Bagaimana Kondisi Perkembangan Green Jobs di Indonesia?

Data dari World Economic Forum menyebut bahwa lowongan green jobs yang tersedia di seluruh dunia terus meningkat hampir dua kali lipat, atau sekitar 22,4 persen, sampai dengan tahun 2023. Jenis pekerjaan ini semakin diminati karena dinilai mampu menanggulangi dampak buruk kerusakan lingkungan. Lantas, bagaimana ketersediaannya di Indonesia? Baca Juga: Green Jobs: Pengertian, Contoh, hingga Kondisinya Saat Ini 

Perkembangan Green Jobs di Indonesia

Green Jobs atau pekerjaan hijau adalah istilah yang mengacu pada pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan alam. Baca Juga: 6 Bidang Green Career yang Patut Dicoba

Meningkatnya isu perubahan iklim dan degradasi lingkungan, menimbulkan respon yang beragam. Salah satunya kini telah banyak negara mulai mengadopsi kebijakan hijau yang mendorong pengembangan sektor-sektor ekonomi yang lebih ramah lingkungan. Menciptakan permintaan yang meningkat untuk pekerjaan hijau di berbagai industri seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan pengelolaan limbah.

Di Indonesia sendiri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas menyebut, ekonomi hijau di Indonesia akan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2030, dengan kualifikasi pekerjaan ramah lingkungan alias green jobs.

Kajian IESR tentang Deep Decarbonization juga mengatakan bahwa akan ada sekitar 3,2 juta lapangan kerja baru yang berkaitan dengan green jobs yang mencakup berbagai sektor pekerjaan. Termasuk pekerjaan di sektor energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan limbah, pertanian berkelanjutan, bangunan hijau, dan lain-lain.

Kesiapan Talenta Bidang Green Jobs di Indonesia

Meskipun ketersediaan lowongan pekerjaan di bidang pekerjaan ramah lingkungan atau green jobs semakin banyak dibuka, namun hal ini belum sebanding jumlahnya dengan sumber daya manusia yang siap untuk berkarir di bidang tersebut.

Nampaknya, masih banyak masyarakat Indonesia belum mengenal pekerjaan ramah lingkungan. Sebagaimana dikutip dari VOA, berdasarkan hasil studi Yayasan Indonesia Cerah dan Suara Mahasiswa UI (SUMA UI) tahun 2023, sekitar 55 persen responden mahasiswa kurang dan belum familiar dengan konsep pekerjaan hijau.

Generasi muda saat ini juga banyak yang belum dibekali dengan green skills atau keterampilan yang dibutuhkan dalam green jobs. Beberapa keahlian yang setidaknya perlu dikuasai ialah keahlian untuk mengambil keputusan berdasarkan data (data driven), memecahkan masalah secara efektif (design thinking), serta menerapkan prinsip keberlanjutan (sustainability).

World Economic Forum juga menjelaskan, jumlah talenta yang memiliki keterampilan untuk membantu mengatasi krisis iklim hanya tumbuh sebesar 12,3 persen antara tahun 2022 dan 2023. Padahal, dibutuhkan lebih banyak jumlah talenta yang tersedia untuk dapat mengisi lowongan green jobs yang ada.

Mengatasi Kesenjangan 

Kemudian, untuk dapat mengatasi kesenjangan antara ketersediaan lapangan kerja dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan, diperlukan partisipasi salah satunya dari perusahaan untuk dapat membuka peluang bagi generasi muda berkarir di sektor tersebut.

Dikutip dari VOA, konsultan keberlanjutan dan perubahan iklim, Faiza Fauziah menjelaskan bahwa kalangan industri lah yang memegang peran penting untuk mengembangkan pekerjaan hijau. Sebab keterampilan mahasiswa dalam hal keberlanjutan biasanya akan mulai terbentuk apabila telah secara langsung terlibat dalam pekerjaannya.

Selain itu, generasi muda juga diharapkan dapat secara mandiri belajar dan memahami keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ramah lingkungan. Sebab green jobs memerlukan berbagai keterampilan khusus yang mendukung upaya keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.

Beberapa keterampilan yang diharapkan di antaranya ialah pemahaman tentang teknologi energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan limbah dan daur ulang, pertanian berkelanjutan dan lain-lain. Juga keterampilan analitis dan penelitian, manajerial, big data, dan lain sebagainya. 

Mari mulai berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim, dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri Anda dan ciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!

Similar Article

5 Brand Kosmetik yang Dukung ESG

Berbagai jenis dan varian dari produk kosmetik yang tersebar luas, menimbulkan potensi sampah kemasan yang menumpuk di landfill. Tidak hanya…