Etika Keuangan dan Akuntansi dalam Perusahaan

Etika Keuangan dan Akuntansi dalam Perusahaan

Pengertian Etika keuangan dan akuntansi perusahaan memainkan peran penting dalam menjaga integritas dan kepercayaan para pemangku kepentingan dalam bisnis. Etika keuangan dan akuntansi dalam perusahaan menggambarkan cara perusahaan memperoleh, menggunakan, dan mengelola sumber daya keuangan dengan etis dan bertanggung jawab, serta mencatat, melaporkan, dan mengungkapkan informasi keuangan mereka secara akurat dan jujur. Etika keuangan dan akuntansi dalam bisnis merujuk pada seperangkat prinsip dan nilai yang menentukan perilaku etis dalam pengelolaan keuangan dan akuntansi sebuah organisasi. Etika keuangan dan akuntansi dalam bisnis sangat penting karena mengatur dan mengarahkan praktik-praktik yang benar dalam bisnis yang melibatkan pengelolaan dana, laporan keuangan, dan pelaporan pajak. Baca Juga : Mengenal Sistem Manajemen Anti Penyuapan   Prinsip Etika Keuangan dan Akuntansi dalam Bisnis Prinsip dalam pengelolaan keuangan dan akuntansi yang etis meliputi transparansi, integritas, keadilan, akuntabilitas, profesionalisme, kepatuhan, keberlanjutan, dan keterbukaan. Integritas. Prinsip integritas berarti pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi diambil secara jujur dan adil di dalam perusahaan. Prinsip ini juga melarang praktek-praktek yang merugikan kepentingan pihak lain seperti pencurian dan penipuan. Transparansi. Prinsip transparansi mengharuskan organisasi untuk mengungkapkan informasi keuangan secara jujur dan terbuka kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Hal ini akan membantu mencegah terjadinya kecurangan dan manipulasi laporan keuangan. Keadilan. Prinsip keadilan memerlukan organisasi untuk memperlakukan semua pihak dengan adil dan sama dalam hal yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi. Hal ini berarti organisasi harus menetapkan kebijakan yang adil dalam hal pembayaran, pengelolaan keuangan, dan pelaporan keuangan. Akuntabilitas. Prinsip akuntabilitas mengharuskan organisasi untuk bertanggung jawab atas setiap tindakan yang berkaitan dengan hal pelaporan dan pengelolaan keuangan dan akuntansi. Organisasi harus memiliki sistem pelaporan dan pengawasan keuangan yang efektif untuk memastikan bahwa setiap transaksi keuangan dilakukan secara transparan dan jujur. Profesionalisme. Prinsip profesionalisme memerlukan praktik-praktik yang sesuai dengan standar etika profesi. Prinsip ini menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan kualitas dalam pelaksanaan tugas-tugas yang berkaitan dengan keuangan dan akuntansi. Kepatuhan. Prinsip kepatuhan mengharuskan organisasi untuk mematuhi semua peraturan dan hukum yang berlaku dalam pengelolaan keuangan dan akuntansi. Hal ini termasuk peraturan perpajakan dan peraturan perlindungan konsumen. Keberlanjutan. Prinsip keberlanjutan memerlukan organisasi untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan keuangan dan akuntansi. Hal ini mencakup pemikiran tentang lingkungan, sosial, dan aspek keuangan yang lebih luas. Keterbukaan. Prinsip keterbukaan memerlukan organisasi untuk mengungkapkan informasi keuangan secara lengkap dan tepat waktu. Organisasi harus secara detail membagi informasi keuangan yang relevan dan akurat jika dibutuhkan kepada pemangku kepentingan seperti investor, karyawan, dan publik. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Perusahaan Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012, K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sedangkan berdasarkan OHSAS 18001:2007, K3 didefinisikan sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja, tamu atau orang lain di tempat kerja. Baca Juga: Dampak Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Peraturan yang mengatur terkait pelaksanaan K3 antara lain: Undang-Undang Nomor… Company Culture Suatu Perusahaan Company Culture  Company culture adalah nilai, tujuan, sikap, dan praktik bersama yang menjadi nilai dan ciri perusahaan atau organisasi. Aspek-aspek yang dapat dilihat seperti lingkungan kerja, kebijakan perusahaan, dan perilaku karyawan. Budaya perusahaan seringkali hanya tersirat, tidak difefinisikan secara tertulis dan tegas, mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu. Baca Juga: Green Supply Chain Dalam Perusahaan Company Culture Faktor yang Mempengaruhi  Company culture tidak terlepas dari beberapa faktor berikut:  Nilai perusahaan Sejarah perusahaan Visi dan misi perusahaan Praktik nilai-nilai perusahaan Sumber daya manusia  Tempat kerja  Jenis Budaya Perusahaan Kebudayaan Klan (Clan Culture) Budaya perusahaan klan biasanya terjadi di perusahaan dimana anggota staf… Hak Asasi Manusia Bagi Setiap Individu Pengertian Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia (HAM) atau human rights merupakan seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Setiap orang wajib untuk menghormati, menjunjung tinggi dan melindungi haknya setiap individu manusia serta tidak dapat dirampas oleh siapapun karena dilindungi secara nasional (Undang-Undang) maupun internasional (PBB). Baca Juga: Hak Pekerja yang Dilindungi UU Ketenagakerjaan Hak Asasi Manusia Hal yang perlu diperhatikan terkait HAM antara lain: Tidak dapat dicabut Tidak dapat dipisahkan Semua hak saling bergantung Cerminan dari kebutuhan hidup Selain hak, setiap orang juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati… Supply Chain Management Apa Itu Supply Chain Management? Supply chain management adalah proses mengelola flow barang dan jasa suatu bisnis, termasuk setiap langkah yang terlibat dalam mengubah bahan baku dan komponen menjadi produk akhir serta mengirimkannya kepada pelanggan utama. Supply chain management dikatakan efektif apabila dapat membantu menyederhanakan aktivitas perusahaan agar dapat menghilangkan pemborosan, memaksimalkan nilai pelanggan, dan memperoleh keunggulan kompetitif di market. Baca Juga: Green Supply Chain Dalam Perusahaan supply chain management Bagaimana Fase Supply Chain Management?  Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, meliputi proses menyusun perencanaan agar dapat membantu flow Supply Chain agar lebih efisien. Proses ini umumnya berkaitan dengan pengumpulan data dan… Sustainability Report dan Fungsinya Apa Itu Sustainability Report?  Sustainability report atau laporan keberlanjutan merupakan sebuah praktik terkait pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas kinerja perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang ditujukan kepada pemangku kepentingan secara internal maupun eksternal. Singkatnya, sustainability report merupakan laporan yang didasarkan pada konsep sustainability development. Baca Juga: Sustainability dan Sustainable Business Sustainability Report Untuk implementasinya, laporan ini didukung oleh UU Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Secara global mengacu pada Global Reporting …

Permakultur : Konsep Pertanian Berkelanjutan

Permakultur : Konsep Pertanian Berkelanjutan

Pengertian Permakultur adalah suatu pendekatan dalam perancangan sistem pertanian yang berkelanjutan dengan menggunakan konsep ekologi dan prinsip-prinsip alam. Istilah permakultur berasal dari gabungan kata permanen dan agrikultur atau pertanian, yang menggambarkan konsep pertanian berkelanjutan yang dapat bertahan selama-lamanya. Dalam permakultur, semua elemen di dalam sistem saling berhubungan dan memberikan manfaat satu sama lain. Sejarah Permakultur dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Bill Mollison dan David Holmgren. Dua ahli biologi asal Australia yang merasa kecewa dengan sistem pertanian konvensional yang merusak lingkungan dan tidak berkelanjutan. Mereka mengembangkan sistem pertanian berkelanjutan didasarkan pada prinsip-prinsip alamiah, yaitu observasi dan peniruan pola-pola alam dalam ekosistem. Pada tahun 1978, mereka menerbitkan buku “Permaculture One” dan menjadi panduan awal para praktisi permakultur. Sejak itu, telah menyebar ke seluruh dunia dan menjadi gerakan global untuk mempromosikan sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dan berdaya tahan. Baca Juga : Green Building – Kriteria dan Manfaat Prinsip Etik Permakultur Terdapat tiga prinsip etik yang menjadi dasar dalam perancangan sistem, yaitu Langkah Melakukan Permakultur Fungsi Permakultur Fungsinya adalah menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sistem ini menghasilkan makanan yang sehat dan bergizi, juga menjaga lingkungan dan menciptakan keberlanjutan ekonomi dan sosial. Baca Juga : Memahami Jejak Karbon Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap peningkatan dampak perubahan iklim sekaligus komitmen sesuai kesepakatan Paris. Perjanjian Paris menjadi poin penting dalam kebijakan iklim internasional yang mendorong banyak pemerintahan berkontribusi memitigasi kondisi iklim melalui masing-masing rencana aksi iklim. Untuk dapat memastikan setiap rencana dan target terpenuhi sesuai yang disepakati, perlu adanya evaluasi dan pencatatan yang disebut juga sebagai Global Stocktake dalam Perjanjian Paris. Menurut Grantham Research Institute on Climate Change, istilah Global Stocktake (GST) dalam Perjanjian Paris mengacu pada kegiatan memantau dan mengevaluasi secara komprehensif kemajuan dunia dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Melalui GST,… Bahaya Bakar Sampah Hasilkan Zat Beracun dan Perparah Krisis Iklim Kegiatan membakar sampah nampaknya masih menjadi salah satu opsi penanganan sampah yang paling banyak dilakukan masyarakat saat ini. Hal ini didukung oleh hasil survei Lembaga Jakpat tahun 2023 terhadap 2.768 responden masyarakat, sebagaimana dilansir dari Good Stats. Survei dilakukan dengan menggunakan pola multiple answer yang memungkinkan responden memilih lebih dari satu jawaban. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 31,1 persen masyarakat memilih untuk membakar sampah sebagai metode penanganan sampah pilihan mereka. Meski begitu, pilihan tertinggi masih jatuh kepada pengangkutan sampah oleh petugas, sebanyak 57,4 persen pemilih. Ada pun riset yang dilakukan oleh Waste4Change bersama dengan Platform Bicara Udara pada tahun 2023 lalu,…

Keberlanjutan Bisnis : Bagaimana kita memulainya?

Keberlanjutan Bisnis : Bagaimana kita memulainya?

Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang turut berpartipasi dalam penanganan isu-isu keberlanjutan yang ada, salah satu komitmen yang dilakukan adalah dengan meratifikasi Perjanjian Paris di New York pada tanggal 22 April 2016, sebagai negara peratifikasi yang berkomitmen untuk melakukan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca dan bergerak aktif dalam mencegah terjadinya perubahan iklim. Sustainable Development Goals (SDG’S) juga diterapkan oleh Indonesia sebagai komitmen. Dimana SDG’s adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDG’s memiliki 4 (empat) pilar berupa Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Lingkungan, Pilar Pembangunan Ekonomi dan Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola dengan 17 Tujuan dan 169 Target. Pemerintah dan penyedia sarana secara legal formal perlu melakukan sinergi dengan para pelaku usaha sebagai pelaksana kebijakan tersebut. Membangun bisnis yang dapat dikategorikan sebagai “Sustainable Business” tidak hanya berfokus pada keuntungan profit, melainkan implementasi 3P yaitu People, Profit dan Planet harus dipegang teguh oleh para pelaku usaha. Berikut adalah 4 (empat) faktor yang menjadi fokus bagi Perusahaan agar dapat menerapkan bisnis yang berkelanjutan : 1. Faktor Lingkungan Keberlanjutan Lingkungan menjadi faktor penting yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, dimulai dari bagaimana Perusahaan melakukan pengelolaan terhadap kualitas air atau air limbah, pengelolaan terhadap emisi yang dihasilkan, pengelolaan terhadap limbah B3, penggunaan energi, perhitungan gas rumah kaca dan komponen lainnya berdasarkan dari aktivitas Perusahaan itu sendiri. Regulasi pengelolaan lingkungan yang ditetapkan di Indonesia cukup beragam dimulai dari peraturan atau standar nasional maupun internasional. Beberapa Peraturan atau standar yang diterapkan adalah Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 1 Tahun 2021 terkait dengan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) bagi Perusahaan yang diwajibkan untuk mengikuti PROPER, ISO 14001 versi 2015 terkait dengan Sistem Manajemen Lingkungan. Perusahaan juga dapat menggunakan kerangka kerja yang dikeluarkan oleh Global Reporting Index (GRI) dalam pembuatan laporan keberlanjutan ataupun platform pengungkapan topik keberlanjutan lainnya berdasarkan Carbon Disclosure Project (CDP) atau Task Force on Climate-related Financial Disclosure (TCFD).        Komitmen Perusahaan dalam memenuhi seluruh aspek yang potensial terhadap kerusakan lingkungan akibat dari operasional Perusahaan akan memberikan dampak positif bagi Perusahaan dan bagi lingkungan. Perusahaan akan mendapatkan keberlanjutan di dalam operasional bisnisnya apabila kondisi lingkungan di sekitarnya baik dan mendukung. 2. Faktor Tenaga Kerja dan HAM Keberlanjutan Pelaku usaha dapat menjalankan bisnisnya secara maksimal bergantung dari bagaimana manajemen yang dilakukan oleh Perusahaan terhadap karyawannya. Kolaborasi antara Indonesia dengan Organisasi Buruh Internasional atau International Labour Organization (ILO) pada 12 Juni 1950 merupakan bentuk komitmen atas perhatian Indonesia terhadap hak-hak tenaga kerja. ILO pun bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja, Organisasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Serikat Pekerja Utama. 3 (tiga) bidang prioritas telah diidentifikasi untuk Program Kerja Layak Negara (Decent Work Country Program/DWCP) untuk Indonesia tahun 2020-2025 diantaranya :1. Dialog sosial efektif yang mempromosikan bisnis berkelanjutan dan kesejahteraan pekerja2. Penciptaan lapangan kerja dan lapangan kerja bagi kaum muda3. Meningkatkan perlindungan bagi kelompok pekerja yang rentan Pada 14 Juni 2021, Indonesia dipercaya sebagai Anggota Reguler Governing Body (GB) ILO periode 2021-2024 dan ini merupakan bentuk pengakuan internasional atas komitmen Indonesia dalam memajukan keadilan sosial dan mempromosikan kerja layak yang merupakan mandat utama dari ILO. Standar yang dikeluarkan oleh ILO dan/atau peraturan ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia dalam membuat kebijakan ataupun program dapat digunakan oleh perusahaan. Perusahaan yang bergerak aktif serta mendalami isu, hak ataupun kendala yang terjadi pada karyawannya akan memiliki citra positif dan menghasilkan performa yang baik terhadap bisnis. 3. Faktor Etika Keberlanjutan  Proses perusahaan dalam mengelola prinsip berkelanjutan secara internal adalah fokus dari faktor etika dalam menjalankan bisnis. Faktor etika akan bergantung pada aktivitas manajemen dan pemilik Perusahaan dalam pemenuhan etika bisnis yang akan dijalankan. Penerapan etika bisnis yang baik akan menimbulkan keuntungan bagi pemangku kepentingan dan investor. Hal ini membuktikan bahwa Perusahaan menjunjung nilai moral, memperhatikan kepentingan bersama sehingga menciptakan suasana hubungan yang adil dan sehat, baik di lingkup internal maupun eksternal. Penerapan kode etik perusahaan, sistem manajemen anti penyuapan berdasarkan ISO 37001 versi 2016, Sistem Manajemen Keamanan Informasi berdasarkan ISO 27001 versi 2013 dan bagaimana Perusahaan menerapkan prosedur pengaduan atau lebih dikenal dengan whistleblowing system adalah beberapa contoh yang dapat dilakukan oleh Perusahaan dalam menerapkan faktor ini agar terciptanya bisnis yang adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. 4. Faktor Rantai Suplai Keberlanjutan Dalam menjalankan bisnisnya, Perusahaan memerlukan  kerja sama dengan pihak ketiga lainnya agar barang/jasa yang dihasilkan dapat diterima atau dapat digunakan sebagaimana mestinya. Rantai pasok atau rantai suplai yang berkelanjutan dimaksudkan untuk mengelola semua proses yang terjadi, menggunakan masukan (input) yang ramah lingkungan dan mengubahnya melalui teknologi yang dapat meningkatkan jenis produk di daur ulang dalam lingkungannya. Sehingga, proses ini mengembangkan keluaran (output) yang dapat direklamasi pada akhir siklus hidup produk sehingga menciptakan rantai suplai yang berkelanjutan. Konsep Penilaian Daur Hidup atau Life Cycle Assessment (LCA) berdasarkan SNI ISO 14040 versi 2016 dan SNI ISO 14044 versi 2017 adalah pendekatan yang dapat digunakan dalam penerapan hal ini. Kompilasi dan evaluasi masukan (bahan baku, bahan pendukung, air, energi, transportasi ke dalam proses), keluaran (produk, by-product, co-product, emisi) dan dampak lingkungan potensial dari sistem produk di seluruh daur hidupnya adalah hal yg dilakukan pada proses LCA. LCA merupakan suatu alat ukur kuantitatif untuk pembangunan berkelanjutan. Penilaian LCA pun sudah dilakukan sebagai penilaian PROPER bagi Perusahaan yang memiliki target dalam pencapaian kategori beyond compliance. Sehingga, rantai suplai menjadi hal yang harus diperhatikan dalam mencapai bisnis yang berkelanjutan. Mulai Ciptakan Bisnis Keberlanjutan Bersama Satuplatform Satuplatform, adalah platform penilaian keberlanjutan yang menggunakan standar nasional maupun internasional terhadap 4 (empat) faktor diatas yang dapat membantu Perusahaan dalam mewujudkan bisnis yang berkelanjutan. Metode penilaian berupa kuesioner yang disesuaikan dengan ukuran dan skala Perusahaan akan mempermudah Perusahaan dalam melakukan analisis kesenjangan terhadap hal yang sudah atau belum dilakukan oleh Perusahaan, dengan bantuan analisis dari assessor yang berpengalaman di bidangnya akan membantu Perusahaan anda menuju bisnis yang berkelanjutan. Ingin informasi lebih lanjut terkait cara memulai bisnis secara keberlanjutan? mulai ciptakan bisnis berkelanjutan Anda disini.    Referensi : Arviani, 2022. ESG : …