Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin penting. Beberapa spesies pohon memiliki kapasitas luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon, membantu menyeimbangkan ekosistem serta mengurangi dampak pemanasan global. Di antara banyaknya pohon yang memiliki fungsi ini, mangrove, petai, dan durian menonjol sebagai spesies yang efektif sebagai penyerap karbon. Baca Juga: Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap 1. Pohon Penyerap Karbon Mangrove: Sang Penjaga Pesisir Mangrove adalah salah satu jenis pohon yang paling efisien dalam menyerap karbon. Hutan mangrove dapat menyimpan karbon 3–5 kali lebih banyak dibandingkan dengan hutan daratan. Hal ini disebabkan oleh sistem akar yang dalam dan luas yang menyimpan karbon dalam sedimen lumpur selama ratusan hingga ribuan tahun. Mangrove tidak hanya menyerap CO2 dalam jumlah besar tetapi juga berperan sebagai benteng alami yang melindungi garis pantai dari erosi dan badai. Menurut penelitian, hutan mangrove global mampu menyerap sekitar 24 juta metrik ton karbon setiap tahunnya. Dengan luas hanya sekitar 0,7% dari total hutan dunia, mangrove berkontribusi besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim. 2. Pohon Penyerap Karbon Petai: Pohon Khas yang Kaya Manfaat Petai (Parkia speciosa) lebih dikenal karena bijinya yang memiliki aroma khas, namun pohon ini juga memiliki kapasitas yang tinggi dalam menyerap karbon. Sebagai pohon dari keluarga leguminosae, petai memiliki kemampuan untuk melakukan fiksasi nitrogen yang membantu menyuburkan tanah sekaligus meningkatkan efektivitas penyerapan karbon. Petai merupakan pohon berumur panjang dengan pertumbuhan yang relatif cepat. Struktur daunnya yang rindang memungkinkan proses fotosintesis berjalan secara optimal, sehingga meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap CO2 dari udara. Selain manfaat ekologis, petai juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui hasil panennya. 3. Pohon Penyerap Karbon Durian: Sang Raja Buah yang Juga Menyerap Karbon Durian (Durio spp.), yang sering disebut sebagai “raja buah,” juga memiliki peran besar dalam penyerapan karbon. Pohon durian dapat tumbuh hingga lebih dari 30 meter dengan sistem akar yang kuat, membuatnya efektif dalam menyimpan karbon di dalam biomassa dan tanah. Selain menyerap karbon, pohon durian juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani. Dengan semakin tingginya permintaan durian di pasar global, pohon ini semakin banyak ditanam dalam skala luas, yang secara tidak langsung berkontribusi pada upaya reforestasi dan pengurangan emisi karbon. Mangrove, petai, dan durian adalah tiga jenis pohon yang memiliki kapasitas luar biasa dalam menyerap karbon dari atmosfer. Selain berperan dalam mitigasi perubahan iklim, pohon-pohon ini juga memiliki manfaat tambahan seperti melindungi garis pantai, meningkatkan kesuburan tanah, serta memberikan hasil panen yang bernilai ekonomi tinggi. Upaya konservasi dan penanaman kembali pohon-pohon ini perlu ditingkatkan untuk mendukung keseimbangan ekosistem dan mengurangi dampak negatif dari emisi karbon. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Menghitung dan mengelola emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform! Similar Article YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025 Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan teknologi. Salah satu fenomena terbaru yang menjadi perbincangan hangat adalah YONO, sebuah konsep hidup yang semakin populer di berbagai belahan dunia. YONO, singkatan dari You Only Need One, adalah filosofi hidup yang menekankan kesederhanaan, efisiensi, dan keberlanjutan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari fashion, teknologi, hingga kebiasaan konsumsi. Baca Juga: Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment Asal Usul dan Filosofi YONO Konsep YONO lahir dari kesadaran generasi muda terhadap konsumsi berlebihan dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dibandingkan dengan tren… Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin penting. Beberapa spesies pohon memiliki kapasitas luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon, membantu menyeimbangkan ekosistem serta mengurangi dampak pemanasan global. Di antara banyaknya pohon yang memiliki fungsi ini, mangrove, petai, dan durian menonjol sebagai spesies yang efektif sebagai penyerap karbon. Baca Juga: Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap 1. Pohon Penyerap Karbon Mangrove: Sang Penjaga Pesisir Mangrove adalah salah satu jenis pohon yang paling efisien dalam menyerap karbon. Hutan mangrove dapat menyimpan karbon 3–5… Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin diperhitungkan. Impor sampah merujuk pada praktik suatu negara menerima limbah dari negara lain untuk diolah, didaur ulang, atau digunakan sebagai sumber energi. Beberapa negara-negara di dunia melakukan impor sampah, termasuk Swedia. Dalam artikel ini akan dibahas bagaimana Swedia mengimpor sampah dan apa dampaknya secara lingkungan maupun secara ekonomi. Baca juga artikel lainnya : Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Waste-to-energy (WTE) Swedia telah lama menjadi pelopor dalam pengelolaan limbah yang efisien dan berkelanjutan. Negara ini dikenal dengan sistem waste-to-energy… Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan? Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas yang lebih ramah lingkungan. Konsep sister-city tidak hanya bertujuan mempererat hubungan diplomatik, tetapi juga menjadi platform untuk berbagi solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan perkotaan seperti polusi udara, pengelolaan limbah, dan efisiensi energi. Artikel ini akan membahas lima aspek utama dari kerjasama sister-city dalam mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan. 1. Implementasi Teknologi Hijau dalam Infrastruktur Perkotaan untuk Kota Ramah Lingkungan Melalui kerjasama sister-city, banyak kota mengadopsi teknologi hijau untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Misalnya, Jakarta yang bermitra dengan Rotterdam dalam pengelolaan air… Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged …
Read more “Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian”