Table of Contents
TogglePengertian Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca adalah gas alami yang terdapat di atmosfer bumi dan memiliki kemampuan menyerap radiasi inframerah dari matahari dan bumi. Gas rumah kaca menyebabkan efek rumah kaca, yaitu kemampuan untuk mempertahankan sebagian panas yang terpancar dari bumi. Hal ini membuat suhu di permukaan bumi menjadi hangat dan menjadi layak dihuni.
Gas rumah kaca umumnya terdiri dari:
- Uap Air (H2O)
- Karbon dioksida (CO2)
- Metana (CH4)
- Nitrogen oksida (NOx)
- Dinitrogen monoksida (N2O)
- Hidrofluorokarbon (HFC)
- Klorofluorokarbon (CFC)
- Hidroklorofluorokarbon (HCFC)
- Perfluorocarbon (PFC)
- Sulfur heksafluorida (SF6)
- Ozon (O3)

Penyebab Peningkatan Gas Rumah Kaca
Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan gas rumah kaca adalah sebagai berikut:
- Penggunakan bahan bakar fosil
- Pengelolaan limbah yang tidak tepat
- Kegiatan pertanian dan/atau peternakan
- Aktivitas vulkanik
- Dekomposisi organik
- Dan lain sebagainya
Dampak Negatif Gas Rumah Kaca Terhadap Bumi
Tanpa disadari, peningkatan gas rumah kaca yang tidak tekontrol dapat meningkatkan efek rumah kaca dan memberikan dampak negatif terhadap bumi, diantaranya:
Gas Rumah Kaca dan Kenaikan Suhu Global
Kenaikan suhu global atau dikenal sebagai pemanasan global (global warming) merupakan fenomena peningkatan suhu global yang terjadi di atmosfer dan permukaan bumi. Jika lingkungan mengalami perubahan suhu akan mengubah bentuk tatanan ekosistem, diantaranya:
- Tingkat penguapan air
- Tingkat kelembapan udara
- Menghambat perkembangbiakan tumbuhan
- Migrasi hewan karena perubahan kondisi tempat hidupnya
Menurut BBC News Indonesia, Ilmuwan telah memprediksi bahwa suhu di bumi akan melewati ambang batas yang telah ditetapkan yaitu 1,5 derajat Celcius antara saat ini sampai dengan tahun 2027. Tetapi para ilmuwan menekankan bahwa kemungkinan hanya terjadi sementara, walaupun situasi tersebut tetap mengkhawatirkan.
Maksud dari prediksi di atas adalah bahwa bumi akan menjadi 1,5 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan dengan paruh kedua abad ke-19. Jika hal ini terjadi, maka akan memberikan dampak seperti gelombang panas yang akan terjadi lebih lama, fenomena badai yang lebih intens sampai dengan kebakaran hutan. Fenomena ini disebabkan oleh peningkatan efek rumah kaca. Baca Juga : Upaya Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim Global
Perubahan iklim yang signifikan seperti suhu udara dan curah hujan. Dampak dari fenomena pemanasan global yang disebabkan oleh efek rumah kaca. Iklim berubah karena beberapa faktor yang disebabkan oleh alam dan aktivitas manusia, diantaranya:
- Faktor alam: Erupsi vulkanik dan variasi sinar matahari
- Faktor aktivitas manusia: Penggunaan bahan bakar fosil dan deforestasi
Jika iklim mengalami perubahan secara terus menerus akan memberikan dampak sebagai berikut:
- Curah hujan yang tinggi
- Musim kemarau yang berkepanjangan
- Peningkatan volume air akibat es di daerah kutub yang mencair
- Pengurangan sumber air
- Bencana alam seperti angin puting beliung dan lain sebagainya
Peningkatan Intensitas Cuaca Ekstrem
Perubahan iklim berdampak pada cuaca ekstrem seperti curah hujan yang tinggi dan musim kemarau yang berkepanjangan. Cuaca ekstrem sendiri diartikan sebagai keadaan iklim yang berubah cepat dan menimbulkan bencana alam di mana penyebab utamanya adalah efek rumah kaca. Baca Juga : Memahami Jejak Karbon
Indonesia menjadi salah satu negara yang merasakan hal ini seperti:
- Peningkatan frekuensi banjir
- Peningkatan bencana alam kekeringan
- Musim kemarau yang terjadi pada “masa” yang seharusnya menjadi musim hujan
Dampak dari fenomena cuaca ekstrem ini diantaranya:
- Peningkatan suhu yang mengakibatkan kebakaran hutan
- Bencana alam seperti tanah longsor, kekeringan dan banjir
- Penyakit seperti demam, malaria dan tifus
- Pengurangan ketersediaan air bersih
- Mempengaruhi kehidupan keanekaragaman hayati
- Kenaikan permukaan air laut
Gas Rumah Kaca dan Kenaikan Permukaan Air Laut
Kenaikan permukaan air laut adalah fenomena naiknya kenaikan air laut di mana penyebab utamanya adalah efek rumah kaca. Fenomena ini terjadi karena dua hal, yaitu:
- Ekspansi termal atau air laut yang menghangat atau mengembang
- Kontribusi lapisan es karena meningkatnya pencairan
Menurut Kompas, sekitar 900 juta orang yang tinggal di pesisir di seluruh dunia akan menjadi korban dari kenaikan permukaan air laut ini yang berjalan lebih cepat sejak tahun 1900.
Dampak dari kenaikan permukaan air laut adalah sebagai berikut:
- Peningkatan frekuensi dan intensitas banjir
- Perubahan arus laut
- Kerusakan mangrove yang meluas
- Ancaman terhadap sosial-ekonomi masyarakat pesisir
Your All-in-One Sustainability Platform
Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan
Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan…
YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025
Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan…
Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin…
Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah
Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin…
Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan?
Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas…
Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment
As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward…