Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya

Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya

Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Baca Juga: Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak pihak. Baca Juga: 3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang Kira-kira, apa saja ancaman terhadap ketahanan pangan global yang terjadi di masa sekarang? Apa Itu Ketahanan Pangan? Berdasarkan KTT Pangan Dunia tahun 1996, ketahanan pangan dimaksudkan sebagai kondisi di mana ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap pangan yang cukup aman dan bergizi yang memenuhi kebutuhan pangan dan preferensi pangan untuk hidup aktif dan sehat. Ketahanan pangan melibatkan empat dimensi utama. Dimensi tersebut di antaranya. Ketersediaan pangan secara fisik bertujuan memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini mencakup kemampuan untuk memproduksi pangan, penyimpanan stok, sistem logistik dan distribusi yang efektif, hingga perdagangan sampai akhirnya makanan tersalurkan ke seluruh wilayah, sampai yang terpencil sekalipun.  Akses ekonomi dan fisik terhadap pangan merupakan dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan. World Bank menyebut bahwa kecukupan pasokan pangan pada tingkat nasional dan internasional tidak serta merta menjamin ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga. Oleh karena itu, negara diwajibkan untuk menyiapkan kebijakan yang menjamin kemampuan individu atau rumah tangga untuk membeli makanan yang mencakup di antaranya pendapatan, harga makanan, ketersediaan pasar, transportasi, hingga infrastruktur bagi semua orang.  Dalam hal ini, pemanfaatan pangan dimaksudkan untuk menjamin gizi, keamanan makanan, serta pengetahuan dan praktik dalam mengelola makanan tersebut. World Bank menjelaskan bahwa asupan energi dan nutrisi yang cukup oleh individu apabila dikombinasikan dengan pemanfaatan biologi yang baik dari makanan yang dikonsumsi, dapat menentukan status gizi individu. Stabilitas pangan ialah kemampuan untuk mempertahankan ketersediaan dan akses pangan sepanjang waktu. Tidak terpengaruh gangguan yang signifikan akibat perubahan iklim, konflik, atau faktor ekonomi. Untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan yang baik, keempat dimensi tersebut perlu dipenuhi secara bersamaan. Berfokus pada peningkatan produksi pangan, akses yang adil dan berkelanjutan, pemanfaatan yang sehat dan bergizi, serta stabilitas pasokan yang kokoh. Tantangan Ketahanan Pangan Global Ketahanan pangan adalah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia. Namun, ketahanan pangan juga dapat menghadapi sejumlah tantangan pada tahap produksi maupun konsumsi. Lima tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan di antaranya: Dikutip dari Global Food Security, merujuk pada Laporan Global Nutrition 2016: From Promise to Impact – Ending Malnutrition by 2030 (IFPRI, 2016), sekitar 795 juta orang menghadapi kelaparan setiap hari dan lebih dari dua miliar orang kekurangan zat gizi mikro (contohnya zat besi, seng, vitamin A). Oleh karena itu, Global Food Security menyebutkan bahwa tantangan terbesar dalam ketahanan pangan sebenarnya ialah memahami bagaimana kita dapat mendesain ulang sistem pangan agar menjadi sehat, berkelanjutan, dan lebih tahan terhadap perubahan iklim. Salah satunya juga untuk membantu memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris. Turut Serta dalam Keberlanjutan Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Organisasi Sampah – Masalah sampah di Indonesia semakin mendesak untuk diatasi. Data yang dilansir dari Kata Data, volume timbulan sampah nasional 2022 naik drastis sebesar 21,7% dibandingkan 2021.  Volume sampah terbesar disumbangkan dari Jawa Tengah sebanyak 15,39% dari total timbulan sampah nasional. Dari total timbulan sampah nasional pada 2022, sebanyak 62,63% di antaranya sudah terkelola dan sisanya masih belum terkelola. Dari semakin daruratnya masalah sampah di Indonesia, kini mulai banyak organisasi-organisasi dengan visi bantu pulihkan kondisi lingkungan melalui pengelolaan sampah bertanggung jawab yang mulai bermunculan. Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mengurangi Jejak Karbon Berbagai organisasi telah berdiri dan berperan aktif… Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak… Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Sejak beberapa tahun ke belakang, peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim memberi dampak yang signifikan bagi banyak hal, termasuk dalam hal ini adalah ketahanan pangan. Dikutip dari Laporan Climate Change And Food Security: Risks And Responses oleh FAO UN, menurut laporan penilaian terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim terbukti telah menambah dan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan bagi negara-negara dan populasi yang paling rentan.  IPCC menemukan adanya empat risiko utama yang bisa terjadi akibat perubahan iklim yang mempunyai konsekuensi langsung terhadap ketahanan pangan: Perubahan iklim… 3 Ancaman …

Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian?

Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan

Sejak beberapa tahun ke belakang, peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim memberi dampak yang signifikan bagi banyak hal, termasuk dalam hal ini adalah ketahanan pangan. Dikutip dari Laporan Climate Change And Food Security: Risks And Responses oleh FAO UN, menurut laporan penilaian terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim terbukti telah menambah dan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan bagi negara-negara dan populasi yang paling rentan.  IPCC menemukan adanya empat risiko utama yang bisa terjadi akibat perubahan iklim yang mempunyai konsekuensi langsung terhadap ketahanan pangan: Perubahan iklim juga akan mempunyai dampak yang lebih luas terhadap arus perdagangan, penjualan pangan, dan stabilitas harga. Hal ini dapat menimbulkan risiko baru bagi keberlangsungan hidup manusia. Baca Juga: 3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketahanan Pangan Global Berbagai bentuk perubahan cuaca seperti banjir, gelombang panas, kemarau ekstrem, dan peningkatan suhu sebagai akibat dari perubahan iklim, telah banyak mempengaruhi sektor pertanian dan berdampak pada ketahanan pangan.  Pemanasan global mempengaruhi pola cuaca, menyebabkan gelombang panas, hujan deras, dan kekeringan. World Bank menjelaskan bahwa kerawanan pangan global telah meningkat dan sebagian besar disebabkan oleh fenomena iklim. Beberapa dampak utama perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di antaranya: 1. Perubahan Pola Curah Hujan Terhadap Ketahanan Pangan Banjir, kekeringan, dan perubahan dalam pola cuaca dapat mengganggu siklus pertanian dan membuat hasil panen tidak menentu. Kondisi ini juga dapat merusak median tanam juga infrastruktur pertanian sehingga kegiatan pertanian tidak berjalan stabil. 2. Peningkatan Suhu Terhadap Ketahanan Pangan Faktanya, perubahan suhu dapat mempengaruhi musim tanam dan tanaman yang dapat ditanam di suatu wilayah. Suhu tinggi juga berpengaruh pada kondisi tanaman, mengurangi kemampuannya untuk tumbuh. 3. Perubahan Keberadaan Hama dan Penyakit Peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan berkontribusi juga memperluas wilayah penyebaran hama dan penyakit tanaman. Meningkatkan risiko kerusakan tanaman. 4. Penurunan Kualitas Tanah Erosi tanah menjadi suatu hal yang dikhawatirkan dari terjadinya hujan deras dan banjir. Sebab tanah yang terendam air dalam waktu yang lama dapat berkurang kesuburannya. Banjir juga merusak tanaman yang berdampak pada berkurangnya hasil panen. 5. Penurunan Sumber Daya Air Kondisi cuaca ekstrem yang menciptakan kondisi kekeringan berkepanjangan akan mengurangi ketersediaan air untuk irigasi yang mempengaruhi produksi pangan. 6. Peningkatan Permukaan Air Laut Intrusi air laut atau naiknya permukaan laut ke batas daratan berpotensi mengganggu lahan pertanian di daerah pesisir. Mengurangi kesuburan tanah dan mengganggu produksi pangan. 7. Kerugian Ekonomi Terjadinya gangguan pada produksi pangan akan berdampak pada krisis pangan, kerugian ekonomi bagi petani, serta meningkatkan harga pangan.  8. Keamanan Pangan Iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan ketidakstabilan pasokan pangan yang berpengaruh pada aksesibilitas dan ketersediaan pangan. Sayangnya hal ini biasanya berdampak pada populasi yang rentan, seperti masyarakat miskin atau yang tinggal di daerah terpencil, yang merasakan kenaikan harga dan penurunan ketersediaan pangan. Kondisi Ketahanan Pangan Global Saat Ini Kerawanan pangan global telah meningkat, sebagian besar disebabkan oleh fenomena iklim. Pemanasan global mempengaruhi pola cuaca, menyebabkan gelombang panas, hujan deras, dan kekeringan. Berdasarkan data World Bank, jumlah orang yang menderita kerawanan pangan akut meningkat sekitar 135 juta orang pada tahun 2019 menjadi 345 juta di 82 negara pada Juni 2022. Dipengaruhi juga oleh peristiwa yang terjadi belakangan, seperti konflik antar negara, gangguan rantai pasokan, dan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang mendorong harga pangan melonjak drastis. Laporan berjudul State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) juga menyebut bahwa sekitar 2,4 miliar orang di dunia tidak memiliki akses terhadap makanan yang bergizi, aman, dan cukup. Memberikan dampak yang tidak proporsional terhadap perempuan dan masyarakat pedesaan. Namun, pada saat yang sama, cara produksi pangan saat ini juga merupakan salah satu penyebab utama permasalahan ini. World Bank menyebut bahwa sistem pangan turut berkontribusi terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca global. Diperkirakan sepertiga emisi gas rumah kaca di atmosfer, disumbang oleh sistem pangan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antar pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat untuk menghadapi tantangan kerawanan pangan dan membangun sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif untuk semua.  Dibutuhkan juga penerapan langkah-langkah seperti penerapan praktik pertanian berkelanjutan, pengelolaan sumber daya yang efisien, pemanfaatan teknologi pertanian modern, hingga penyediaan kebijakan yang mendukung ketahanan pangan dan mitigasi perubahan iklim demi mewujudkan ketahanan pangan yang dinamis. Similar Article 5 Organisasi Atasi Masalah Sampah di Indonesia Organisasi Sampah – Masalah sampah di Indonesia semakin mendesak untuk diatasi. Data yang dilansir dari Kata Data, volume timbulan sampah nasional 2022 naik drastis sebesar 21,7% dibandingkan 2021.  Volume sampah terbesar disumbangkan dari Jawa Tengah sebanyak 15,39% dari total timbulan sampah nasional. Dari total timbulan sampah nasional pada 2022, sebanyak 62,63% di antaranya sudah terkelola dan sisanya masih belum terkelola. Dari semakin daruratnya masalah sampah di Indonesia, kini mulai banyak organisasi-organisasi dengan visi bantu pulihkan kondisi lingkungan melalui pengelolaan sampah bertanggung jawab yang mulai bermunculan. Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mengurangi Jejak Karbon Berbagai organisasi telah berdiri dan berperan aktif… Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak… Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Sejak beberapa tahun ke belakang, peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai wilayah di seluruh dunia. Perubahan iklim memberi dampak yang signifikan bagi banyak hal, termasuk dalam hal ini adalah ketahanan pangan. Dikutip dari Laporan Climate Change And Food Security: Risks And Responses oleh FAO UN, menurut laporan penilaian terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), perubahan iklim terbukti telah menambah dan meningkatkan risiko terhadap ketahanan pangan bagi negara-negara dan populasi yang …

3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang

3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang

Ketahanan pangan merupakan salah satu elemen penting yang wajib diperhatikan sebab berhubungan langsung dengan kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi suatu negara.  Baca Juga: Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Di Indonesia sendiri, pemenuhan akan pangan merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kondisi pangan yang kritis dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional. Akan tetapi, mengutip dari Earth.org, dengan terjadinya berbagai kondisi saat ini, salah satunya adalah perubahan iklim, dunia disebut berada di ambang krisis pangan global. Berbagai negara terancam menghadapi kelaparan dan kerawanan pangan. Menyebabkan kekhawatiran bagi banyak pihak. Ketahanan pangan adalah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia. Setiap negara perlu untuk menyiapkan diri menghadapi berbagai potensi ancaman yang mungkin terjadi terhadap ketahanan pangan yang umumnya melibatkan berbagai faktor. Earth.org menjelaskan bahwa secara umum, kerawanan pangan bisa terjadi disebabkan oleh guncangan ekonomi, permasalahan lingkungan hidup, serta konflik dan krisis kemanusiaan. Namun, berikut adalah tiga potensi ancaman terhadap ketahanan pangan global yang dapat terjadi di masa sekarang. Baca Juga: Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Ketahanan Pangan Global? 1. Perubahan Iklim dan Masalah Lingkungan Terjadinya krisis iklim memberikan pengaruh dalam perubahan pola cuaca sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan lainnya. Kondisi tersebut dapat berpotensi mengubah dan merusak ekosistem, mengancam keanekaragaman hayati dan menghancurkan hasil panen. Rangkaian peristiwa tersebut berdampak besar pada produksi pangan, karena secara signifikan membatasi kualitas, ketersediaan, dan aksesibilitas sumber daya, serta membahayakan stabilitas sistem pangan di seluruh dunia. Dalam artikelnya, Earth mencantumkan studi baru NASA yang menemukan bahwa tanaman jagung termasuk yang paling terancam akibat peningkatan emisi gas rumah kaca. Hasil panen jagung di seluruh dunia diperkirakan akan menurun sampai dengan 24 persen pada tahun 2030 jika kondisi tersebut tidak segera dibenahi. Hal ini disebut dapat berdampak pula pada beras dan gandum yang pasokannya akan menyusut secara signifikan. Selain itu, banjir, kekeringan, kebakaran hutan juga merupakan bencana yang dapat menimbulkan ancaman terhadap ketahanan pangan. Bencana tersebut dapat merusak lahan pertanian secara signifikan yang berdampak pada rusaknya tanaman dan berkurangnya produksi pangan.  2. Pertambahan Penduduk dan Sistem Pangan Modern Pertumbuhan populasi global meningkatkan permintaan pangan yang dapat memicu tekanan pada sistem produksi pangan.  Diperkirakan bahwa jumlah populasi akan mencapai hampir 10 miliar pada 2050. Semakin banyak manusia berarti dibutuhkan semakin banyak sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan global. Untuk dapat memenuhi permintaan pangan yang tinggi, manusia terus berupaya mengembangkan teknik intensif pertanian yang memungkinkan mereka memproduksi pangan dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah. Sayangnya beberapa dilakukan dengan cara yang kurang tepat. Belum lagi dengan keterbatasan petani di negara berkembang ke teknologi pertanian modern. Selain itu, sekitar dua pertiga emisi dari sistem pangan global berasal dari sektor berbasis lahan, yang terdiri dari pertanian, penggunaan lahan, dan perubahan penggunaan lahan.  Ditambah dengan masalah terkait sampah makanan. Dunia diyakini menciptakan sekitar 1,3 miliar ton atau senilai hampir USD$1 triliun makanan yang terbuang atau hilang setiap tahunnya. Jumlah yang cukup untuk memberi makan 3 miliar orang atau hampir 40% populasi global.  Akan tetapi, sampah makanan berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca. Ketika makanan terbuang dan akhirnya membusuk di tempat pembuangan sampah, proses pembusukan tersebut menghasilkan metana, gas rumah kaca yang memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dalam jangka waktu 100 tahun. Hilangnya sumber daya yang berharga ini menyebabkan perubahan iklim tanpa meningkatkan ketahanan pangan atau nutrisi. Mengurangi jumlah sampah makanan yang berakhir di TPA dapat secara signifikan mengurangi emisi metana. Selain itu, memanfaatkan makanan yang ada dengan lebih efisien dapat mengurangi tekanan pada sistem produksi pangan global. 3. Gangguan pada Rantai Makanan Terdapat banyak cara dan faktor yang bisa menimbulkan bahaya bagi rantai pangan global. Dua peristiwa bencana belakangan ini bisa disebut menjadi faktor utama yang mengganggu ketahanan pangan, yakni pandemi COVID-19 dan terjadinya konflik di Ukraina. Pandemi tidak hanya memicu krisis kesehatan tetapi juga krisis ekonomi. Secara keseluruhan, kejadian kemarin menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan global. Lockdown yang ketat, penutupan bisnis, dan perjalanan hidup memberikan beban pada perekonomian dunia. Dikutip dari Earth.org, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menekankan bahwa dunia berada di kondisi yang memprihatinkan. Diperkirakan 928 juta orang – hampir dua kali lipat jumlah tahun sebelumnya – mengalami masalah pangan parah. ketidakamanan dan kelaparan. Pada saat yang sama, gangguan pada rantai pasokan di negara-negara maju menyebabkan limbah makanan dalam jumlah besar. Kemudian, konflik bersenjata juga menjadi salah satu penyebab utama kelaparan secara global. Beberapa tanaman yang menjadi komoditas di sana mengalami kelangkaan akibat tidak tersedianya kesempatan untuk bertani. Menurut New York Times , sejak invasi Ukraina pada Maret 2022, harga gandum meningkat sebesar 21% dan jelai sebesar 33%. Berdasarkan data World Bank, Outlook Oktober 2023 secara tentatif menunjukkan bahwa puncak prevalensi kerawanan pangan parah secara global mencapai 11,9% secara global pada tahun 2020-2022, dengan hanya sedikit perbaikan dalam jangka pendek menjadi 11,8% (2021-2023) dan 11,6% (2022-2023). Meski begitu, World Bank menyampaikan bahwa pemulihan global dari COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina mulai terjadi, meskipun berjalan lambat.  Ketahanan pangan adalah isu kompleks yang memerlukan pendekatan multidimensi dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan komunitas internasional.  Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim …

Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami

Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami

Laut telah menjadi salah satu ekosistem penting di bumi yang memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Lebih dari itu, lautan yang komposisinya menempati lebih dari 70 persen permukaan bumi ini juga berperan penting sebagai penyerap karbon dari atmosfer. Lautan diketahui menyimpan karbon 60 kali lebih banyak dibandingkan atmosfer dan menyerap hampir 30 persen emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia. Dikutip dari Media Indonesia, saat ini diperkirakan ada sekitar 39.000 Gigaton CO2 yang tersimpan di lautan. Baca Juga: Dekarbonisasi untuk Energi Bersih Melihat fungsinya, lautan berperan penting dalam menyerap karbon secara alami. Penyerap karbon terbesar kedua di bumi setelah lapisan batuan. Mengurangi dampak perubahan iklim dan menstabilkan sistem iklim bumi. Akan tetapi, jika melihat kondisi lautan saat ini, apakah kemampuannya masih dapat diandalkan? Proses Penyerapan Karbon Dioksida (CO2) oleh Lautan Dikutip dari CSIRO, sekitar 10 miliar ton emisi karbon dilepaskan ke atmosfer setiap tahunnya. Berkat perannya, lautan kemudian menyerap sekitar 3 miliar ton emisi tersebut dan melarutkannya untuk membantu menjadikan iklim lebih sejuk. Proses penyerapan karbon oleh lautan terjadi di permukaan laut, karbon dioksida diserap langsung dari atmosfer melalui proses difusi dan terlarut ke dalam air laut dengan melibatkan suhu air, salinitas, angin, gelombang dan arus laut.  Kemudian terjadi proses pompa biologis oleh fitoplankton dan pompa fisik oleh yang menyerap CO2 dari permukaan laut ke kedalaman laut. Karbon dioksida atau CO2 tersebut tenggelam ke dasar laut ketika fitoplankton mati atau dimakan oleh organisme lain. Lalu tersimpan dalam sedimen laut. Pada saat yang sama, angin dan gelombang juga turut mencampurkan air permukaan untuk menyeimbangkan konsentrasi karbon dioksida di lapisan atas air. Arus laut menjaga massa air tetap bergerak, memastikan bahwa pengangkatan air laut dari kedalaman ke permukaan (proses upwelling) dan penurunan air permukaan ke kedalaman (proses downwelling), yakni memindahkan air yang kaya CO2 dari permukaan ke kedalaman laut, terus terjadi. Karbon tersimpan dalam sedimen laut ketika organisme seperti karang, moluska, dan beberapa jenis plankton mati. Organisme tersebut menggunakan ion kalsium dan karbonat dari air laut untuk membentuk cangkang dan kerangka untuk membantu menyiapkan tempat bagi karbon. Sebagai reservoir karbon, lautan dan atmosfer berada dalam kondisi pertukaran karbon yang konstan. Lebih dari 150 miliar ton karbon dalam bentuk gas rumah kaca CO2 berpindah bolak-balik antara laut dan atmosfer setiap tahunnya. Pertukaran gas alami antara air laut dan atmosfer dilakukan untuk mencapai keseimbangan tekanan-tekanan parsial di laut dan atmosfer. Akan tetapi, menurut Aksi Iklim PBB, peningkatan emisi gas rumah kaca mempunyai konsekuensi bagi lautan. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan kesehatan laut berupa pemanasan dan pengasaman air laut yang merugikan kehidupan bawah air serta mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon. Dampak Peningkatan Emisi GRK Terhadap Lautan Pengasaman laut menjadi salah satu dampak utama yang terjadi dari meningkatnya emisi gas rumah kaca. Diikuti juga dengan peningkatan suhu air laut, perubahan pola sirkulasi laut yang dapat menciptakan kondisi yang lebih sulit bagi banyak organisme lautan. Dikutip dari National Oceanographic, emisi CO2 yang diserap oleh lautan akan bereaksi untuk membentuk asam karbonat. Jika terjadi secara kontinu, akumulasi jumlah asam ini akan meningkatkan kadar asam serta menurunkan nilai pH air laut. Menyebabkan terjadinya asidifikasi. Terjadinya asidifikasi atau penurunan pH air laut dapat mengganggu keseimbangan kimia laut. Hal ini mempengaruhi organisme laut yang bergantung pada kalsium karbonat untuk membuat cangkang dan tulang pada kerang, terumbu karang, dan beberapa plankton. Degradasi terumbu karang dapat mengurangi habitat penting bagi banyak spesies ikan, mengganggu rantai makanan laut, dan menurunkan keanekaragaman hayati.  Meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada kondisi iklim juga dapat meningkatkan suhu global dan air laut. Efeknya terumbu karang mengalami pemutihan jika suhu air terlalu tinggi dan spesies laut yang sensitif terhadap suhu pun perlu bermigrasi ke perairan yang lebih dingin, mengganggu ekosistem lokal. Pemanasan global turut mempengaruhi pola arus laut yang dapat mengganggu alur distribusi nutrisi dan rantai makanan laut. Juga menyebabkan ekspansi termal air laut dan menyebabkan cairnya gletser dan lapisan es. Meningkatkan permukaan air laut. Kesimpulan Lautan berperan penting dalam menyerap karbon secara alami, membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan menstabilkan sistem iklim bumi.  Namun, tantangan seperti asidifikasi laut dan perubahan ekosistem laut menuntut perhatian dan tindakan konservasi yang lebih besar. Bertujuan untuk memastikan lautan tetap sehat dan mampu menjalankan perannya sebagai penyerap karbon. Upaya global untuk mengurangi emisi CO2 dan melindungi ekosistem laut sangat penting dalam mencapai keberlanjutan lingkungan jangka panjang. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Laut telah menjadi salah satu ekosistem penting di bumi yang memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Lebih dari itu, lautan yang komposisinya menempati lebih dari 70 persen permukaan bumi ini juga berperan penting sebagai penyerap karbon dari atmosfer. Lautan diketahui menyimpan karbon 60 kali lebih banyak dibandingkan atmosfer dan menyerap hampir 30 persen emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia. Dikutip dari Media Indonesia, saat ini diperkirakan ada sekitar 39.000 Gigaton CO2 yang tersimpan di lautan. Melihat fungsinya, lautan berperan penting dalam menyerap karbon secara alami. Penyerap karbon terbesar kedua di bumi setelah lapisan batuan. Mengurangi dampak perubahan iklim dan menstabilkan… 5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan Di tengah perkembangan dunia digital yang semakin masif, kepedulian terhadap lingkungan juga tetap perlu diperhatikan. Hal ini tidak lain adalah untuk mendukung tujuan berkelanjutan untuk bumi yang lebih lestari. Di era …

Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal

Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal

Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Baca Juga: Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan kimia, limbah, dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas air dan mengancam ekosistem juga kesehatan makhluk hidup di dalamnya. Sayangnya, isu pencemaran laut semakin meningkat belakangan ini di seluruh dunia. Sampah-sampah dari daratan terus masuk dan kebocoran bahan-bahan polutan ke lautan pun terus terjadi.  Akibatnya banyak wilayah lautan yang terdampak. Ilmuwan pun menyebut bahwa zona hipoksia (daerah dengan konsentrasi oksigen rendah yang menghambat kehidupan hewan laut) kian meningkat. Luasnya hampir setara dengan luas New Jersey atau sekitar 22.591 kilometer persegi. Baca Juga: Panduan Memulai Kebiasaan Ramah Lingkungan dalam Keseharian Penyebab Terjadinya Pencemaran Laut Meskipun bukan merupakan wilayah yang sering terjamah manusia, akan tetapi pencemaran laut utamanya terjadi akibat dari aktivitas manusia. 80 persen pencemaran di lautan berasal dari daratan. Kebocoran minyak dari kapal tanker dan pembuangan limbah kapal merupakan salah satu penyebab lautan tercemar. Namun, dikutip dari Conservation.org, tumpahan minyak hanya menyumbang 12 persen limbah minyak yang membahayakan lautan, sisanya bocor dari saluran air dan sungai serta pipa-pipa pembuangan. Kemudian, plastik juga menjadi sebuah bahan polutan yang mencemari lautan dan menjadi masalah yang tengah ramai diperhatikan saat ini. Berdasarkan data dari Condor Ferries, diperkirakan sekitar 5,25 triliun keping sampah plastik mengapung di lautan di seluruh dunia. Dengan 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya.  Kondisi tersebut tentu berbahaya sebab jika terus berlanjut, pada tahun 2050 diperkirakan bahwa akan lebih banyak jumlah sampah plastik di laut dibandingkan jumlah populasi ikan.  Selain itu, penyebab pencemaran laut juga disebabkan di antaranya oleh pembuangan limbah industri ilegal, aliran pupuk dan pestisida dari lahan pertanian, limbah domestik dan sampah daratan yang terbawa arus air hingga ke laut, serta limbah tambang yang mengandung logam berat dan bahan kimia berbahaya yang tidak dikelola secara etis dan tepat. Dampak dari Pencemaran Laut Dengan begitu banyaknya polutan yang mencemari lautan, tentu ada dampak yang bisa terjadi dan dihasilkan dari hal tersebut. Pencemaran laut memiliki dampak yang luas dan merugikan bagi ekosistem laut, kesehatan manusia, ekonomi, dan lingkungan secara keseluruhan.  Dampak Pencemaran Terhadap Kehidupan Laut Pencemaran laut dapat mengancam berbagai spesies lautan, menyebabkan penurunan populasi bahkan menimbulkan kepunahan. Bahan kimia dan limbah yang mencemari laut pun berkontribusi dalam memutihkan dan membunuh terumbu karang, serta mengganggu perkembangbiakan ikan dan organisme laut yang terdampak. Dampak Pencemaran Laut Terhadap Kesehatan Manusia Seperti mata rantai, kontaminasi polutan terhadap hewan laut juga dapat berdampak pada manusia. Apabila manusia mengonsumsi makanan laut yang terlanjur mengandung bahan-bahan berbahaya, akan dapat menyebabkan keracunan dan mengganggu kesehatan manusia. Selain itu, kontak langsung terhadap lautan yang tercemar bahan berbahaya dapat menimbulkan beragam penyakit, infeksi kulit, dan alergi. Dampak Pencemaran Laut Terhadap Ekonomi Pencemaran laut sudah tentu dapat merusak keindahan pantai dan ekosistem laut yang menjadi daya tarik wisata. Mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut. Selain itu, populasi ikan yang menurun akibat pencemaran dapat mengurangi hasil tangkapan dan merugikan nelayan. Berdampak pada pemasukan mereka. Dampak Terhadap Lingkungan Pencemaran laut dapat menyebabkan eutrofikasi serta mengurangi oksigen di air. Jika terjadi zona mati di laut, kehidupan laut pun bisa terancam.  Pencemaran laut juga dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim dengan melepaskan gas rumah kaa dan mengurangi kemampuan laut dalam menyerap CO2.  Sama seperti masalah lingkungan lainnya, pencemaran laut memiliki dampak yang merugikan pada berbagai aspek kehidupan dan lingkungan. Oleh karena itu, kolaborasi tindakan juga kesadaran dari banyak pihak dibutuhkan untuk dapat membantu melindungi ekosistem laut dan menciptakan keberlanjutan sumber daya laut bagi generasi mendatang. Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan kimia, limbah, dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas air… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian? Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi …

Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian?

Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian?

Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi beras dan kopi akibat memburuknya kondisi iklim. Data Badan Pusat Statistik juga mencatat adanya fluktuasi pada produksi beras di Indonesia antara tahun 2020–2022. Impor beras pun juga masih dilakukan pemerintah untuk dapat memenuhi permintaan pasar akibat dari kurangnya kemampuan dalam negeri. Tidak hanya di Indonesia, dikutip dari Columbia Climate School, akibat bencana iklim Amerika Utara telah mengalami kerugian sebesar US$415 miliar. Disebabkan oleh kebakaran hutan dan angin topan yang mengalami peningkatan. Membuktikan bahwa kerugian akibat perubahan iklim dapat berdampak pada banyak wilayah, bahkan seluruh dunia. Baca Juga: Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Dampak perubahan iklim dapat dirasakan dalam berbagai sektor dan dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan kemampuan negara untuk berkembang. Lalu, apa saja cara perubahan iklim berdampak terhadap perekonomian? 1. Perubahan Iklim terhadap Kerugian Finansial dari Bencana Alam Kita mengetahui bahwa perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca, salah satunya adalah peningkatan suhu global akibat emisi gas rumah kaca. Perubahan iklim terbukti belakangan ini telah berkontribusi meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam. Badai, banjir, hingga kekeringan semakin sering terjadi akhir-akhir ini.  Akibat dari bencana alam tersebut, dapat timbul kerusakan infrastruktur, kehilangan properti yang menimbulkan kerugian ekonomi sehingga diperlukan biaya perbaikan yang tidak dapat diprediksi untuk memulihkannya.  2. Penurunan Produktivitas Pertanian Akibat Perubahan Iklim Perubahan iklim yang turut serta mempengaruhi perubahan suhu, pola curah hujan, dan kejadian cuaca ekstrem juga dapat berpengaruh pada hasil pertanian. Berdasarkan data Bappenas, perubahan iklim berpotensi menurunkan produksi padi Indonesia sebesar 1,13–1,89 juta ton dan menyebabkan 2.256 hektare sawah terancam kekeringan. Hal ini tentu dapat mengakibatkan ketidakstabilan pangan juga meningkatkan risiko kelaparan dan malnutrisi. 3. Perubahan Iklim Mengancam Ketersediaan Sumber Daya Air Perubahan pola curah hujan dan mencairnya gletser dapat mempengaruhi ketersediaan air. Kekurangan air pun berpotensi terjadi.  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, ketahanan air merupakan salah satu hal yang penting. Jika ketahanan air melemah maka akan berdampak serius pada banyak hal, di antaranya ketahanan pangan dan energi. Jika terus berlanjut, maka akan memicu terjadinya konflik yang berimplikasi terhadap stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan. 4. Kerugian di Sektor Pariwisata Karena Perubahan Iklim Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kondisi ekosistem, seperti pantai, kawasan pegunungan, hingga terumbu karang di lautan. Apabila hal ini terjadi, akan terjadi penurunan daya tarik wisata yang berdampak pada kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata. 5. Perubahan Iklim Berdampak Pada Kesehatan Masyarakat Perubahan iklim juga dapat menyebabkan peningkatan penyakit. Contohnya seperti penyakit pernapasan akibat kondisi udara yang tidak sehat, malaria, dengue, dan lainnya. Akibatnya, dapat berpengaruh terhadap peningkatan biaya kesehatan serta risiko penurunan produktivitas tenaga kerja. 6. Penurunan Nilai Aset Infrastruktur Di daerah yang rawan, beberapa bangunan atau properti rentan terdampak penurunan nilai akibat adanya risiko banjir, erosi pantai, dan bencana alam lainnya.  Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan nilai aset, kesulitan dalam menjual atau mengasuransikan properti, hingga kerugian finansial bagi pemilik properti. Jika hal ini terus terjadi, akan ada lebih banyak infrastruktur yang terdampak di seluruh dunia. Melihat potensi-potensi di atas, penting bagi siapa pun untuk mulai turut serta mengatasi dampak ekonomi dari perubahan iklim. Melakukan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi untuk menjadi lebih tahan terhadap perubahan iklim. Selain itu, pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. …

Dampak Risiko ESG terhadap Bisnis Berkelanjutan

Dampak Risiko ESG terhadap Bisnis Berkelanjutan

ESG – Mempertimbangkan aspek berkelanjutan kini menjadi perhatian khusus bagi bisnis. Harvard Business School (HBS) pada laman daringnya menjelaskan makna berkelanjutan atau ‘sustainability’ bagi bisnis adalah bahwa praktik bisnis seharusnya tidak memberikan impact negatif baik itu untuk lingkungan, komunitas, maupun masyarakat secara keseluruhan.  Usaha untuk menjaga bisnis agar tidak memberikan dampak negatif dapat diupayakan dengan mengimplementasikan kerangka Environmental, Social, and Governance (ESG) ke dalam inisiatif bisnis. Seiring dengan hal tersebut, pemahaman atas risiko ESG juga penting karena memiliki dampak terhadap keberlangsungan bisnis.  Dalam artikel ini, mari simak bagaimana perkembangan ESG terhadap bisnis berkelanjutan dan risiko yang berdampak pada bisnis. Baca Juga: Peran Konsultan Karbon dalam Mendukung Keberlanjutan dan Manajemen ESG Perkembangan ESG  Istilah ESG mulai diciptakan pada tahun 2004 oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan. Didukung pula oleh keterlibatan dari lembaga-lembaga ternama di dunia seperti International Finance Corporation (IFC). Kemudian pada 2005, istilah ini pertama kali dicetuskan dalam laporan berjudul “Who Cares Wins”.  Semenjak saat itu, ESG menjadi aspek yang penting dan mulai diperhitungkan oleh para perusahaan, termasuk para investor. Di Indonesia sendiri, telah diintegrasikan ke dalam indeks kinerja saham Sri Kehati. Indeks Sri Kehati menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, sebagai contoh dari bulan Juni 2009 sampai dengan November 2021, indeks Sri Kehati tumbuh sebesar 224,19%. Ketika ESG diintegrasikan ke dalam bisnis, setiap pihak juga perlu untuk menyadari akan berbagai risiko ESG yang mungkin dapat muncul. Dampak Risiko ESG pada Reputasi Bisnis Di era ketika kesadaran ESG tengah menjadi perhatian, aspek ESG tersebut kini dijadikan indikator penting dalam menilai suatu bisnis. Untuk bisnis yang kurang memperhatikan implementasi ESG dengan baik, seperti menimbulkan pencemaran air atau udara dari aktivitas produksinya, maka perusahaan tersebut dianggap memiliki reputasi buruk karena kehadirannya telah membawa dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu, untuk menjaga dampak risiko ESG pada reputasi bisnis, perusahaan perlu untuk senantiasa mengimplementasikan kerangka ESG secara berkesinambungan serta memantau secara berkala mengenai dampak lingkungan yang dihasilkan pada periode waktu tertentu.  Dampak Risiko ESG berupa Denda Tidak hanya berdampak terhadap reputasi bisnis, risiko ESG juga dapat berdampak langsung secara finansial. Hal ini terjadi apabila perusahaan mengabaikan risiko ESG sehingga menjadi tidak patuh terhadap regulasi. Seperti ketika aktivitas operasional industri dapat membahayakan ekosistem, atau bahkan pembuangan limbah sembarangan dan tidak ada tanggung jawab yang dilakukan oleh perusahaan. Pada Undang Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau “UU PPLH” di Pasal 60 jo. Pasal 104 UU PPLH dijelaskan bahwa denda dari aktivitas pencemaran lingkungan berupa membuang limbah tanpa izin dapat dikenai denda hingga 3 miliar rupiah. Ini baru merupakan salah satu contoh potensi denda dari ketidaksadaran atas pengelolaan risiko ESG. Di samping itu, denda lain dari pelanggaran ESG lainnya juga mungkin dapat muncul, dari sisi sosial maupun dari sisi tata kelola. Dampak Risiko ESG pada Hilangnya Investor Saat ini para investor banyak yang mengandalkan ‘Sustainability Report’ atau pelaporan berkelanjutan untuk menilai risiko dan peluang investasi untuk mengambil keputusan investasi mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG menjadi aspek yang diperhitungkan investor, maka pada perusahaan yang gagal mengelola risiko ESG akan dinilai kurang menjanjikan bagi para investor. Ketika risiko ESG tidak dapat diantisipasi dengan segera, maka akan berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap hilangnya minat investor pada perusahaan tersebut. Menjaga ESG untuk Keberlanjutan Bisnis Risiko ESG adalah suatu ancaman yang perlu dikelola secara sistematis. Bisnis yang memiliki kapabilitas baik dalam mengelola risiko ESG akan dapat bertahan untuk lebih fokus terhadap perkembangan ekspansi bisnis maupun untuk peningkatan operasionalnya.     Bisnis yang ingin mencapai keberlanjutan jangka panjang harus mempertimbangkan aspek ESG sebagai dasar dalam mengelola risiko dan menciptakan nilai jangka panjang. Kini, telah banyak layanan yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan berkelanjutan. Seperti layanan dari Satuplatform yang hadir sebagai all-in-one solution bagi perusahaan.  Segera susun strategi pengelolaan ESG dengan coba FREE DEMO dari Satuplatform sekarang! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Pencemaran Laut: Penyebab Hingga Dampaknya Bagi Banyak Hal Pencemaran atau polusi dapat menyerang berbagai hal di dunia, termasuk utamanya lingkungan dan salah satunya ialah perairan sehingga disebut juga pencemaran laut. Pencemaran dapat terjadi apabila terdapat kebocoran, masuknya, atau dimasukkannya zat, komponen, makhluk hidup, dan energi yang bersifat polutan (bahan pencemar) ke dalam lingkungan. Akibatnya, berubah kondisi lingkungan tersebut ke arah tidak sehat sehingga sulit untuk berfungsi dan dimanfaatkan kembali sebagaimana mestinya. Pengertian Pencemaran Laut Sebagaimana penjelasan di atas, pencemaran laut merupakan fenomena tercemarnya lautan (atau badan air lainnya termasuk sungai, danau, dan air tanah) oleh bahan berbahaya seperti bahan kimia, limbah, dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas air… Bagaimana Perubahan Iklim Berdampak Pada Kondisi Perekonomian? Perubahan iklim nyatanya tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial dan lingkungan, namun juga berpotensi memberikan dampak yang signifikan pada kondisi perekonomian global dan nasional.  Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, ditemukan bahwa perubahan iklim berpotensi menghilangkan nilai ekonomi komoditas beras dan kopi yang merupakan sub sektor tanaman pangan dan perkebunan utama bagi Indonesia. BRIN menyebut bahwa Indonesia bisa kehilangan hingga lebih dari US$2,8 miliar dan US$262 juta per tahun pada produksi beras dan kopi akibat memburuknya kondisi iklim. Data Badan Pusat Statistik juga mencatat adanya fluktuasi pada produksi beras di Indonesia… Melihat Kondisi Operasional Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia Indonesia diketahui terus menggencarkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur hijau sebagai salah satu langkah mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060. Salah satunya ialah mengembangkan teknologi pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) atau disebut juga pembangkit listrik hijau. Listrik hijau atau listrik ramah lingkungan merupakan listrik yang dihasilkan dari sumber daya seperti tenaga surya, angin, panas bumi, biomassa, dan fasilitas pembangkit listrik tenaga air berdampak rendah. Listrik hijau sebagai salah satu bentuk pemanfaatan energi terbarukan, diyakini punya potensi yang besar di Indonesia sehingga pembangunannya gencar dilaksanakan saat ini. Pembangkit Listrik Hijau di Indonesia Masih seperti kebanyakan negara lainnya, Indonesia saat ini… Bagaimana Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Indonesia? Ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi salah satu hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu wilayah lingkungan tertentu. Ruang terbuka hijau yang baik dapat menghasilkan banyak manfaat, utamanya bagi keseimbangan …

