Deforestasi: Apa itu, Penyebab, Dampak, dan Pencegahan

Deforestasi - Satuplatfrom

 

Deforestasi – Satuplatform

Pengertian Deforestasi

Menurut lindungihutan.com, Deforestasi adalah peristiwa hilangnya tutupan hutan yang berubah menjadi tutupan lain. Atau dapat diartikan secara kuantitatif yaitu pengurangan tutupan tajuk pohon menjadi kurang dari ambang minimum sebesar 10% untuk jangka panjang dengan tinggi pohon minimum 5 m pada areal seluas minimum 0,5 ha. Bagi khalayak masyarakat, deforestasi dikenal sebagai aktivitas penebangan atau penggundulan hutan oleh manusia.

Para pemimpin dunia pada KTT iklim di Glasgow (COP26) menyatakan tekad untuk mengakhiri dan mengatasi dampak Deforestasi pada tahun 2030. PBB mengatakan 420 juta hektare hutan telah musnah sejak tahun 1990.

Indonesia adalah salah satu dari lima negara teratas dunia yang kehilangan banyak area hutan selama dua dekade terakhir. Menurut data dari Global Forest Watch, Indonesia kehilangan 9,75 juta hektar hutan primer antara tahun 2002 dan 2020.

Penyebab Deforestasi

Dikutip dari buku Pemberdayaan Masyarakat (2019) karangan Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan, penyebab deforestasi, yaitu:

  1. Kebutuhan manusia akan pangan, pertambangan, dan energi. Tingginya permintaan akan sandang, pangan, energi, dan pertambangan menjadi faktor utama penebangan hutan. Banyaknya kebutuhan manusia akan hasil tambang dan mineral membuat dua sektor ini tumbuh dengan pesat.
  2. Kebakaran hutan. Bencana kebakaran hutan yang kerap terjadi di berbagai belahan duniamenyebabkan hilangnya luasan hutan dalam jumlah yang signifikan. Kebakaran hutan juga berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat sekitar, khususnya dalam hal pernapasan.
  3. Pertumbuhan penduduk. Tingginya pertumbuhan penduduk juga menjadi salah satu penyebab deforestasi. Kepadatan penduduk yang tersebar secara tidak merata mengakibatkan pemanfaatan lingkungan secara berlebihan, salah satunya dengan membuka hutan dan menjadikannya sebagai lahan tempat tinggal dan infrastruktur.
  4. Lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan lapangan pekerjaan menyebabkan terjadinya deforestasi. Hutan ditebang untuk dialih fungsikan menjadi perkebunan, pertanian, peternakan, sarana perdagangan, dan akses jalan. 
  5. Perubahan pola konsumsi. Perubahan pola konsumsi masyarakan turut mendorong terjadinya deforestasi dengan membuka hutan, seperti perdagangan kayu dan penyediaan lahan untuk perumahan atau industri.

Dampak Deforestasi

Hilangnya lahan hutan dalam jumlah besar akibat aktivitas penebangan berdampak negatif tidak hanya bagi manusia, namun bagi flora dan fauna sekitar.

  1. Tanah longsor dan banjir. Terbukanya lahan hutan menyebabkan air hujan tidak dapat terserap oleh pohon. Air hujan yang turun akan mengerosi tanah dan langsung menuju sungai yang berpotensi terjadinya luapan.
  2. Kepunahan Flora dan Fauna. Penebangan hutan berdampak pada kelestarian flora dan fauna yang berhabitat di kawasan tersebut. Penggundulan hutan menyebabkan berkurangnya keanekaragaman flora. Hal ini berdampak negatif pada keberlangsungan rantai makanan yang sudah terbentuk di kawasan tersebut. Fauna yang tidak dapat bertahan karena berkurangnya sumber makanan akibat penggundulan hutan akan bermigrasi dan/atau punah.
  3. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Hutan adalah paru-paru dunia. Hutan berperan untuk menyerap gas rumah kaca sebagai energi. Hilangnya hutan menyebabkan meningkatnya rasio konsentrasi gas rumah kaca pada. atmosfer. Hal ini menyebabkan meningkatnya suhu udara di dunia.
  4. Kekeringan. Masih berhubungan dengan dampak yang pertama, hutan yang gundul menyebabkan air hujan tidak mampu tertampung terserap oleh pahan. Efek dari hal tersebut adalah berkurangnya jumlah air yang tertampung di dalam tanah. Kekeringan dapat menyababkan kerusakan tanah, kematian ternak, dan mengeringnya irigasi untuk pertanian.

Pencegahan Deforestasi

Dampak Deforestasi atau penebangan hutan dalam jangka waktu panjang sangat merugikan baik bagi manusia dan juga flora / fauna. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya deforestasi adalah sebagai berikut:

1. Penebangan dengan Sistem Tebang

Pilih Tebang pilih merupakan salah satu sistem silvikultur yang dilakukan pada hutan hutan alam tak seumur sebagai salah satu sub sistem dari sistem pengelolaan hutan.

Sistem ini menjadi salah satu sarana utama dalam mewujudkan hutan dengan struktur yang sesuai dengan lingkungan dan terwujudnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Diharapkan mampu menjaga dalam keberlangsungan ekosistem hutan dan berfungsi dalam penyangga kehidupan.

2. Reboisasi dan Penghijauan

Upaya reboisasi dan penghijauan yaitu melakukan penanaman kembali pada kawasan hutan, sedangkan melakukan penghijauan pada kawasan non hutan, karena hutan yang mengalami gundul tak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

Strategi ini tertuang di dalam (RPJMN) 2020-2024 dalam upaya mengurangi kehilangan hutan yaitu mengurangi tingkat deforestasi menjadi 310 hektar/per tahun. Langkah yang dicanangkan dengan melakukan penanaman kembali dan pengkayaan di hutan-hutan produksi dengan 1,97 juta hektar

3. Pembentukan REDD+

Merupakan Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation adalah sebuah pendekatan kepada konservasi lahan hutan. Metode yang diambil menggunakan skema keuangan dalam melakukan konservasi hutan menjadi usaha yang dapat memberikan keuntungan atau penghasilan dibandingkan melakukan penebangan hutan melalui pembayaran.

Tujuan dari REDD+ adalah dilakukannya penghitungan terhadap nilai karbon yang tersimpan di hutan. Upaya yang dilakukan berupa penawaran kepada negara berkembang dalam upaya mengurangi emisi dalam rangka investasi di jalur rendah karbon.

4. Pengawasan Hutan

Dilakukan untuk pengamanan aset hutan dalam mencegah serta mengendalikan terjadinya gangguan, kejahatan, maupun ancaman. Pengawasan dapat dilakukan secara langsung dengan aparat yang berwenang ataupun dengan monitoring perkembangan menggunakan teknologi terbaru dan turut dalam mengawasi hutan melalui teknologi satelit.

Your All-in-One Sustainability Platform

Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting.

Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
  2. Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
  3. Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional

Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…