Pemanfaatan energi terbarukan (seperti surya) saat ini semakin banyak dilakukan negara-negara di seluruh dunia di tengah dorongan untuk mencapai target terkait Net Zero Emission. Baca Juga: 3 Negara dengan Sistem Energi Surya Paling Maju di Dunia
Untuk mencapai target tersebut, seluruh pihak diharapkan dapat secara pasti melakukan transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan. Juga secara perlahan menekan ketergantungan akan bahan bakar fosil yang telah diketahui berkontribusi menimbulkan polusi dan memperburuk perubahan iklim.
Salah satunya adalah tenaga surya atau energi surya yang menjadi salah satu dari sekian energi terbarukan yang dinilai punya potensi besar sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan.
Table of Contents
TogglePemanfaatan Energi Surya
Sejak lama, manusia telah memanfaatkan sinar matahari untuk mendukung kegiatan harian mereka. Salah satunya digunakan sebagai bahan bakar atau sumber panas.
Seiring dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, energi surya memungkinkan untuk diubah menjadi energi listrik yang dapat menggerakkan sistem pemanas dan pendingin, transportasi, penerangan, dan lain sebagainya.
Dikutip dari Earth.org, pemanfaatan energi surya terus berkembang pesat dan sampai dengan saat ini. Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang diketahui menjadi negara yang berinvestasi besar dalam teknologi ini. Berupaya menciptakan instalasi listrik berbasis tenaga surya paling maju di dunia. Baca Juga: Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia
Kelebihan dan Kekurangan Energi Surya
Selama bertahun-tahun, energi surya dikenal bersifat tidak terbatas, tidak akan pernah habis, dan dapat diperoleh secara mudah dan melimpah, berbeda dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Menurut data dari US Department of Energy, sekitar 173.000 TW energi matahari terus menerpa bumi. Jumlah tersebut lebih dari 10.000 kali total penggunaan energi dunia. Satu setengah jam sinar matahari yang mencapai permukaan bumi disebut akan cukup memenuhi seluruh konsumsi energi manusia selama setahun penuh.
Tidak hanya itu, energi surya juga merupakan energi bersih yang dapat membantu mengurangi karbon dioksida dan emisi gas rumah kaca sehingga dapat menekan kontribusi atau bahkan tidak sama sekali berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, pembangkit listrik berbasis batu bara rata-rata mengeluarkan emisi 25 kali lebih banyak. Sedangkan pembangkit listrik berbahan bakar gas menghasilkan emisi 10 kali lebih besar daripada pembangkit listrik yang mengandalkan tenaga surya.
Akan tetapi, dibalik potensinya yang besar, sama seperti jenis energi lainnya, energi surya memiliki kekurangan yang juga perlu diperhatikan. Salah satunya terkait tingginya biasa instalasi awal pemasangan sistemnya.
Dikutip dari Earth.org, salah satu bagian penting yang sayangnya membutuhkan biaya yang mahal dari sistem ini adalah baterai. Bagian tersebut diperlukan untuk dapat menyimpan tenaga surya, harganya bisa mencapai USD 5.000.
Selain itu, energi surya juga tidak selalu optimal pemanfaatannya bergantung pada kondisi cuaca di setiap negara. Oleh karena itu, beberapa negara dengan sinar matahari terbatas, butuh memadukan sumber energi terbarukan jenis lainnya untuk menjadikannya optimal. Contohnya dari energi panas bumi dan tenaga udara.
Meski begitu, pemanfaatan energi surya dapat ditingkatkan efisiensinya melalui penggunaan teknologi yang semakin maju. Dikutip dari Earth.org, saat ini kebanyakan panel surya dalam sistem PLTSA telah memiliki tingkat efisiensi hingga 20%. Diharapkan dapat terus meningkat di masa mendatang.
Dengan perkembangan teknologi dan dukungan yang tepat, energi surya dapat menjadi salah satu pilar utama dalam transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mencapai keberlanjutan melakukan pengukuran emisi dan pencatatan laporan ESG perusahaan Anda. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!
Similar Article
Bisnis Modern Harus Lakukan Perhitungan Karbon? Sepenting Apa, Ya?
Perubahan iklim adalah tantangan global yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk bisnis. Dalam konteks ini, perhitungan karbon atau carbon accounting menjadi…
Ternyata! Inilah Pentingnya Hitung dan Kurangi Emisi Karbon
Emisi karbon adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Segala aktivitas kita sebagai makhluk hidup –terutama manusia, seperti pembakaran…
Digital Footprint dan Jejak Karbon: Mengurangi Emisi dari Penggunaan Internet dan Gadget
Mengenal Digital Footprint Digital Footprint – Tidak hanya sampah organik, anorganik, atau pun B3, tetapi sampah digital juga perlu untuk…
Uzone Choice Award 2024: Uzone Gandeng Satuplatform untuk ESG Award
Pada 11 Desember 2024, dunia industri digital dan keberlanjutan akan dipertemukan dalam sebuah acara bergengsi, Uzone Choice Award 2024, yang…
A Commitment to Leading the Carbon Market Transition at Carbon Digital Conference 2024
Satuplatform is proud to announce its participation in the Carbon Digital Conference 2024, underscoring its commitment to sustainability and leadership…
Dapur Ramah Lingkungan: Mengurangi Jejak Karbon dengan Mengelola Limbah Makanan
Jumlah Sampah Rumah Tangga di Indonesia Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni, selama 2023…