Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian
Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya.
Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya.
Table of Contents
ToggleApa Itu Energi Biomassa?
Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga, dan kotoran hewan ternak.

Biomassa pertama kali digunakan manusia dalam bentuk kayu bakar untuk memasak makanan dan menghangatkan tubuh. Sumbernya yang beragam, menjadikan biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar, produksi listrik, dan produk lain pengganti bahan bakar fosil. Baca Juga: Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil
Sumber Energi Biomassa
Biomassa mengacu pada materi organik yang berasal dari tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai sumber energi.
Jenis dan karakteristik bahan-bahan organik yang digunakan, secara signifikan mempengaruhi energi yang dihasilkan dan perannya dalam aktivitas biologis mikroorganisme.
Sumber biomassa yang umum digunakan untuk menghasilkan energi diantaranya adalah.
1. Biomassa Kayu
Biomassa yang paling umum digunakan adalah kayu dari pohon-pohon yang ditanam khusus untuk tujuan energi (kayu energi).
Mulai dari limbah kayu dari industri kayu, limbah kayu dari pertanian, atau kayu yang diperoleh dari hasil penebangan, yang dianggap tidak memiliki nilai komersil dapat dijadikan sebagai bahan energi biomassa.
Kayu dapat diubah menjadi briket, pelet, atau juga dijadikan bahan bakar langsung untuk menghasilkan panas atau listrik.
2. Biomassa Serat Tanaman
Tanaman seperti jerami, jerami padi, tebu, atau serat lainnya dapat dijadikan biomassa untuk energi.
Limbah tanaman dari pertanian atau industri dapat diolah menjadi bahan bakar seperti bioetanol (dari tebu) atau bio-briket (dari jerami). Biomassa dalam bentuk gula dan pati dapat dikonversi menjadi biofuel melalui proses fermentasi atau juga diproses secara langsung dari tanaman seperti padi, kentang, ubi jalar, gandum, dan sagu.
3. Biomassa Limbah Organik
Limbah organik dari rumah tangga, restoran, atau industri makanan dapat dijadikan biomassa untuk energi.
Limbah organik umumnya akan menghasilkan gas metana. Melalui proses fermentasi dan dengan bantuan bakteri, limbah organik dapat menghasilkan biogas (metana) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar.
4. Biomassa Limbah Pertanian
Limbah pertanian seperti sekam padi, batang jagung, atau limbah dari tanaman pertanian lainnya dapat dijadikan biofuel berupa etanol.
Dikutip dari Vokasi Kemendikbud, penggunaan biofuel sebagai bahan bakar alat transportasi dapat membantu mengurangi emisi karbon monoksida dan polutan beracun pada bensin
5. Limbah Hewan
Material limbah hewan seperti kotoran ternak atau limbah dari peternakan dapat dimanfaatkan sebagai biomassa untuk menghasilkan biogas melalui proses dekomposisi anaerobik.
6. Limbah Industri
Limbah dari industri kayu, pulp dan kertas, atau limbah dari industri bio-energi lainnya dapat dijadikan sumber biomassa untuk menghasilkan energi.
7. Alga
Alga dapat dijadikan biomassa karena kemampuannya untuk tumbuh dengan cepat dan kandungan nutrisinya yang tinggi.
Alga dapat diubah menjadi biofuel seperti biodiesel atau bioetanol. Bahan bakar yang dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin diesel. Dapat digunakan juga dalam kegiatan pertanian yang berkelanjutan.
Limbah ini dapat diolah menjadi bio-briket, bio-pellet, atau digunakan dalam pembangkit listrik tenaga biomassa.
Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi memiliki keuntungan karena merupakan sumber energi terbarukan yang dapat diperbaharui secara alami.
Pengembangan dan penggunaan sumber energi alternatif merupakan bagian penting dari upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Energi alternatif membantu manusia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas serta menciptakan masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya memitigasi perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!
Similar Article
5 Negara yang Terancam Tenggelam akibat Pemanasan Global
Pemanasan global nampaknya tidak lagi bisa dianggap sepele sebab pengaruhnya saat ini sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk…
Budaya Bersepeda di Belanda yang Sukses Kurangi Emisi Karbon
Belanda dikenal sebagai negara dengan budaya bersepeda yang sangat kuat. Budaya bersepeda di negeri ini sepertinya telah menjadi sebuah keunikan…
Waspada Produksi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga
Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi limbah telah menjadi dampak dari kegiatan sehari-hari manusia yang tak terhindarkan, dapat bersumber dari aktivitas…
Peran Lahan Basah dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Lahan basah merupakan salah satu ekosistem bumi yang punya peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, salah satunya mendukung upaya mitigasi…
5 Cara Jadikan Kafe dan Restoran Ramah Lingkungan
Kafe dan restoran dengan konsep ramah lingkungan tidak lagi sekadar tren di zaman sekarang. Lebih dari itu, konsep ini semakin…
Cara Sederhana Melindungi Lingkungan dari Rumah
Jika bukan manusia sebagai penghuni bumi yang melindungi kelestarian lingkungan, siapa lagi yang bisa melakukan. Melindungi lingkungan bukan hanya tanggung…