Begini Cara Cermat Siapkan Laporan ESG Perusahaan Secara Efektif!

Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya

Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, bangunan hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sustainable, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Baca Juga: 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Namun, bagaimana konsep bangunan gedung hijau sebenarnya? Apa Itu Bangunan Gedung Hijau? Bangunan hijau atau gedung hijau merupakan struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, memperhatikan keberlangsungan sekitarnya, sekaligus meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Tujuan utama penerapan konsep hijau pada bangunan/gedung adalah untuk meminimalisir dampak keberadaannya bagi alam sekitar. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi telah menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar secara global. Sekitar 37 persen emisi global disumbang dari pembangunan sampai dengan pengoperasian sebuah gedung. Konsep bangunan hijau berfokus pada beragam aspek penting. Aspek-aspek tersebut di antaranya efisiensi energi dan air, kualitas udara dalam ruangan, pengelolaan limbah yang efektif, serta pemilihan lokasi yang strategis. Bangunan hijau juga tidak sembarang saja dibangun. Pendiriannya harus melibatkan material yang sekiranya memiliki dampak lingkungan yang rendah dan dapat didaur ulang, mengaplikasikan sistem energi terbarukan, menggunakan sistem pemanas dan pendingin yang hemat energi, serta menyediakan vegetasi atau ruang hijau. Bagaimana Kriteria Bangunan Gedung Hijau? Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, menerapkan beberapa kriteria untuk menentukan apakah sebuah bangunan termasuk dalam kategori hijau.  Dikutip dari Tirto, enam kriteria penilaian untuk bangunan dengan konsep green building berdasarkan GBCI di antaranya. Kriteria ini dimaksudkan untuk mendorong pentingnya ketersediaan ruang hijau di area gedung, bertujuan memperbaiki dan memanfaatkan lahan secara berkelanjutan. Penggunaan lahan tersebut ialah salah satunya dengan menyisihkan 30 persen bagian untuk dikelola dan difungsikan sebagai daerah resapan dan ruang terbuka hijau.  Kriteria ini menekankan pada penghematan dalam penggunaan energi dalam proses konstruksi bangunan hijau. Dapat dilakukan dengan cara melakukan penghematan listrik, penghematan konsumsi energi, dan beralih ke energi terbarukan. Kriteria ini mendorong pembangunan dan pengoperasi gedung untuk mengelola sumber air secara efisien serta menerapkan sistem daur ulang air hujan dan penggunaan perlengkapan hemat air.  Kriteria ini meliputi penggunaan material yang ramah lingkungan, pengelolaan sampah, pemilahan sampah, pengelolaan limbah B3, dan penyaluran barang bekas. Kriteria ini bertujuan mempertimbangkan kesehatan dan kenyamanan penghuni ketika beraktivitas di area bangunan. Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan bisa dilakukan untuk membantu menciptakan kualitas udara dalam ruangan yang lebih baik. Kriteria ini bertujuan mendorong pada peningkatan kualitas bangunan ke arah yang berkelanjutan. Dilakukan dengan menjaga keasrian lingkungan, menyediakan informasi terkait penerapan bangunan hijau untuk penghuni, sampai dengan menghadirkan manajemen kebersihan yang optimal. Baca Juga: Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Apa Manfaat Implementasi Bangunan Gedung Hijau? Melihat dari tujuannya, sudah tentu terdapat manfaat dari pengimplementasian konsep hijau pada sebuah gedung atau bangunan. Dengan diterapkannya konsep bangunan hijau, dapat mengurangi biaya operasional melalui efisiensi energi dan air, meningkatkan kesehatan penghuni melalui penyediaan fasilitas dan pengelolaan bangunan yang tepat, mengurangi jejak karbon melalui penggunaan material dan penerapan efisiensi energi, menciptakan nilai properti yang lebih tinggi karena statusnya, serta mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Investasi dalam bangunan hijau bisa disebut merupakan investasi dan memberikan pengembalian jangka panjang melalui pengurangan biaya operasional dan peningkatan nilai properti. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Keanekaragaman Hayati di Balik Ancaman Pembabatan Hutan Papua “All Eyes On Papua” dan Keanekaragaman Hayati Munculnya tagar “All Eyes On Papua” sebagai upaya penolakan atas isu pembabatan hutan adat Papua yang memiliki beragam keanekaragaman hayati, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak. Ramai masyarakat dengan suaranya mendesak pemerintah untuk mulai memikirkan ulang rencana, sebab dikhawatirkan akan banyak dampak yang bisa terjadi dari dijalankannya proyek tersebut. Isu bermula dari rencana pembabatan hutan Papua, tepatnya di Boven Digeol, yang akan dilakukan untuk membangun perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan keras dari masyarakat adat suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi dari Sorong. Baca… 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. …

Waspadai Peningkatan Penyakit Akibat Perubahan Iklim

Waspadai Peningkatan Penyakit Akibat Perubahan Iklim

Disadari atau tidak, perubahan iklim telah menjadi isu lingkungan yang berdampak signifikan bagi banyak makhluk hidup di bumi. Keberlangsungan hidup beragam vegetasi dan spesies hewan, serta kehidupan manusia dalam kondisi terancam, salah satunya dipengaruhi faktor peningkatan penyakit akibat perubahan iklim. Meningkatnya krisis iklim global dapat berdampak buruk terhadap kesehatan dan kesejahteraan makhluk hidup, dalam hal ini manusia sebagai konteksnya. Selain meningkatkan penyakit dan potensi kematian, perubahan iklim di sisi lainnya juga turut memberikan tekanan yang signifikan terhadap sistem kesehatan.  Baca Juga: 5 Hewan yang Paling Terdampak dan Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim Berbagai Cara Perubahan Iklim Mengancam Kesehatan dan Menyebabkan Penyakit Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia melalui berbagai cara. Mengancam unsur-unsur krusial seperti kondisi kesehatan yang baik, udara bersih, air minum aman, pasokan makanan bergizi, hingga ke ketersediaan tempat tinggal. Cara-cara utama bagaimana perubahan iklim berdampak pada kesehatan di antaranya: 1. Menurunnya kualitas udara akibat polusi udara, termasuk ozon dan partikel halus (PM2.5), yang dapat memicu masalah pernapasan dan memperburuk orang yang sebelumnya sudah terpapar kondisi tersebut. 2. Terjadinya kondisi suhu ekstrem yang menyebabkan gangguan panas seperti heatstroke, dehidrasi, serta hipertemia akibat suhu yang dingin. 3. Berubahnya pola cuaca yang dapat meningkatkan intensitas bencana alam dan terjadinya kekeringan. Kekeringan dapat menyebabkan kekurangan air bersih dan makanan, meningkatkan risiko malnutrisi dan penyakit menular di air. 4. Mempengaruhi ketersediaan, kondisi pangan, dan kualitas nutrisi yang terkandung pada makanan dan dapat mengakibatkan defisiensi nutrisi dan malnutrisi. 5. Menyebabkan perubahan ekosistem alami dan distribusi spesies, sehingga dapat mempengaruhi prevalensi dan distribusi penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan hewan ke manusia). Baca Juga: Daftar Profesi dan Pekerja yang Terdampak Krisis Iklim Peningkatan Penyakit Akibat Perubahan Iklim Perubahan iklim memiliki dampak mendalam pada kesehatan manusia dan sistem kesehatan global. Kondisi ini juga berkontribusi meningkatkan risiko berbagai penyakit dan kondisi kesehatan.  1. Penyakit Terkait Suhu Ekstrem Heatstroke dan dehidrasi merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh gelombang panas akibat peningkatan suhu global. Kondisi ini juga dapat memberikan tekanan tambahan pada sistem kardiovaskular, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. 2. Penyakit Menular Perubahan iklim memperluas habitat serangga seperti nyamuk dan kutu, yang merupakan vektor untuk penyakit seperti malaria, demam berdarah, zika, dan penyakit Lyme. Kondisi lainnya seperti kolera, diare, dan leptospirosis juga penyakit yang dikhawatirkan dapat timbul dari tercemarnya sumber air bersih akibat dari peningkatan banjir dan badai. Laman The Conversation menyebut bahwa perubahan iklim dapat memperburuk 58 persen penyakit menular yang berhubungan dengan manusia di seluruh dunia.  3. Penyakit Pernapasan Perubahan iklim dapat memperburuk kualitas udara dengan meningkatkan konsentrasi polutan dan alergen seperti serbuk sari, memperburuk kondisi pernapasan seperti asma dan alergi. Polusi udara yang lebih buruk juga dapat memperburuk kondisi PPOK dan penyakit pernapasan lainnya. Sayangnya, ada lebih banyak populasi dunia yang menghirup udara dengan kadar polusi yang melebihi batas WHO dibandingkan sebaliknya. Membuktikan bahwa ada lebih banyak udara tercemar di bumi ini. 4. Kesehatan Mental Bencana alam yang lebih sering dan parah seperti badai, banjir, dan kebakaran hutan dapat menyebabkan stres, trauma, dan gangguan kesehatan mental lainnya. Oleh karena itu, terapi dibutuhkan untuk merilis beban yang ada pada masyarakat. 5. Penyakit Terkait Makanan Perubahan iklim juga mempengaruhi produksi pangan, menyebabkan kelangkaan makanan dan peningkatan harga pangan, yang dapat menyebabkan malnutrisi dan penyakit terkait gizi. 6. Pengaruh Terhadap Sistem Kesehatan Bencana alam dan peningkatan beban penyakit dapat menambah tekanan pada sistem kesehatan, mengganggu layanan kesehatan dan meningkatkan kebutuhan sumber daya medis. Oleh karena itu, mitigasi dan adaptasi yang efektif terhadap perubahan iklim sangat penting untuk mengurangi dampak kesehatan ini. Upaya ini termasuk meningkatkan kesiapan dan respons sistem kesehatan, serta mempromosikan kebijakan yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi kesehatan masyarakat. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Keanekaragaman Hayati di Balik Ancaman Pembabatan Hutan Papua “All Eyes On Papua” dan Keanekaragaman Hayati Munculnya tagar “All Eyes On Papua” sebagai upaya penolakan atas isu pembabatan hutan adat Papua yang memiliki beragam keanekaragaman hayati, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak. Ramai masyarakat dengan suaranya mendesak pemerintah untuk mulai memikirkan ulang rencana, sebab dikhawatirkan akan banyak dampak yang bisa terjadi dari dijalankannya proyek tersebut. Isu bermula dari rencana pembabatan hutan Papua, tepatnya di Boven Digeol, yang akan dilakukan untuk membangun perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan keras dari masyarakat adat suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi dari Sorong. Baca… 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup …

Kentut Sapi dan Pemanasan Global

Kentut Sapi dan Pemanasan Global

Flatulensi atau kentut pada dasarnya merupakan aktivitas normal yang diperlukan makhluk hidup untuk melepaskan gas berlebih yang terperangkap di dalam sistem pencernaan. Akan tetapi, kentut sapi disebut-sebut dapat berkontribusi terhadap pemanasan global. Begitu juga dengan sendawanya. Bagaimana bisa? Baca Juga: Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Kentut Sapi dan Pemanasan Global Kentut sapi, atau lebih tepatnya, emisi metana dari sapi, merupakan masalah penting dalam konteks pemanasan global. Sapi serta hewan ruminansia lainnya menghasilkan metana melalui proses pencernaan yang disebut enteric fermentation. Kotorannya menghasilkan gas metana (CH4), senyawa dengan kemampuan memerangkap panas di atmosfer 80 kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida (CO2). Berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), kegiatan peternakan bertanggung jawab atas sekitar 14,5 persen emisi gas rumah kaca global, dengan perkiraan sebanyak 1,5 miliar sapi hidup di bumi ini. Produksi metana dari sapi pun menjadi kontributor utama metana secara global. Dikutip dari laman Environmental Protection Agency (EPA), berdasarkan data Our World in Data, seekor sapi kemungkinan dapat menghasilkan antara 154 hingga 264 pon gas metana per tahunnya. Dari total 1,5 miliar sapi yang diternak di berbagai belahan dunia, setidaknya dihasilkan 231 miliar pon metana ke atmosfer setiap tahunnya. Baca Juga: Mengenal Biomassa dan Manfaat Penggunaannya Dampak dari Metana Sapi Terhadap Pemanasan Global Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, emisi metana dari sapi berkontribusi terhadap pemanasan global 80 kali lebih besar daripada karbon dioksida. Semakin banyak metana diproduksi, semakin meningkat pula dampak perubahan iklim, salah satunya adalah suhu rata-rata bumi yang semakin tinggi Seiring dengan meningkatnya pemanasan global dan perubahan iklim, kondisi ini dapat mempengaruhi pola cuaca. Menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas badai, perubahan pola hujan, serta peningkatan kejadian cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan kekeringan. Suhu yang semakin tinggi juga dapat mempercepat cairnya es di kutub dan gletser. Menyebabkan naiknya permukaan laut. Selain itu, perubahan iklim yang dipicu oleh emisi metana dapat mengganggu ekosistem, mengganggu ketahanan pangan, mengurangi ketersediaan air, hingga berdampak pada kesehatan manusia akibat peningkatan penyakit terkait panas dan bencana alam. Mengurangi Emisi Metana dari Sapi untuk Mengurangi Pemanasan Global Dikutip dari Republika, sebuah studi dari Australia menemukan bahwa mengembangbiakkan sapi yang lebih sedikit kentut dapat secara signifikan mencegah peningkatan pemanasan global.  Demi menemukan solusi dari masalah ini, tim peneliti dari Curtin University Sustainability Police Institute menganalisis 27 publikasi akademis yang relevan. Strategi yang ditemukan dari penelitian tersebut ialah di antaranya dengan mengubah pakan sapi menjadi lebih banyak biji-bijian daripada rumput, memasukkan kacang-kacangan, rumput laut, serta senyawa lain ke pakan sapi, meningkatkan pengelolaan air limbah di pabrik pengolahan daging sapi, dan menyediakan air ozonasi. Selain mengurangi emisi metana dari sapi secara langsung, upaya lain yang bisa dilakukan ialah dengan mengurangi konsumsi daging dan produk susu, serta beralih ke sumber protein nabati. Hal ini dapat membantu menurunkan permintaan global terhadap produksi sapi dan, dengan demikian, mengurangi emisi metana. Mengelola dan mengurangi emisi metana dari sektor peternakan adalah langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.   /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Keanekaragaman Hayati di Balik Ancaman Pembabatan Hutan Papua “All Eyes On Papua” dan Keanekaragaman Hayati Munculnya tagar “All Eyes On Papua” sebagai upaya penolakan atas isu pembabatan hutan adat Papua yang memiliki beragam keanekaragaman hayati, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak. Ramai masyarakat dengan suaranya mendesak pemerintah untuk mulai memikirkan ulang rencana, sebab dikhawatirkan akan banyak dampak yang bisa terjadi dari dijalankannya proyek tersebut. Isu bermula dari rencana pembabatan hutan Papua, tepatnya di Boven Digeol, yang akan dilakukan untuk membangun perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan keras dari masyarakat adat suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi dari Sorong. Baca… 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. Green Building Council Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, telah merilis beberapa kriteria untuk menentukan… Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan. Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak …

Pentingnya Pelaporan ESG kepada Investor

5 Perusahaan yang Mendorong Kemitraan Bisnis yang Berkelanjutan

Bisnis Berkelanjutan – Aktivitas bisnis di era globalisasi saat ini berjalan dengan pesat dalam berbagai sektor. Setiap bisnis atau perusahaan memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan manusia di bumi. Namun demikian, tidak jarang operasional bisnis memberikan dampak yang kurang menyenangkan bagi lingkungan. Seperti dari segi pengelolaan sampah yang kurang optimal maupun gas emisi yang memperparah perubahan iklim. Baca Juga: 5 Perusahaan yang Sukses Terapkan Komitmen ESG Dalam kondisi lingkungan hijau yang semakin mengkhawatirkan, mulai bermunculan perusahaan yang fokus pada inisiatif ESG dan memperhitungkan kemitraan bisnis yang berkelanjutan. Mari simak, 5 perusahaan berikut yang mendorong kemitraan bisnis dengan wawasan lingkungan yang berkelanjutan! 1. Bisnis Berkelanjutan: PT Sinar Mas Agro Resources and Technology PT Sinar Mas Agro Resources and Technology atau PT Smart Tbk adalah perusahaan publik berbasis kelapa sawit dengan memilik lebih dari 130.000 Hektar Perkebunan Kelapa Sawit (Termasuk Plasma). Aktivitas utama dari perusahaan tersebut yaitu penanaman dan pemanenan pohon kelapa sawit untuk dijadikan minyak dan pemrosesan untuk memperoleh CPO (Crude Palm Oil).    Menyadari bahwa aktivitas bisnisnya sangat bersentuhan dengan hasil alam, PT Smart Tbk memiliki inisiasi kemitraan bisnis yang berkelanjutan. Kemitraan tersebut dijalankan dengan bekerja sama bersama para petani lokal dalam hal budidaya kelapa sawit yang berkualitas. Kemitraan tersebut didukung pula oleh mitra teknologi PT Smart Tbk yaitu Koltiva, untuk mengembangkan platform teknologi yang membantu para pekerja di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 2. Bisnis Berkelanjutan: PT Jasa Marga Telah berdiri sejak tahun 1978, PT Jasa Marga saat ini menjadi salah satu perusahaan yang memegang peranan penting di Indonesia. Telah menjadi salah satu perusahaan terbesar yang bergerak pada pengembangan dan operator jalan tol, PT Jasa Marga juga merupakan perusahaan yang peduli pada keberlanjutan lingkungan.  PT Jasa Marga memiliki program kemitraan dan bina lingkungan yang secara kontinyu dijalankan demi mendukung fokus bisnis berkelanjutan yang bermanfaat bagi seluruh pihak. Salah satu program binaan PT Jasa Marga adalah Dukung Binaan Klengkeng Crystal di Desa Wijimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Pada program binaan ini, PT Jasa Marga membantu sejumlah 42 para petani kebun yang masih berada di bawah garis penghasilan rendah, untuk belajar mengelola kebun seluas 2 hektare. Tujuan dari program kemitraan bisnis berbasis binaan ini adalah agar petani dapat mengatur masa panen, menentukan harga jual, mengelola wisata dan menjalin kemitraan dengan pihak luar. 3. Bisnis Berkelanjutan: Schneider Electric Perusahaan berikutnya yang berupaya untuk mendorong bisnis yang berkelanjutan adalah Schneider Electric. Perusahaan yang awalnya didirikan di Prancis ini, kini telah memiliki pabrik di 3 kota di Indonesia, yaitu Cikarang, Cibitung, dan Batam. Schneider Electric sebagai perusahaan berbasis energi listrik ini kini semakin berkembang dan dengan perkembangannya tersebut telah berdampak masif bagi pembukaan lapangan kerja.  Sementara dari segi kemitraan bisnis, Schneider memiliki program mitra EcoXpert yang menawarkan misi listrik dunia berbasis masa depan yang lebih berkelanjutan. Kemitraan ini telah tersertifikasi dalam solusi EcoStruxure™. Sehingga pihak yang bermitra dengan Schneider Electric tidak perlu lagi khawatir mengenai dampak lingkungan yang dihasilkan.  4. Bisnis Berkelanjutan: PT Krakatau Posco PT Krakatau Posco, sebagai gabungan perusahaan antara PT Krakatau Steel dan Posco (Seoul), telah memiliki namanya sendiri di Indonesia. Sebagai produsen baja terbesar keempat di dunia, kehadiran perusahaan ini menjadi sangat berarti baik itu dari segi bisnis maupun pembukaan lapangan kerja. Arti kehadiran PT Krakatau Posco tidak ingin berhenti sampai itu saja, sebab perusahaan ini juga ingin memberikan kontribusi pada lingkungan yang lebih berkelanjutan. PT Krakatau Posco akhirnya menginisiasi program kemitraan PTKP-Partnership-Program atau biasa disingkat Pcube. Untuk memberikan value lebih tinggi pada mitra bisnisnya, sehingga aktivitas  transaksi jual-beli dapat mendorong tumbuh berkembang bisnis bersama, dan berkontribusi pada kesuksesan pelanggan. Kemitraan ini juga didukung dengan inisiatif ESG untuk industri karbon neutral melalui penandatanganan nota kesepahaman antara POSCO Research Institute bersama Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 5. Bisnis Berkelanjutan: Shell Indonesia Perusahaan berikutnya yang juga berambisi untuk mendorong kemitraan bisnis berkelanjutan adalah Shell Indonesia. Perusahaan yang bergerak pada bidang BBM, Pelumas untuk Industri, Otomotif dan Transportasi ini memiliki peran penting bagi masyarakat. Terkait dengan kondisi lingkungan bumi saat ini, Shell melihat bahwa keberlanjutan berarti menyediakan energi yang penting bagi penduduk yang jumlahnya terus bertambah, dengan tetap menghormati manusia, keselamatan, dan lingkungan mereka. Dalam hal ini, kemitraan bisnis berkelanjutan Shell adalah berbasis pada 3 pendekatan utama; level 1. Bisnis yang bertanggungjawab, level 2. Membagikan manfaat secara luas, dan level 3. Mendukung masa depan yang berkelanjutan. Baca Juga: 5 Musisi yang Aktif pada Gerakan Lingkungan Tidak dapat dipungkiri, perusahaan memang memiliki peran besar dalam membangun masa depan lingkungan yang lebih berkelanjutan. Setiap inisiatif dan kemitraan bisnis berkelanjutan adalah sangat berarti bagi bumi sebagai tempat hidup seluruh umat. Saat ini untuk bisnis yang ingin merencanakan kemitraan berkelanjutan, telah hadir Satuplatform all-in-one solution yang dapat memberikan simulasi perhitungan emisi bagi perusahaan. Coba FREE DEMO dari Satuplatform sekarang juga, untuk dukung kemitraan bisnis berkelanjutan perusahaan Anda! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Keanekaragaman Hayati di Balik Ancaman Pembabatan Hutan Papua “All Eyes On Papua” dan Keanekaragaman Hayati Munculnya tagar “All Eyes On Papua” sebagai upaya penolakan atas isu pembabatan hutan adat Papua yang memiliki beragam keanekaragaman hayati, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak. Ramai masyarakat dengan suaranya mendesak pemerintah untuk mulai memikirkan ulang rencana, sebab dikhawatirkan akan banyak dampak yang bisa terjadi dari dijalankannya proyek tersebut. Isu bermula dari rencana pembabatan hutan Papua, tepatnya di Boven Digeol, yang akan dilakukan untuk membangun perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan keras dari masyarakat adat suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi dari Sorong. Baca… 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar …

5 Hewan yang Paling Terdampak dan Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim

5 Hewan yang Paling Terdampak dan Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim

Perubahan iklim tidak hanya menjadi masalah bagi lingkungan juga manusia. Berbagai spesies hewan dan jenis tanaman menjadi makhluk hidup yang dapat turut terdampak akibat perubahan iklim dan terancam punah. Potensi kepunahan terhadap fauna pun disebut akan semakin meningkat apabila suhu bumi semakin tinggi. Berdasarkan laporan Climate Change 2023: Synthesis Report oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), 14 persen spesies salah satunya hewan di ekosistem darat berisiko tinggi untuk terancam punah jika suhu rata-rata bumi naik sampai dengan 1.5 derajat C. Jika suhunya menngkat sampai dengan 3 derajat C, diperkirakan akan ada 29 persen spesies yang terdampak. Baca Juga: 3 Ancaman Terbesar terhadap Ketahanan Pangan Global Di Masa Sekarang Dampak perubahan iklim terhadap hewan sangat kompleks dan bervariasi tergantung pada spesies dan ekosistemnya. Perubahan suhu dan pola curah hujan memaksa banyak spesies untuk berpindah ke habitat yang lebih cocok. Pemanasan global juga menyebabkan hilangnya habitat kritis seperti terumbu karang dan hutan hujan tropis. Selain itu, ketika spesies tertentu terpengaruh oleh perubahan iklim, ini dapat mempengaruhi seluruh rantai makanan. Akibat perubahan iklim juga dapat mengganggu waktu reproduksi hewan, menyebabkan ketidaksesuaian antara kelahiran anak dan ketersediaan makanan. Salah satu dampak yang paling dikhawatirkan ialah terjadinya penurunan keanekaragaman hayati akibat kepunahan spesies. Sebab, spesies yang tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan iklim mungkin menghadapi risiko kepunahan.  Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), perubahan iklim saat ini telah mempengaruhi setidaknya 10,967 spesies sebagaimana tercantum dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah.  Baca Juga: Ancaman Krisis Energi, Bagaimana Kondisinya di Indonesia? Mengacu pada International Fund for Animal Welfare (IFAW), berikut adalah lima spesies yang paling terdampak dan terancam punah akibat perubahan iklim. 1. Hewan Terancam Punah: Penyu Hijau Peningkatan suhu pada pasir pantai dapat membuat penyu hijau (Chelonia mydas) mengalami ketidakseimbangan rasio jenis kelamin selama inkubasi telur di habitat garis pantainya sehingga termasuk hewan terancam punah. Akibatnya, ada lebih banyak betina yang menetas bahkan sampai dengan rasio 99 persen. Menimbulkan ancaman serius terhadap kemampuan reproduksi dan keberlangsungan hidup mereka. 2. Hewan Terancam Punah: Beruang Kutub Beruang kutub (Ursus maritimus) telah lama terdaftar sebagai hewan rentan oleh IUCN karena laut Arktik yang merupakan habitat mereka semakin menghilang sepanjang waktu atau salah satu hewan terancam punah. Perubahan iklim mengurangi ketersediaan es di lautan Arktik. Pencairan es laut mengurangi area berburu mereka dan mempengaruhi kemampuan mereka untuk menemukan makanan. Keberadaan beruang kutub di darat juga dapat meningkatkan risiko konflik dengan manusia.  3. Hewan Terancam Punah: Lebah Keberadaan lebah sangat penting dalam kegiatan pertanian. Ada lebih dari 250 spesies lebah yang membantu dalam penyerbukan tanaman. Akan tetapi, kenaikan suhu bumi memaksa lebah untuk bermigrasi ke wilayah dengan iklim lebih sejuk. Perubahan pola cuaca juga dapat mengganggu pola makan mereka dan menghancurkan habitat lebah dan merupakan hewan yang terancam punah. 4. Hewan Terancam Punah: Hiu Spesies hiu mengalami kesulitan dalam perburuan dan tingkat kematian embrio yang mengkhawatirkan. IFAW menyebut hal ini dapat terjadi seiring dengan meningkatnya suhu dan kadar keasaman laut di seluruh dunia akibat peningkatan emisi gas rumah kaca. Peningkatan suhu juga memaksa hiu untuk berpindah ke perairan yang lebih dingin. Namun, hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut yang bergantung pada hiu sebagai predator puncak. 5. Hewan Terancam Punah: Gajah Asia Terjadinya perubahan pola cuaca dan meningkatnya suhu rata-rata bumi menyebabkan habitat Gajah Asia (Elephas maximus) terganggu. Kondisi ini juga turut berpotensi menurunkan kapasitas reproduksi spesies yang sudah terancam punah ini. Perubahan iklim memiliki dampak signifikan terhadap berbagai spesies hewan di seluruh dunia. Upaya konservasi dan mitigasi perubahan iklim sangat penting untuk melindungi keanekaragaman hayati dan keberlangsungan hidup spesies-spesies ini. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Keanekaragaman Hayati di Balik Ancaman Pembabatan Hutan Papua “All Eyes On Papua” dan Keanekaragaman Hayati Munculnya tagar “All Eyes On Papua” sebagai upaya penolakan atas isu pembabatan hutan adat Papua yang memiliki beragam keanekaragaman hayati, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak. Ramai masyarakat dengan suaranya mendesak pemerintah untuk mulai memikirkan ulang rencana, sebab dikhawatirkan akan banyak dampak yang bisa terjadi dari dijalankannya proyek tersebut. Isu bermula dari rencana pembabatan hutan Papua, tepatnya di Boven Digeol, yang akan dilakukan untuk membangun perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan keras dari masyarakat adat suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi dari Sorong. Baca… 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, …

