Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dunia juga sebagai upaya memenuhi kebutuhan ekonomi dan pembangunan, aktivitas pembukaan lahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Baca Juga: Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global?
Dalam proyek konstruksi, pepohonan, tumbuhan, bebatuan, dan berbagai vegetasi yang ada di suatu lahan, perlu ditebangi dan lahan mutlak untuk disterilkan sebelum pembangunan dapat dimulai. Tanpa pembangunan lahan, tidak mungkin seseorang dapat membangun struktur yang stabil dan sesuai dengan desain aslinya.
Namun, apakah pembukaan lahan dapat mengancam kelestarian lingkungan? Apakah dampak dari kegiatan ini bagi lingkungan?
Table of Contents
TogglePengertian Pembukaan Lahan
Sesuai penjelasan di atas, pembukaan lahan atau land clearing adalah sebuah proses pembersihan hingga penyiapan suatu lahan untuk dapat digunakan sesuai keperluan lain. Umumnya untuk kegiatan seperti pertanian, pembangunan infrastruktur, atau pengembangan perkotaan.

Pembukaan lahan dapat terjadi dalam skala kecil atau besar, tergantung pada kebutuhan proyek. Serta dapat menyasar berbagai jenis wilayah, tergantung tujuan penggunaan lahan setelah pembersihan vegetasi. Jenis wilayah tersebut di antaranya:
- Kawasan hutan
- Lahan pertanian
- Semak belukar dan padang rumput
- Wilayah pinggiran kota dan perkotaan
- Tanah liat dan area marjinal
- Wilayah gambut
- Lahan terdegradasi
- Savana
Pada masing-masing jenis wilayah di atas umumnya memiliki metode pengelolaan lahan yang berbeda-beda. Begitupun dengan dampak yang bisa dihasilkan dari kegiatan pembukaan lahan. Oleh karena itu, aktivitas pembukaan lahan biasanya harus dibarengi dengan syarat-syarat tertentu yang perlu dipatuhi serta strategi pengelolaan land clearing yang tepat.
Baca Juga: Agroforestri: Solusi Pemanfaatan Lahan yang Menggabungkan Pertanian dan Kehutanan
Syarat-Syarat Melakukan Pembukaan Lahan
Melakukan aktivitas land clearing atau pembukaan lahan tidak bisa dilakukan secara asal. Terdapat syarat-syarat yang perlu dipatuhi oleh perusahaan atau pihak yang berkaitan untuk dapat melakukan kegiatan ini.
Dikutip dari Agin Court Resources, syarat tersebut di antaranya ialah:
- Objek lahan merupakan kawasan bebas, bukan termasuk ke dalam wilayah yang dilindungi atau bahkan wilayah konservasi. Sebagai informasi tambahan yang penting untuk diketahui, salah satu wilayah yang seharusnya tidak dilakukan pembukaan lahan ialah area konservasi atau kawasan lindung. Meskipun wilayah ini memungkinkan untuk dibangun sesuatu, akan tetapi perlu dipahami bahwa ada potensi hilangnya keanekaragaman hayati yang tinggi, konflik dengan kebijakan konservasi, serta dampak sosial dan hukum yang bisa terjadi.
- Pihak yang akan membuka lahan diharuskan membuat analisis mengenai dampak lingkungan dari kegiatan tersebut.
- Aktivitas ini harus dibarengi dengan adanya kajian komprehensif dari berbagai studi kelayakan seperti hidrologi, agronomi, hingga meteorologi.
Metode Pembukaan Lahan
Penting untuk melakukan aktivitas ini secara berkelanjutan dan ramah lingkungan demi menghindari potensi kerusakan ekosistem serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Beberapa metode yang umum digunakan dalam aktivitas land clearing ialah:
Pembukaan Lahan: Pushover
Metode pembukaan lahan yang satu ini utamanya melibatkan penggunaan buldoser untuk menghilangkan semua penghalang yang ada di lahan. Dianggap sebagai cara yang paling cepat dan relatif mudah.
Meski begitu, pembukaan lahan menggunakan metode ini hanya akan menghilangkan sementara vegetasi yang nampak di tanah. Sementara akar tanaman tetap utuh, maka tumbuhan bisa jadi akan tumbuh kembali dalam beberapa waktu.
Pembukaan Lahan: Pullover
Atau dikenal juga dengan metode menarik. Metode ini bekerja dengan cara yang berlawanan dengan metode pushover. Caranya adalah dengan menarik vegetasi menggunakan rantai yang terhubung ke traktor, kemudian mencabutnya untuk dapat membuka lahan secara efektif.
Pembukaan Lahan: Tebang
Metode ini melibatkan peralatan dan perlengkapan penebangan yang lengkap, seperti mesin pemotong rumput, bajak kayu, mulsa, juga bahkan buldoser.
Metode ini melibatkan pemotongan dan pemindahan vegetasi sebelum vegetasi menjadi mulsa dengan cara menggilingnya. Cocok untuk kondisi lahan dengan lebih sedikit tanaman.
Dampak dari Pembukaan Lahan bagi Lingkungan
Meski dibutuhkan untuk tujuan tertentu, aktivitas pembukaan lahan tetaplah memiliki dampak bagi lingkungan, terutama wilayah objek.
Pembukaan lahan dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati dan fungsi tanah dalam perannya menyerap karbon tanah serta meningkatkan erosi tanah. Selain itu, kegiatan ini juga dapat membuat tanah kehilangan kesuburan, mengubah ekosistem lokal, menyebabkan urban sprawl, meningkatkan efek pulau panas perkotaan, juga mengurangi ruang hijau yang ada.
Your All-in-One Sustainability Platform
Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan
Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan…
YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025
Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan…
Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin…
Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah
Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin…
Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan?
Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas…
Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment
As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward…