3 Teknologi Atasi Perubahan Iklim

Iklim di bumi pada dasarnya telah mengalami perubahan berkali-kali sejak waktu yang lama. Terjadi dalam kurun waktu ratusan bahkan hingga ribuan tahun. Baca Juga: Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim?

Akan tetapi, ilmuwan meyakini bahwa laju perubahan iklim semakin terus mengalami percepatan dalam beberapa dekade terakhir. Kenaikan suhu global mempercepat peningkatan permukaan laut, penyusutan es abadi dan gletser, juga salah satunya meningkatkan potensi terjadinya cuaca esktrem.  

Meningkatnya fenomena perubahan iklim memaksa masyarakat dan organisme bumi beradaptasi terhadap kondisi yang ada agar dapat bertahan dari kepunahan. Berinovasi dalam teknologi menjadi satu dari sekian upaya untuk mengatasi krisis iklim.

Teknologi diyakini memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi perubahan iklim dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.  Baca Juga: Upaya Uni Eropa Melawan Perubahan Iklim

Berikut adalah beberapa teknologi yang diciptakan berbagai peneliti dan ilmuwan dunia dalam membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghadapi tantangan perubahan iklim:

1. Carbon Capture and Storage (CCS) Atasi Perubahan Iklim

Meningkatnya suhu rata-rata bumi menjadi salah satu pengaruh utama terjadinya krisis iklim. Menurut para ilmuwan, utamanya disebabkan oleh produksi emisi gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer.

Salah satu gas rumah kaca yang paling signifikan adalah karbon dioksida (CO2). Konsentrasinya saat ini telah meningkat hampir 50% sejak dimulainya revolusi industri.

Teknologi CCS dapat membantu menangkap karbon dioksida dari sumber-sumber besar emisi seperti pembangkit listrik dan pabrik industri. Kemudian menyimpannya di bawah tanah atau menggunakan untuk tujuan yang berguna seperti injeksi CO2 dalam produksi minyak bumi.

Karbon yang tersimpan di wilayah aman jauh di bawah tanah tidak lagi berkontribusi terhadap efek rumah kaca. Namun, penerapannya harus melalui assesment dan didukung fasilitas yang baik untuk mencegah kebocoran yang berdampak bagi lingkungan.

2. Teknologi Efisiensi Energi untuk Atasi Perubahan Iklim

Berbagai aktivitas manusia sehari-hari umumnya masih sangat bergantung pada energi yang bersumber dari bahan bakar fosil.

Bahan bakar fosil pun, termasuk batu bara, minyak, dan gas, telah dan terus memainkan peran dominan dalam sistem energi global. Sayangnya, ketergantungan yang besar ini menciptakan dampak negatif, salah satunya yakni memperparah terjadinya perubahan iklim global.

Untuk mencegah kondisi yang lebih buruk, dunia didorong untuk dapat segera mengurangi porsi penggunaan bahan bakar fosil dan mulai menerapkan efisiensi energi. Ditambah juga dengan mulai beralih ke sumber energi yang rendah karbon. 

Teknologi efisiensi energi seperti bangunan yang hemat energi, sistem transportasi yang efisien, dan peralatan rumah tangga yang ramah lingkungan dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana, penerapan efisiensi energi sebesar 20% setara dengan menghemat energi listrik sebanyak 13,8 Terra Watt hour (TWh). 

Dengan mengoptimalkan inovasi teknologi terkait efisiensi energi, dunia dapat bersama-sama mewujudkan dekarbonisasi dan mencapai target net zero emission.

3. Teknologi Energi Terbarukan Kurangi Perubahan Iklim

Saat ini, harapan akan ketersediaan energi terbarukan berkembang pesat. Didorong oleh kemajuan teknologi dan kebutuhan mendesak untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Terdapat sejumlah teknologi berbeda yang digunakan untuk menghasilkan energi terbarukan. Mulai dari pengembangan dan penggunaan energi terbarukan seperti energi surya, angin, hydro, dan geotermal, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menyebabkan emisi karbon.

Namun, dibalik manfaatnya dalam mengatasi perubahan iklim, masih hadir persepsi terkait risikonya tinggi investasi di bidang renewable energy technology sehingga akses terhadap pendanaan menjadi sebuah permasalahan. Meskipun pendanaan tersedia, biayanya menjadi lebih tinggi.

Kolaborasi antara teknologi, kebijakan, investasi berkelanjutan dalam riset dan pengembangan, serta partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan, diharapkan dapat membantu mencapai tujuan mengatasi krisis iklim. Juga menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi planet kita.

Anda juga dapat turut berpartisipasi dalam upaya mengatasi perubahan iklim dengan mengukur dan melaporkan emisi gas rumah kaca (GHG) yang dihasilkan untuk mengidentifikasi area-area di mana emisi dapat dikurangi.

Hal tersebut bisa dimulai dengan melakukan simulasi pengukuran emisi yang dihasilkan perusahaan Anda melalui platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS di sini!

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…