Ancaman yang Bisa Timbul dari Tindakan Pembabatan Hutan Papua

Ancaman yang Bisa Timbul dari Tindakan Pembabatan Hutan Papua

Beberapa waktu lalu, media sosial ramai membahas soal rencana pembabatan hutan Papua melalui tagar “All Eyes On Papua”. Hutan seluas 36 ribu hektar, yang berada di kawasan Papua Selatan dan Papua Barat Daya, rencananya perlu dibabat guna membuka perkebunan kelapa sawit. Hal tersebut pun mengundang penolakan dari masyarakat adat setempat, warganet, dan pihak lainnya.  Masyarakat adat Suku Awyu dan Suku Moi menolak konversi hutan sebab wilayah tersebut merupakan bagian dari hutan adat yang merupakan sumber penghidupan yang penting dan utama bagi mereka. Pembabatan hutan akan menyebabkan hilangnya berbagai sumber daya dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Berdampak juga bagi banyak hal. Dikutip dari situs KPSHK, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi timbulnya konflik dari masalah ini. Di antaranya ialah kepemilikan tradisional, kepentingan pembangunan daerah, perbedaan persepsi, keterbatasan informasi, keterlibatan pemerintah, partisipasi masyarakat, serta adanya pembatasan hukum.  Baca Juga: Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim Melihat jauh ke belakang, KPSHK menjelaskan bahwa isu yang sama pernah juga terjadi sebelumnya yaitu terkait konflik lahan dan perizinan masyarakat. Proyek pembukaan perkebunan sawit yang dilakukan di hutan Papua sebelumnya, tidak menyertakan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Negosiasi dan persetujuan dari masyarakat lokal pun tidak dilakukan, sehingga masyarakat adat khawatir akan hak-hak mereka dan potensi terjadinya deforestasi besar-besaran. Jika dilihat secara seksama, tindakan pembabatan hutan Papua dapat menimbulkan berbagai ancaman yang serius terhadap lingkungan, keanekaragaman hayati, dan masyarakat lokal. Lalu, apa saja ancaman yang bisa timbul dari dilakukannya pembabatan habis hutan di Papua?  1. Pembabatan Hutan Menyebabkan Hilangnya Keanekaragaman Hayati Ini merupakan ancaman terbesar yang bisa terjadi dari tindakan pembabatan hutan. Hutan Papua telah sejak lama diketahui sebagai rumah bagi banyak spesies endemik. Merupakan salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.  Pembabatan hutan dapat menyebabkan kepunahan spesies seperti burung cenderawasih, kaswari, dan berbagai anggrek langka. Penggundulan hutan juga dapat menghancurkan habitat alami bagi berbagai flora dan fauna, mengganggu ekosistem yang sudah ada.  Dikutip dari EcoNusa, menurut Hendra K. Maury seorang ahli Ekologi dari Fakultas MIPA Universitas Cendrawasih, alih fungsi lahan besar-besaran akan menghilangkan sumber daya hayati yang sangat penting dan hal tersebut bersifat irreversible. Spesies yang terlanjur punah akan hilang selamanya. 2. Pembabatan Hutan Menimbulkan Kerusakan Ekosistem Pembabatan hutan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem hutan hujan tropis, mangrove, dan rawa, yang berfungsi penting bagi kelestarian lingkungan. Tanah pun dapat rentan terhadap erosi akibat penahannya yaitu pepohonan hilang, berpengaruh terhadap lahan pertanian dan sumber daya air. AMDAL yang memiliki fungsi strategi dalam upaya pencegahan dan pengendalian kerusakan lingkungan umumnya diperlukan dalam proyek di atas. AMDAL akan memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa proyek pembabatan hutan dilakukan dengan memperhatikan dampak lingkungan dan sosial, serta mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk melindungi ekosistem dan masyarakat sekitar. Meskipun begitu, pembabatan hutan atau deforestasi tetap akan menimbulkan kerugian yang tidak bisa dihindari. 3. Pembabatan Hutan Berdampak Terhadap Masyarakat Adat Kerusakan lahan dan hilangnya vegetasi serta habitat spesies tentu berdampak terhadap komunitas adat yang tinggal di daerah tersebut yang telah secara turun temurun bergantung pada hutan sebagai sumber penghidupan mereka. Masyarakat adat yang bergantung pada hutan untuk makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan akan kehilangan sumber daya penting. Pembabatan hutan juga dapat mengancam tradisi dan pengetahuan lokal yang berkaitan dengan hutan. Berpotensi mengikis identitas budaya masyarakat adat. 4. Pembabatan Hutan Meningkatkan Perubahan Iklim Hutan Papua dikenal sebagai salah satu hutan hujan tropis terbesar di dunia. Menurut Greenpeace Indonesia, hutan Papua merupakan wilayah yang penting bagi Indonesia juga dunia dalam upaya melawan perubahan iklim. Keberadaan hutan berfungsi sebagai penyerap karbon alami. Penggundulan hutan melepaskan karbon yang tersimpan dalam vegetasi, berkontribusi pada perubahan iklim global. Tempo menyebut bahwa pembabatan hutan seluas itu dapat melepaskan emisi sampai dengan 25 juta ton CO2 dan berdampak secara global. Tidak hanya itu, pembabatan hutan juga dapat mengganggu siklus hidrologi, mempengaruhi pola curah hujan dan meningkatkan risiko banjir dan kekeringan. 5. Kerusakan Ekonomi Jangka Panjang Papua sejak lama mengalami permasalahan kemiskinan ekstrem dan ketertinggalan. Jumlahnya bahkan mengalami kenaikan sebanyak 0,21 persen per September 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik.  Salah satunya terjadi di Boven Digoel. Dikutip dari Tempo, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin di sini mencapai 19,80 persen dari total penduduk.  Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, akan tetapi, hilangnya sumber daya yang ada di hutan dan terhambatnya kegiatan pertanian dapat berkontribusi terhadap kondisi tersebut.    /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Berbagai Keanekaragaman Hayati di Balik Ancaman Pembabatan Hutan Papua “All Eyes On Papua” dan Keanekaragaman Hayati Munculnya tagar “All Eyes On Papua” sebagai upaya penolakan atas isu pembabatan hutan adat Papua yang memiliki beragam keanekaragaman hayati, memunculkan beragam respon dari berbagai pihak. Ramai masyarakat dengan suaranya mendesak pemerintah untuk mulai memikirkan ulang rencana, sebab dikhawatirkan akan banyak dampak yang bisa terjadi dari dijalankannya proyek tersebut. Isu bermula dari rencana pembabatan hutan Papua, tepatnya di Boven Digeol, yang akan dilakukan untuk membangun perkebunan kelapa sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. Rencana tersebut kemudian mendapat penolakan keras dari masyarakat adat suku Awyu dari Boven Digoel dan Suku Moi dari Sorong. Baca… 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya …

