Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya
Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, bangunan hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sustainable, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Baca Juga: 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Namun, bagaimana konsep bangunan gedung hijau sebenarnya? Apa Itu Bangunan Gedung Hijau? Bangunan hijau atau gedung hijau merupakan struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, memperhatikan keberlangsungan sekitarnya, sekaligus meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Tujuan utama penerapan konsep hijau pada bangunan/gedung adalah untuk meminimalisir dampak keberadaannya bagi alam sekitar. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi telah menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar secara global. Sekitar 37 persen emisi global disumbang dari pembangunan sampai dengan pengoperasian sebuah gedung. Konsep bangunan hijau berfokus pada beragam aspek penting. Aspek-aspek tersebut di antaranya efisiensi energi dan air, kualitas udara dalam ruangan, pengelolaan limbah yang efektif, serta pemilihan lokasi yang strategis. Bangunan hijau juga tidak sembarang saja dibangun. Pendiriannya harus melibatkan material yang sekiranya memiliki dampak lingkungan yang rendah dan dapat didaur ulang, mengaplikasikan sistem energi terbarukan, menggunakan sistem pemanas dan pendingin yang hemat energi, serta menyediakan vegetasi atau ruang hijau. Bagaimana Kriteria Bangunan Gedung Hijau? Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, menerapkan beberapa kriteria untuk menentukan apakah sebuah bangunan termasuk dalam kategori hijau. Dikutip dari Tirto, enam kriteria penilaian untuk bangunan dengan konsep green building berdasarkan GBCI di antaranya. Kriteria ini dimaksudkan untuk mendorong pentingnya ketersediaan ruang hijau di area gedung, bertujuan memperbaiki dan memanfaatkan lahan secara berkelanjutan. Penggunaan lahan tersebut ialah salah satunya dengan menyisihkan 30 persen bagian untuk dikelola dan difungsikan sebagai daerah resapan dan ruang terbuka hijau. Kriteria ini menekankan pada penghematan dalam penggunaan energi dalam proses konstruksi bangunan hijau. Dapat dilakukan dengan cara melakukan penghematan listrik, penghematan konsumsi energi, dan beralih ke energi terbarukan. Kriteria ini mendorong pembangunan dan pengoperasi gedung untuk mengelola sumber air secara efisien serta menerapkan sistem daur ulang air hujan dan penggunaan perlengkapan hemat air. Kriteria ini meliputi penggunaan material yang ramah lingkungan, pengelolaan sampah, pemilahan sampah, pengelolaan limbah B3, dan penyaluran barang bekas. Kriteria ini bertujuan mempertimbangkan kesehatan dan kenyamanan penghuni ketika beraktivitas di area bangunan. Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan bisa dilakukan untuk membantu menciptakan kualitas udara dalam ruangan yang lebih baik. Kriteria ini bertujuan mendorong pada peningkatan kualitas bangunan ke arah yang berkelanjutan. Dilakukan dengan menjaga keasrian lingkungan, menyediakan informasi terkait penerapan bangunan hijau untuk penghuni, sampai dengan menghadirkan manajemen kebersihan yang optimal. Baca Juga: Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Apa Manfaat Implementasi Bangunan Gedung Hijau? Melihat dari tujuannya, sudah tentu terdapat manfaat dari pengimplementasian konsep hijau pada sebuah gedung atau bangunan. Dengan diterapkannya konsep bangunan hijau, dapat mengurangi biaya operasional melalui efisiensi energi dan air, meningkatkan kesehatan penghuni melalui penyediaan fasilitas dan pengelolaan bangunan yang tepat, mengurangi jejak karbon melalui penggunaan material dan penerapan efisiensi energi, menciptakan nilai properti yang lebih tinggi karena statusnya, serta mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Investasi dalam bangunan hijau bisa disebut merupakan investasi dan memberikan pengembalian jangka panjang melalui pengurangan biaya operasional dan peningkatan nilai properti. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Keanekaragaman Hayati di Balik Ancaman Pembabatan Hutan Papua “All Eyes On Papua” dan Keanekaragaman Hayati Munculnya tagar “All Eyes On Papua” sebagai upaya penolakan atas isu pembabatan hutan adat Papua yang memiliki beragam keanekaragaman hayati, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak. Ramai masyarakat dengan suaranya mendesak pemerintah untuk mulai memikirkan ulang rencana, sebab dikhawatirkan akan banyak dampak yang bisa terjadi dari dijalankannya proyek tersebut. Isu bermula dari rencana pembabatan hutan Papua, tepatnya di Boven Digeol, yang akan dilakukan untuk membangun perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan keras dari masyarakat adat suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi dari Sorong. Baca… 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. …
Read more “Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya”