5 Rekomendasi Komoditas UMKM di Era Ekonomi Hijau

Inisiatif negara untuk melakukan transformasi menuju ekonomi hijau (green economy) bukan lagi sekadar angan-angan. Di tengah tekanan dari perubahan iklim, regulasi internasional, dan preferensi konsumen yang semakin sadar lingkungan, maka  semua sektor harus beradaptasi, termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

Dalam hal ini, era ekonomi hijau hadir dengan menawarkan peluang baru yang dapat dioptimalkan oleh UMKM Indonesia, terutama dalam pengembangan komoditas berbasis keberlanjutan. Berbeda dengan pendekatan konvensional yang menekankan volume produksi dan efisiensi biaya semata, industri hijau mengedepankan prinsip ekonomi sirkular, penggunaan sumber daya terbarukan, dan produk ramah lingkungan. 

Berikut adalah 5 rekomendasi komoditas unggulan yang dapat dikembangkan dalam menyongsong UMKM di era ekonomi hijau. Mari simak!

Baca juga artikel lainnya : Menekan Dampak Jejak Karbon: Panduan bagi Perusahaan di Indonesia

#1 Produk Olahan Limbah

Sekilas, mendengar kata limbah maka sebagian besar orang akan berpikir mengenai sampah dan berbagai barang yang tidak bernilai guna lagi. Namun, sebetulnya masih banyak limbah yang justru bisa dibuat menjadi bahan baku bernilai ekonomis yang tinggi. Terutama di era ekonomi sirkular, pemanfaatan limbah sangat di-encourage untuk mendukung aspek keberlanjutan lingkungan (sustainability).

1

Dalam hal ini, UMKM dapat mengolah limbah rumah tangga, limbah pertanian, atau limbah industri menjadi produk fungsional yang estetis dan bernilai guna. Beberapa contoh pengembangan produk yang berasal dari limbah adalah seperti:

  • Produk tas, totebag, dompet dari limbah plastik
  • Briket biomassa (alternatif energi bersih) dari limbah serbuk gergaji
  • Kemasan biodegradable dan produk kerajinan tangan dari limbah pertanian (seperti sekam padi, jerami, dan kulit kopi)

Pada akhirnya, produk daur ulang dapat menjadi daya tarik sendiri bagi para konsumen yang peduli lingkungan, terutama di pasar ekspor seperti Eropa dan Jepang yang mensyaratkan eco-labeling dan low-carbon footprint.

#2 Produk Pertanian Organik dan Agroforestri

Komoditas UMKM berikutnya yang memiliki peluang bagus di era ekonomi hijau adalah produk pertanian organik dan agroforestri. Faktanya, pertanian organik bukan hanya lebih sehat dan bebas pestisida, tetapi juga menyumbang lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan metode pertanian konvensional. Selain itu, praktik agroforestri yang dilakukan dengan kombinasi pertanian dan kehutanan, dapat meningkatkan kesuburan tanah dan menyerap karbon dari atmosfer.

Produk pertanian organik dari metode agroforestri tersebut memiliki nilai tersendiri ketika masuk ke pasar (market), terutama di tengah konsumen yang semakin sadar akan isu keberlanjutan. Secara lebih khusus, pertanian organik kini memiliki pasar premium di dalam dan luar negeri. UMKM bisa menjangkau supermarket, hotel, hingga pasar ekspor dengan sertifikasi organik dan jejak karbon rendah.

#3 Fashion Berkelanjutan

Di era ekonomi hijau, UMKM juga dapat merambah ke industri fashion. Faktanya, industri fashion memang merupakan salah satu penyumbang limbah dan polusi terbesar di dunia sehingga meningkatkan inisiatif “slow fashion”. Kondisi ini membuka peluang bagi UMKM di sektor tekstil dan kerajinan untuk menawarkan produk berbasis serat alami, pewarna alami, dan proses produksi rendah emisi.
Dari segi market, biasanya konsumen yang peduli terhadap isu sustainability akan memilih pakaian yang tahan lama, etis, dan ramah lingkungan. Produk tekstil ramah lingkungan memiliki nilai jual lebih tinggi dan sangat diminati. Bahkan, beberapa platform e-commerce global memiliki kategori khusus untuk produk sustainable fashion.

#4 Produk Skincare Alami

Produk kosmetik dan perawatan tubuh berbahan alami kini semakin populer seiring dengan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan. Ini menjadi peluang besar bagi UMKM untuk mengembangkan produk dari kekayaan lokal Indonesia, seperti minyak kelapa, minyak atsiri, rempah-rempah, hingga tanaman obat. 

Di samping itu, sabun dan sampo herbal tanpa sulfat dan paraben, body butter dari minyak kelapa dan shea butter lokal, akan menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi konsumen di kota-kota besar yang kesulitan menemukan produk skincare alami. Tren global juga semakin mendukung produk kecantikan yang cruelty-free, organik, dan zero waste. Konsumen saat ini lebih sadar akan apa yang mereka gunakan, termasuk dari mana bahan bakunya berasal. Dengan sentuhan kemasan ramah lingkungan dan bahan lokal yang berkualitas, produk UMKM Indonesia punya peluang besar untuk menembus pasar ekspor dan bersaing di pasar global.

#5 Produk Pangan Lokal Ramah Lingkungan

Komoditas UMKM berikutnya yang berpeluang untuk dikembangkan adalah produk pangan lokal. Menjual produk pangan lokal yang diproses secara berkelanjutan bukan hanya soal bisnis, tapi juga kontribusi nyata untuk ketahanan pangan dan lingkungan. UMKM bisa mulai dari hal sederhana, seperti menghadirkan makanan ringan sehat berbahan dasar dari hasil panen petani, seperti singkong, ubi, atau sagu. Ada juga pilihan minuman herbal siap saji tanpa pemanis buatan, atau produk fermentasi lokal seperti tempe, kombucha, hingga tape singkong dalam kemasan ramah lingkungan. Semuanya bisa dikembangkan dengan melibatkan komunitas petani agar manfaatnya terasa lebih luas.

Saat ini, minat terhadap makanan tradisional dengan sentuhan modern dan sehat semakin besar, baik di pasar lokal maupun internasional. Bahkan, sektor pariwisata hijau (green tourism) juga mencari produk kuliner yang sejalan dengan prinsip ramah lingkungan. Dengan pendekatan yang tepat, UMKM punya peluang besar untuk membawa cita rasa lokal Indonesia ke pasar global, sekaligus berkontribusi pada gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Dukungan dan Strategi Pengembangan

Agar peluang dari komoditas hijau ini benar-benar bisa dimanfaatkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci. UMKM perlu didukung dengan pelatihan dan inkubasi bisnis hijau agar semakin siap menerapkan prinsip ekonomi berkelanjutan. Selain itu, penting juga untuk mendorong sertifikasi seperti organic certified atau eco-label agar produk lebih dipercaya di pasar global. Di sisi lain, digitalisasi pemasaran lewat e-commerce dan media sosial bisa membantu UMKM menjangkau konsumen yang peduli lingkungan, baik di dalam maupun luar negeri.

Memasuki era ekonomi hijau, UMKM Indonesia punya peluang besar untuk jadi bagian dari solusi global. Untuk para pelaku bisnis yang ingin mempercepat inisiatif hijau, Anda dapat memulai dari pengelolaan emisi hingga strategi ESG, Satuplatform siap membantu inisiatif keberlanjutan bisnis Anda!. Bersama, kita bisa membangun masa depan bisnis yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Similar Article