Issue lingkungan yang kini semakin kompleks telah menjadi kekhawatiran bagi setiap pihak untuk ikut andil menjaga lingkungan. Dalam kondisi ini, mulai bermunculan influencer baik itu dari kalangan selebriti maupun pegiat industri perfilman yang peduli lingkungan hijau, atau disebut green-fluencer.
Baca Juga: 5 Musisi yang Aktif pada Gerakan Lingkungan
Mari simak, 5 green-fluencer berikut yang secara aktif dukung keberlanjutan lingkungan!
Table of Contents
ToggleGreen-fluencer: Hamish Daud

Hamish Daud termasuk salah-satu green-fluencer Indonesia yang mulai dikenal sejak menjadi presenter acara My Trip My Adventure. Bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan hijau dibuktikan dengan menggagas Indonesia Ocean Pride (IOP).
Yayasan yang mempunyai fokus terhadap pemeliharaan lingkungan laut tersebut aktif melakukan berbagai gerakan maupun kampanye untuk menyelamatkan ekosistem laut. Bukan hanya sebatas gerakan sosial saja, namun Hamish Daud juga ikut mendukung dari segi sustainability bisnis dengan membuat Platform Octopus. Platform ekonomi sirkular ini berfokus pada penanggulangan sampah secara terpadu.
Green-fluencer: Tasya Kamila

Tasya Kamila merupakan green-fluencer yang memang telah dikenal memiliki jejak pendidikan yang cemerlang. Namun belum banyak diketahui, sejak menjadi penyanyi cilik, Tasya Kamila telah mengemban tugas sebagai duta lingkungan hidup dari KLHK sejak 2005.
Tasya juga merupakan pendiri Yayasan Green Movement yang menjadi tempat bagi para penggiat lingkungan. Program yang Tasya upayakan dari Yayasan Green Movement adalah seperti aktivitas penanaman pohon.
Green-fluencer: Cinta Laura Kiehl

Cinta Kuara Kiehl kini menjadi green-fluencer yang juga aktif mendukung keberlanjutan lingkungan. Melalui gerakan #ActofLove dan #AoLKiehlers, Cinta mengajak para generasi muda untuk bersama-sama memulai kebiasaan ramah lingkungan seperti mengurangi penggunaan sampah plastik.
Dari gerakan lingkungan tersebut, Cinta mendorong kesadaran anak muda untuk tidak mengabaikan dampak negatif terhadap lingkungan yang kerap ditimbulkan dari usaha atau bisnis. Cinta juga menyoroti bahwa isu lingkungan saat ini semakin kompleks seperti masih kurangnya fasilitas daur ulang dan pengelolaan limbah yang perlu, hingga kurangnya kesadaran akan gaya hidup berkelanjutan.
Green-fluencer: Nicholas Saputra

Pemeran film Ada Apa Dengan Cinta (AADC), Nicholas Saputra, merupakan green-fluencer selanjutnya yang juga peduli terhadap keberlanjutan lingkungan. Melalui proses karirnya yang sudah lama di dunia perfilman, Nicholas Saputra memproduksi film dokumenter bertema lingkungan dengan judul Semesta. Film ini dibuat sebagai upaya untuk menyadarkan semua orang akan isu iklim dan pentingnya membangun lingkungan berkelanjutan.
Dengan concernya pada isu lingkungan, Nicholas Saputra juga sempat ditunjuk oleh UNICEF Indonesia sebagai Duta Nasional pada tahun 2019.
Green-fluencer: Nadya Hutagalung

Green-fluencer berikutnya yang juga aktif pada gerakan peduli lingkungan adalah Nadya Hutagalung. Cara Nadya Hutagalung untuk peduli terhadap lingkungan adalah dengan membangun sekolah alam bernama Green Kampong di Bali. Tempat yang menjadi pusat informasi seputar hidup ramah lingkungan dan bebas diakases siapa pun.
Baca Juga: 5 Film Bertema Lingkungan Supaya Makin Sadar Alam Sekitar
Keterlibatan para green-fluencer ini tidak dapat dipungkiri sangat reaktif bagi publik. Di mana suara-suara mereka mudah menjangkau masyarakat dan lebih dapat memotivasi khalayak. Di samping itu, untuk mendapatkan wawasan lebih mengenai lingkungan kini telah hadir Satuplatform.com. Dapatkan pula FREE DEMOnya sekarang!
Similar Article
Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan
Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan…
YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025
Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan…
Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin…
Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah
Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin…
Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan?
Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas…
Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment
As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward…