan mati setelah berhasil kawin dan lalat betina akan mati setelah menghasilkan telur. BSF tidak menyebarkan penyakit seperti lalat rumah pada umumnya, tidak menggigit, dan justru membantu kita menangani sampah organik dengan cara yang lebih baik daripada membuangnya langsung ke tempat sampah. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Air Minum Kemasan Plastik Dilarang di Bali, Apa yang Terjadi? Pemerintah Provinsi Bali baru saja melakukan langkah yang besar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, yakni dengan melakukan pelarangan penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) plastik di Bali. Baca juga artikel lainnya : Mengenal Eutrofikasi, Ancaman terhadap Kesehatan Ekosistem Air Melansir laman Tempo, Gubernur I Wayan Koster melalui Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 yang diterbitkan pada awal April lalu, secara resmi melarang produsen dan distributor untuk mengedarkan air minum dalam kemasan plastik dengan volume di bawah satu liter. Larangan ini tidak hanya diperuntukkan bagi produsen besar, berlaku juga untuk para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang menjual… Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah? Sustainability atau Keberlanjutan bukan hanya sekadar tren musiman di era sekarang ini, melainkan telah menjadi suatu kewajiban yang dapat mendorong kemajuan dan perkembangan bisnis secara signifikan. Tren global menunjukkan bahwa masa depan bisnis adalah dengan menjadi lebih bertanggung jawab, baik secara sosial dan lingkungan. Sementara bisnis yang tidak melibatkan sustainability ke dalam aktivitas bisnis mereka berpotensi semakin ditinggalkan oleh konsumen juga investor. Tren Konsumen yang Peduli Keberlanjutan Pernyataan di atas bukanlah omong kosong belaka. Hal ini selaras dan sesuai dengan hasil Survei Suara Konsumen 2024 yang diterbitkan PwC pada 15 Mei 2024 lalu. Berdasarkan survei tersebut, sekitar 80 persen konsumen,… Berbagai Inovasi dalam Pengelolaan Sampah yang Bisa Dimanfaatkan Indonesia bisa dibilang masih sangat memerlukan berbagai inovasi dan kemajuan dalam kegiatan pengelolaan sampah untuk membantu sampah ditangani dengan cara yang lebih efektif. Sampai saat ini, metode pengelolaan sampah yang paling populer di Indonesia ialah metode konvensional di mana sistem kumpul-angkut-buang menjadi yang paling umum digunakan. Masyarakat sudah sangat terbiasa untuk hanya membuang sampah tanpa dipilah, kemudian sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan sistem tersebut, sayangnya penumpukan sampah tidak dapat terhindarkan. TPA seringkali mengalami overload atau kelebihan kapasitas karena sampah masuk setiap hari dengan kuantitas yang sangat besar. Melihat hal tersebut, dibutuhkan inovasi dalam pengelolaan… Indonesia Siap Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara Pemerintah Indonesia bersiap untuk melakukan langkah besar dalam upaya mencapai netralitas karbon atau Carbon Neutral pada 2060 dengan menerapkan pensiun dini terhadap beberapa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Rencana untuk mengakhiri …
Read more “Inovasi Maggot BSF dalam Pengelolaan Sampah Makanan”