Scope emissions merupakan istilah yang digunakan oleh Greenhouse Gas Protocol dalam membagi jenis-jenis emisi gas rumah kaca (GRK) ke dalam beberapa sumber atau asal-usul. Mereka membagi scope emissions ke dalam tiga cakupan utama yaitu scope 1, 2 dan 3:
- Scope 1 (Emisi langsung)
- Scope 2 (Emisi tidak langsung terkait energi)
- Scope 3 (Emisi tidak langsung terkait nilai rantai pasokan)
Sumber: US EPA
Greenhouse Gas Protocol (GHG Protocol) sendiri merupakan suatu kerangka kerja global yang dirancang untuk dapat digunakan sebagai panduan dalam hal mengukur, mengelola, dan melaporkan emisi GRK. Dibentuk secara bersama-sama oleh banyak pihak.
Dengan mengelompokkan emisi ke dalam scopes, hal ini dapat membantu organisasi memahami dan mengukur dampak penuh dari kegiatan mereka terhadap perubahan iklim. Di artikel lainnya, telah dijelaskan mengenai Scope 1 emissions dan Scope 2 emissions.
Mari memahami pembagian emisi berdasarkan sumbernya secara mendetail dalam penjelasan di bawah ini!
Table of Contents
ToggleScope 3 Emission atau Emisi Scope 3 (Emisi Tidak Langsung terkait Nilai Rantai Pasokan)
Emisi scope 3 mencakup emisi tidak langsung yang ditimbulkan dari seluruh kegiatan rantai nilai organisasi di luar batas operasionalnya, tetapi masih terkait dengan aktivitas organisasi tersebut.
Dalam hal ini, cakupan emisinya bisa berasal dari rantai pasokan, penggunaan produk atau layanan, transportasi yang dilakukan oleh pihak ketiga, dan aktivitas lain yang terkait dengan organisasi, tetapi tidak sepenuhnya terkendali oleh organisasi.
GHG Protocol mendefinisikan 15 kategori dalam emisi cakupan 3, mulai dari aktivitas organisasi di hulu hingga ke hilir.
- Pembelian Barang dan Jasa
Terkait dengan produksi, transportasi, dan pengelolaan bahan baku, produk, atau layanan yang dibeli suatu organisasi. Termasuk juga emisi yang dihasilkan pemasok atau produsen barang dan jasa tersebut.
- Transportasi dan Distribusi Produk
Timbul selama transportasi dan distribusi (kegiatan pengiriman) produk dari pemasok ke organisasi yang membelinya.
- Penggunaan dan Pemrosesan Produk
Terkait dengan penggunaan dan pemrosesan produk atau layanan yang dibeli organisasi.
- Pengelolaan Akhir Hidup Produk
Proses pembuangan, daur ulang, dan segala pemrosesan akhir produk.
- Pendistribusian dan Penggunaan Bahan Bakar Fosil oleh Pemasok
Produksi dan distribusi bahan bakar fosil oleh pemasok atau mitra bisnis organisasi.
- Perjalanan Bisnis
Timbul dari kegiatan perjalanan bisnis yang dilakukan karyawan suatu organisasi, baik itu transportasi udara, darat, dan laut.
- Transportasi Karyawan
Transportasi harian karyawan menuju dan dari tempat kerja.
- Penggunaan Akhir Produk
Dihasilkan selama penggunaan produk akhir oleh konsumen, setelah produk tersebut dijual oleh organisasi.
- Lingkup Finansial
Kegiatan keuangan, seperti investasi dan pembiayaan proyek atau perusahaan tertentu.
- Produksi dan Distribusi Listrik yang Dibeli
Timbul dari produksi dan distribusi listrik yang dibeli oleh organisasi, jika sumber energi tersebut tidak sepenuhnya terbarukan.
- Aktivitas yang Terkait dengan Biaya Pembelian Produk atau Jasa
Aktivitas organisasi yang terkait dengan biaya pembelian produk atau jasa.
- Pengembangan Produk
Dihasilkan sebagai akibat dari adanya upaya pengembangan produk baru atau perbaikan produk yang ada.
- Operasi Pemasok dan Siklus Hidup Produk
Operasi pemasok dan silkus hidup produk di luar kendali langsung organisasi.
- Manajemen Rantai Pasokan
Manajemen rantai pasokan organisasi, termasuk keputusan pengadaan dan distribusi.
- Penggunaan dan Perawatan Kapital
Penggunaan dan perawatan aset kapital, seperti gedung dan fasilitas.
Setiap organisasi tentu memiliki perbedaan dalam menghasilkan emisi cakupan 3, tergantung pada jenis industri, model bisnis, dan karakteristik rantai pasokannya masing-masing.
Mengukur Scope 3 Emission atau Emisi Scope 3
Dikutip dari Persefoni, emisi cakupan 3 memiliki tingkat pengukuran yang rumit disebabkan oleh kontribusinya yang kebanyakan berasal dari luar kendali organisasi. Diperlukan pengumpulan data yang komprehensif untuk mendapatkan informasi yang akurat.
Pengelolaan Scope 3 emissions melibatkan kerjasama dengan pemasok, pelanggan, dan pihak terkait lainnya untuk mengidentifikasi dan mengurangi dampak lingkungan dari seluruh rantai nilai. Identifikasi dan pengelolaan Scope 3 emissions menjadi penting dalam upaya mencapai target keberlanjutan dan mengurangi dampak lingkungan secara menyeluruh.
Mengukur emisi GRK, mulai dari scope 1, 2, dan 3, memiliki manfaat penting, salah satunya memperkuat pemahaman organisasi dalam mewujudkan upaya dekarbonisasi yang efektif. Data yang lengkap dan terukur dapat membantu Anda lebih percaya diri dalam mengumumkan kontribusi mengurangi emisi.
Organisasi atau perusahaan Anda juga bisa mulai melakukan pengukuran dan pencatatan terhadap emisi gas rumah kaca yang diproduksi untuk menjadikan strategi dekarbonisasi berjalan lebih efisien. Manfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dapatkan FREE DEMO sekarang!
Similar Article
Pemanfaatan AI dalam Upaya Pelestarian Lingkungan
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi kecerdasan buatan atau Artficial Intelligence (AI) telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadi bagian…
Mengenal Agbogbloshie ‘Tempat Penampungan’ Sampah Elektronik Dunia
Pernahkah kamu mendengar tentang tempat pembuangan sampah Agbogbloshie? Tempat ini pernah menjadi salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di dunia…
Air Minum Kemasan Plastik Dilarang di Bali, Apa yang Terjadi?
Pemerintah Provinsi Bali baru saja melakukan langkah yang besar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, yakni dengan melakukan pelarangan penjualan air…
Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah?
Sustainability atau Keberlanjutan bukan hanya sekadar tren musiman di era sekarang ini, melainkan telah menjadi suatu kewajiban yang dapat mendorong…
Berbagai Inovasi dalam Pengelolaan Sampah yang Bisa Dimanfaatkan
Indonesia bisa dibilang masih sangat memerlukan berbagai inovasi dan kemajuan dalam kegiatan pengelolaan sampah untuk membantu sampah ditangani dengan cara…
Indonesia Siap Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara
Pemerintah Indonesia bersiap untuk melakukan langkah besar dalam upaya mencapai netralitas karbon atau Carbon Neutral pada 2060 dengan menerapkan pensiun…