planting

Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global?

Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Baca Juga: Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia, serta menciptakan lapangan kerja dalam sektor kehutanan dan pertanian. Pohon juga dapat berperan dalam menjaga iklim, sebab keberadaannya mampu menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer untuk mengurangi efek rumah kaca. Meningkatkan penyerapan karbon dalam jangka panjang sehingga kualitas udara menjadi lebih baik bagi dan kesehatan masyarakat pun terjaga. Pohon dan Pemanasan Global Berdasarkan Science News, pepohonan amat sangat membantu menghilangkan emisi gas rumah kaca dari atmosfer yang disebabkan oleh aktivitas manusia.  Bersama tumbuhan lainnya, melalui proses fotosintesis, pohon menarik gas dari udara untuk membantu pertumbuhan daun, cabang, dan akar. Tanah-tanahnya juga dapat menyerap cadangan karbon dalam jumlah besar kemudian menyimpannya.  Para aktivis berpendapat bahwa kegiatan menanam pohon secara besar-besaran adalah ide cemerlang yang berperan dalam meningkatkan kesehatan bumi. Menanam pohon dan memperbanyak ruang hijau dapat membantu memulihkan ekosistem. “Sampai saat ini, menanam pohon menjadi solusi termurah dan paling efektif dalam mengatasi perubahan iklim,” ujar Thomas Crowther yang merupakan wakil pemimpin studi sekaligus ahli ekologi perubahan iklim dari Swiss Federal Institute of Technology sebagaimana dikutip dari National Geographic. Akan tetapi, menanam pohon tetap tidak bisa diandalkan sepenuhnya sebagai solusi dalam mengatasi pemanasan global dan melawan perubahan iklim. Menurut sebuah laporan penelitian berjudul “The Global Tree Restoration Potential”, penanaman satu triliun pohon hanya mampu menghilangkan seperempat karbon dioksida yang ada di udara.  Hal ini didukung juga dengan pernyataan dari National Geographic yang menyebut bahwa penanaman sekitar tiga triliun pohon akan mampu menyerap hampir 830 miliar ton karbon dioksida yang memerangkap panas di atmosfer. Akan dapat dilakukan dalam beberapa dekade mendatang. Baca Juga: 5 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Strategi Efektif Melawan Pemanasan Global “Menanam pohon sebanyak apa pun tidak akan berhasil jika emisi tetap tidak dikurangi,” ungkap Crowther. Pengurangan bahkan penghentian produksi emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia merupakan kunci untuk melawan pemanasan global. Didukung juga dengan menghentikan kegiatan deforestasi yang akan mampu mengurangi emisi tahunan sekitar 10% Selain itu, beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk melawan pemanasan global dan mengatasi perubahan iklim adalah: Meskipun terdapat tantangan, penanaman pohon tetaplah sebuah langkah yang baik dalam membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Dengan menerapkan penanaman pohon secara tepat dan didukung oleh kebijakan yang kuat, diharapkan dapat muncul manfaat lingkungan yang signifikan dan berkontribusi pada upaya global untuk melawan pemanasan global. Anda juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim! Anda dapat melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut dengan memiliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!  Similar Article Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Baca Juga: Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia,… Pembukaan Lahan: Pengertian, Syarat, Metode, Hingga Dampaknya bagi Lingkungan Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dunia juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan ekonomi dan pembangunan, aktivitas pembukaan lahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.    Dalam proyek konstruksi, pepohonan, tumbuhan, bebatuan, dan berbagai vegetasi yang ada di suatu lahan, perlu ditebangi dan lahan mutlak untuk disterilkan sebelum pembangunan dapat dimulai. Tanpa pembangunan lahan, tidak mungkin seseorang dapat membangun struktur yang stabil dan sesuai dengan desain aslinya. Namun, apakah pembukaan lahan dapat mengancam kelestarian lingkungan? Apakah dampak dari kegiatan ini bagi lingkungan? Pengertian Pembukaan Lahan Sesuai penjelasan di atas, pembukaan lahan atau land clearing adalah sebuah proses pembersihan hingga penyiapan suatu lahan… Laporan IQAir Sebut Hanya 5% Negara yang Punya Kualitas Udara Berstandar WHO, Bagaimana dengan Indonesia? Belum lama ini, IQAir baru saja mengungkapkan temuan penting tentang negara dan wilayah yang memiliki kualitas udara bersih berstandar WHO per 2023, begitu juga sebaliknya. Temuan tersebut diungkapkan dalam The 6th Annual World Air Quality Report atau Laporan Kualitas Udara Dunia ke-6 yang diluncurkan Maret lalu. Berdasarkan laporan tersebut, terungkap bahwa hanya lima persen atau setara dengan tujuh negara saja, di antara 134 negara yang dipantau, yang kualitas udaranya memenuhi pedoman PM2.5 tahunan WHO (rata-rata tahunan sebesar 5 µg/m3 atau kurang). Negara tersebut yakni Australia, Estonia, Finlandia, Grenada, Islandia, Mauritius, dan Selandia Baru. Apa Itu Pedoman PM2.5 WHO? Pedoman tahunan… Daftar Profesi dan Pekerja yang Terdampak Krisis Iklim Isu perubahan iklim belakangan ini sudah semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya dapat mengganggu lingkungan, sejumlah profesi serta pekerja di berbagai sektor berpotensi terdampak krisis iklim. Memberikan tantangan yang signifikan terhadap pembangunan juga kondisi ekonomi global. Menurut laporan International Labour Organization (ILO), sebanyak 3,8 persen dari total jam kerja di seluruh dunia dapat hilang akibat suhu tinggi yang disebabkan krisis iklim. Diperkirakan akan terjadi dalam tujuh tahun mendatang dan mendatangkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Perubahan iklim mempengaruhi berbagai profesi di banyak sektor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, adaptasi terhadap perubahan ini, melalui pendidikan, pelatihan ulang, dan peralihan… Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. …

Listrik Hijau, Energi Terbarukan yang Gencar Diperbanyak di Indonesia

Listrik Hijau, Energi Terbarukan yang Gencar Diperbanyak di Indonesia

Latar Belakang Listrik Hijau Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah tengah menggencarkan pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik hijau untuk menambah pasokan listrik serta sebagai upaya transformasi menuju energi terbarukan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menyampaikan, “saat ini semua industri bergerak pada energi berbasis ramah lingkungan. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan pada tahun 2021, PLN siap mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit EBT,” Saat ini, telah terpasang pembangkit listrik berbasis energi terbarukan (EBT) dengan kapasitas mencapai 9 gigawatt (GW). Kapasitas ini akan terus ditambah hingga 29 GW pada 2030. Namun, apa itu listrik hijau? Apa perbedaan dengan listrik yang digunakan selama ini? Mari simak penjelasannya. Apa Itu Listrik Hijau? Listrik hijau disebut juga listrik ramah lingkungan adalah bagian dari inovasi energi terbarukan atau energi bersih. Menurut European Environment Agency (EEA), listrik hijau merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan listrik yang dihasilkan dari sumber daya seperti tenaga surya, angin, panas bumi, biomassa, dan fasilitas pembangkit listrik tenaga air berdampak rendah. Berbeda dengan listrik yang bersumber dari energi fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, listrik hijau disebut memiliki dampak lingkungan yang jauh lebih rendah atau hampir tidak ada. Selain itu, sumbernya juga tidak terbatas sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan yang Diterapkan di Indonesia Sumber-Sumber Listrik Hijau Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, listrik hijau bersumber dari energi bersih dan terbarukan yang ada di alam. Sumber listrik hijau di antaranya adalah: 1. Energi Matahari (Solar Energy) Teknologi ini menggunakan panel surya untuk mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik. Biasanya, pemanfaatan matahari sebagai energi listrik sangat cocok untuk lokasi dengan paparan sinar matahari yang tinggi. 2. Energi Angin (Wind Energy) Teknologi ini memanfaatkan turbin angin untuk mengubah energi kinetik dari angin menjadi listrik. Operasinya akan efektif untuk dilakukan di daerah yang memiliki kecepatan angin yang konsisten. 3. Energi Air (Hydropower) Teknologi ini menggunakan aliran air, seperti sungai atau bendungan dengan debit air tinggi, untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik. Sumber energi ini telah digunakan secara luas di banyak negara. 4. Energi Biomassa (Biomass Energy) Teknologi ini menghasilkan listrik dari bahan organik, seperti kayu, limbah pertanian, atau sampah organik. Melalui pengelolaan energi biomassa, dapat membantu mengurangi limbah sambil menghasilkan energi yang ramah lingkungan. 5. Energi Panas Bumi (Geothermal Energy) Teknologi ini menggunakan panas yang berasal dari dalam bumi untuk menghasilkan listrik. Inovasi yang satu ini cocok untuk daerah yang memiliki aktivitas geotermal tinggi, seperti daerah vulkanik. Manfaat Hadirnya Listrik Hijau Di tengah meningkatnya kondisi krisis iklim dan lingkungan, banyak ilmuwan dan peneliti yang berupaya mencari solusi berkelanjutan yang dapat dimanfaatkan sebagai pilihan energi alternatif di kehidupan sehari-hari.  Hadirnya listrik hijau merupakan salah satu upaya manusia dalam berkontribusi untuk pencegahan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Sebuah langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ketahui lebih lanjut manfaat dari listrik hijau. 1. Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Berdasarkan sumbernya, listrik hijau berasal dari sumber energi yang menghasilkan sedikit bahkan tidak sama sekali emisi gas rumah kaca selama proses produksi. Oleh karena itu, listrik hijau dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang berkontribusi pada pemanasan global.  2. Upaya Konservasi Ekosistem Dengan mengurangi ekstraksi dan pembakaran bahan bakar fosil, pemanfaatan listrik hijau turut membantu melindungi ekosistem alami dari kerusakan. Hal ini juga membantu melestarikan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan berkelanjutan, serta mengurangi tekanan pada sumber daya alam yang terbatas. 3. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Dengan mengurangi potensi pencemaran udara dan lingkungan yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, pemanfaatan energi bersih untuk listrik hijau juga membantu mengurangi penyakit pernapasan dan kondisi kesehatan lain. Lingkungan bersih dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. 4. Meningkatkan Keamanan Energi Listrik hijau umumnya dapat dihasilkan secara lokal di setiap negara, mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Hal ini berperan meningkatkan keamanan energi nasional sebab energi terbarukan dapat mengurangi volatilitas harga energi yang sering terjadi terhadap bahan bakar fosil karena fluktuasi pasar global. 5. Mendorong Kesadaran Tindakan Lingkungan Secara tidak langsung, kondisi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan energi bersih dan dampaknya terhadap lingkungan. Mendorong perubahan perilaku individu dan bisnis untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Melalui listrik hijau, kita tidak hanya dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan energi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah demikian? Berbagai Manfaat Pohon Sejak lama, kita memahami bahwa pohon memainkan peran penting bagi kelestarian lingkungan.  Pohon memberikan banyak manfaat, seperti memberikan keteduhan, kesejukkan, mencegah erosi dan degradasi tanah, meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki siklus air, menyediakan habitat bagi satwa dan keanekaragaman hayati, menyediakan sumber daya yang melimpah, memberikan ruang hijau yang bermanfaat bagi manusia, serta menciptakan lapangan kerja dalam sektor kehutanan dan pertanian. Pohon juga dapat… 5 Buku tentang Climate Change Untuk Tingkatkan Pemahaman Soal Lingkungan Untuk dapat memahami suatu kondisi, kita perlu banyak belajar dan punya minat mengetahui yang baik. Sama halnya dengan perlunya kita membaca buku tentang climate change atau perubahan iklim untuk dapat memahami soal kondisi iklim yang tengah terjadi. Semakin hari kondisi iklim dapat dikatakan semakin ekstrem. Ilmuwan menyatakan bahwa tahun 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Ancaman nyata yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan kerusakan ekologis pun juga semakin nampak. Lalu bagaimana kita bisa berkontribusi mengatasi masalah ini? Buku adalah salah satu alat terbaik untuk mengungkap informasi sulit ini dan membuat ilmu pengetahuan iklim dapat diakses oleh semua orang. Berikut… Listrik Hijau, Energi Terbarukan yang Gencar Diperbanyak di Indonesia Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah tengah menggencarkan pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik hijau untuk menambah pasokan listrik serta sebagai upaya transformasi menuju energi terbarukan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menyampaikan, “saat ini semua industri bergerak pada …

Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia

Melihat Upaya Singapura Jadi Salah Satu Kota Terhijau di Dunia

Tahukah kamu bahwa Singapura telah dikenal sebagai salah satu kota terhijau di dunia?  Ini fakta. Sebab, salah satu negara tetangga yang terdekat dengan Indonesia ini berhasil dinobatkan menjadi kota terhijau atau yang paling ramah lingkungan di dunia. Hal ini berdasarkan penilaian oleh Smart City Index oleh Institute for Management Development bekerja sama dengan Singapore University for Technology and Design (SUTD) yang menyatakan bahwa Singapura layak menduduki peringkat pertama dari 109 kota yang dianggap sebagai kota-kota paling ramah lingkungan. Baca Juga: 5 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Pencapaian ini dapat diraih berkat komitmen dan kebijakan pemerintah Singapura yang progresif dalam menjaga dan meningkatkan ruang hijau serta keberlanjutan lingkungan. Sejak lama, Singapura terus berupaya memprioritaskan keberlanjutan dalam perencanaan terpadu, pembangunan dengan kepadatan tinggi, serta konservasi kawasan hijau. Dikutip dari CNN, Yvonne Soh, general manager dari Singapore Green Buildings Council menyampaikan, “di Singapura, kami memiliki banyak inisiatif untuk mempromosikan keberlanjutan. Kami mengambil berbagai langkah-langkah yang diperlukan, termasuk hal-hal berkaitan kesuburan lingkungan, energi terbarukan, dan keberlanjutan masa depan.” Lalu apa saja upaya yang dilakukan pemerintah Singapura untuk menjadikan kotanya berstatus hijau dan ramah lingkungan? 1. Kota Terhijau Melalui Ruang Terbuka Hijau dan Taman Kota Vegetasi di Singapura tumbuh sangat subur, luas, juga beragam. Pemerintah Singapura seperti menggabungkan alam sebagai sebuah kerangka utama dalam membangun perkotaan.  Singapura adalah salah satu kota terhijau di dunia, dengan pohon-pohon yang berjajar teratur di tengah dan pinggir jalanan, taman-taman kota di berbagai sudut kota, hingga hutan kota yang bisa dijangkau dengan mudah dari pusat kota.  Diketahui bahwa Singapura membangun hampir 50% ruang hijau dari total wilayah kota untuk mendampingi sejumlah besar bangunan hijau. Lebih dari 350 taman dan kebun tersebar di seluruh kota, termasuk Singapore Botanic Gardens yang masuk ke dalam Situs Warisan Dunia UNESCO serta Gardens by the Bay, sebuah ikon taman seluas 101 hektar yang terdiri dari Supertree Grove, Flower Dome, dan Cloud Forest, yang menjadi contoh integrasi arsitektur dan botani.  Upaya ini berhasil memberikan dampak yang baik. Berkat ruang hijau yang melimpah, tercipta lingkungan hidup yang asri dan menyenangkan, Meskipun iklim asli daerah ini adalah tropis. Singapura juga mengalami penurunan polusi udara dan air secara dramatis, dan merupakan salah satu yang terendah di dunia.   2. Kota Terhijau dengan Arsitektur Hijau dan Bangunan Ramah Lingkungan Singapura terkenal dengan beberapa bangunannya yang ikonik. Dibalik arsitekturnya yang menarik, bangunan-bangunan di Singapura diketahui telah dirancang dengan sistem sertifikasi bangunan ramah lingkungan. Green Mark Scheme (GMS) merupakan inisiatif sertifikasi bangunan hijau yang diperkenalkan oleh Building and Construction Authority (BCA) di Singapura pada tahun 2005.  Tujuan dari skema ini adalah untuk mendorong keberlanjutan dalam pembangunan dan operasi bangunan, mengurangi dampak lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup penghuninya. “Pada setiap pembangunan gedung baru yang Anda lakukan, Anda harus mengganti tanaman hijau yang sama dengan yang Anda gantikan. Hal ini untuk memastikan bangunan tetap ramah lingkungan,” Yvonne Soh menjelaskan.  Sejauh ini, terdapat lebih dari 1.180 bangunan yang bersertifikasi GMS. Nilai ini diberikan dalam empat tingkatan – Bersertifikat, Emas, GoldPLUS, dan Platinum. Dengan begitu, pembangunan dan pengelolaan bangunan akan terus berjalan secara tepat dan baik bagi lingkungan. Baca Juga: Green Building: Pengertian, Konsep, Kriteria, dan Manfaat 3. Pengelolaan Lingkungan yang Efisien Sehingga Menjadi Kota Terhijau Dahulu, Singapura masih bergelut dengan kondisi daerah yang kumuh, sungai berlumpur, lingkungan yang tercemar, dan pengelolaan air limbah yang tidak terkendali. Seiring berjalannya waktu, Singapura kemudian tumbuh menjadi perkotaan yang lebih baik. Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew adalah aktor penting yang merumuskan rencana pengembangan Singapura menjadi kota taman tropis dengan mendukung penghijauan secara luas. Saat ini, Singapura telah dikenal memiliki program daur ulang yang efektif dan fasilitas pengelolaan limbah yang canggih. Tuas South Incineration Plant dan Semakau Landfill merupakan beberapa contoh inovasi pengelolaan lingkungan masa kini. Keduanya menggabungkan teknik pengelolaan sampah modern dengan konservasi alam. 4. Transportasi Berkelanjutan Singapura juga diketahui sangat memikirkan sistem transportasi publik mereka dan bertekad mengurangi emisi CO2 dari kendaraan yang saat ini menyumbang sekitar 15% emisi karbon di Singapura. Oleh karena itu, Singapura mengeluarkan investasi besar dalam sistem transportasi umum yang efisien dan ramah lingkungan. Upaya penghijauan terhadap transportasi umum di Singapura di antaranya dilakukan dengan memperluas jaringan MRT dan mengoperasikan bus yang menggunakan energi ramah lingkungan, seperti bus listrik atau hibrida.  Selain itu, untuk mendukung Singapura menjadi kota terhijau di dunia, pemerintah juga berupaya untuk mencapai pengurangan emisi dari sektor transportasi dengan menerapkan car-lite, mendorong penggunaan moda transportasi Walk-Cycle-Ride. Hal tersebut didukung juga dengan menyediakan jalur sepeda yang aman dan nyaman. Rencananya, Singapura akan memperluas jalur sepeda hingga 1.300 km  serta jalur pejalan kaki, agar lebih mendukung aktivitas mobilitas aktif pada masyarakat. 5. Kebijakan Penghijauan Menjadi Kota Terhijau Untuk dapat memaksimalkan program dan mencapai target yang diharapkan, pemerintah Singapura turut menciptakan berbagai kebijakan dan aturan. Salah satu di antaranya yaitu inisiatif untuk mengintegrasikan lebih banyak ruang hijau ke dalam infrastruktur kota, termasuk menanam pohon di sepanjang jalan dan menciptakan taman vertikal pada gedung-gedung. Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab juga dilibatkan untuk membantu mengelola dan merencanakan ruang hijau di Singapura, termasuk program penghijauan yang agresif. 5. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan Tentu semua rencana tersebut tidak akan bisa berjalan jika tidak dibarengi dengan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berkontribusi. The Singapore Green Plan 2030 merupakan salah satu panduan yang mengajak masyarakatnya untuk mengubah cara mereka beraktivitas agar lebih ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk menyatukan seluruh bangsa dalam upaya transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan Selain itu, di berbagai kesempatan, pemerintah turut berinisiatif untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan penghijauan dan pelestarian lingkungan, seperti gerakan komunitas menanam pohon dan program pengomposan.  Komitmen Singapura untuk menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan tidak hanya meningkatkan kualitas hidup warganya, tetapi juga menjadikan kota ini sebagai model yang menginspirasi bagi kota-kota lain di seluruh dunia dalam upaya menuju keberlanjutan urban. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Kegiatan menanam pohon secara massal atau disebut juga penghijauan telah banyak dilakukan sebab diyakini dapat berdampak baik bagi alam. Menanam pohon juga disebut merupakan salah satu upaya yang efektif dalam melawan pemanasan global. Benarkah …