Startup lingkungan makin menarik perhatian publik apalagi seiring munculnya kesadaran akan isu keberlanjutan. Dengan munculnya berbagai green startup bermunculan di seluruh dunia, muncul pertanyaan, apakah jenis startup ini diminati dan memiliki potensi besar untuk tumbuh? Simak selengkapnya di sini!
Baca Juga: StartUp AgriTech: Strategi Berkelanjutan Kurangi Emisi Karbon
Table of Contents
ToggleApa Itu Startup Lingkungan?
Sebelumnya, apakah Anda familiar dengan istilah startup? Startup merupakan perusahaan yang baru saja dibentuk dan beroperasi di berbagai sektor, termasuk layanan, pendidikan, bisnis, hingga perdagangan.
Startup lingkungan atau juga bisa disebut green startup adalah jenis usaha rintisan yang memiliki fokus bisnis maupun layanan pada solusi untuk mengatasi masalah lingkungan. Di samping layanan dan model bisnisnya yang condong kepada sektor lingkungan, green startup juga menekankan pada aspek keberlanjutan dengan menerapkan praktik bisnis ramah lingkungan yang meminimalkan dampak negatif terhadap alam.
Di Indonesia sendiri, ada banyak sekali nama-nama besar startup lingkungan dari berbagai sektor. Mulai dari konservasi hutan, pengolahan sampah, pengelolaan karbon, hingga yang bergerak di bidang energi baru terbarukan.
Apakah Startup Lingkungan Menjanjikan?
Dalam beberapa tahun terakhir, startup lingkungan menunjukkan pertumbuhan signifikan, seiring dengan meningkatnya kesadaran global terhadap isu-isu keberlanjutan. Banyak dari startup ini, yang juga disebut green startup, fokus pada penyelesaian masalah lingkungan seperti polusi, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah.
Dari sisi bisnis pun, tumbuh kembang startup lingkungan juga bukan tanpa alasan. Para investor makin menyadari potensi startup hijau, yang menyebabkan peningkatan pendanaan untuk usaha berkelanjutan. Ventures capital dan angel investor mulai mengalirkan dana ke teknologi ramah lingkungan, melihatnya tidak hanya sebagai peluang yang menguntungkan, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memberikan dampak positif.
“Startup itu kan hadir untuk menjawab permasalahan, dari permasalahan muncul opportunity, dari opportunity kita pikirin business model-nya, sehingga itu beneran jadi bisnis atau startup, jadi menjanjikan atau enggak itu tergantung apakah kita sudah masalah lingkungan yang mau kita solve, dan bukan cuma masalahnnya, tetapi ada enggak orang yang mau membayar untuk masalahnya, kalau itu ketemu pasti jadi bisnis yang menjanjikan,” Ungkap Miftachur Robani atau Ben, CEO LindungiHutan.
Peluang dan Potensi Besar Green Jobs, Ternyata Banyak Digandrungi Anak Millennials dan Gen Zs
Model bisnis yang fokus kepada lingkungan dan keberlanjutan memang banyak, ditambah, investor yang juga tertarik memberikan investasinya kepada perusahaan semacam startup lingkungan. Sementara dari sisi sumber daya manusia-nya, ternyata anak muda juga mulai melirik kesempatan dan peluang green jobs.
Mengutip dari laman Deloitte, 54% Gen Zs berganti atau berencana untuk berganti pekerjaan atau sektor industri kerja karena adanya masalah iklim. Generasi ini juga bersedia membayar lebih untuk membeli produk yang ramah lingkungan.
Bagi mereka, melindungi lingkungan serta mendukung keberlanjutan dan kelestarian bumi adalah tantangan kolektif, yang mana sektor bisnis memiliki peluang signifikan untuk mendorong perubahan. Gen Zs dan millennials mendorong bisnis untuk bertindak melalui keputusan karier dan perilaku konsumen mereka.
Sementara mengutip laman weforum.org, pertumbuhan permintaan akan ketrampilan hijau melampaui peningkatan pasokan antara tahun 2022 dan 2023 dengan +12,3% pangsa talenta hijau dalam angkatan kerja dan +22,4% pangsa lowongan pekerjaan yang membutuhkan setidaknya satu keterampilan hijau.
Masa Depan dan Trend Startup Lingkungan: Peluang Besar untuk Anak Muda
Meski menghadapi berbagai tantangan, startup lingkungan terus menunjukkan potensi besar untuk masa depan. Makin banyak green startup yang bermunculan dengan inovasi-inovasi baru yang tidak hanya menawarkan solusi untuk masalah lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Namun, terlepas dari banyaknya peluang munculnya startup lingkungan yang baru, keberlanjutan bisnisnya juga mesti diperhatikan.
“Namanya startup itu kan bisnis jadi sebelum kita ngomongin bisnis lingkungan, eco startup, sebelum ngomongin eco-nya dan lingkungannya, ngomongnya kan startup dan bisnis, pada hakikatnya bisnis itu kan supply and demand, selalu ada kebutuhan lalu kita deliver apa yang mereka butuhkan,” sambung Ben.
Saat ini, trend startup berbasis keberlanjutan terus menarik minat, terutama di kalangan generasi muda yang semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari bisnis.
Similar Article
Bagaimana Peran Perang dan Militer sebagai Kontributor Jejak Karbon Global
Konflik dan perang menciptakan kontributor jejak karbon baru dengan dampak signifikan dan sayangnya, sebagian besar tidak dihitung. Emisi ini jarang…
Why Product Lifespan Is the Next Frontier for Sustainable Business
Embracing product longevity and extending product lifespan emerges as a current and indispensable strategic priority for cultivating sustainable business growth…
Green Building sebagai Cara Mengurangi Jejak Karbon, Ini yang Perlu Dilakukan!
Di tengah isu perubahan iklim yang semakin mendesak, bisnis dan masyarakat global mulai sadar pentingnya pembangunan yang lebih ramah lingkungan.…
Unveiling the Environmental Impact of Children’s Toys Industry
The global toy industry plays a significant role in early childhood development, creativity, and education. Toys bring joy, imagination, and…
ESG as Sustainability Initiatives for Modern Industry
In today’s world, sustainability is no longer just a “nice-to-have”, but it’s a must. With rising concerns about climate change,…
ESG Strategies for Business Growth in Developing Countries
In today’s fast-changing world, businesses are no longer only measured by profits. Companies are now expected to be responsible for…