Ruang Terbuka Hijau di Indonesia

3 Negara dengan Kebijakan Iklim Paling Maju

Kebijakan Iklim Peningkatan dampak perubahan iklim telah banyak terlihat di berbagai belahan bumi dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan hal ini, organisasi internasional terus mendorong negara-negara untuk meningkatkan upaya pencegahan serta menciptakan kebijakan iklim sebagai langkah adaptasi terhadap kondisi. Baca Juga: 3 Perkembangan Teknologi terkait Iklim di Asia Kebijakan iklim penting bagi suatu negara sebab kehadirannya sangat penting dalam menghadapi tantangan global perubahan iklim yang berdampak luas pada lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan iklim umumnya akan mencakup upaya-upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab utama pemanasan global, rencana adaptasi iklim, transisi energi terbarukan, dan lainnya. Lalu, negara mana saja yang kebijakan iklimnya paling terdepan dan memiliki kinerja terbaik di dunia? Dikutip dari laman Statista, berdasarkan Indeks Kinerja Perubahan Iklim oleh LSM Germanwatch, NewClimate Institute, dan Climate Action Network terhadap 59 negara dan Uni Eropa, dijumpai bahwa Denmark, Swedia, dan Chile merupakan negara-negara dengan kinerja iklim terbaik saat ini. Berikut penjelasannya. 1. Kebijakan Iklim di Denmark Sebagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di negara mereka, Pemerintahan Denmark mengembangkan strategi bernama “Global Action Climate Strategy: A Green and Sustainable World” yang sekaligus merupakan kerangka kerja dalam membatasi pemanasan global di bawah 1,5 C sesuai Perjanjian Paris. Strategi ini menguraikan lima tujuan di antaranya: Denmark juga telah menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada tahun 2030 dibandingkan dengan level tahun 1990. Ini adalah salah satu target pengurangan emisi paling ambisius di dunia. Denmark juga berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050. Denmark telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca secara signifikan sambil mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Teknologi dan kebijakan inovatif dalam sektor energi terbarukan menjadi kunci keberhasilan mereka. 2. Kebijakan Iklim di Swedia Di tahun 2017, Kementerian Iklim dan Perusahaan Swedia mengembangkan kerangka kebijakan iklim yang berisi tujuan iklim, tindakan iklim, dan dewan kebijakan iklim. Dikutip dari laman Earth.org, berikut adalah penjelasan kerangka tersebut. Kemudian, Swedia memiliki kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga angin, air, dan biomassa. Pada tahun 2020, sekitar 54% dari total energi yang digunakan di Swedia berasal dari sumber terbarukan. Swedia berkomitmen untuk membuat sektor transportasinya bebas dari bahan bakar fosil pada tahun 2030. Negara ini mendukung penggunaan kendaraan listrik dan telah berinvestasi dalam infrastruktur pengisian daya. 3. Kebijakan Iklim di Chile Akibat dari besarnya dampak perubahan iklim yang dirasakan, Chile telah menjadi salah satu negara yang proaktif dalam mengembangkan kebijakan iklim untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.  Melalui Kementerian Lingkungan Hidup negaranya, Chile memperkuat kerangka hukum dan kebijakannya untuk mendukung tindakan iklim dengan mengesahkan Undang Undang tentang Perubahan Iklim yang menetapkan komitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050 dan menciptakan mekanisme untuk pemantauan dan pelaporan kemajuan. Pada tahun 2019, Chile menetapkan target untuk mencapai 70% energi terbarukan dalam campuran energinya pada tahun 2030. Ini merupakan target ambisius untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Chile berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050. Negara ini telah mengembangkan Rencana Dekarbonisasi Nasional yang mencakup langkah-langkah untuk mengurangi emisi di berbagai sektor, termasuk transportasi, industri, dan energi. Chile juga aktif dalam kerja sama internasional untuk perubahan iklim, termasuk berpartisipasi dalam perjanjian dan konferensi iklim global seperti Perjanjian Paris. Chile juga sering berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan negara lain, terutama dalam hal energi terbarukan dan kebijakan iklim. Baca Juga: Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim Kebijakan terkait iklim adalah kombinasi dari tindakan regulatif, insentif ekonomi, dan program pendidikan yang dirancang untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan keberlanjutan. Kerja sama antar pihak diyakini dapat menciptakan masa depan yang hijau bagi kehidupan. Similar Article 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. Green Building Council Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, telah merilis beberapa kriteria untuk menentukan… Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan. Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, bangunan hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sustainable, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Namun, bagaimana konsep bangunan gedung hijau sebenarnya? …

5 Musisi yang Aktif pada Gerakan Lingkungan

5 Musisi yang Aktif pada Gerakan Lingkungan

Menyebarluasnya isu perubahan iklim telah menjadi ancaman yang nyata bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Seiring dengan kondisi ini, inisiatif untuk melakukan gerakan peduli lingkungan juga banyak bermunculan. Mulai dari gerakan yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan dan bisnis, organisasi dan komunitas, sampai dengan para selebriti dan musisi. Baca Juga: 5 Smartphone yang Berinovasi untuk Lebih Ramah Lingkungan Menyadari kekuatan dari daya pengaruh (influence) yang dimiliki oleh para musisi, tidak sedikit dari mereka yang mulai aktif dalam gerakan lingkungan. Mari simak 5 musisi berikut yang secara aktif menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan yang berkelanjutan! Musisi Lingkungan: Coldplay Grup band Coldplay dengan Chris Martin sebagai vokalisnya merupakan salah satu contoh grup musik yang aktif pada gerakan peduli lingkungan. Kepedulian Coldplay terhadap lingkungan ditunjukkan dengan kontribusi aktifnya pada kampanye untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Tidak hanya itu, pada tahun 2019, Chris Martin menyatakan bahwa Coldplay tidak akan mengadakan tur konser sampai mereka benar-benar mampu menggelarnya dengan lebih ramah lingkungan. Selang empat tahun kemudian, di 2023 mereka akhirnya menggelar tur musik di Jakarta dengan membawa inisiatif untuk mengurangi emisi karbon mereka hingga 50% melalui tiga prinsip berkelanjutan; reduce, reinvent, dan restore.  Musisi Lingkungan: Ed Sheeran Ed Sheeran adalah salah satu musisi dunia yang juga memiliki perhatian khusus pada lingkungan. Salah satu bentuk dukungan terhadap keberlanjutan lingkungan adalah pada kampanye “No Single Use Plastic”. Selain itu, Ed Sheeran juga diketahui telah menyumbangkan pendapatan dari konsernya untuk organisasi yang bergerak di bidang lingkungan yaitu London Wildlife Trust. Ed Sheeran mengakui bawa dirinya merasa bertanggungjawab untuk menghijaukan Inggris, karena jejak karbon yang ia hasilkan sebagai warga negara dirasa tidak sedikit.  Musisi Lingkungan: Billie Eilish Musisi muda dan bertalenta, Billie Eilish adalah salah satu musisi yang juga aktif mengadvokasikan isu-isu lingkungan. Salah satu kampanye yang aktif diikutinya adalah “Vote Climate U.S. PAC” yang berfokus pada isu perubahan iklim.  Di samping itu, Billie Eilish juga sempat meraih penghargaan EMA Missions in Music Awards atas pastisipasinya di kampanye hijau. Penghargaan ini diselenggarakan oleh The Environmental Media Association di Los Angeles.  Musisi Lingkungan: Lana Del Rey Musisi berikutnya yang juga menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan adalah Lana Del Rey. Melalui lagu berjudul ‘The Greatest’, Lana Del Rey menceritakan kondisi perubahan iklim di bumi. Liriknya, “L.A.’s in flames, it’s getting hot… Life on Mars ain’t just a song’, menggambarkan betapa mendalamnya perasaan Lana Del Rey melihat kondisi bumi yang semakin panas tersebut.  Musisi Lingkungan: Efek Rumah Kaca Bukan hanya musisi dunia saja, Indonesia juga memiliki musisi yang peduli terhadap lingkungan. Seperti namanya Efek Rumah Kaca (ERK) adalah musisi yang sejak tahun 2009 telah berusaha untuk membangun kesadaran untuk menciptakan lingkungan hijau. Seperti melalui lagu-lagunya yaitub “Debu-Debu Berterbangan”, “Di Udara”, “Belanja Terus Sampai Mati”, dan “Tiba-Tiba Jadi Batu” yang menceritakan mengenai kondisi iklim bumi yang semakin mengkhawatirkan. Baca Juga: 5 Buku Climate Change Tingkatkan Pemahaman Lingkungan Melihat bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk oleh para musisi. Maka, setiap dari kita juga perlu untuk lebih sadar dan memahami bagaimana cara untuk menjaga lingkungan alam. Saat itu, telah hadir layanan All-In-One Solution dari Satuplatform untuk dapat membantu mendukung inisiatif setiap pihak yg peduli pada lingkungan. Coba FREE DEMO ini sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. Green Building Council Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, telah merilis beberapa kriteria untuk menentukan… Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan. Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, bangunan hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sustainable, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Namun, bagaimana konsep bangunan gedung hijau sebenarnya? Apa Itu Bangunan Gedung Hijau? Bangunan hijau atau gedung hijau merupakan struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak… Waspadai Peningkatan Penyakit Akibat Perubahan Iklim Disadari atau tidak, perubahan iklim telah menjadi isu lingkungan yang berdampak signifikan bagi banyak makhluk hidup di bumi. Keberlangsungan hidup beragam vegetasi dan spesies …

