ESG – Mempertimbangkan aspek berkelanjutan kini menjadi perhatian khusus bagi bisnis. Harvard Business School (HBS) pada laman daringnya menjelaskan makna berkelanjutan atau ‘sustainability’ bagi bisnis adalah bahwa praktik bisnis seharusnya tidak memberikan impact negatif baik itu untuk lingkungan, komunitas, maupun masyarakat secara keseluruhan.

Usaha untuk menjaga bisnis agar tidak memberikan dampak negatif dapat diupayakan dengan mengimplementasikan kerangka Environmental, Social, and Governance (ESG) ke dalam inisiatif bisnis. Seiring dengan hal tersebut, pemahaman atas risiko ESG juga penting karena memiliki dampak terhadap keberlangsungan bisnis.
Dalam artikel ini, mari simak bagaimana perkembangan ESG terhadap bisnis berkelanjutan dan risiko yang berdampak pada bisnis.
Baca Juga: Peran Konsultan Karbon dalam Mendukung Keberlanjutan dan Manajemen ESG
Table of Contents
TogglePerkembangan ESG
Istilah ESG mulai diciptakan pada tahun 2004 oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan. Didukung pula oleh keterlibatan dari lembaga-lembaga ternama di dunia seperti International Finance Corporation (IFC). Kemudian pada 2005, istilah ini pertama kali dicetuskan dalam laporan berjudul “Who Cares Wins”.
Semenjak saat itu, ESG menjadi aspek yang penting dan mulai diperhitungkan oleh para perusahaan, termasuk para investor. Di Indonesia sendiri, telah diintegrasikan ke dalam indeks kinerja saham Sri Kehati. Indeks Sri Kehati menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, sebagai contoh dari bulan Juni 2009 sampai dengan November 2021, indeks Sri Kehati tumbuh sebesar 224,19%.
Ketika ESG diintegrasikan ke dalam bisnis, setiap pihak juga perlu untuk menyadari akan berbagai risiko ESG yang mungkin dapat muncul.
Dampak Risiko ESG pada Reputasi Bisnis
Di era ketika kesadaran ESG tengah menjadi perhatian, aspek ESG tersebut kini dijadikan indikator penting dalam menilai suatu bisnis. Untuk bisnis yang kurang memperhatikan implementasi ESG dengan baik, seperti menimbulkan pencemaran air atau udara dari aktivitas produksinya, maka perusahaan tersebut dianggap memiliki reputasi buruk karena kehadirannya telah membawa dampak negatif bagi lingkungan.
Oleh karena itu, untuk menjaga dampak risiko ESG pada reputasi bisnis, perusahaan perlu untuk senantiasa mengimplementasikan kerangka ESG secara berkesinambungan serta memantau secara berkala mengenai dampak lingkungan yang dihasilkan pada periode waktu tertentu.
Dampak Risiko ESG berupa Denda
Tidak hanya berdampak terhadap reputasi bisnis, risiko ESG juga dapat berdampak langsung secara finansial. Hal ini terjadi apabila perusahaan mengabaikan risiko ESG sehingga menjadi tidak patuh terhadap regulasi. Seperti ketika aktivitas operasional industri dapat membahayakan ekosistem, atau bahkan pembuangan limbah sembarangan dan tidak ada tanggung jawab yang dilakukan oleh perusahaan.
Pada Undang Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau “UU PPLH” di Pasal 60 jo. Pasal 104 UU PPLH dijelaskan bahwa denda dari aktivitas pencemaran lingkungan berupa membuang limbah tanpa izin dapat dikenai denda hingga 3 miliar rupiah. Ini baru merupakan salah satu contoh potensi denda dari ketidaksadaran atas pengelolaan risiko ESG. Di samping itu, denda lain dari pelanggaran ESG lainnya juga mungkin dapat muncul, dari sisi sosial maupun dari sisi tata kelola.
Dampak Risiko ESG pada Hilangnya Investor
Saat ini para investor banyak yang mengandalkan ‘Sustainability Report’ atau pelaporan berkelanjutan untuk menilai risiko dan peluang investasi untuk mengambil keputusan investasi mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG menjadi aspek yang diperhitungkan investor, maka pada perusahaan yang gagal mengelola risiko ESG akan dinilai kurang menjanjikan bagi para investor.
Ketika risiko ESG tidak dapat diantisipasi dengan segera, maka akan berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap hilangnya minat investor pada perusahaan tersebut.
Menjaga ESG untuk Keberlanjutan Bisnis
Risiko ESG adalah suatu ancaman yang perlu dikelola secara sistematis. Bisnis yang memiliki kapabilitas baik dalam mengelola risiko ESG akan dapat bertahan untuk lebih fokus terhadap perkembangan ekspansi bisnis maupun untuk peningkatan operasionalnya.
Bisnis yang ingin mencapai keberlanjutan jangka panjang harus mempertimbangkan aspek ESG sebagai dasar dalam mengelola risiko dan menciptakan nilai jangka panjang. Kini, telah banyak layanan yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan berkelanjutan. Seperti layanan dari Satuplatform yang hadir sebagai all-in-one solution bagi perusahaan. Segera susun strategi pengelolaan ESG dengan coba FREE DEMO dari Satuplatform sekarang!
Similar Article
Bagaimana Peran Perang dan Militer sebagai Kontributor Jejak Karbon Global
Konflik dan perang menciptakan kontributor jejak karbon baru dengan dampak signifikan dan sayangnya, sebagian besar tidak dihitung. Emisi ini jarang…
Why Product Lifespan Is the Next Frontier for Sustainable Business
Embracing product longevity and extending product lifespan emerges as a current and indispensable strategic priority for cultivating sustainable business growth…
Green Building sebagai Cara Mengurangi Jejak Karbon, Ini yang Perlu Dilakukan!
Di tengah isu perubahan iklim yang semakin mendesak, bisnis dan masyarakat global mulai sadar pentingnya pembangunan yang lebih ramah lingkungan.…
Unveiling the Environmental Impact of Children’s Toys Industry
The global toy industry plays a significant role in early childhood development, creativity, and education. Toys bring joy, imagination, and…
ESG as Sustainability Initiatives for Modern Industry
In today’s world, sustainability is no longer just a “nice-to-have”, but it’s a must. With rising concerns about climate change,…
ESG Strategies for Business Growth in Developing Countries
In today’s fast-changing world, businesses are no longer only measured by profits. Companies are now expected to be responsible for…