3 Mitos dan Fakta terkait Perubahan Iklim

Perubahan iklim saat ini tidak hanya sekedar pembahasan sampingan, namun telah menjadi topik utama yang seringkali dibicarakan di berbagai level masyarakat. Kian ramai dibahas oleh karena tanda-tandanya yang juga semakin terlihat. Baca Juga: 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim

Sayangnya, isu perubahan iklim masih seringkali dikelilingi oleh berbagai mitos dan kesalahpahaman. Informasi yang simpang siur tentu menyesatkan, menjadikan upaya pencegahannya menjadi kurang tepat.

Lalu, apa saja mitos perubahan iklim yang umum dibicarakan di masyarakat?

Perubahan Iklim Perubahan Iklim

Mitos #1: “Perubahan iklim hanyalah siklus alamiah bumi.”

Fakta: Meskipun iklim bumi telah berubah bahkan sejak 4,5 miliar tahun yang lalu, perubahan yang terjadi seharusnya memakan waktu selama ratusan ribu tahun. Perubahan iklim yang terjadi saat ini justru berlangsung sangat cepat hanya beberapa dekade, sebagaimana dikutip dari WWF.

Pemanasan global juga lebih cepat meningkat sejak revolusi industri dimulai. Sebagaimana hal ini meningkatkan jumlah karbon dioksida dan gas-gas rumah kaca laain yang lepas ke atmosfer. Bisa dilihat bahwa semuanya terjadi kebanyakan karena aktivitas manusia. Baca Juga: Memahami Istilah Tobat Ekologis

Mitos #2: “Pemanasan global tidak akan berdampak serius dalam waktu dekat.”

Fakta: Sayangnya, dampak pemanasan global sudah mulai terlihat sejak lama hingga sekarang ini. Hanya saja manusia kadang tidak menyadarinya.

Kenaikan suhu, kenaikan rata-rata permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan perubahan pola iklim merupakan beberapa dampak perubahan iklim yang bisa diperhatikan. Terlebih lagi, ancaman es di kutub yang akan terus mencair dan habis jika pemanasan global mencapai 2 derajat Celcius.

Mitos #3: “Menanam pohon dapat mengatasi perubahan iklim.”

Fakta: Melindungi hutan dan memperbanyak pepohonan di berbagai titik tentu merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Namun, hal itu tidak sesederhana itu.

Berdasarkan hasil penelitian dari Science berjudul “The Global Tree Restoration Potential”, menanam satu triliun pohon baru dapat menghilangkan seperempat karbon dioksida yang ada diudara. Akan tetapi, tentu perlu menunggu waktu pohon berada dalam usia yang cukup.

Belum lagi, ada lebih banyak aktivitas deforestasi dilakukan dibandingkan menjaga hutan itu sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya lainnya dalam rangka mengurangi produksi emisi gas rumah kaca untuk membantu pohon memainkan perannya.

Untuk mencegah dampak perubahan iklim yang lebih serius, masyarakat dunia perlu lebih serius bekerja sama mengatasi masalah yang ada. Penting untuk mengatasi perubahan iklim dengan berdasarkan pada fakta ilmiah. 

Mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan keberlanjutan, dan mengadopsi energi terbarukan adalah langkah-langkah penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Your All-in-One Sustainability Platform

Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting.

Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:

  1. Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
  2. Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
  3. Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional

Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…