dekarbonisasi1

How Environmental Transparency Benefits Corporate Sustainability

As businesses and industries continue to expand, the environmental repercussions of their operations are also on the rise, posing increasingly difficult challenges to manage. This situation heightens the community’s expectations regarding a company’s role, responsibilities, and commitment to both the community and the environment. The commitment to maintaining the sustainability of the environment nowadays is a big matter. Concerning corporate responsibility, environmental transparency is an important part of the effort to maintain the stability of the ecosystem on Earth. In this article, we will go through environmental transparency and how it gives benefit to corporate sustainability. Understanding environmental transparency Environmental transparency refers to the concept of sharing detailed information and data on their operations beyond what’s legally required and making it available to the entitled parties. It means environmental transparency can be seen as the disclosure of pertinent information during decision-making processes or the divulgence of material facts, such as the impact of production goods activity on the landfill.  Oswald (2010) explains that environmental transparency is valuable information about how the company works and encourages community involvement and company disclosure. Environmental transparency significantly contributes to the sustainability of a firm and is crucial for decision-making strategies.  Read More: Pentingnya Transparansi dalam Laporan ESG dan Keberlanjutan Environmental Transparency to Customer Trust Businesses that embrace transparency have proven to increase their customer trust. In this case, transparency is the fundamental key to capitalizing on a consumer market that today is more focused on sustainability. According to an international study conducted by Unilever, it discovered that one-third of consumers are buying from brands that are seen as sustainable.  Being transparent about the real impact of products or services helps to show potential customers who are trustworthy and helps them to make more informed decisions.  Environmental Transparency for Tighten the Cooperation Besides the benefit to customer trust, being transparent also will help businesses to improve their relationship with clients which will lead the business to capture future improvements for more cooperation and colaboration.  If businesses are open with what they are doing, businesses are more likely to have people engage in a meaningful way. It all comes back to a very simple concept: doing the right thing is the right thing for your business, your employees, your customers and the planet. Environmental Transparency to Support Net Zero One of the important ambitions of environmental discourse is Net Zero. Most companies fail to provide a complete picture of their carbon footprint and environmental impact, thereby slowing progress towards Net Zero. Given the growing concern regarding the so-called “climate emergency”, environmental transparency on climate issues is essential. Companies that transparently demonstrate environmental initiatives and are able to calculate the reduction in the amount of emissions they produce mean that they are present as parties that concretely support Net Zero. Consistency to Environmental Transparency To present as a business that is transparent of its environmental impact requires consistency. Businesses should continuously provide information and data on the impact caused by products, services and businesses. As well as the waste management and emissions it produces.  By being consistent, customers will stay loyal and will open up possible corporations and investors. In supporting the consistency of environmental transparancy of business, now Satuplatform presents an all-in-one solution that gives reliable ESG reports and emission through Sustainabilty Reporting.  Consult now with Satuplatform FREE DEMO!  /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, namun juga aman bagi alam sekitar. Didukung fitur-fitur yang mendukung efisiensi energi dan sumber daya, terciptanya kualitas udara yang baik, pengelolaan limbah yang efektif, sampai dengan fasilitas untuk gaya hidup ramah lingkungan. Sebab, menurut UN Environment Programme (UNEP), sektor bangunan dan konstruksi… Implementasi Bangunan Gedung Hijau di Wilayah DKI Jakarta Bangunan gedung hijau, atau dikenal juga sebagai bangunan ramah lingkungan, hadir dengan konsep struktur yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuninya.  Bangunan dengan konsep ini umumnya berdiri dengan pendekatan konstruksi yang mencakup seluruh siklus hidup bangunan. Hal ini termasuk di antaranya penentuan lokasi, desain konstruksi, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi, sampai dengan pembongkaran. Sebuah bangunan tidak dapat disebut sebagai bangunan hijau atau gedung hijau begitu saja sebelum dapat memastikan kriterianya terpenuhi. Green Building Council Indonesia (GBCI) yang merupakan lembaga yang berwenang menyelenggarakan sertifikasi bangunan hijau di Indonesia, telah merilis beberapa kriteria untuk menentukan… Bangunan Gedung Hijau: Pengertian, Kriteria, hingga Manfaatnya Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan pemanasan global, manusia didorong untuk dapat beraktivitas dengan cara yang paling aman bagi alam. Termasuk dalam konteks pembangunan melalui implementasi bangunan gedung hijau sebagai salah satu upaya berkelanjutan. Bangunan gedung hijau atau green building diyakini memiliki berbagai manfaat secara ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Dengan desain yang bijak dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, bangunan hijau membantu menciptakan lingkungan yang lebih sustainable, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Namun, bagaimana konsep bangunan gedung hijau sebenarnya? Apa Itu Bangunan Gedung Hijau? Bangunan hijau atau gedung hijau merupakan struktur yang dirancang, dibangun, …

Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan

Strategi Meningkatkan Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan adalah konsep yang mencakup berbagai aspek untuk memastikan semua orang, di semua tempat, mendapatkan akses yang memadai dan berkelanjutan terhadap makanan yang bergizi dan aman. Terhindar dari ancaman kelaparan. Baca Juga: Ketahanan Pangan: Pengertian dan Tantangannya Memastikan terlaksananya ketahanan pangan yang baik menjadi hal yang sangat penting bagi suatu negara juga secara global sebab berhubungan langsung pada banyak hal. Beberapa di antaranya ialah faktor kesehatan, kesejahteraan, dan stabilitas sosial-ekonomi. Akan tetapi, dalam beberapa waktu ke belakang, upaya berbagai negara untuk mencapai ketahanan pangan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang kompleks dan saling terkait. Mulai dari pertumbuhan penduduk, degradasi lahan, penyakit tanaman dan hama, pandemi COVID-19, konflik antar negara, hingga perubahan iklim memberi dampak signifikan bagi kestabilan pangan dunia. World Bank menyebut bahwa kerawanan pangan global telah meningkat. Berdasarkan data terbaru dari World Food Programme, terjadi peningkatan terhadap jumlah orang yang menderita kerawanan pangan. Meningkat dari 135 juta orang pada 2019, menjadi 345 juta orang pada bulan Juni 2022 (data menyasar pada 82 negara di dunia). Selain itu, laporan berjudul State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) yang diterbitkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menemukan bahwa sekitar 2,4 miliar orang tidak memiliki akses terhadap makanan yang bergizi, aman, dan cukup. Masalah ini tentu membutuhkan penyelesaian segera, utamanya untuk menghindarkan masyarakat dari potensi kelaparan dam kekurangan gizi. Baca Juga: Perubahan Iklim Dan Ketahanan Pangan Oleh karena itu, meningkatkan ketahanan pangan global menjadi sebuah urgensi sekaligus tantangan yang kompleks dan memerlukan pendekatan multidimensional. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah berbagai strategi yang dilakukan banyak pihak dalam memastikan dan meningkatkan ketahanan pangan global. 1.  Memastikan Produksi Pangan Berkelanjutan Menurut Wolrd Economic Forum, salah satu yang perlu dilakukan dalam meningkatkan ketahanan pangan ialah dengan mengamankan musim pertanian di masa mendatang dan menjaga kesuburan tanah.  Di tengah meningkatnya dampak masalah lingkungan dan perubahan iklim, petani perlu untuk mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan, hama, dan penyakit. Juga menerapkan teknologi irigasi yang efisien dan pertanian yang presisi guna memantau dan mengelola lahan pertanian. Selain itu, melakukan diversifikasi tanaman dapat turut membantu mencegah risiko tanaman  terdampak hama dan penyakit, sehingga menjaga ketersediaan hasil pangan. 2.  Mendorong Agroekologi untuk Ketahanan Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mendefinisikan agroekologi sebagai sebuah perancangan dan pengelolaan sistem pertanian dan pangan berkelanjutan dengan pendekatan holistik dan terpadu serta menerapkan konsep ekologi dan sosial. Bertujuan meningkatkan siklus alami dan interaksi antara tanaman, hewan, tanah, air, dan iklim, dengan tetap menghormati pengetahuan, budaya, dan kebutuhan lokal petani dan konsumen. Penerapan prinsip dan praktik agroekologi diyakini dapat meningkatkan produksi pangan, mengurangi dampak lingkungan, melestarikan keanekaragaman hayati, dan memperkuat sistem pangan. Contoh kegiatannya ialah penggunaan pupuk organik, pergiliran tanaman, tumpang sari, agroforestri, dan pengelolaan hama terpadu. 3.  Mengurangi Kehilangan dan Pemborosan Pangan untuk Memenuhi Ketahanan Pangan yang hilang dan terbuang berpengaruh pada kondisi ketahanan pangan. Meningkatkan efisiensi rantai pasokan pangan dari produksi hingga konsumsi dapat membantu mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan. Sampah makanan tidak hanya berkontribusi terhadap kelaparan, namun juga emisi gas rumah kaca, kelangkaan air, dan degradasi lahan. Makanan yang terbuang dan busuk di tempat pembuangan sampah akan menghasilkan metana, gas rumah kaca yang memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2) dalam jangka waktu 100 tahun. Penerapan praktik, teknologi, dan kebijakan yang lebih baik dapat menghemat sumber daya pangan, uang, dan lingkungan. Dimulai dengan meningkatkan fasilitas penyimpanan dan transportasi, mendorong donasi dan re-distribusi makanan, mengedukasi konsumen dan dunia usaha mengenai penanganan dan pelabelan makanan yang benar, serta mendorong pembuatan kompos dan daur ulang. 3.  Mendukung Petani Skala Kecil dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Sebuah artikel kolaboratif LinkedIn menjelaskan bahwa petani skala kecil sering kali menghadapi banyak tantangan, seperti kurangnya akses terhadap pasar, kredit, input, teknologi, dan layanan penyuluhan. Mereka juga rentan terhadap guncangan iklim, hama, penyakit, dan fluktuasi harga. Oleh karena itu, berinvestasi pada mereka dapat membantu mereka meningkatkan produktivitas, pendapatan, serta kontribusi mereka terhadap keanekaragaman, kualitas, dan kedaulatan. Beberapa di antaranya dengan memberikan dukungan finansial, kredit, pelatihan, hingga penyuluhan terkait praktik pertanian berkelanjutan dan teknologi terbaru. 4.  Meningkatkan Pemahaman Gizi dan Infrastruktur Pertanian untuk Ketahanan Pangan Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan yang sehat merupakan salah satu langkah yang diperlukan dalam menjaga ketahanan pangan. Sebab hal ini berperan dalam meningkatkan kesadaran dan permintaan akan makanan bergizi dan beragam, serta mempengaruhi perilaku dan kebijakan produsen, pengolah, pengecer, dan regulator makanan. Selain itu, membangun infrastruktur yang baik untuk transportasi dan penyimpanan pangan juga dapat membantu petani mengurangi kehilangan pangan pasca-panen.  Ketahanan pangan adalah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan manusia. Dengan memastikan ketahanan pangan, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar manusia tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih stabil, sehat, dan produktif. Meningkatkan ketahanan pangan global memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi, ketahanan pangan global dapat ditingkatkan, memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan bergizi bagi semua orang. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Titik Paru-Paru Dunia yang Berperan Menyerap Emisi Gas Rumah Kaca Hutan sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena peran vital mereka dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.  Hutan hujan salah satunya, mendukung keanekaragaman terbesar spesies tumbuhan dan hewan. Wilayah ini juga menjadi rumah bagi beragam suku dan kelompok masyarakat adat. Hutan berperan penting dalam membantu mengatur iklim lokal dan melawan pemanasan global. Berikut ini adalah 3 hutan hujan di dunia yang punya peran menyerap emisi gas rumah kaca di atmosfer. 1. Hutan Hujan Amazon Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar dan paling terkenal di dunia dengan luas mencapai 526 juta hektar. Lokasinya terletak di Amerika Selatan dan… 3 Inspirasi Desain Bangunan Gedung Hijau dari Seluruh Dunia Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup di tengah lingkungan yang asri, mendorong berbagai inisiatif dan langkah berkelanjutan dari berbagai pihak demi mendukung terciptanya kondisi tersebut. Bangunan gedung hijau pun menjadi salah satu pilihan yang menawarkan berbagai manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Bangunan dengan konsep hijau, umumnya dibangun dan dioperasikan dengan tujuan yang tidak hanya baik bagi penghuni, …