Sejarah Penerapan Pajak Karbon

Sejarah Penerapan Pajak Karbon

Penerapan pajak karbon dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan pengurangan emisi karbon dan menekan perubahan iklim

Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim?

Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim?

Perubahan iklim menjadi ancaman serius yang dapat membahayakan keberlanjutan bumi, lingkungan, juga masa depan manusia. Hal ini perlu dihadapi dengan serius oleh seluruh negara yang ada, termasuk Indonesia. Baca Juga: 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim  Menurut Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI, pada acara The 11th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2023, menyampaikan bahwa perubahan iklim bisa sangat berisiko signifikan bagi keberlangsungan dunia. Terutama negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang.  Di Indonesia sendiri, menurut data BMKG, suhu udara rata-rata di Indonesia per Oktober 2023 mencapai 27,7 derajat Celcius. Mengalami kenaikan sebanyak 0,7 derajat Celcius dibandingkan periode rata-rata kurun 1991-2020 yang sebesar 26.8 deraja Celcius. Suhu ini juga merupakan yang tertunggi untuk bulan yang sama sejak 1981. Baca Juga: 3 Mitos dan Fakta terkait Perubahan Iklim Lalu, bagaimana pemerintah mengatasi percepatan perubahan iklim yang semakin nampak? Apa saja upaya yang sudah dilakukan Indonesia sejauh ini dalam upaya melawan dampak pemanasan global? Perubahan Iklim Perubahan Iklim – Menyusun dan Mengimplementasikan NDC Indonesia diketahui telah menyusun dan mengumumkan Nationally Determined Contributions (NDC) sebagai komitmen dalam perjanjian Perubahan Iklim Paris. NDC Indonesia mencakup target pengurangan emisi gas rumah kaca dan upaya adaptasi.  Dalam target NDC yang diperbarui pada 2022 lalu, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi GRK sebesar 31,89% dengan kemampuan sendiri dan dapat mencapai 43,20% pada 2030 dengan dukungan internasional. Diimplementasikan dalam bidang pendanaan, teknologi, maupun peningkatan kapasitas.  Perubahan Iklim – Menetapkan Rencana NZE 2060 Indonesia juga telah menyampaikan visi dan formulasi jangka panjang dalam upaya menurunkan jumlah emisi melalui dokumen Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR 2050). Dalam hal ini, ditetapkan rencana Net Zero Emission 2060, dengan sektor energi dan Forestry and Other Land Use (FOLU) menjadi tulang punggung pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia.  Perubahan Iklim – Program Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+) Indonesia diketahui terlibat dalam inisiatif REDD+ untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Program ini mencakup konservasi hutan, rehabilitasi lahan gambut, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dalam mengimlementasikan REDD+, Indonesia memiliki peran yang cukup penting mengingat jumlah hutan alam tropis yang cukup luas sekaligus memiliki potensi ancaman deforestasi yang cukup tinggi. Indonesia juga aktif menyuarakan kepada negara-negara maju akan pentingnya menunaikan kewajiban membantu negara berkembang mempertahankan hutan alam. Keberhasilan Indonesia dalam mengimpelementasikan REDD+ dan menerima Result Based Contribution (RBP) telah diakui dan menjadi contoh baik bagi negara-negara lain. Pengalaman ini dinilai layak untuk dipelajari. Perubahan Iklim – Pengembangan Energi Terbarukan Indonesia mempercepat pengembangan energi terbarukan, termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, dan jenis lainnya. Sektor energi disebut memiliki peran strategis dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. Oleh karena itu, Indonesia menghadirkan percepatan dalam upaya transisi energi menuju energi baru terbarukan dan konservasi energi. Berdasarkan data Ditjen Energi Baru Terbarukan (EBKTE), Rencana Pengembangan PLT berbasis EBT pada Green RUPTL PLN 2021-2030 akan menghasilkan total investasi sekitar USD 55,18 miliar, mengurangi 89 juta ton CO2e, dan membuka lapangan kerja baru sebanyak 281.566 kesempatan. Itulah beberapa upaya Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan melawan dampaknya yang kian terlihat. Tentu, hal ini perlu didukung oleh masyarakat dan pihak berkepentingan lainnya sehingga target pengurangan emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang direncanakan bisa tercapai. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Penerapan Energi Bersih di Indonesia Ditengah ketergantungan dunia terhadap energi konvensional yang semakin terbatas, diperlukan sebuah perubahan yang mendorong masyarakat beralih ke penggunaan energi yang berkelanjutan. Transisi menuju energi bersih adalah salah satu yang bisa dilakukan. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan yang Diterapkan di Indonesia Energi bersih merupakan sumber energi dan teknologi yang mengandung gas rumah kaca lebih rendah bahkan nol dibandingkan sumber energi konvensional. Energi bersih umumnya memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, berbeda dengan energi dari bahan bakar fosil. Energi Bersih Penggunaan energi bersih bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan keberlanjutan, dan meminimalisir dampak negatif penggunaannya terhadap lingkungan. Beberapa jenis energi bersih… Emisi GRK dalam Kegiatan Pertanian Sektor pertanian merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian suatu negara. Meski begitu, sektor pertanian juga menjadi salah satu kontributor yang ikut menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) bagi bumi. Baca Juga: Jejak Karbon di Industri Pangan Telah sejak lama, sektor pertanian mengalami perkembangan pesat di mana hadir pertanian modern yang menggabungkan antara prinsip agronomi modern, pemuliaan tanaman, agrochemicals, dan perkembangan teknologi. Sayangnya, perkembangan ini belum sejalan dengan upaya perlindungan terhadap lingkungan. Dikutip dari Low Carbon Development Indonesia, terdapat beberapa isu lingkungan ekologi yang dihadapi sektor pertanian. Degradasi lingkungan karena penggunaan bahan kimia yang masif, Hilangnya biodiversitas karena budidaya pertanian… Greenhouse Gas (GHG) Protocol: Upaya Dunia Mereduksi Emisi GRK GHG Protocol – Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi salah satu faktor yang dapat memperparah dampak perubahan iklim. Gas-gas tersebut menciptakan efek rumah kaca dan berperan dalam peningkatan suhu global. Beberapa gas rumah kaca yang meliputi Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hidrofluorokarbon (HFC), Perfluorokarbon (PFC), dan Sulfur Hexafluoride (SF6) umumnya diproduksi dari berbagai sumber aktivitas manusia.  Hal inilah yang perlu dibatasi demi meminimalisir krisis perubahan iklim dan mewujudkan masa depan yang cerah. Oleh karena itu, diperlukan riwayat penghitungan dan pencatatan produksi emisi GRK guna menjalankan upaya pengurangan dan melakukan efisiensi emisi GRK dalam kegiatan industri. Baca Juga:… Emisi CO2 Uni Eropa Capai Titik Terendah dalam 60 Tahun, Kok Bisa? Upaya Uni Eropa dalam mengurangi produksi emisi karbon dioksida (CO2) dan melawan krisis …

Penerapan Energi Bersih di Indonesia

Penerapan Energi Bersih di Indonesia

Ditengah ketergantungan dunia terhadap energi konvensional yang semakin terbatas, diperlukan sebuah perubahan yang mendorong masyarakat beralih ke penggunaan energi yang berkelanjutan. Transisi menuju energi bersih adalah salah satu yang bisa dilakukan. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan yang Diterapkan di Indonesia Energi bersih merupakan sumber energi dan teknologi yang mengandung gas rumah kaca lebih rendah bahkan nol dibandingkan sumber energi konvensional. Energi bersih umumnya memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, berbeda dengan energi dari bahan bakar fosil. Energi Bersih Penggunaan energi bersih bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan keberlanjutan, dan meminimalisir dampak negatif penggunaannya terhadap lingkungan. Beberapa jenis energi bersih dan terbarukan beserta teknologinya, seperti: Energi Surya, pemanfaatan panas matahari. Energi Angin, pemanfaatan tenaga angin. Energi Hidro, pemanfaatan energi air Energi Panas Bumi, pemanfaatan panas bumi Bioenergi, pemanfaatan bahan-bahan organik seperti biomassa, bioetanol, dan biogas. Energi Nuklir, pemanfaatan reaktor nuklir. Energi Laut, pemanfaatan ombak dan arus laut. Hidrogen Bersih, pemrosesan elektrolisis air atau hidrokarbon. Energi bersih memiliki peran kunci dalam memitigasi perubahan iklim dan menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan. Baca Juga: Mereduksi Konsumsi Energi pada Bangunan, Bagaimana? Tren Transisi Menuju Energi Bersih dan Berkelanjutan Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana, tren global saat ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin tertarik beralih ke energi bersih. Seperti hal nya industri dan perusahaan yang menunjukkan hal yang sama. Di Indonesia sendiri, potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) disebut dapat mencapai 3.687 gigawatt dari energi surya, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut. Pemanfaatan EBT ditargetkan pemerintah dalam kebijakan energi nasional sebesar 23% pada 2025. Melalui impelementasi EBT, pemerintah menargetkan dapat menurunkan emisi pada 2030 sebesar 358 juta ton CO2. Dengan jangka panjangnya adalah nol emisi karbon (NZE) di tahun 2060. Sejauh ini, Indonesia telah melakukan sejumlah langkah dalam upaya penerapan energi bersih. Beberapa inisiatif dan kebijakannya di antaranya. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Terbarukan (PLTT) Berdasarkan laporan PLN, Indonesia setidaknya memiliki 421 unit pembangkit listrik dengan energi terbarukan di seluruh Indonesia pada 2021. Total kapasitas terpasang adalah 4.189 megawatt (MW). Namun, jumlah tersebut baru terealisasi 6,5% dari total kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional yang mencapai 64.553 MW pada tahun lalu. Kendala pendanaan dan investasi menjadi hambatan utama dalam sektor ini. Pengembangan Energi Panas Bumi Indonesia disebut memiliki potensi besar dalam pengembangan energi panas bumi. Menurut perhitungan Carbon Neutral Calculator, keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dapat mengurangi efek gas rumah kaca hingga 14,91 juta ton CO2 per tahun.  Saat ini, Indonesia memiliki beberapa PLTP yang tersebar di berbagai nusantara. Salah satu yang terbesar adalah PLTP Lahendong di Tomohon, Sulawesi Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 120 MW. Program Energi Bersih di Sektor Transportasi Inisiatif ini melibatkan pengembangan transportasi berbasis listrik (kendaraan listrik dan kendaraan listrik hibrida) dan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar. Indonesia diketahui semakin serius memperbanyak penggunaan mobil listrik sebagai moda transportasi ramah lingkungan. Pemerintah juga melakukan percepatan penggunaan mobil listrik di tengah-tengah masyarakat bahkan instansi pemerintahan. Diharapkan penerapan program ini dapat mendukung upaya dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Meskipun telah ada kemajuan, tantangan tetap ada, termasuk infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan, keterbatasan sumber daya, dan koordinasi lintas-sektor yang lebih baik. Dengan komitmen dan langkah-langkah lebih lanjut, Indonesia dapat terus memperkuat penerapan energi bersih untuk mendukung keberlanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Penerapan Energi Bersih di Indonesia Emisi GRK dalam Kegiatan Pertanian Sektor pertanian merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian suatu negara. Meski begitu, sektor pertanian juga menjadi salah satu kontributor yang ikut menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) bagi bumi. Baca Juga: Jejak Karbon di Industri Pangan Telah sejak lama, sektor pertanian mengalami perkembangan pesat di mana hadir pertanian modern yang menggabungkan antara prinsip agronomi modern, pemuliaan tanaman, agrochemicals, dan perkembangan teknologi. Sayangnya, perkembangan ini belum sejalan dengan upaya perlindungan terhadap lingkungan. Dikutip dari Low Carbon Development Indonesia, terdapat beberapa isu lingkungan ekologi yang dihadapi sektor pertanian. Degradasi lingkungan karena penggunaan bahan kimia yang masif, Hilangnya biodiversitas karena budidaya pertanian… Greenhouse Gas (GHG) Protocol: Upaya Dunia Mereduksi Emisi GRK GHG Protocol – Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi salah satu faktor yang dapat memperparah dampak perubahan iklim. Gas-gas tersebut menciptakan efek rumah kaca dan berperan dalam peningkatan suhu global. Beberapa gas rumah kaca yang meliputi Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hidrofluorokarbon (HFC), Perfluorokarbon (PFC), dan Sulfur Hexafluoride (SF6) umumnya diproduksi dari berbagai sumber aktivitas manusia.  Hal inilah yang perlu dibatasi demi meminimalisir krisis perubahan iklim dan mewujudkan masa depan yang cerah. Oleh karena itu, diperlukan riwayat penghitungan dan pencatatan produksi emisi GRK guna menjalankan upaya pengurangan dan melakukan efisiensi emisi GRK dalam kegiatan industri. Baca Juga:… Emisi CO2 Uni Eropa Capai Titik Terendah dalam 60 Tahun, Kok Bisa? Upaya Uni Eropa dalam mengurangi produksi emisi karbon dioksida (CO2) dan melawan krisis perubahan iklim, akhir-akhir ini nampaknya membuahkan hasil positif. Baca Juga: Pengertian Emisi Karbon: Sumber, Dampak, dan Cara Mengatasinya Pasalnya, berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Centre for Research on Energy and Clean Air’s (CREA), yang terbit pada Januari 2024 kemarin, menyebut bahwa tingkat emisi CO2 tahunan Uni Eropa dari bahan bakar fosil pada 2023 mengalami penurunan sebesar 8% dibandingkan tahun 2022. Penurunan terbesar kedua yang pernah tercatat sejak 1960an. Pada saat yang sama, emisi dari batu bara di Uni Eropa mengalami penurunan sebesar 25%, emisi terkait gas turun… Emisi GRK Scope 3 Scope emissions merupakan istilah yang digunakan …