steptodown.com916600

Solusi Manajemen Rantai Pasok Tangguh di Era Krisis Energi

Benarkah krisis energi mengancam ketahanan manajemen rantai pasok modern? Sebuah studi di sektor Ekonomi Energi menunjukkan bahwa  gejolak geopolitik dan ancaman nyata krisis energi memicu lonjakan biaya, keterbatasan ketersediaan sumber daya, dan risiko operasional yang signifikan pada operasional perusahaan, termasuk pada keseluruhan tahapan rantai pasok.  Dalam lanskap penuh tantangan ini, sustainable supply chain management muncul sebagai salah satu strategi krusial untuk mengamankan pondasi rantai pasok perusahaan. Satuplatform hadir dengan solusi Supplier Sustainability Management untuk memberdayakan perusahaan mengelola keberlanjutan supplier melalui penyediaan data energi dan emisi untuk mitigasi risiko krisis energi.  Baca Juga: Hadapi Krisis Energi, Apa Saja yang Perlu Dilakukan? Dampak Krisis Energi pada Rantai Pasok dan Supplier  Krisis energi menghadirkan dampak multidimensi yang secara signifikan memengaruhi operasional dan kelangsungan bisnis supplier. Kenaikan harga energi, terutama bahan bakar dan listrik, secara langsung meningkatkan biaya produksi dan transportasi supplier. Kondisi ini turut berdampak pada harga dan ketersediaan pasokan bagi perusahaan.  Keterbatasan pasokan energi, diperparah gejolak geopolitik atau kegagalan infrastruktur, juga dapat mengakibatkan gangguan produksi dan penundaan pengiriman hingga melumpuhkan seluruh tahapan rantai pasok.  Di sisi lain, transisi menuju penggunaan energi dari sumber terbarukan untuk keberlanjutan jangka panjang juga menuntut biaya dan operasional yang tangguh, terutama bagi mereka yang belum siap berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur yang diperlukan.  Memahami kerentanan spesifik supplier terhadap berbagai aspek krisis energi ini adalah langkah krusial. Melansir dari World Economic Forum, transformasi manajemen rantai pasok menuju pendekatan berkelanjutan, yang didukung oleh visibilitas data dan kolaborasi supplier melalui solusi seperti Supplier Sustainability Management dari Satuplatfom, menjadi pondasinya. Peluang Manajemen Rantai Pasok Berkelanjutan: Membangun Ketahanan di Tengah Krisis Energi  Penerapan sustainable supply chain management (SSCM) merupakan strategi kunci  untuk membangun rantai pasok yang efisien dan tangguh sehingga memiliki ketahanan jangka panjang terhadap krisis energi, dan berbagai risiko ketidakpastian pasar.  Berikut ini sejumlah peluang yang tercipta lewat penerapan SSCM. Mendorong diversifikasi sumber daya dan efisiensi energi di seluruh rantai nilai sehingga perusahaan dan supplier dapat mengurangi ketergantungan pada satu sumber daya yang rentan saat krisis energi (contohnya bahan bakar fosil).  Memfasilitasi kolaborasi yang lebih kuat dan transparan dengan supplier untuk bersama-sama memitigasi risiko energi.  Meningkatkan kemampuan rantai pasok untuk merespons dan pulih dari gangguan, seperti fluktuasi harga, inflasi, keterbatasan ketersediaan energi.  Sebagai bagian dari investasi dalam praktik sustainability, SSCM dapat mengurangi berbagai risiko operasional dan reputasi yang memperburuk dampak krisis energi serta menarik investasi yang makin berfokus pada ESG untuk membantu transformasi yang menyeluruh.  Supplier Sustainability Management: Solusi Pengamanan Rantai Pasok di Era Krisis Energi  Layanan Supplier Sustainability Management dari Satuplatform memudahkan pengelolaan dan pemantauan keberlanjutan supplier sehingga menjadi benteng pertahanan rantai pasok di tengah krisis energi.  Layanan ini memfasilitasi pengumpulan data energi supplier secara efisien, memungkinkan pemantauan kinerja efisiensi energi secara real-time, dan mengidentifikasi potensi risiko energi dalam rantai pasok.  Sebagai contoh implementasi, perusahaan Anda dapat merekomendasikan layanan Satuplatform pada setiap supplier untuk memasukkan informasi emisi karbon Scope 1 dan Scope 2 yang terkait dengan jasa atau produk perusahaan Anda.  Berdasarkan laporan dari para supplier dan data procurement perusahaan, Anda dapat menghitung emisi Scope 3. Hasilnya dapat perusahaan gunakan untuk membuat laporan terperinci secara efisien, akurat, dan optimal. Informasikan perhitungan Scope 1 dan Scope 2 ini pada para supplier dan gunakan sebagai bahan evaluasi bersama untuk meningkatkan praktik sustainability dan menghindari risiko krisis energi atau finansial.  Fitur supplier dashboard dalam platform memfasilitasi komunikasi yang aman dan kerja sama dengan supplier dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi dan mendorong adopsi praktik berkelanjutan. Kemudahan penggunaan platform ini memastikan implementasi manajemen rantai pasok berkelanjutan yang efektif. Manfaat Supplier Sustainability Management dalam Mengurangi Kerentanan Energi  Perolehan data energi supplier yang terkumpul melalui Satuplatform tidak hanya dapat perusahaan berdayakan untuk menyederhanakan proses perhitungan emisi Scope 3 secara gratis.  Hasil laporan ini juga memberikan insentif bagi perusahaan untuk secara aktif mengumpulkan data energi supplier, yang esensial dalam mengurangi kerentanan energi rantai pasok secara keseluruhan. Data tersebut memfasilitasi perusahaan untuk melakukan diversifikasi supplier dan memilih mitra yang lebih tahan terhadap gejolak energi atau yang memiliki komitmen terhadap energi terbarukan.  Kolaborasi yang Satuplatform fasilitasi secara langsung dapat membantu penerapan manajemen rantai pasok berkelanjutan melalui efisiensi energi di tingkat supplier sehingga mengurangi biaya operasional mereka dan potensi risiko operasional dan finansial perusahaan.  Tentang Satuplatform Mengamankan rantai pasok di tengah krisis energi memerlukan langkah proaktif, dan Supplier Sustainability Management dari Satuplatform adalah strategi vital untuk mewujudkannya.  Dengan membantu perusahaan mengelola keberlanjutan supplier, Satuplatform tidak hanya mengurangi risiko operasional dan finansial akibat gejolak energi, tetapi juga membuka peluang efisiensi biaya dan membangun rantai pasok yang lebih tangguh. Tim ahli Satuplatform siap memandu Anda menerapkan solusi sustainability yang tepat. Hubungi Satuplatform untuk mendapatkan FREE DEMO segera. Similar Article Membangun Bisnis Berkelanjutan dengan Penerapan Strategi Pengelolaan Karbon Evolusi bisnis menuju sustainability bukan lagi sekadar pilihan, melainkan mengarah pada kepatuhan strategis untuk pertumbuhan jangka panjang dan daya saing yang lebih baik. Konsep bisnis berkelanjutan mencakup spektrum luas yang melibatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam proses peningkatan nilai dan juga profit sebuah bisnis.  Strategi pengelolaan karbon yang efektif menjadi pendekatan fundamental dalam proses adopsi dan implementasi bisnis yang berorientasi pada tiga aspek tersebut, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.   Apa Itu Bisnis Berkelanjutan dan Mengapa Penting?  Bisnis berkelanjutan (sustainable business) memiliki pendekatan dan orientasi bisnis  yang melampaui tujuan keuntungan material semata dan mengacu pada triple bottom line yang… Optimasi Potensi Sumber Energi Biomassa dengan Carbon & ESG Management Satuplatform Sumber energi biomassa berperan penting sebagai alternatif energi terbarukan dalam upaya dekarbonisasi global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Meskipun memiliki potensi baik untuk sustainability, tetapi dampak jejak karbon dari energi biomassa di sepanjang siklus hidupnya masih terus diperdebatkan.  Kondisi ini menunjukkan pentingnya strategi untuk membantu perusahaan yang menggunakan energi alternatif ini untuk mengoptimalkan potensi sumber daya ini sekaligus menurunkan emisi GHG. Langkah pertama untuk menindaklanjuti isu tersebut adalah dengan fokus pada strategi pengurangan emisi karbon.  Baca Juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Potensi Sumber Energi Biomassa dalam Mengurangi Dampak Jejak Karbon  Meskipun menghasilkan emisi karbon, National Renewable Energy… Solusi Manajemen Rantai Pasok Tangguh di Era Krisis Energi Benarkah krisis energi mengancam ketahanan manajemen rantai pasok modern? Sebuah studi di sektor Ekonomi Energi …

manajemen rantai pasok

Manajemen Rantai Pasok Berkelanjutan: Mengapa Penting Bagi Bisnis?

Apa yang membuat manajemen rantai pasok berkelanjutan penting untuk keberlangsungan bisnis? Dalam menghadapi berbagai tantangan rantai pasok global yang makin kompleks, pendekatan transformatif melalui platform yang terintegrasi menawarkan solusi yang komprehensif untuk keberlangsungan bisnis jangka panjang. BACA JUGA: Satuplatform dalam Penilaian Aspek Rantai Supply Perusahaan Memahami Manajemen Rantai Pasok Berkelanjutan  Sustainable Supply Chain Management (SSCM) merupakan sebuah strategi penerapan kebijakan sustainability dalam setiap tahap rantai pasok. Tujuan SSCM adalah memenuhi standar global dan berkontribusi positif pada lingkungan serta masyarakat. Pada praktiknya, perusahaan yang ingin menerapkan SSCM perlu memahami bagaimana hubungan antara perubahan iklim dengan bisnis yang perusahaan jalankan.  Pemahaman tersebut mencakup pertimbangan dampak pada aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi sebagai prioritas, baik dalam proses operasional internal maupun dari sisi operasional supplier. Di samping itu, aspek tata kelola dan perbaikan yang berkelanjutan diperlukan untuk mendukung penyelarasan integrasi yang lebih luas. Cakupan rantai pasok yang berkelanjutan dimulai dan terdiri dari:  menjamin sumber bahan mentah yang berkelanjutan; proses pengumpulan dan pengolahan dengan emisi karbon dan dampak buruk pada sumber air dan stabilitas tanah seminimal mungkin;   penerapan praktik ketenagakerjaan yang adil, sisa pengemasan yang rendah, penggunaan kendaraan dan sistem logistik yang ramah lingkungan; dan dukungan terhadap praktik konsumsi berkelanjutan melalui desain produk yang tahan lama, atau dapat digunakan kembali. Manfaat Manajemen Rantai Pasok Berkelanjutan pada Perusahaan dan Bisnis Penerapan SSCM menekan jejak karbon, berpotensi mengurangi biaya operasional, dan mendorong ekonomi sirkular melalui pengurangan limbah serta daur ulang sumber daya sehingga memberikan dampak positif pada internal perusahaan. 1. Mitigasi Risiko Praktik SSCM menuntut visibilitas dan transparansi tinggi di seluruh aspek bisnis dan rantai pasok yang perusahaan jalankan. Prinsip ini mendorong perusahaan dan mitra bisnis untuk lebih waspada terhadap praktik tidak etis dan potensi risiko disrupsi akibat perubahan lingkungan, sosial, atau regulasi.  Dengan begitu, perusahaan proaktif membangun jaringan operasional dan kerjasama yang lebih fleksibel serta adaptif demi stabilitas jangka panjang. 2. Efisiensi Biaya Operasional Inisiatif SSCM membantu perusahaan dan mitra mengurangi limbah yang perlu dikelola dan memakan lebih banyak biaya operasional. Selain itu, pemanfaatan energi ramah lingkungan secara signifikan menekan biaya penggunaan energi konvensional yang cenderung lebih mahal. SSCM juga mengoptimalkan logistik dan manajemen sumber daya sehingga menghemat biaya material serta transportasi. Efisiensi finansial ini memungkinkan perusahaan mengalokasikan dana untuk meningkatkan nilai produk atau jasa. 3. Meningkatkan Reputasi dan Kepercayaan Konsumen Key ESG, 2025 menyebutkan bahwa konsumen global sudah lebih sadar terhadap dampak pada lingkungan dan sosial dari praktik sustainability dalam kebiasaan belanja mereka.  Konsekuensinya, keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa tertentu juga dipengaruhi posisi sebuah jenama (brand) pada dampak sosial dan lingkungan  Perusahaan yang transparan menerapkan prinsip sustainability di seluruh rantai pasok, mulai dari produksi hingga masa akhir pakai produk, lebih mudah membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen. 4. Memenuhi Persyaratan Regulasi dan Investor Menurut studi kolaboratif Deloitte dan The Fletcher School (pada Januari-Desember 2023), yang dilansir ESG Today, proporsi investor global yang membangun kebijakan sustainable investment terus meningkat.  Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa pengadaan dan penerapan faktor sustainability dalam keseluruhan operasional sebuah perusahaan, termasuk rantai pasok melalui SSCM, dinilai menjadi salah satu indikator penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi pada sebuah bisnis. Langkah Awal Menuju Manajemen Rantai Pasok Berkelanjutan Perusahaan Anda Berikut ini langkah awal menuju rantai pasok berkelanjutan, didukung solusi praktis Satuplatform. 1. Penilaian Risiko dan Peluang  Langkah awal krusial adalah memahami risiko dan peluang keberlanjutan dalam rantai pasok Anda. Satuplatform membantu Anda mendapatkan visibilitas awal dengan mendorong transparansi data dari para supplier sebagai dasar identifikasi risiko ESG. 2. Keterlibatan Pemasok yang Efisien dengan Satuplatform  Rekomendasikan Satuplatform pada supplier-supplier perusahaan Anda untuk menghitung emisi karbon Scope 1, 2, dan 3 mereka dan gunakan hasil perhitungan tersebut secara gratis untuk menghitung emisi karbon Scope 3 perusahaan Anda.  3. Transparansi dan Pelaporan yang Terintegrasi Melalui data emisi supplier, Satuplatform memfasilitasi pengumpulan data penting dan penyusunan laporan keberlanjutan yang komprehensif serta sesuai standar, mempermudah keterlibatan supplier dalam strategi sustainability perusahaan Anda, dan meningkatkan transparansi data di seluruh rantai pasok. Tentang Satuplatform  Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Melalui layanan ini, kami membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Fitur-fitur Satuplatform memungkinkan perusahaan untuk: mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien; menghitung & mengelola emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi; menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional. Tim ahli Satuplatform berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis dan siap membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi sustainability yang tepat. Hubungi Satuplatform untuk mendapatkan FREE DEMO segera! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan dengan daya saing yang tinggi dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Membangun Bisnis Berkelanjutan dengan Penerapan Strategi Pengelolaan Karbon Evolusi bisnis menuju sustainability bukan lagi sekadar pilihan, melainkan mengarah pada kepatuhan strategis untuk pertumbuhan jangka panjang dan daya saing yang lebih baik. Konsep bisnis berkelanjutan mencakup spektrum luas yang melibatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam proses peningkatan nilai dan juga profit sebuah bisnis.  Strategi pengelolaan karbon yang efektif menjadi pendekatan fundamental dalam proses adopsi dan implementasi bisnis yang berorientasi pada tiga aspek tersebut, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.   Apa Itu Bisnis Berkelanjutan dan Mengapa Penting?  Bisnis berkelanjutan (sustainable business) memiliki pendekatan dan orientasi bisnis  yang melampaui tujuan keuntungan material semata dan mengacu pada triple bottom line yang… Optimasi Potensi Sumber Energi Biomassa dengan Carbon & ESG Management Satuplatform Sumber energi biomassa berperan penting sebagai alternatif energi terbarukan dalam upaya dekarbonisasi global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Meskipun memiliki potensi baik untuk sustainability, tetapi dampak jejak karbon dari energi biomassa di sepanjang siklus hidupnya masih terus diperdebatkan.  Kondisi ini menunjukkan pentingnya strategi untuk membantu perusahaan yang menggunakan energi alternatif ini untuk mengoptimalkan potensi sumber daya ini sekaligus menurunkan emisi GHG. Langkah pertama untuk menindaklanjuti isu tersebut adalah dengan fokus pada strategi pengurangan emisi karbon.  Baca Juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Potensi Sumber Energi Biomassa dalam Mengurangi Dampak Jejak Karbon  Meskipun menghasilkan emisi karbon, National Renewable Energy… Solusi Manajemen Rantai Pasok Tangguh di Era Krisis Energi Sumber energi biomassa berperan penting sebagai alternatif energi terbarukan dalam upaya dekarbonisasi global dan mengurangi …

5 Perusahaan yang Sukses Terapkan Komitmen ESG

5 Perusahaan yang Sukses Terapkan Komitmen ESG

Kesadaran akan isu lingkungan dari para perusahaan saat ini diiringi dengan tren untuk menjaga tanggung jawab sosial, serta menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Dalam hal ini, perusahaan berusaha untuk melakukan implementasi kerangka  environmental, social, and governance (ESG). Baca Juga: Pentingnya Pelaporan ESG kepada Investor Pertimbangan mengenai ESG di antara perusahaan juga diiringi dengan peluang bisnis dan investasi yang dapat dihasilkan. Sehingga, perusahaan-perusahaan tidak ingin kehilangan peluang bisnis dari komitmen ESG tersebut.  Simak, bagaimana penerapan komitmen ESG dari 5 perusahaan berikut ini. Baca Juga: 5 Perusahaan Ini Terapkan Green Business sebagai Strategi Berkelanjutan Pertamina adalah salah satu perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap ESG. Salah satu misi Pertamina dengan penerapan komitmen ESG dari segi lingkungan  adalah untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) di 2060. Hal tersebut dimanifestasikan melalui 3 peran utama. Yakni, menjaga ketahanan energi nasional, menjalankan transisi energi melalui energi bersih dan energi baru terbarukan, serta aktif untuk berkontribusi dalam initiatif capaian NZE. Dari segi sosial, komitmen ESG Pertamina tercermin dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat dan pengembangan UMKM. Sementara dari segi governance, Pertamina  terus memperkuat aspek keselamatan kerja dan tata ke kelola perusahaan yang berwawasan etika bisnis.  Dari komitmen yang dijalankan tersebut, pada Desember 2023 Pertamina berhasil menyabet skor tertinggi di antara 61 perusahaan dunia dalam pemeringkatan Lembaga ESG Rating Sustainalytics. Rating pertamina meningkat dari 22,1 (medium risk) ke 20,7 (medium risk). Komitmen ESG WiKa Perusahaan berikutnya yang berkomitmen terhadap implementasi ESG adalah WiKa atau PT Wijata Karya. Melalui komitmen ESGnya, WiKa hadir sebagai perusahaan konstruksi berkelanjutan (sustainable construction). Dengan komitmen tersebut, WiKa berhasil meraih ESG Risk Rating sebesar 29,8 (medium) yang menunjukkan keandalan yang terbaik di industrinya.  Salah satu inisiatif ESG yang dijalankan WiKA adalah dengan menciptakan pusat kepemimpinan berbasis kearifan lokal yang diberi nama WIKASATRIAN. Dengan kehadiran WIKASATRIAN, terbukti inisiatif tersebut telah mendukung budidaya hayati khas Jawa Barat sekaligus ber-impact terhadap pembangunan interaksi masyarakat sekitar. Dengan program tersebut, WiKA mendapat apresiasi lembaga kredibel di bidang lingkungan, sosial, maupun Tata Kelola Perusahaan (GCG) di tahun 2023. Komitmen ESG PLN Perusahaan yang saat ini juga berkomitmen terhadap ESG adalah PT Perusahaan Listrik Negara. Perusahaan ini mengintegrasikan inisiatif environmental, social, dan governance (ESG) ke dalam proses bisnisnya secara berkelanjutan. Salah satu bentuk komitmen dari PLN adalah dengan menggelar Sustainability Day di tahun 2023. Di samping itu, PLN juga berkomitmen untuk menerapkan prinsip Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam kebijakan dan strategi Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui komitmen ESG tersebut, PLN berhasil menurunkan ESG risk rating sebesar 8 poin dalam kurun waktu satu tahun menjadi 30,3 di tahun 2023. Komitmen ESG Sinar Mas Land Sinar Mas Land adalah suatu perusahaan pengembang properti di Indonesia yang masuk dalam 2024 Top Rated ESG Companies List di regional Asia Pasifik. Pencapaian ini berhasil diraih oleh Sinar Mas Land dikarenakan komitmen ESG yang secara berkelanjutan diterapkan oleh perusahaan tersebut. Sementara berdasarkan Sustainalytics, rating ESG untuk Sinar Mas Land adalah di poin 14,5 (low risk). Meskipun sudah memiliki capaian yang baik, Sinar Mas Land tetap selalu melakukan inisiatif ESGnya. Seperti di tahun 2023, Sinar Mas Land baru saja menambah lima gedung operasional yang memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan Renewable Energy Certificate (REC) di kawasan BSD City. Komitmen ESG PTBA Perusahaan berikutnya yang berkomitmen terhadap ESG adalah PTBA (PT Bukit Asam). Secara senantiasa PTBA selalu memastikan bahwa proses bisnisnya berpedoman pada regulasi internasional seperti Sustainable Development Goals (SDGs) maupun dari Prinsip Penambangan International Council on Mining and Metals (ICMM). Inisiatif ESG PTBA salah satunya terlihat dari tujuannya untuk mencapai target Net Zero  Carbon. Dalam inisiatif ini, PTBA menggandeng kerja sama strategis dengan lembaga CDP (Carbon Disclosure Project) untuk menyusun laporan kinerja lingkungan perusahaan. Dengan manajemen lingkungan PTBA yang baik tersebut, PTBA meraih peringkat emas dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) tahun 2023. Tidak dapat dipungkiri, perhatian terhadap ESG memang perlu secara komprehensif ditanamkan oleh setiap pihak di dalam perusahaan. Oleh sebab itu,  saat ini telah hadir layanan yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan berkelanjutan. Seperti layanan dari Satuplatform yang hadir sebagai all-in-one solution bagi perusahaan.  Coba FREE DEMOnya sekarang.  /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Banjir Parah di Berbagai Daerah di Indonesia, Dampak Perubahan Iklim? Sejak awal tahun 2024 hingga pertengahan tahun sekarang, beberapa wilayah di Indonesia mengalami bencana banjir bandang dan longsor yang cukup parah. Hal ini terjadi akibat curah hujan yang ekstrem dan dikatakan sebagai akibat dari dampak perubahan iklim. Baca Juga: Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Mulai dari wilayah Demak, Semarang, Kendari, Mahakam Hulu, Palangka Raya, OKU, sampai dengan kota-kota di Sumatera Barat dilanda banjir yang tingginya bahkan mencapai dua meter. Akibatnya, ada banyak warga terkena penyakit bahkan meninggal dunia, rumah-rumah dan fasilitas lainnya hancur, sawah rusak, dan lebih banyak lagi kerugian terjadi akibat hal ini. Dampak Perubahan Iklim… 5 Perusahaan yang Sukses Terapkan Komitmen ESG Kesadaran akan isu lingkungan dari para perusahaan saat ini diiringi dengan tren untuk menjaga tanggungjawab sosial, serta menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Dalam hal ini, perusahaan berusaha untuk melakukan implementasi kerangka  environmental, social, and governance (ESG).  Pertimbangan mengenai ESG di antara perusahaan juga diiringi dengan peluang bisnis dan investasi yang dapat dihasilkan.Sehingga, perusahaan-perusahaan tidak ingin kehilangan peluang bisnis dari komitmen ESG tersebut.  Simak, bagaimana penerapan komitmen ESG dari 5 perusahaan berikut ini. Pertamina adalah salah satu perusahaan yang memiliki komitmen kuat terhadap ESG. Salah satu misi Pertamina dengan penerapan komitmen ESG dari segi lingkungan  adalah untuk mendukung target Net… Pentingnya Pelaporan ESG kepada Investor Aktivitas perusahaan saat ini tidak cukup hanya berorientasi pada keuntungan secara finansial semata. Namun, perusahaan juga perlu untuk lebih sadar akan berbagai risiko ESG yang ada. Sebab, apabila tidak diperhatikan maka risiko tersebut bisa jadi akan mengancam finansial perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Baca Juga: Kendala Penerapan ESG oleh Perusahaan Dalam hal ini, investor memiliki pertimbangan khusus pada perusahaan-perusahaan apa saja yang akan dapat berkembang dalam jangka panjang. Sehingga, bagi perusahaan menjadi penting untuk dapat mengelola risiko dan melakukan pelaporan ESG dengan informasi yang komprehensif. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai …

Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan

Ketahui Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan

Baik sengaja maupun tidak disengaja, siapapun yang berperan sebagai ‘pelaku’ pencemaran lingkungan perlu bertanggung jawab mengatasi apa yang mereka lakukan demi memulihkan kondisi. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang. Baca Juga:Marpol 73/78, Upaya Mencegah Pencemaran Laut akibat Sampah  Berdasarkan Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU PPLH”), pencemaran lingkungan hidup mengacu pada masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Baca Juga: Melawan Polusi Sampah Plastik Kemudian, setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan, wajib menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan serta melakukan pemulihan. Pencemaran lingkungan merupakan masalah serius. Sebab ada banyak dampak yang bisa terjadi dari kegiatan tersebut. Sayangnya, pelaku pencemaran lingkungan sering kali berasal dari perusahaan yang enggan mengelola limbahnya dengan baik. Beberapa kejadian terjadi di banyak wilayah di Indonesia di mana limbah-limbah berbahaya mencemari tanah, air, dan udara. Dampak Buruk Pencemaran Lingkungan Material atau limbah berbahaya yang masuk ke lingkungan memiliki potensi menimbulkan kerusakan pada keseimbangan ekosistem dan hal-hal negatif lainnya. Bayangkan, alam sekitar yang bisa dimanfaatkan manusia untuk mendukung aktivitas sehari-hari jika tercemar tentu akan sangat merugikan. Kami membagi beberapa dampak dari pencemaran baik bagi alam, masyarakat juga pelaku pencemaran lingkungan. Berikut adalah daftarnya. Dampak bagi Alam: Dampak bagi Masyarakat: Dampak bagi Pelaku: Hukuman Bagi Perusahaan Pelaku Pencemaran Lingkungan Dikutip dari Hukum Online, terdapat ancaman pidana yang dapat menjerat perusahaan yang melakukan pencemaran lingkungan. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja, maka akan diancam pidana berdasarkan Pasal 60 jo. Pasal 104 UU PPLH sebagai berikut: Pasal 60 UU PPLH: “Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin.” Pasal 104 UU PPLH: “Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).” Selain itu, jika pencemaran lingkungan terjadi karena kelalaian, maka akan dipidana dengan pidana penjara paling singkat paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp3 miliar dan paling banyak Rp9 miliar. Pidana akan dijatuhkan setelah teguran dan sanksi ringan lainnya. Pidana merupakan sanksi paling terakhir yang diputuskan jika perusahaan tidak menunjukkan itikad untuk memperbaiki. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya melawan kerusakan lingkungan, salah satunya dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap peningkatan dampak perubahan iklim sekaligus komitmen sesuai kesepakatan Paris. Perjanjian Paris menjadi poin penting dalam kebijakan iklim internasional yang mendorong banyak pemerintahan berkontribusi memitigasi kondisi iklim melalui masing-masing rencana aksi iklim. Untuk dapat memastikan setiap rencana dan target terpenuhi sesuai yang disepakati, perlu adanya evaluasi dan pencatatan yang disebut juga sebagai Global Stocktake dalam Perjanjian Paris. Menurut Grantham Research Institute on Climate Change, istilah Global Stocktake (GST) dalam Perjanjian Paris mengacu pada kegiatan memantau dan mengevaluasi secara komprehensif kemajuan dunia dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Melalui GST,… Bahaya Bakar Sampah Hasilkan Zat Beracun dan Perparah Krisis Iklim Kegiatan membakar sampah nampaknya masih menjadi salah satu opsi penanganan sampah yang paling banyak dilakukan masyarakat saat …

Carbon Pricing: An Approach to Reduce Greenhouse Gas (GHG)

Carbon Pricing: An Approach to Reduce Greenhouse Gas (GHG)

Nowadays, several parts of the world are suffering due to the increase of heat waves. Take example in Jakarta, the excessive heat has become worse during these couple of years. In May 2022, the average air temperature reached 36 degrees celsius according to records from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG). This phenomenon is caused by Greenhouse Gases (GHGs), the gases in the Earth’s atmosphere that trap heat and warm the planet’s surface. The GHGs are triggered by industries and human activities such as the use of transportation, commercial and residential, agriculture, land use and forestry. Besides, it is also triggered by industrial activities that primarily involve fossil fuels burned on-site at energy facilities.  There are many efforts to reduce GHG emissions, and one of the efforts is to implement a carbon pricing approach that has an environmental-centric design. What Is Carbon Pricing? Carbon pricing is an approach to spur climate action by placing a fee on emitting and/or offering an incentive for emitting less (Source: United Nations Climate Change). The price signal created shifts in consumption and investment patterns, making economic development compatible with climate protection. Currently, 40 national and 25 sub-national jurisdictions put a price on carbon, and the emerging trend across carbon pricing approaches now is a move towards international linkage of carbon markets. The effort to implement jurisdictions on carbon pricing is aligned with Article 6.2 of the Paris Agreement, which “establishes the potential of trading emission reduction credits across borders, between nations or jurisdictions. This can encourage the linking of carbon pricing approaches resulting in the reduction of emissions by a magnitude greater than what is possible solely domestically or nationally.” How Carbon Pricing Works on Reducing the GHGs?  As a market-based mechanism or policy, carbon pricing aims to internalise the cost of carbon pollution into the economy. In order to contribute in reducing the GHGs, carbon pricing works by two main approaches: Carbon tax is implemented by the government to set a specific tax rate per ton of carbon dioxide (CO2) emitted or per unit of fossil fuel with a high carbon content. As the carbon tax has been implemented, the industries, companies or other entities that emit CO2 are required to pay the carbon tax.  The revenue generated from the carbon tax is then used for various environmental purposes by the governments. Such as funding renewable energy projects, or other environmentally-friendly infrastructures. In the long run, this mechanism aimed to encourage behavioural changes in each entity to be more aware in choosing low-carbon alternatives. Cap and Trade that is also known as Emissions Trading System (ETS), is a market-based approach that works by controlling pollution that potentially results in greenhouse gas (GHG) emissions.  In this approach, the government sets an overall limit or cap as the total amount of CO2 emissions allowed from certain sectors or industries. Regulated entities are then allowed to sell, buy,  or trade these permit emissions in a regulated market. Cap and Trade systems provide flexibility for regulated entities to find the most cost-effective ways to reduce emissions. By creating a financial incentive to reduce emissions below their allocated allowances, Cap and Trade can drive innovation, encourage investment in cleaner technologies, and promote emissions reductions across the regulated sectors. Implementing the carbon pricing policy to reduce GHGs in parallel gives these benefits, such as; economic efficiency, revenue generation, and in a wider range can affect the benefits of global cooperation.  The discourse on implementing carbon trading in Indonesia has been under discussion for several years. For instance in 2021, through Presidential Regulation Number 98 Year 2021 on the Carbon Pricing Mechanism. However, Indonesia then chose to postpone the plan until 2025 because it was still taking into account the readiness of the carbon market mechanism. Indonesia itself, according to the Global Carbon Project, is one of the countries with the largest carbon emissions, as evidenced by the carbon value throughout 2022 reaching 700 million tons per year. Therefore, it is important to implement carbon pricing immediately to control the impact of carbon emissions so then it is not getting worse. Get to know more about how your company or organisation can contribute in creating a better environmental future by trying out FREE DEMO from Satuplatform to measure the emissions produced by your company. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Building A Greener Tomorrow through Net Zero Emission In the midst of global warming and climate change, the effort of achieving Net Zero Emissions has emerged as a response to the growing recognition of the urgent need to mitigate climate change. Net Zero Emissions refers to the condition where the amount of greenhouse gases emitted into the atmosphere and the amount removed from it are balanced. This condition is essential for stabilising global temperatures and mitigating the impacts of climate change. Here, we will go through what are the pathways and commitment to build a greener tomorrow by dealing with emissions: Pathway to Achieve Net Zero For the… Dekarbonisasi untuk Masa Depan Energi Bersih Urgensi untuk menciptakan transformasi menuju kondisi iklim yang lebih baik merupakan suatu fokus yang penting dan menjadi perhatian seluruh dunia. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan bumi dan seluruh makhluk yang hidup di dalamnya agar terhindar dari dampak buruk perubahan iklim. Aksi untuk menciptakan kondisi iklim yang lebih ramah lingkungan juga sejalan dengan Paris Agreement tahun 2015 yang sampai saat ini telah mendorong semangat untuk menciptakan masa depan energi bersih dengan mengurangi jejak karbon. Berkaitan dengan pengurangan jejak karbon, dikenal pula proses dekarbonisasi yang saat ini mulai bertahap diterapkan oleh berbagai negara-negara di dunia.  Apa itu Dekarbonisasi? Dekarbonisasi merupakan suatu… 5 Big Threats of Deforestation Forest covers nearly one-third of the land area on our planet and is home to the majority of terrestrial life. They are also essential to human health, purifying our water and air and serving as our first line of defence against new infectious diseases.  Forests also play a big role …

Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia

Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia

Kondisi lingkungan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dijaga oleh berbagai pihak. Upaya menjaga lingkungan dapat ditunjukkan pada berbagai sasaran, seperti contohnya yang menyasar pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam hal ini, salah satu pendekatan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan adalah dengan menerapkan perdagangan karbon. Berbagai negara-negara di dunia telah menerapkan konsep perdagangan karbon, termasuk Indonesia. Baca Juga: Sejarah Penerapan Pajak Karbon Perdagangan Karbon Perdagangan Karbon Perdagangan karbon atau yang juga disebut sebagai carbon trading adalah suatu sistem ketika izin untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca diperdagangkan di pasar terbuka. Salah satu mekanisme yang dikenal untuk perdagangan karbon adalah carbon offset. Skema dalam carbon offset memungkinkan individu dan perusahaan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek lingkungan yang berfokus untuk mengendalikan jumlah emisi karbon. Perusahaan yang berinvestasi dalam proyek lingkungan secara tidak langsung telah terlibat dalam aktivitas perdagangan karbon. Dalam perdagangan karbon, pemerintah  mengeluarkan izin emisi karbon kepada perusahaan maupun entitas. Izin yang dikeluarkan oleh pemerintah mewakili jumlah yang diatur dalam batasan tertentu. Untuk perusahaan maupun entitas yang berhasil mengurangi emisinya lebih dari yang diizinkan dapat menjual kelebihan izin mereka kepada perusahaan lain.  Mekanisme ini akan menciptakan insentif bagi perusahaan atau entitas yang berhasil mengurangi emisi tersebut. Melalui mekanisme ini pula secara gradual dapat mendorong inovasi teknologi yang lebih ramah lingkungan. Baca Juga: 5 Cara Mengurangi Jejak Karbon dari Aktivitas Kantor Implementasi Perdagangan Karbon di Indonesia Sebagai salah satu negara yang mengimplementasikan perdagangan karbon untuk mendukung pengurangan gas rumah kaca, Indonesia meregulasi perdagangan karbon melalui Permen LHK No. 7 Tahun 2023. Kemudian secara ekonomi, diregulasi oleh POJK Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon.  Implementasi dari carbon offset sebagai mekanisme perdagangan karbon di Indonesia adalah suatu potensi untuk menyokong masa depan lingkungan yang berwawasan ekonomi berkelanjutan. Merujuk pada Indonesian Carbon Trade Association (IDCTA), potensi ekonomi karbon di Indonesia dapat mencapai sekitar Rp 8.488 triliun sehingga perdagangan karbon perlu untuk terus ditingkatkan. Ketika perdagangan karbon diterapkan di Indonesia, ini akan mendorong semangat dari berbagai sektor untuk menjunjung prinsip-prinsip taksonomi hijau, terutama kepada lembaga keuangan, investor, dan pemilik proyek. Meskipun demikian, memang tidak dapat dipungkiri bahwa pasar karbon di Indonesia masih tergolong baru sehingga penyebaran informasi kepada khalayak masih menjadi tantangan yang nyata. Di samping itu, pemantauan dan evaluasi berkala akan sangat diperlukan untuk menjaga agar perdagangan karbon di Indonesia berada di jalur yang benar. Sehingga, secara tidak langsung Indonesia dapat berkontribusi untuk menciptakan kondisi bumi yang lebih ramah lingkungan sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Perusahaan maupun organisasi Anda juga dapat berupaya untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan lingkungan yang lebih baik. Upaya tersebut dapat dimulai dengan melakukan simulasi pengukuran emisi yang perusahaan Anda hasilkan dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform, dapatkan FREE DEMO di sini! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Perusahaan Di Dunia yang Berkomitmen Kurangi Emisi KarbonKurangi Emisi Karbon Banyak perusahaan saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari strategi berkelanjutan mereka.  Komitmen terhadap keberlanjutan ini menunjukkan kepedulian perusahaan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat, dan meningkatkan efisiensi operasional. Tidak hanya itu, dengan mengambil langkah-langkah ini dan terlibat secara aktif dalam pelestarian lingkungan, diharapkan dapat terbentuk citra yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dan mendorong upaya kolaboratif dari berbagai sektor untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan dunia yang berkomitmen mengurangi jejak emisi karbon dan menghadirkan solusi inovatif dalam… Perjalanan Panjang Fenomena Global Warming Global warming atau pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan. Pemanasan global telah berlangsung selama beberapa dekade terakhir dan terus meningkat secara bertahap. Belakangan ini, terpantau bahwa pemanasan global, untuk pertama kalinya dalam sejarah, menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius pada periode Februari 2023 hingga Januari 2024. Data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa menunjukkan bahwa suhu global terus meningkat sejak era pra-industri. Hal ini kian mengkhawatirkan. Sejarah Global Warming Istilah global warming pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Wallace Smith Broecker pada tahun 1975 dalam sebuah makalah ilmiah. Makalah tersebut berjudul “Climate Change: Are… Memahami Green Computing Green computing atau komputasi hijau memiliki peran yang penting dalam mewujudkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkelanjutan.  Meningkatnya tren “Go Green” di tengah masyarakat menjadikan green computing opsi terbaik dan efektif dalam memanfaatkan TIK. Sebab berdasarkan data dari IT Services Oxford University, TIK yang digunakan selama delapan jam dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) setara 70g CO2e yang timbul dari listrik yang dikonsumsi. Green computing pun dianggap menjadi langkah yang tepat unutk mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan TIK. Pengertian dan Tujuan Green Computing Green computing adalah praktik yang menerapkan taktik ramah lingkungan dalam penggunaan teknologi informasi dan… Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia Kondisi lingkungan merupakan tanggungjawab bersama yang harus dijaga oleh berbagai pihak. Upaya menjaga lingkungan dapat ditunjukkan pada berbagai sasaran, seperti contohnya yang menyasar pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Dalam hal ini, salah satu pendekatan untuk mengurangi emisi yang dihasilkan adalah dengan menerapkan perdagangan karbon. Berbagai negara-negara di dunia telah menerapkan konsep perdagangan karbon, termasuk Indonesia. Perdagangan Karbon Perdagangan karbon atau yang juga disebut sebagai carbon trading adalah suatu sistem ketika izin untuk menghasilkan emisi gas rumah kaca diperdagangkan di pasar terbuka. Salah satu mekanisme yang dikenal untuk perdagangan karbon adalah carbon offset. Skema dalam carbon offset memungkinan individu dan… Satuplatform Bersama DLH Jabar Gelar Webinar Perhitungan Emisi Karbon  Jakarta, 14 Maret 2024 – Untuk dukung Implementasi menuju Net Zero Emission 2060, Satuplatform gandeng DLH Jawa Barat untuk bersama tingkatkan kesadaran pentingnya menghitung besaran produksi emisi karbon dengan memanfaatkan peran teknologi dalam perhitungan dan pengelolaan emisi industri. Pelaksanaan webinar bertemakan “Perhitungan Emisi Karbon Industri & Peran Teknologi dalam Era Pengelolaan Karbon” ini turut dihadiri oleh berbagai perusahaan di Jawa Barat dan sekitarnya dengan total peserta sebanyak 1.009. Pemaparan materi disampaikan oleh Carbon Expert, Randy Ismail dan CEO Satuplatform, Bobby Simon.  Atas tujuan dukung implementasi Net Zero Emission 2060, webinar ini diharapkan mampu memberikan aksi nyata dari para pemegang keputusan… Carbon Capture and …

Downloader.la 65ccc6e1edd1b

Satuplatform Bersama DLH Jabar Gelar Webinar Perhitungan Emisi Karbon 

Jakarta, 14 Maret 2024 – Untuk dukung Implementasi menuju Net Zero Emission 2060, Satuplatform gandeng DLH Jawa Barat untuk bersama tingkatkan kesadaran pentingnya menghitung besaran produksi emisi karbon dengan memanfaatkan peran teknologi dalam perhitungan dan pengelolaan emisi industri. Pelaksanaan webinar bertemakan “Perhitungan Emisi Karbon Industri & Peran Teknologi dalam Era Pengelolaan Karbon” ini turut dihadiri oleh berbagai perusahaan di Jawa Barat dan sekitarnya dengan total peserta sebanyak 1.009. Pemaparan materi disampaikan oleh Carbon Expert, Randy Ismail dan CEO Satuplatform, Bobby Simon.  Atas tujuan dukung implementasi Net Zero Emission 2060, webinar ini diharapkan mampu memberikan aksi nyata dari para pemegang keputusan mulai dari perusahaan yang tersebar di Jawa Barat untuk mulai menghitung produksi emisi karbon dari semua hasil aktivitas industri. Selain itu, melalui kemudahan teknologi, perhitungan karbon dapat dengan mudah dikalkulasikan dan menghasilkan laporan berupa Sustainability Report dan Greenhouse Gas Report yang sesuai dengan standar Internasional. “Kita harus mengidentifikasi kira-kira kegiatan apa saja yang mengemisikan Gas Rumah Kaca. Kebanyakan perusahaan sudah familiar, bahwa kalau kita menggunakan bahan bakar fosil maka akan ada Gas Rumah Kaca,” ujar Carbon Expert, Randy Ismail dalam pemaparannya. Baca Juga: Upaya Uni Eropa Melawan Perubahan Iklim Selanjutnya, Randy memaparkan terkait Greenhouse Gas Inventory dilanjutkan dengan pemaparannya yang menekankan agar perusahaan dapat mengidentifikasi aktivitas mana saja yang menghasilkan emisi karbon. Selanjutnya, Randy memberikan penjelasan terkait  tata cara menghitung timbulan emisi karbon dengan mengkategorikan sesuai dengan concept of scope (scope 1, scope 2, dan scope 3).  “Sebetulnya kenapa perusahaan-perusahaan melakukan inventarisasi gas rumah kaca, ternyata kalau dilihat di sini ada banyak faktor. Terutama, untuk perusahaan-perusahaan yang masuk kategori terbuka, maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia meminta perusahaan2 terbuka itu untuk melaporkan laporan keberlanjutan, dan di dalamnya ada item terkait Gas Rumah Kaca,” lanjut Randy. Baca Juga:  Emisi Karbon dari Industri Fashion Peran Teknologi dalam Memudahkan Perhitungan Emisi Karbon Dalam pengelolaan dan perhitungan karbon, ada berbagai tantangan untuk dapat dikonversi menjadi Sustainability Report atau Greenhouse Gas Report, beberapa di antaranya: identifikasi sumber emisi, pengumpulan data, pengukuran & pemantauan, dan kekurangan SDM berpengalaman dalam pengelolaannya.  Untuk memberikan solusi yang tepat untuk berbagai tantangan tersebut, CEO Satuplatform, Bobby Simon menjelaskan adanya platform yang mampu membantu perusahaan menghitung besaran emisi karbon yang dihasilkan sekaligus memberikan pelaporan berupa Sustainability Report atau Greenhouse Gas Report yang berstandar ISO 14064. “Kalau laporan pemerintah kan kita harus submit inventory juga, kita masukin ke dalam sign smart atau inventory pemerintahan (KLHK) itu nanti bisa kami sediakan layanan, jadi begitu isi data di platform kami, nanti kami bisa bantu input kan di sign smart juga, untuk laporan di KLHK,” Jelas CEO Satuplatform, Bobby Simon terkait laporan yang dihasilkan Satuplatform untuk bisa sampai ke pemerintah. Tentang Satuplatform Satuplatform membantu bisnis mengelola jejak karbon mereka & mencapai tujuan ESG perusahaan.  Platform all-in-one untuk tujuan keberlanjutan perusahaan:  Similar Article CollaborAction Satuplatform dalam Langkah Membumi Festival Satuplatform, platform yang mendukung inisiatif keberlanjutan khususnya pada Carbon & ESG Management, dengan bangga mengumumkan keterlibatannya sebagai Ecopreneur Partner dalam acara Langkah Membumi Festival, yang diselenggarakan oleh Ecoxyztem dan Blibli Tiket Action pada 2-3 November 2024 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan menginspirasi tindakan positif untuk bumi melalui berbagai kegiatan, diskusi, dan aksi nyata. Dalam festival yang penuh semangat ini, untuk itu Satuplatform berkomitmen dalam memperkenalkan dan mendukung berbagai produk serta inisiatif ramah lingkungan yang berfokus pada perhitungan reduksi emisi karbon dan arah keberlanjutan. Tak hanya itu, Satuplatform juga mengkampanyekan aksi… 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… …

