Mengenal Penggurunan atau Desertifikasi, Ancaman Bagi Populasi Dunia

Sadarkah kamu bahwa daratan di bumi ini kondisinya semakin kering, tandus, dan memprihatinkan? Wilayah daratan terus mengalami proses penggurunan atau desertifikasi seiring berjalannya waktu, menjadikannya semakin tidak layak untuk ditinggali.

Kita tentu mengenal gurun sebagai salah satu ekosistem atau bioma luas dan kering dengan sumber air yang terbatas. Namun, apa jadinya jika daratan yang awalnya hijau dan subur secara perlahan mengalami kekeringan dan kehilangan produktivitasnya layaknya gurun?

Baca juga artikel lainnya : CARA MENGHITUNG JEJAK KARBON DARI PROSES PRODUKSI INDUSTRI

Fenomena penggurunan ini tentu dapat menimbulkan kekhawatiran dan ancaman bagi masyarakat dunia. Mengapa begitu? Mari kita mengenal lebih fenomena penggurunan atau desertifikasi.

Apa Itu Penggurunan atau Desertifikasi?

Penggurunan atau desertifikasi merupakan proses terjadinya degradasi lahan di daerah kering, semi-kering, dan sub-humid yang menyebabkan tanah menjadi tandus dan kehilangan kesuburannya.

Fenomena penggurunan mengubah suatu daerah yang mulanya adalah lahan sehat dan tinggi produktivitas, menjadi sebuah lahan kering dengan sumber air terbatas yang pada akhirnya akan sulit mendukung kehidupan manusia. 

Melansir laman IDNTimes, menurut laporan United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), lebih dari 24 miliar ton tanah subur mulai hilang setiap tahunnya. Kondisi yang bisa mengancam kehidupan lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia.

UNCCD juga mengungkap bahwa selama 30 tahun terakhir, sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi kondisi terakhir yang pernah tercatat pada periode 3 dekade sebelumnya.

Kemudian, luas tanah yang mengering juga meningkat pesat selama periode tersebut. Melanda 4,3 juta kilometer persegi lahan atau sekitar 40,6 persen bagian dari seluruh daratan yang ada di bumi, luasnya ternyata lebih besar daripada luas India (tidak termasuk Antartika).

Penyebab Terjadinya Penggurunan atau Desertifikasi

Fenomena penggurunan atau desertifikasi sering kali disebabkan oleh aktivitas manusia dan diperparah oleh terjadinya perubahan iklim.

Penggurunan yang dipicu oleh faktor aktivitas manusia biasanya terjadi akibat kegiatan deforestasi atau penebangan hutan liar dan tidak bertanggung jawab yang peruntukkannya untuk pertanian, peternakan, atau permukiman. Aktivitas ini membuat tutupan vegetasi berkurang yang seharusnya menjaga kelembapan tanah.

Belum lagi dengan eksploitasi air tanah atau penggunaan air tanah secara berlebihan yang menyebabkan tanah semakin kering dan mengurangi persediaan cadangan air di bawah tanah. 

Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan juga menambah beban melalui penggunaan bahan kimia berlebih dan sistem irigasi yang buruk. Penggembalaan hewan ternak berlebih juga membuat tanah rusak dan kehilangan daya serap airnya.

Sementara itu, di sisi lainnya penggurunan juga bisa dipicu oleh faktor alam melalui fenomena perubahan iklim yang meningkatkan suhu global dan menyebabkan curah hujan tahunan berkurang. Jika kondisi ini terjadi, penguapan pun akan meningkat dan membuat suatu daerah semakin kering.

Kekeringan berkepanjangan akan membuat tanah kehilangan kelembapannya, menyebabkan retakan pada tanah dan memicu kematian vegetasi. Salah satunya terjadi di wilayah Afrika di mana suhu meningkat 1,5 derajat Celcius sejak pertengahan abad ke-20 sehingga mempercepat proses penggurunan.

Dampak Terjadinya Desertifikasi

7

Desertifikasi tidak lagi hanya dialami oleh wilayah dengan lanskap geografis alami kering, tetapi juga mulai dirasakan di negara-negara tropis salah satunya Indonesia. 

Dampak dari penggurunan terhadap suatu wilayah dapat mencakup kerugian dalam hal sosial, ekonomi, serta lingkungan. Dampak tersebut di antaranya:

  1. Menyebabkan kelangkaan pangan dan air, krisis air bersih, dan berkurangnya hasil pertanian dapat mengancam ketahanan pangan.
  2. Menimbulkan kemiskinan dan mendorong migrasi masyarakat ke daerah lain yang lebih layak, utamanya mereka yang menggantungkan hidup pada aktivitas pertanian.
  3. Berpotensi meningkatkan konflik akibat persaingan atas sumber daya yang menipis yang menyebabkan ketegangan sosial.
  4. Menghilangkan kesuburan tanah yang membuat tanah tidak lagi bisa mendukung pertanian dan ekosistem alami.
  5. Mengurangi keanekaragaman hayati yang membuat hewan dan tumbuhan kehilangan habitatnya.
  6. Meningkatkan emisi karbon di mana tanah yang gundul tidak dapat menyerap dan menyimpan karbon, memperburuk perubahan iklim

Penggurunan adalah masalah global yang membutuhkan solusi berkelanjutan. Peran manusia sangat besar dalam memperlambat atau mempercepat proses ini.

Terdapat berbagai solusi yang bisa membantu mencegah dan mengatasi penggurunan, salah satunya adalah senantiasa menjaga ekosistem hijau dan menerapkan praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan mengelola sumber daya secara bijak, kita bisa mencegah lahan produktif berubah menjadi gurun tandus.

Tentang Satuplatform

Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. 

Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
  2. Menghitung & mengelola  emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
  3. Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional

Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! 

Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. 

Similar Article