Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis energi. Kondisi krisis energi yang saat ini tengah melanda berbagai belahan dunia bukan hanya berdampak pada sektor energi itu sendiri, tetapi juga memberikan tekanan besar terhadap keberlanjutan operasional dunia usaha.
Baca juga artikel lainnya : Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah?
Ketergantungan pada bahan bakar fosil, fluktuasi harga energi, hingga ketidakpastian geopolitik membuat banyak perusahaan menghadapi tantangan serius dalam menjaga efisiensi biaya dan stabilitas pasokan. Untuk itu, adaptasi strategis menjadi suatu keharusan, terutama dalam konteks transisi menuju ekonomi rendah karbon dan praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Dalam artikel ini akan dibahas apa saja bentuk adaptasi yang harus dipersiapkan oleh bisnis di era krisis energi saat ini.
Table of Contents
ToggleKrisis Energi dan Operasi Bisnis
Krisis energi yang saat ini terjadi telah menciptakan ketidakpastian baru dalam dunia usaha. Lonjakan harga listrik dan bahan bakar membuat biaya operasional meningkat drastis, khususnya bagi industri yang sangat tergantung pada energi, seperti manufaktur, logistik, dan pertambangan.
Tidak hanya itu, gangguan pasokan energi juga memberikan hambatan pada proses produksi dan rantai pasok, yang pada akhirnya berdampak pada performa bisnis secara keseluruhan. Sebagai respon dalam menghadapi kondisi ini, banyak perusahaan mulai melakukan audit energi dan evaluasi ulang terhadap efisiensi proses internal. Hal ini menjadi langkah awal yang penting dalam memahami titik-titik konsumsi energi terbesar serta potensi penghematan yang dapat dicapai.
Efisiensi Energi pada Bisnis
Menyadari bahwa krisis energi adalah ancaman besar bagi operasional perusahaan, strategi efisiensi dapat menjadi pilihan paling realistis untuk diimplementasikan oleh bisnis. Melakukan efisiensi energi dapat dimulai dari mengganti peralatan listrik dengan teknologi hemat energi, menerapkan sistem manajemen energi, hingga mengedukasi karyawan tentang penghematan energi dalam aktivitas sehari-hari.
Dalam efisiensi energi, bisnis dan perusahaan juga dapat memanfaatkan alat digital dan teknologi Internet of Things (IoT). perangkat digital tersebut akan sangat membantu perusahaan dalam memantau konsumsi energi secara real-time. Dengan sistem pemantauan ini, perusahaan bisa mendeteksi kebocoran energi, mengatur beban listrik pada jam sibuk, serta membuat keputusan berbasis data untuk efisiensi optimal.
Selain mengurangi ketergantungan terhadap energi konvensional, langkah ini juga membantu menurunkan emisi karbon dan menunjukkan komitmen terhadap praktik berkelanjutan di tengah krisis energi global.
Investasi dan Diversifikasi pada Sumber Terbarukan
Selanjutnya, untuk membangun resiliensi di masa krisis energi, perusahaan perlu melangkah lebih jauh dengan berinvestasi pada sumber energi terbarukan. Beberapa sumber energi yang dapat perusahaan pilih adalah seperti panel surya, energi angin, biomassa, hingga pembangkit tenaga mikrohidro. Sumber-sumber energi tersebut dapat menjadi alternatif yang semakin menarik untuk dikembangkan, baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan penyedia energi hijau.
Adanya strategi diversifikasi energi tidak hanya mengurangi risiko tergantung pada pasokan energi fosil, tetapi juga memberikan kepastian biaya jangka panjang karena energi terbarukan umumnya memiliki biaya operasional yang lebih stabil. Dalam jangka panjang, investasi ini juga dapat menjadi keunggulan kompetitif, terutama ketika pemerintah mulai memberlakukan insentif dan regulasi yang mendukung transisi energi bersih sebagai respons terhadap krisis energi.
Indonesia sendiri memiliki target bauran energi yaitu energi terbarukan (EBT) 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014.
Model Bisnis Berkelanjutan untuk Ketahanan Energi
Bentuk adaptasi bisnis yang pada akhirnya perlu diterapkan adalah dengan bertransformasi ke model bisnis berkelanjutan.
Bisnis berkelanjutan berarti bahwa perusahaan melakukan operasional bisnis yang berusaha menyeimbangkan benefit ekonomi, sosial, dan lingkungan secara bertanggungjawab dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan. Bisnis berkelanjutan di era krisis energi bukan bukan hanya pilihan etis, tetapi juga strategi adaptif yang memberikan nilai tambahan (value added) pada upaya membentuk lingkungan hijau.
Dalam bertransformasi kepada model bisnis berkelanjutan, perusahaan perlu untuk mulai menyusun ulang rantai pasok dengan mempertimbangkan jejak karbon dan konsumsi energi setiap mitra kerja. Transparansi, sertifikasi lingkungan, dan pelaporan ESG (Environmental, Social, and Governance) yang merupakan bagian penting dari ekosistem bisnis modern.
Kolaborasi Multi-Pihak yang Berkelanjutan
Pada akhirnya, menghadapi krisis energi bukanlah tanggung jawab satu pihak saja. Kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat sipil sangat dibutuhkan untuk menciptakan sistem energi yang adil dan berkelanjutan. Pemerintah memiliki peran kunci dalam menciptakan kebijakan insentif, menurunkan hambatan regulasi bagi energi terbarukan, serta menyediakan infrastruktur yang mendukung transformasi energi.
Di sisi lain, perusahaan dapat memperkuat posisi mereka dengan bergabung forum kolaboratif energi, atau bahkan mendanai riset dan pengembangan teknologi energi bersih. Perusahaan juga dapat berkonsultasi dengan platform digital yang memberikan solusi lingkungan.
Dalam hal ini Satuplatform hadir sebagai all-in-one solution yang membantu bisnis merancang strategi dan pengelolaan ESG yang terukur dan berbasis data. Coba FREE DEMO nya, sekarang!
Similar Article
Adaptasi Bisnis di Era Krisis Energi
Pasokan bahan bakar menjadi semakin terbatas, dengan harga yang melambung tinggi, merupakan salah satu bukti bahwa dunia sedang mengalami krisis…
The Environmental Impact of Silicones in Beauty Industry
In an era when sustainability has become a defining trend across industries, the beauty sector does not want to be…
Unveiling the Environmental Footprint of Vaping Culture
Over the past decade, vaping has been marketed as a cleaner alternative to traditional smoking. The trend of e-cigarettes and…
Earth Day: Act to Love the Earth Way More Better
The world commemorates Earth Day every year on April 22nd, as a global reminder to reflect on how we treat…
Manfaatkan Ayam, Perancis Garap Program Solusi Sampah Rumah Tangga
Permasalahan sampah merupakan salah satu ‘pekerjaan rumah’ yang hampir dimiliki oleh seluruh negara. Tiap negara memiliki caranya masing-masing dalam menanggulangi…
Jenis Energi Biomassa yang Lebih Ramah Lingkungan: Solusi dari Limbah, Bukan dari Hutan
Tidak semua jenis sumber energi biomassa memberikan dampak lingkungan yang positif. Penggunaan biomassa yang berasal dari penebangan pohon secara langsung…