Mengenal Good Corporate Governance

Mengenal Good Corporate Governance

Apa itu Good Corporate Governance? Tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG) merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan secara profesional yang berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabillitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraan. GCG juga menjadi fondasi strategis bagi pencapaian keunggulan daya saing berkelanjutan. Baca Juga : Mencegah Konflik Kepentingan dalam Bisnis Pilar Utama Good Corporate Governance Pemerintah Pemerintah yang berperan dalam mengarahkan, memfasilitasi kegiatan, dan juga memberikan peluang lebih banyak kepada masyarakat dan swasta dalam dalam pelaksanaan pembangunan. Swasta Berperan sebagai pelaku utama dalam pembangunan, penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah, menciptakan lapangan kerja, dan kontributor utama penerimaan pemerintah dan daerah. Masyarakat Berperan sebagai pemeran utama dalam proses pembangunan, pengembangan dan penguatan kelembagaan agar mampu mandiri dan membangun jaringan dengan berbagai pihak. Landasan Hukum Good Corporate Governance Prinsip Good Corporate Governance Code of Conduct (CoC) Code of conduct merupakan sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika bisnis perusahaan dan etika kerja perusahaan. CoC disusun untuk mempengaruhi, membentuk, mengatur, dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai output yang konsisten dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Baca Juga : Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Perusahaan harus konsisten mendorong kepatuhan terhadap standar etika dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya. Juga serta mewajibkan seluruh pimpinan dari setiap tingkatan perusahaan bertanggung jawab memastikan pedoman etika bisnis dan etika kerja dipatuhi dan dijalankan dengan baik pada jajaran masing-masing. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Perusahaan Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012, K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sedangkan berdasarkan OHSAS 18001:2007, K3 didefinisikan sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja, tamu atau orang lain di tempat kerja. Baca Juga: Dampak Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Peraturan yang mengatur terkait pelaksanaan K3 antara lain: Undang-Undang Nomor… Company Culture Suatu Perusahaan Company Culture  Company culture adalah nilai, tujuan, sikap, dan praktik bersama yang menjadi nilai dan ciri perusahaan atau organisasi. Aspek-aspek yang dapat dilihat seperti lingkungan kerja, kebijakan perusahaan, dan perilaku karyawan. Budaya perusahaan seringkali hanya tersirat, tidak difefinisikan secara tertulis dan tegas, mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu. Baca Juga: Green Supply Chain Dalam Perusahaan Company Culture Faktor yang Mempengaruhi  Company culture tidak terlepas dari beberapa faktor berikut:  Nilai perusahaan Sejarah perusahaan Visi dan misi perusahaan Praktik nilai-nilai perusahaan Sumber daya manusia  Tempat kerja  Jenis Budaya Perusahaan Kebudayaan Klan (Clan Culture) Budaya perusahaan klan biasanya terjadi di perusahaan dimana anggota staf… Hak Asasi Manusia Bagi Setiap Individu Pengertian Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia (HAM) atau human rights merupakan seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Setiap orang wajib untuk menghormati, menjunjung tinggi dan melindungi haknya setiap individu manusia serta tidak dapat dirampas oleh siapapun karena dilindungi secara nasional (Undang-Undang) maupun internasional (PBB). Baca Juga: Hak Pekerja yang Dilindungi UU Ketenagakerjaan Hak Asasi Manusia Hal yang perlu diperhatikan terkait HAM antara lain: Tidak dapat dicabut Tidak dapat dipisahkan Semua hak saling bergantung Cerminan dari kebutuhan hidup Selain hak, setiap orang juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati… Supply Chain Management Apa Itu Supply Chain Management? Supply chain management adalah proses mengelola flow barang dan jasa suatu bisnis, termasuk setiap langkah yang terlibat dalam mengubah bahan baku dan komponen menjadi produk akhir serta mengirimkannya kepada pelanggan utama. Supply chain management dikatakan efektif apabila dapat membantu menyederhanakan aktivitas perusahaan agar dapat menghilangkan pemborosan, memaksimalkan nilai pelanggan, dan memperoleh keunggulan kompetitif di market. Baca Juga: Green Supply Chain Dalam Perusahaan supply chain management Bagaimana Fase Supply Chain Management?  Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, meliputi proses menyusun perencanaan agar dapat membantu flow Supply Chain agar lebih efisien. Proses ini umumnya berkaitan dengan pengumpulan data dan… Sustainability Report dan Fungsinya Apa Itu Sustainability Report?  Sustainability report atau laporan keberlanjutan merupakan sebuah praktik terkait pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas kinerja perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang ditujukan kepada pemangku kepentingan secara internal maupun eksternal. Singkatnya, sustainability report merupakan laporan yang didasarkan pada konsep sustainability development. Baca Juga: Sustainability dan Sustainable Business Sustainability Report Untuk implementasinya, laporan ini didukung oleh UU Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Secara global mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI), sementara di Indonesia mengacu pada National Center for Corporate Reporting (NCSR) yang merupakan organisasi pertama yang mengembangkan sustainability report di Indonesia. Baca Juga:… Jejak Karbon : Cara Perhitungan dalam Perusahaan Pengertian Jejak karbon adalah ukuran total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh suatu aktivitas, baik individu maupun organisasi. Emisi gas rumah kaca ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti konsumsi energi, transportasi, produksi makanan, dan pengelolaan limbah. Baca Juga: Dampak Peningkatan Gas Rumah Kaca Terhadap Dunia Jejak karbon Cara Menghitung Jejak Karbon dalam Sebuah Perusahaan Ada beberapa cara untuk menghitung jejak karbon dalam sebuah perusahaan. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah metode yang digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu produk atau aktivitas sepanjang siklus hidupnya, mulai dari bahan…

Training Need Analysis Untuk Perusahaan

Training Need Analysis Untuk Perusahaan

Apa itu Training Need Analysis (TNA)? Training Need Analysis (TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu langkah yang dilakukan sebelum melakukan pelatihan. Merupakan bagian terpadu dalam merancang pelatihan untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang materi, alokasi waktu tiap materi, dan strategi pembelajaran. Baca Juga : Mengenal Manajemen Sumber Daya Manusia Kapan diperlukan Training Need Analysis? Proses Training Need Analysis dilakukan ketika perusahaan berencana untuk mengadakan sebuah program training. Biasanya ada beberapa hal yang memicu diadakannya analisis kebutuhan pelatihan ini sebagai berikut: Fungsi Dari Training Need Analysis Jenis Training Need Analysis Individual Analysis (Analisis Individu) Analisis individu menitikberatkan pada orang-orang dalam perusahaan yang membutuhkan pengembangan. Data diambil dari kesenjangan antara kompetensi karyawan dengan standar kinerja perusahaan atau penurunan produktivitas. Materi pelatihan dapat berisikan informasi baru yang berkaitan dengan bidang individu atau motivasi. Sehingga diharapkan karyawan dapat bekerja dengan lebih baik. Baca Juga : Indikator Kondisi Kerja Karyawan Task Analysis (Analisis Tugas) Task analysis atau job analysis melihat pada persyaratan sebuah tugas dapat dilakukan. Analisis tugas dilakukan untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan atau skill apa yang dibutuhkan dalam melakukan tugas-tugas tertentu. Dengan dilakukan analisis ini pihak manajemen dapat menyesuaikan pelatihan atau pengembangan yang cocok. Organizational Analysis (Analisis Organisasi) Analisis organisasi yaitu menentukan proses pelatihan yang menyeluruh seperti sasaran, rencana, tujuan, serta visi dan misi organisasi. dengan dilakukan analisis ini strategi bisnis perusahaan dapat lebih mudah untuk ditentukan. Langkah dalam Melakukan Training Need Analysis Goal Analysis Dalam membuat program ini hal pertama yang harus ditentukan adalah tujuannya. Tujuan harus menekankan pada target perusahaan serta mempertimbangkan permasalahan apa yang sedang terjadi sehingga ingin diperbaiki. Sehingga semakin jelas apa yang diharapkan dari sebuah program pelatihan atau pengembangan. Tahap pertama ini berkaitan dengan analisis organisasi untuk melihat dinamika bisnis. Sebisa mungkin, buat tujuan secara kuantitatif. Misalnya yaitu menurunkan tingkat turnover karyawan hingga 15% atau semacamnya. Problem Analysis Menemukan masalah yang mungkin saja bukan dari sumber daya manusianya melainkan dari kualitas produk atau kurangnya peralatan yang memadai. Tugas Training Need Analysis adalah membuat laporan yang sesuai dengan keadaan beserta rekomendasi solusi. Job Role Analysis Tahap ketiga dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data mengenai KSA (knowledge, skill, dan attitude) calon peserta pelatihan atau divisinya. Sebagai contoh, tim media memiliki kemampuan digital competencies dan tim sales memiliki kemampuan persuasive communication. Learner Analysis Di tahap keempat ini mengumpulkan data dan karakter peserta lalu menganalisisnya. Data tersebut meliputi data diri, pendidikan, latar belakang, pelatihan yang pernah diikuti, posisi kerja, dan lain-lain. Semua ini dibutuhkan untuk menentukan metode, proses, engagement, gaya bahasa, dan trainer saat training. Pastikan juga karyawan mengetahui mengenai tujuan diadakannya pelatihan agar karyawan mengerti proses pelatihan dan benefit yang akan diterima. Keterlibatan karyawan membuatnya menghargai pelatihan yang diselenggarakan dan juga akan tepat sasaran. Implementation Analysis Jika keempat analisis diatas sudah dilakukan, perusahaan semakin mengerti wawasan baru apa yang dibutuhkan karyawan. Dengan begitu, metode terbaik pada proses implementasi pun bisa dilakukan lebih mudah. Analisis implementasi atau pelaksanaan program terdiri dari penentuan lokasi, materi, dan trainer. Estimasi ROI atau biaya juga bisa dimasukkan di tahap ini. Nantinya, estimasi tersebut bisa disertakan dalam laporan. Metode dalam Melakukan Training Need Analysis Observasi Langsung Dengan observasi langsung, perusahaan dapat menemukan informasi mengenai gap antara skill ataupun performa yang ada. Metode ini meliputi observasi pada metodologi kerja secara teknis, aspek fungsional dari sebuah posisi, hingga tingkah laku karyawan. Hasil dari observasi ini bisa disajikan dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Wawancara Tidak dapat dipungkiri bahwa wawancara masih menjadi metode yang paling efektif dalam menyusun Training Needs Analysis. Metode ini mengutamakan komunikasi secara langsung dalam menggali informasi terkait gap antara skill dan performa yang relevan, baik itu secara face-to-face maupun virtual. Focus Group Membuat focus group akan mempermudah perusahaan dalam brainstorming terkait kesenjangan antara skill dan performa kepada karyawan. Dalam proses brainstorming, diharapkan anggota focus group dapat berdiskusi secara langsung satu sama lain guna menyampaikan masalah yang mereka miliki serta pelatihan apa yang sekiranya mereka butuhkan. Asesmen/Survei Asesmen atau survei dapat menjadi metode yang tepat dalam mengidentifikasi penurunan performa dalam sebuah departemen. Survei bisa disebarkan oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk questionnaire, yang telah dirancang secara khusus dengan kombinasi pertanyaan pilihan ganda dan pertanyaan terbuka. Feedback Pelanggan Khusus untuk perusahaan yang bergerak dibidang layanan atau jasa, feedback dari pelanggan bisa dijadikan indikator penting bagi perusahaan untuk menilai performa perusahaan saat ini. Dari feedback pelanggan, perusahaan dapat mengidentifikasi area mana saja yang masih butuh perbaikan ke depannya. Hasil dari Training Need Analysis Mengetahui Informasi Karyawan Melalui Training Need Analysis, perusahaan bisa mendapatkan informasi pengetahuan karyawan mengenai perusahaan, produk, maupun konsumen. Selain itu perusahaan juga akan mengetahui kompetensi karyawan lebih jauh. Sehingga perusahaan menjadi lebih paham akan karyawannya. Mengetahui Informasi Pekerjaan Setiap pekerjaan pasti memiliki job description yang berbeda yang harus dipahami oleh pimpinan di setiap tim. Dengan adanya Training Need Analysis, maka informasi pekerjaan dari yang dasar hingga terbaru akan lebih mudah untuk diketahui. Memudahkan untuk Melibatkan Stakeholders Analisis untuk program pelatihan yang dibutuhkan akan mendorong perusahaan mencari dukungan. Dukungan tersebut bisa berupa stakeholder internal maupun eksternal. Melakukan Perencanaan dengan Mudah Setiap perusahaan memerlukan perencanaan yang matang. Untuk membuat rencana yang sesuai keadaan, diperlukan data yang valid mengenai karyawan, produksi, atau perusahaan. Analisis ini membantu perusahaan menentukan perencanaan yang tepat dan berkesinambungan dengan hasil program pelatihan. Tanpa training need analysis, sebuah perusahaan hanya akan menebak-nebak atau bahkan berjalan tanpa pegangan. Sebab, tidak ada data valid yang mendasari kegiatan pengembangannya. jika sudah begitu, perusahaan pun tidak berumur panjang. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article …

Mencegah Konflik Kepentingan dalam Bisnis

Mencegah Konflik Kepentingan dalam Bisnis

Pengertian Konflik kepentingan dalam bisnis (conflict of interest) adalah situasi di mana kepentingan pribadi atau kelompok individu dalam suatu perusahaan bertentangan dengan kepentingan bisnis secara keseluruhan atau dengan kepentingan pelanggan, investor, atau masyarakat umum. Dalam bisnis ketika seseorang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda atau bertentangan dengan kepentingan perusahaan atau organisasi tempat mereka bekerja. Artinya, mereka memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan mereka demi kepentingan pribadi atau kelompoknya, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kepentingan perusahaan. Baca Juga : Mengenal Sistem Manajemen Anti Penyuapan Dampak Konflik Kepentingan dalam Bisnis Konflik kepentingan dalam bisnis bisa berdampak buruk pada perusahaan dan karyawan. Karyawan yang terlibat tidak dapat menempatkan kepentingan pribadi atau kelompoknya diatas kepentingan perusahaan, sehingga bisa merugikan perusahaan dan pelanggan. Dampak lainnya penurunan kepercayaan dan reputasi perusahaan, hilangnya kepercayaan dari investor dan pemegang saham, dan bahkan risiko pelanggaran hukum. Selain itu dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan serta berpotensi merusak hubungan kerja antar karyawan dan departemen. Baca Juga : Mengenal Praktek Anti Persaingan Kebijakan Dalam Perusahaan Pelanggaran akibat konflik kepentingan yang diatur dalam UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan dapat dijatuhi sanksi administratif. Pengendalian Konflik Kepentingan Dalam Bisnis Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Perusahaan Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012, K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sedangkan berdasarkan OHSAS 18001:2007, K3 didefinisikan sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja, tamu atau orang lain di tempat kerja. Baca Juga: Dampak Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Peraturan yang mengatur terkait pelaksanaan K3 antara lain: Undang-Undang Nomor… Company Culture Suatu Perusahaan Company Culture  Company culture adalah nilai, tujuan, sikap, dan praktik bersama yang menjadi nilai dan ciri perusahaan atau organisasi. Aspek-aspek yang dapat dilihat seperti lingkungan kerja, kebijakan perusahaan, dan perilaku karyawan. Budaya perusahaan seringkali hanya tersirat, tidak difefinisikan secara tertulis dan tegas, mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu. Baca Juga: Green Supply Chain Dalam Perusahaan Company Culture Faktor yang Mempengaruhi  Company culture tidak terlepas dari beberapa faktor berikut:  Nilai perusahaan Sejarah perusahaan Visi dan misi perusahaan Praktik nilai-nilai perusahaan Sumber daya manusia  Tempat kerja  Jenis Budaya Perusahaan Kebudayaan Klan (Clan Culture) Budaya perusahaan klan biasanya terjadi di perusahaan dimana anggota staf… Hak Asasi Manusia Bagi Setiap Individu Pengertian Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia (HAM) atau human rights merupakan seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Setiap orang wajib untuk menghormati, menjunjung tinggi dan melindungi haknya setiap individu manusia serta tidak dapat dirampas oleh siapapun karena dilindungi secara nasional (Undang-Undang) maupun internasional (PBB). Baca Juga: Hak Pekerja yang Dilindungi UU Ketenagakerjaan Hak Asasi Manusia Hal yang perlu diperhatikan terkait HAM antara lain: Tidak dapat dicabut Tidak dapat dipisahkan Semua hak saling bergantung Cerminan dari kebutuhan hidup Selain hak, setiap orang juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati… Supply Chain Management Apa Itu Supply Chain Management? Supply chain management adalah proses mengelola flow barang dan jasa suatu bisnis, termasuk setiap langkah yang terlibat dalam mengubah bahan baku dan komponen menjadi produk akhir serta mengirimkannya kepada pelanggan utama. Supply chain management dikatakan efektif apabila dapat membantu menyederhanakan aktivitas perusahaan agar dapat menghilangkan pemborosan, memaksimalkan nilai pelanggan, dan memperoleh keunggulan kompetitif di market. Baca Juga: Green Supply Chain Dalam Perusahaan supply chain management Bagaimana Fase Supply Chain Management?  Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, meliputi proses menyusun perencanaan agar dapat membantu flow Supply Chain agar lebih efisien. Proses ini umumnya berkaitan dengan pengumpulan data dan… Sustainability Report dan Fungsinya Apa Itu Sustainability Report?  Sustainability report atau laporan keberlanjutan merupakan sebuah praktik terkait pengukuran, pengungkapan, dan upaya akuntabilitas kinerja perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang ditujukan kepada pemangku kepentingan secara internal maupun eksternal. Singkatnya, sustainability report merupakan laporan yang didasarkan pada konsep sustainability development. Baca Juga: Sustainability dan Sustainable Business Sustainability Report Untuk implementasinya, laporan ini didukung oleh UU Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Secara global mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI), sementara di Indonesia mengacu pada National Center for Corporate Reporting (NCSR) yang merupakan organisasi pertama yang mengembangkan sustainability report di Indonesia. Baca Juga:… Jejak Karbon : Cara Perhitungan dalam Perusahaan Pengertian Jejak karbon adalah ukuran total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh suatu aktivitas, baik individu maupun organisasi. Emisi gas rumah kaca ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti konsumsi energi, transportasi, produksi makanan, dan pengelolaan limbah. Baca Juga: Dampak Peningkatan Gas Rumah Kaca Terhadap Dunia Jejak karbon Cara Menghitung Jejak Karbon dalam Sebuah Perusahaan Ada beberapa cara untuk menghitung jejak karbon dalam sebuah perusahaan. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA adalah metode yang digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu produk atau aktivitas sepanjang siklus hidupnya, mulai dari bahan…