Keseimbangan karbon merupakan kondisi di mana jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer sebanding dengan jumlah yang mampu diserap kembali oleh ekosistem alami atau teknologi penyerapan karbon.
Ini adalah salah satu target penting yang perlu dilakukan dalam menjaga kestabilan iklim dan mencegah peningkatan suhu global akibat efek rumah kaca. Target yang juga krusial bagi negara-negara di dunia, yang tengah berupaya mewujudkan Paris Agreement 2016 dan Net Zero Emission 2060.
Dengan terciptanya keseimbangan karbon, kita dapat mencegah terjadinya dampak pemanasan global yang berlebih. Keseimbangan karbon juga mengurangi risiko cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang mungkin dapat membahayakan kehidupan jika semakin parah.
Untuk mencapai keseimbangan karbon, hal utama yang perlu dilakukan adalah mengurangi jumlah emisi karbon lepas ke atmosfer, baik melalui upaya efisiensi atau pun transisi energi bersih.
Salah satu yang dapat membantu mewujudkan pengurangan karbon adalah dengan melestarikan dan memulihkan hutan serta ekosistem penyerap karbon. Dalam hal ini melalui peran terumbu karang dan hutan bakau sebagai reservoir yang luar biasa.
Table of Contents
ToggleEkosistem Terumbu Karang
Terumbu karang menjadi salah satu ekosistem paling beragam yang ada di muka bumi ini. Polip karang sebagai hewan yang bertanggung jawab membangun terumbu karang, dapat memiliki beraneka bentuk dan hidup di berbagai dasar lautan seluruh dunia.
Baca juga artikel lainnya : Perubahan Iklim dan Terumbu Karang: Apa yang Bisa Terjadi?
Ekosistem terumbu karang menyediakan habitat bagi berbagai macam kehidupan laut, termasuk berbagai jenis spons, tiram, remis, kepiting, bintang laut, bulu babi, serta banyak spesies ikan.
Terumbu karang juga berhubungan secara ekologis dengan komunitas lamun, bakau, dan dataran lumpur di dekatnya. Salah satu alasan mengapa terumbu karang sangat bernilai tinggi adalah karena terumbu karang berfungsi sebagai pusat aktivitas kehidupan laut.
Diperkirakan sekitar 25 persen ikan dan hewan lainnya di lautan bergantung pada terumbu karang yang sehat untuk bertahan hidup. Beragam organisme berlindung, mencari makanan, bereproduksi, hingga membesarkan keturunan mereka di banyak sudut dan celah yang dibentuk oleh karang.
Salah satunya seperti terumbu karang di Northwest Hawaiian Island, di mana ekosistem terumbu karang air dangkal di sana mendukung kehidupan lebih dari 7.000 spesies ikan, invertebrata, tumbuhan, penyu laut, burung dan mamalia laut.
Ekosistem Hutan Bakau
Hutan bakau merupakan sebuah ekosistem yang penting bagi wilayah tepi pantai.
Tidak hanya itu, hutan bakau yang tumbuh di muara sungai juga lahan gambut bisa sangat bermanfaat bagi masyarakat dunia, utamanya yang tinggal di daerah pesisir. Ekosistem ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Mangrove terdiri dari komponen ekosistem biotik dan abiotik. Komponen biotik, terdiri dari vegetasi mangrove yang meliputi pepohonan, semak, dan fauna Sedangkan komponen abiotik, terdiri dari pasang surut air laut, lumpur berpasir, ombak laut, pantai yang landai, salinitas laut.
Saat ini hutan bakau merupakan formasi tumbuhan yang menutupi 75 persen pesisir, delta, dan muara di wilayah intertropis. Bakau atau mangrove sangat penting bagi keanekaragaman hayati.
Ekosistem hutan bakau diperlukan untuk melindungi pantai dari abrasi, melindungi pantai dari intrusi air laut, menyediakan habitat satwa, serta menjaga kualitas air.
Pentingnya Kehadiran Ekosistem Terumbu Karang dan Hutan Bakau untuk Keseimbangan Karbon
Ekosistem terumbu karang dan hutan bakau merupakan filter alami yang manfaatnya lebih dari apa yang kita bayangkan.
Baik terumbu karang dan mangrove, keduanya sama-sama memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap dan menyimpan emisi karbon di lingkungan.
Diketahui bahwa terumbu karang dapat menyerap karbon dari atmosfer melalui mulut polyp dan menggunakannya sebagai bahan baku pembuatan batuan karbonat. Keberadaannya penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Hutan bakau sendiri merupakan penyerap karbon yang dapat menyimpan hingga sepuluh kali lebih banyak CO2 per hektar daripada hutan daratan. Bakau mampu menyerap sekitar 10 persen emisi karbon global, meskipun hanya mewakili 1 persen dari luas permukaan hutan tropis.
Peran keduanya berkontribusi langsung terhadap mitigasi perubahan iklim.
Tentang Satuplatform
Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Menghitung dan mengelola emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!
Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform!
Similar Article
Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan
Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan…
YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025
Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan…
Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin…
Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah
Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin…
Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan?
Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas…
Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment
As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward…