3 Kegiatan yang Tanpa Disadari Menghasilkan Jejak Karbon

3 Kegiatan yang Tanpa Disadari Menghasilkan Jejak Karbon

Selain menghasilkan timbulan sampah, aktivitas manusia sehari-hari juga berpotensi menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang memiliki dampak bagi bumi. Disebut juga jejak karbon. Baca Juga: Alasan Perusahaan Perlu Menghitung Jejak Karbon Jejak karbon mengacu pada jumlah total emisi GRK yang dihasilkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh individu, organisasi, atau kegiatan tertentu. Emisi tersebut dapat berupa di antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), gas nitrous oksida (N2O), dan partikel lainnya.  Terdapat beragam sumber gas-gas rumah kaca dapat dihasilkan, umumnya berasal dari kegiatan industri, pertanian, dan pembakaran bahan bakar fosil. Tanpa disadari, aktivitas manusia sehari-hari juga dapat berkontribusi pada jejak karbon individu.  Berikut ini adalah beberapa contoh aktivitas sederhana yang turut menyumbang jejak karbon ke atmosfer. Baca Juga: Jejak Karbon : Cara Perhitungan dalam Perusahaan Jejak Karbon 1. Penggunaan Transportasi Pribadi Menghasilkan Jejak Karbon Masyarakat Indonesia umumnya masih mengandalkan kendaraan pribadi untuk bepergian. Mobil pribadi yang menggunakan bahan bakar fosil dapat menghasilkan emisi karbon. Menurut data dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), sekitar 81,17 juta kg CO2e emisi karbon dihasilkan dari penggunaan kendaraan bermotor di Jakarta pada 2022. Menunjukkan bahwa masih tingginya ketergantungan masyarakat akan penggunaan kendaraan pribadi. Sebagai salah satu negara yang meratifikasi Paris Agreement 2015, Indonesia perlu untuk melakukan pengendalian konsentrasi emisi, salah satunya dari sektor transportasi, dengan mendorong masyarakat mulai beralih ke transportasi umum dan memanfaatkan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Kita juga bisa mulai berkontribusi pada perubahan dengan mulai menggunakan transportasi publik untuk bepergian, atau berjalan kaki dan bersepeda untuk membantu mengurangi jejak karbon mulai dari diri sendiri. 2. Pemakaian Energi Rumah Tangga Menjadi Jejak Karbon Penggunaan energi dari listrik dan gas untuk pemanasan atau pendinginan rumah juga dapat menghasilkan emisi karbon. Salah satunya AC yang menggunakan gas rumah kaca Chlorofluorocarbon (CFC), dapat merusak lapisan ozon bumi dan meningkatkan pemanasan global. Ozon yang rusak akan kesulitan menyerap radiasi sinar matahari yang berakibat pada naiknya suhu permukaan bumi. Oleh karena itu, kita bisa mulai beralih ke jenis pendingin udara yang tidak menggunakan zat kimia yang merusak lapisan ozon. Serta jangan lupa mematikan peralatan yang tidak digunakan, menggunakan lampu hemat energi, dan meningkatkan isolasi rumah untuk membantu mengurangi konsumsi energi. 3. Pengelolaan Sampah Tidak Bertanggung Jawab Tentu Menghasilkan Jejak Karbon Mengelola sampah secara tidak tepat dan bertanggung jawab, seperti membakar sampah dan tidak mengompos sampah organik memiliki dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan. Membakar sampah sendiri dapat menghasilkan emisi gas beracun yang berpotensi menimbulkan masalah pernapasan, iritasi mata, dan dampak pada kesehatan lainnya. Sampah organik yang tertumpuk di TPA dan tidak kunjung dikelola juga bisa menghasilkan gas metana yang berbahaya bagi bumi. Untuk itu, penting bagi masyarakat mengurangi dampak negatif dari pengelolaan sampah tidak bertanggung jawab dengan mengadopsi praktik-praktik manajemen sampah yang lebih berkelanjutan. Meskipun aktivitas-aktivitas di atas bersifat sederhana, mengubah kebiasaan sehari-hari dapat memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan membantu mengurangi jejak karbon pribadi kita. Memahami jejak karbon dan berupaya untuk menguranginya merupakan langkah penting dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim dan menciptakan pola konsumsi yang lebih berkelanjutan. Jejak Karbon – Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 3 Kegiatan yang Tanpa Disadari Menghasilkan Jejak Karbon 3 Mitos dan Fakta terkait Perubahan Iklim Perubahan iklim saat ini tidak hanya sekedar pembahasan sampingan, namun telah menjadi topik utama yang seringkali dibicarakan di berbagai level masyarakat. Kian ramai dibahas oleh karena tanda-tandanya yang juga semakin terlihat. Baca Juga: 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim Sayangnya, isu perubahan iklim masih seringkali dikelilingi oleh berbagai mitos dan kesalahpahaman. Informasi yang simpang siur tentu menyesatkan, menjadikan upaya pencegahannya menjadi kurang tepat. Lalu, apa saja mitos perubahan iklim yang umum dibicarakan di masyarakat? Perubahan Iklim Mitos #1: “Perubahan iklim hanyalah siklus alamiah bumi.” Fakta: Meskipun iklim bumi telah berubah bahkan sejak 4,5 miliar tahun yang lalu, perubahan yang terjadi… 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim Isu perubahan iklim kian mendapatkan perhatian serius di berbagai tingkat pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat hingga global. Percepatan pemanasan global menimbulkan kekhawatiran akan dampak lain yang mungkin bisa terjadi lebih parah dari sekarang. Baca Juga: Memahami Istilah Tobat Ekologis Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bagaimana perubahan iklim semakin berkembang ke arah yang kurang baik selama beberapa tahun ke belakang. Beberapa di antaranya seperti terjadinya suhu ekstrem, meningkatnya permukaan air laut, peningkatan curah hujan, dan perubahan habitat bagi flora dan fauna. Lalu, apa saja fakta terbaru terkait kondisi perubahan iklim yang perlu kita ketahui? Perubahan Iklim Fakta Perubahan Iklim: Kenaikan Suhu… 5 Alasan Wujudkan Laporan Keberlanjutan yang Terintegrasi bersama Satuplatform Sudahkah Anda mempersiapkan pelaporan ESG dan laporan keberlanjutan serta inisiatif berkelanjutan secara tepat dan berkualitas? Baca Juga: Keberlanjutan Bisnis : Bagaimana kita memulainya? Laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan laporan keberlanjutan saat ini memainkan peran yang semakin krusial dalam dunia bisnis dan keuangan. Oleh karena itu, dokumen ini perlu dibuat dengan memberikan informasi yang terbuka dan dapat dipercaya guna mendorong perubahan positif menuju bisnis yang lebih berkelanjutan. Keberlanjutan  Semua itu dapat diwujudkan dengan mudah bersama Satuplatform sebagai platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang… Pentingnya Transparansi dalam Laporan ESG dan Keberlanjutan Laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan laporan keberlanjutan (Sustainability Report) saat ini memainkan peran yang semakin krusial dalam dunia bisnis dan keuangan. Fungsinya lebih dari sekadar memberikan visibilitas dan informasi terhadap praktik berkelanjutan dalam bisnis. Baca Juga: Daftar Kebijakan …

3 Mitos dan Fakta terkait Perubahan Iklim

3 Mitos dan Fakta terkait Perubahan Iklim

Perubahan iklim saat ini tidak hanya sekedar pembahasan sampingan, namun telah menjadi topik utama yang seringkali dibicarakan di berbagai level masyarakat. Kian ramai dibahas oleh karena tanda-tandanya yang juga semakin terlihat. Baca Juga: 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim Sayangnya, isu perubahan iklim masih seringkali dikelilingi oleh berbagai mitos dan kesalahpahaman. Informasi yang simpang siur tentu menyesatkan, menjadikan upaya pencegahannya menjadi kurang tepat. Lalu, apa saja mitos perubahan iklim yang umum dibicarakan di masyarakat? Perubahan Iklim Mitos #1: “Perubahan iklim hanyalah siklus alamiah bumi.” Fakta: Meskipun iklim bumi telah berubah bahkan sejak 4,5 miliar tahun yang lalu, perubahan yang terjadi seharusnya memakan waktu selama ratusan ribu tahun. Perubahan iklim yang terjadi saat ini justru berlangsung sangat cepat hanya beberapa dekade, sebagaimana dikutip dari WWF. Pemanasan global juga lebih cepat meningkat sejak revolusi industri dimulai. Sebagaimana hal ini meningkatkan jumlah karbon dioksida dan gas-gas rumah kaca laain yang lepas ke atmosfer. Bisa dilihat bahwa semuanya terjadi kebanyakan karena aktivitas manusia. Baca Juga: Memahami Istilah Tobat Ekologis Mitos #2: “Pemanasan global tidak akan berdampak serius dalam waktu dekat.” Fakta: Sayangnya, dampak pemanasan global sudah mulai terlihat sejak lama hingga sekarang ini. Hanya saja manusia kadang tidak menyadarinya. Kenaikan suhu, kenaikan rata-rata permukaan air laut, cuaca ekstrem, dan perubahan pola iklim merupakan beberapa dampak perubahan iklim yang bisa diperhatikan. Terlebih lagi, ancaman es di kutub yang akan terus mencair dan habis jika pemanasan global mencapai 2 derajat Celcius. Mitos #3: “Menanam pohon dapat mengatasi perubahan iklim.” Fakta: Melindungi hutan dan memperbanyak pepohonan di berbagai titik tentu merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Namun, hal itu tidak sesederhana itu. Berdasarkan hasil penelitian dari Science berjudul “The Global Tree Restoration Potential”, menanam satu triliun pohon baru dapat menghilangkan seperempat karbon dioksida yang ada diudara. Akan tetapi, tentu perlu menunggu waktu pohon berada dalam usia yang cukup. Belum lagi, ada lebih banyak aktivitas deforestasi dilakukan dibandingkan menjaga hutan itu sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya lainnya dalam rangka mengurangi produksi emisi gas rumah kaca untuk membantu pohon memainkan perannya. Untuk mencegah dampak perubahan iklim yang lebih serius, masyarakat dunia perlu lebih serius bekerja sama mengatasi masalah yang ada. Penting untuk mengatasi perubahan iklim dengan berdasarkan pada fakta ilmiah.  Mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan keberlanjutan, dan mengadopsi energi terbarukan adalah langkah-langkah penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 3 Mitos dan Fakta terkait Perubahan Iklim Perubahan iklim saat ini tidak hanya sekedar pembahasan sampingan, namun telah menjadi topik utama yang seringkali dibicarakan di berbagai level masyarakat. Kian ramai dibahas oleh karena tanda-tandanya yang juga semakin terlihat. Sayangnya, isu perubahan iklim masih seringkali dikelilingi oleh berbagai mitos dan kesalahpahaman. Informasi yang simpang siur tentu menyesatkan, menjadikan upaya pencegahannya menjadi kurang tepat. Lalu, apa saja mitos perubahan iklim yang umum dibicarakan di masyarakat? Mitos #1: “Perubahan iklim hanyalah siklus alamiah bumi.” Fakta: Meskipun iklim bumi telah berubah bahkan sejak 4,5 miliar tahun yang lalu, perubahan yang terjadi seharusnya memakan waktu selama ratusan ribu tahun. Perubahan iklim yang… 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim Isu perubahan iklim kian mendapatkan perhatian serius di berbagai tingkat pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat hingga global. Percepatan pemanasan global menimbulkan kekhawatiran akan dampak lain yang mungkin bisa terjadi lebih parah dari sekarang. Baca Juga: Memahami Istilah Tobat Ekologis Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bagaimana perubahan iklim semakin berkembang ke arah yang kurang baik selama beberapa tahun ke belakang. Beberapa di antaranya seperti terjadinya suhu ekstrem, meningkatnya permukaan air laut, peningkatan curah hujan, dan perubahan habitat bagi flora dan fauna. Lalu, apa saja fakta terbaru terkait kondisi perubahan iklim yang perlu kita ketahui? Perubahan Iklim Fakta Perubahan Iklim: Kenaikan Suhu… 5 Alasan Wujudkan Laporan Keberlanjutan yang Terintegrasi bersama Satuplatform Sudahkah Anda mempersiapkan pelaporan ESG dan laporan keberlanjutan serta inisiatif berkelanjutan secara tepat dan berkualitas? Baca Juga: Keberlanjutan Bisnis : Bagaimana kita memulainya? Laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan laporan keberlanjutan saat ini memainkan peran yang semakin krusial dalam dunia bisnis dan keuangan. Oleh karena itu, dokumen ini perlu dibuat dengan memberikan informasi yang terbuka dan dapat dipercaya guna mendorong perubahan positif menuju bisnis yang lebih berkelanjutan. Keberlanjutan  Semua itu dapat diwujudkan dengan mudah bersama Satuplatform sebagai platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang… Pentingnya Transparansi dalam Laporan ESG dan Keberlanjutan Laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan laporan keberlanjutan (Sustainability Report) saat ini memainkan peran yang semakin krusial dalam dunia bisnis dan keuangan. Fungsinya lebih dari sekadar memberikan visibilitas dan informasi terhadap praktik berkelanjutan dalam bisnis. Baca Juga: Daftar Kebijakan dan Peraturan terkait ESG di Indonesia Laporan ESG Hal ini didukung oleh semakin meningkatnya kesadaran konsumen akan perusahaan yang yang senantiasa memikirkan dampak aktivitas mereka dan komitmen mereka terhadap lingkungan. Termasuk juga dorongan dari investor, karyawan, mitra, dan pemangku kepetingan lainnya yang peduli akan isu keberlanjutan. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan informasi ESG, pelaporan yang lebih baik, yang dibagikan secara… Memahami Istilah Tobat Ekologis Istilah tobat ekologis menjadi pembahasan populer pasca calon wakil presiden nomor urut 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyebutkannya dalam sesi debat cawapres beberapa waktu lalu. Baca Juga: Greenhushing: Pengertian, Dampak, dan Cara Menghindarinya Dalam pernyataannya, Cak Imin menyampaikan bahwa tobat ekologis perlu dilakukan sebab bencana ekologis sedang marak terjadi saat ini. Kerusakan lingkungan perlu dihentikan dan masyarakat diharapkan dapat hidup …

3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim

3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim

Isu perubahan iklim kian mendapatkan perhatian serius di berbagai tingkat pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat hingga global. Percepatan pemanasan global menimbulkan kekhawatiran akan dampak lain yang mungkin bisa terjadi lebih parah dari sekarang. Baca Juga: Memahami Istilah Tobat Ekologis Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bagaimana perubahan iklim semakin berkembang ke arah yang kurang baik selama beberapa tahun ke belakang. Beberapa di antaranya seperti terjadinya suhu ekstrem, meningkatnya permukaan air laut, peningkatan curah hujan, dan perubahan habitat bagi flora dan fauna. Lalu, apa saja fakta terbaru terkait kondisi perubahan iklim yang perlu kita ketahui? Perubahan Iklim Fakta Perubahan Iklim: Kenaikan Suhu Bumi Tembus Ambang Batas Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemanasan global telah menembus 1,52 Celcius selama periode Februari 2023 dan Januari 2024. Akibatnya, tahun tersebut dinyatakan sebagai tahun terpanas bumi yang pernah tercatat. Sesuai Perjanjian Iklim 2015 di Paris, para pemimpin dunia berusaha untuk membatasi kenaikan suhu jangka panjang di bawah 1,5 C. Hal ini penting untuk diperhatikan guna menghindari dampak paling merugikan dari perubahan iklim.  Sumber: BBC Oleh karena itu, para ilmuwan menghimbau bahwa mengurangi emisi karbon menjadi salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk memperlambat pemanasan global. Baca Juga: Emisi Gas Rumah Kaca Scope 1, 2 dan 3 Fakta Perubahan Iklim: Tahun 2023 Dicatat sebagai Tahun Terpanas Badan iklim Uni Eropa berhasil mencatat bahwa tahun 2023 menjadi tahun di mana suhu udara global menghangat ketimbang rata-rata suhu era pra-industri tahun 1850-1900. Rekor ini semakin mendekatkan dunia kepada pelanggaran terhadap target-target utama iklim internasional. Dikutip dari BBC Indonesia, di Indonesia sendiri BMKG mengamati fakta yang menunjukkan suhu udara rata-rata tahun 2023 sebesar 27,2 C, sehingga anomali suhu udara rata-rata tahun 2023 sebesar 0,5 C dibanding suhu udara rata-rata periode 1991-2020. Terjadinya peningkatan suhu baru-baru ini disebut berkaitan dengan peralihan cepat ke kondisi El Niño. Selain pemanasan jangka panjang yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Fakta Perubahan Iklim: Karbon Dioksida 50% Lebih Tinggi dari Era Pra-Industri Berdasarkan pengukuran oleh NOAA’s Mauna Loa Atmospheric Baseline Observatory, konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer per Mei 2022, adalah yang tertinggi dalam sejarah manusia. Berada di angka rata-rata 420,99 ppm, meningkat 1,8 ppm dibandingkan tahun 2021.  Sebelum terjadinya Revolusi Industri, tingkat CO2 secara konsisten berada di sekitar 280 ppm selama hampir 6.000 tahun peradaban manusia. Sejak itu, manusia diperkirakan menghasilkan 1,5 triliun ton polusi CO2 lokasi, yang sebagian besar akan terus menghangatkan atmosfer selama ribuan tahun.  Polusi CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil, aktivitas produksi semen, penggundulan hutan, dan praktik tidak ramah lingkungan lainnya menyebabkan atmosfer bumi terus menghangat. Menimbulkan serangkaian dampak lain yang harus segera ditahan untuk menghindari hal buruk lainnya. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim Isu perubahan iklim kian mendapatkan perhatian serius di berbagai tingkat pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat hingga global. Percepatan pemanasan global menimbulkan kekhawatiran akan dampak lain yang mungkin bisa terjadi lebih parah dari sekarang. Baca Juga: Memahami Istilah Tobat Ekologis Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bagaimana perubahan iklim semakin berkembang ke arah yang kurang baik selama beberapa tahun ke belakang. Beberapa di antaranya seperti terjadinya suhu ekstrem, meningkatnya permukaan air laut, peningkatan curah hujan, dan perubahan habitat bagi flora dan fauna. Lalu, apa saja fakta terbaru terkait kondisi perubahan iklim yang perlu kita ketahui? Kenaikan Suhu Bumi Tembus Ambang Batas Untuk… 5 Alasan Wujudkan Laporan Keberlanjutan yang Terintegrasi bersama Satuplatform Sudahkah Anda mempersiapkan pelaporan ESG dan laporan keberlanjutan serta inisiatif berkelanjutan secara tepat dan berkualitas? Baca Juga: Keberlanjutan Bisnis : Bagaimana kita memulainya? Laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan laporan keberlanjutan saat ini memainkan peran yang semakin krusial dalam dunia bisnis dan keuangan. Oleh karena itu, dokumen ini perlu dibuat dengan memberikan informasi yang terbuka dan dapat dipercaya guna mendorong perubahan positif menuju bisnis yang lebih berkelanjutan. Keberlanjutan  Semua itu dapat diwujudkan dengan mudah bersama Satuplatform sebagai platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang… Pentingnya Transparansi dalam Laporan ESG dan Keberlanjutan Laporan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan laporan keberlanjutan (Sustainability Report) saat ini memainkan peran yang semakin krusial dalam dunia bisnis dan keuangan. Fungsinya lebih dari sekadar memberikan visibilitas dan informasi terhadap praktik berkelanjutan dalam bisnis. Baca Juga: Daftar Kebijakan dan Peraturan terkait ESG di Indonesia Laporan ESG Hal ini didukung oleh semakin meningkatnya kesadaran konsumen akan perusahaan yang yang senantiasa memikirkan dampak aktivitas mereka dan komitmen mereka terhadap lingkungan. Termasuk juga dorongan dari investor, karyawan, mitra, dan pemangku kepetingan lainnya yang peduli akan isu keberlanjutan. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan informasi ESG, pelaporan yang lebih baik, yang dibagikan secara… Memahami Istilah Tobat Ekologis Istilah tobat ekologis menjadi pembahasan populer pasca calon wakil presiden nomor urut 01, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyebutkannya dalam sesi debat cawapres beberapa waktu lalu. Baca Juga: Greenhushing: Pengertian, Dampak, dan Cara Menghindarinya Dalam pernyataannya, Cak Imin menyampaikan bahwa tobat ekologis perlu dilakukan sebab bencana ekologis sedang marak terjadi saat ini. Kerusakan lingkungan perlu dihentikan dan masyarakat diharapkan dapat hidup secara berkelanjutan. Namun, apa itu tobat ekologis? Apa hubungannya terhadap keberlanjutan alam? Tobat Ekologis Apa Itu Tobat Ekologis? Tobat ekologis atau pertobatan ekologis (ecological conversion) merupakan istilah populer oleh Paus Fransiskus yang secara khusus dimuat dalam Ensiklik Laudato Si.… Kenapa CEO Perlu Jadikan Greenwashing dan Greenhushing jadi Isu Prioritas? Tanpa disadari, meningkatnya penerapan inisiatif berkelanjutan oleh organisasi atau perusahaan dapat menyebabkan …

Daftar Negara yang Menerapkan Inisiatif Bursa Karbon

Daftar Negara yang Menerapkan Inisiatif Bursa Karbon

Sudah terhitung 7 bulan sejak ide Bursa Karbon Indonesia diluncurkan pertama kalinya oleh Presiden Joko Widodo pada September 2023 lalu. Langkah ini membuktikan komitmen Indonesia dalam upaya menekan emisi gas rumah kaca (GRK) dan mendorong transisi energi. Baca Juga: Bursa Karbon: Pengertian, Cara Kerja, dan Dampaknya Berdasarkan rencana, Indonesia memiliki target untuk dapat menurunkan emisi GRK sebesar 31,89 persen secara mandiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030. Hal ini sebagaimana tercantum dalam ratifikasi Paris Agreement yang mengajak dunia untuk bekerja sama melawan krisis akibat perubahan iklim melalui pengurangan emisi karbon. Jika Indonesia baru akan mulai memfungsikan perdagangan karbon di tahun 2025, beberapa negara di dunia sudah lebih dulu menerapkan bursa karbon melalui sistem perdagagangan emisi (emission trading system).  Dikutip dari Koran Tempo, berikut ini merupakan sejumlah negara dan kawasan yang telah lebih dulu menerapkan bursa karbon.  Bursa Karbon Bursa Karbon: Uni Eropa European Union Emissions Trading Scheme (SPE UE) menjadi sistem perdagangan emisi GRK multinasional terbesar di dunia.  SPE UE diluncurkan pada tahun 2005 dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan GRK lain, seperti dinitrogen monoksida (N2O), metana (CH4), perfluorokarbon (PFC), dan jenis lainnya.  SPE UE dibuat untuk membantu menurunkan emisi GRK di mana hasilnya akan dimanfaatkan untuk membiayai transisi menuju praktik ramah lingkungan di Uni Eropa. Sistem ini juga ada untuk mengarahkan organisasi atau perusahaan bertanggung jawab atas emisi GRK yang mereka hasilkan. Sistem ini mengatur emisi dari sekitar 10.000–an instalasi di sektor energi dan industri manufaktur, juga dari sektor penerbangan. Berdasarkan informasi dari European Commissions, sejak tahun 2005, SPE UE telah membantu menurunkan emisi dari pembangkit listrik dan industri sebesar 37 persen dengan pendapatan lebih dari EUR 152 miliar. Baca Juga: Bursa Karbon Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Bursa Karbon: Swiss Swiss Emission Trading System (ETS) telah dimulai sejak tahun 2008 dengan fase sukarela dijalankan selama 5 tahun. Sistem ini bersifat wajib bagi perusahaan atau entitas besar yang berpotensi mengkonsumsi banyak energi dan bersifat sukarela bagi entitas skala menengah. Swiss ETS mencakup pengaturan emisi dari pembangkit listrik, industri semen, bahan kimia, farmasi, hingga kilang, dan sektor penerbangan. Sebanyak lebih dari 200 entitas tergabung dalam Swiss ETS. Sampai dengan tahun 2020, Swiss ETS sudah membantu menurunkan sekitar 12 persen total emisi GRK negara. Total pendapatan yang diperoleh sampai dengan tahun 2022 telah mencapai EUR 43,6 juta yang kemudian digunakan sebagai kas tambahan untuk anggaran umum pemerintah federal. Bursa Karbon: New Zealand Skema Perdagangan Emisi New Zealand (NZ ETS) diluncurkan pertama kali pada tahun 2008 dan merupakan kebijakan utama dalam melakukan mitigasi perubahan iklim di negara tersebut. NZ ETS mencakup sektoral yang luas, termasuk kehutanan, energi stationer, pengolahan industri, bahan bakar fosil cair, limbah, dan GRK sintetik. Sebanyak 2.887 entitas terdaftar, dengan 2.809 di antaranya memiliki kewajiba untuk menyerahkan laporan kegiatannya.  Sampai dengan tahun 2020,sebanyak 49 persen emisi tercakup dalam NZ ETS. Total pendapatan yang diraih mencapai NZD 5,1 miliar sejak awal program yang kemudian akan digunakan untuk mendukung pengurangan emisi, meletakkan dasar bagi pengurangan dan pembuangan emisi di masa depan, dan mendukung adaptasi perubahan iklim Bursa Karbon: Kazakhstan Negara Kazakhstan menjadi negara selanjutnya yang menerapkan skema ETS sejak tahun 2013. KAZ ETS mencakup emisi CO2 dari 218 instalasi di sektor tenaga listrik, pemanasan terpusat, industri ekstraksi, dan manufaktur. Dari kegiatan perdagangan karbon tersebut, Kazakhstan mengalokasikan pendapatannya ke dalam lima fase berbeda. Namun. sejak tahun 2021, seluruh tunjangan dialokasikan melalui benchmarking. Bursa Karbon: Korea Selatan Korea Emissions Trading Scheme (K-ETS) diluncurkan pada tahun 2015 sebagai ETS wajib nasional pertama di Asia Timur. Bertujuan membantu negara mencapai tujuan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050. K-ETS mencakup 684 entitas di berbagai sektor, di antaranya sektor listrik, industri, bangunan, limbah, transportasi, dan penerbangan domestik. Pendapatan yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk mendukung peralatan mitigasi, inovasi rendah karbon, dan pengembangan teknologi untuk perusahaan kecil dan menengah yang tercakup dalam K-ETS. Bursa Karbon: Australia Diketahui bahwa Australian Emissions Trading System telah berdiri sejak 2016 lalu. Berdasarkan mekanisme ini, perusahaan yang bertanggung jawab atas emisi GRK nya perlu membayar harga atas emisi karbon mereka.  Akan tetapi, skema perdagangan emisi di Australia akan berganti ke sistem baru yakni pajak karbon atau perdagangan unit kredit karbon Australia (ACCUs). Proyek ini akan membuat partisipasi dalam pasar karbon Australia menjadi lebih murah dan mudah.  Tidak hanya itu, hal ini akan membantu meningkatkan transparansi dan aksesibilitas pasar seputar perdagangan ACCU dan kemungkinan unit lainnya di masa depan. Membantu Australia memenuhi target pengurangan emisi tahun 2030 dan 2050 dengan cara yang hemat biaya. Bursa Karbon: Kanada Sejak tahun 2019, penetapan harga karbon telah diterapkan di seluruh provinsi dan wilayah Kanada.  Berdasarkan “Pan-Canadian Approach to Pricing Carbon Pollution”, yurisdiksi Kanada memiliki fleksibilitas untuk merancang dan menerapkan sistem penetapan harga mereka sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, asalkan sistem tersebut memenuhi kriteria ketat minimum nasional. Bursa Karbon: Meksiko Mexico ETS atau Skema Perdagangan Karbon Meksiko, merupakan yang pertama di Amerika Latin, dimulai pada bulan Januari 2020. TS ini mencakup emisi CO 2 langsung dari sumber tetap di sektor energi dan industri yang mengeluarkan setidaknya 100.000 tCO 2 per tahun, mencakup sekitar 40% emisi GRK nasional dan 90% emisi GRK nasional. Mexico ETS mencakup 289 entitas di berbagai sektor, di antaranya sektor energi dan industri, termasuk otomotif, semen, bahan kimia,pertambangan, hingga ke transportasi. Bursa Karbon: China Sistem perdagangan emisi nasional (ETS) Tiongkok, pertama kali diluncurkan pada 2017 untuk diuji coba. Pengoperasiannya pun baru secara resmi dilakukan empat tahun setelahnya yakni pada 2021. ETS mencakup sektor ketenagalistrikan (pembangkit listrik dan panas), yang mengeluarkan hampir 5 Gt CO 2 setiap tahunnya. Pemerintah Tiongkok telah mengumumkan bahwa ETS akan diperluas untuk mencakup sektor lain di tahun-tahun mendatang. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang …

Bursa Karbon: Pengertian, Cara Kerja, dan Dampaknya

Bursa Karbon: Pengertian, Cara Kerja, dan Dampaknya

Indonesia resmi melakukan peluncuran dan pembukaan perdagangan Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon yang diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 26 September 2023, di Main Hall Bursa Efek Indonesia. Baca Juga: Bursa Karbon Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Presiden menyebut bahwa Bursa Karbon Indonesia merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam upaya melawan krisis akibat perubahan iklim. Sebab, nantinya hasil perdagangan karbon akan direinvestasikan pada aktivitas untuk menjaga lingkungan, utamanya adalah pengurangan emisi karbon. Bursa Karbon Pengertian dan Fungsi Bursa Karbon Bursa karbon merupakan sistem berbasis pasar yang mengatur perdagangan kredit karbon berupa izin atau sertifikasi dalam menghasilkan emisi karbon. Tujuan dari bursa karbon adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui kegiatan jual beli karbon. Dibentuknya IDX Carbon sejalan dengan target pemerintah dalam upaya mengatasi krisis perubahan iklim. Indonesia sendiri juga telah menetapkan nationally determined contribution (NDC) untuk mencapai penurunan emisi gas rumah kaca dengan dua pendekatan. Dalam dokumen NDC terupdate, Indonesia menargetkan pengurangan emisi sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri dan 43,20 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.  Bursa karbon diyakini adalah alat yang efektif dalam mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon dan memberikan insentif finansial bagi pihak yang berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Melalui kebijakan ini, jumlah produksi emisi karbon dapat dibatasi dan dialokasikan secara efisien. Baca Juga: Kredit Karbon: Solusi Perusahaan Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Mekanisme Kerja Bursa Karbon Mekanisme kerja IDX Carbon melibatkan serangkaian langkah dan proses untuk memfasilitasi perdagangan hak emisi karbon. Berikut ini gambaran umum tentang proses bursa karbon. 1. Penetapan Target Emisi Dilakukan oleh pemerintah atau otoritas berwenang di mana mereka menetapkan target emisi atau batasan jumlah emisi yang diperbolehkan dalam suatu periode tertentu 2. Penerbitan Hak/Izin Emisi Pemerintah atau otoritas terkait memberikan hak emisi kepada perusahaan atau entitas ekonomi yang mencakup jumlah emisi yang diizinkan sesuai dengan target yang ditetapkan. 3. Pelaporan Emisi Perusahaan atau entitas tertentu wajib secara rutin melaporkan inventarisasi emisi mereka, mencakup pengukuran dan pelaporan jumlah emisi yang dihasilkan selama periode tertentu kepada otoritas. 4. Perdagangan Emisi Hak emisi dapat diperjualbelikan di IDX Carbon. Perusahaan dengan produksi emisi lebih banyak dapat membeli izin tambahan dari perusahaan yang memiliki surplus kredit karbon.  Begitu juga sebaliknya, di mana perusahaan lainnya dapat menjual izin atau kredit karbonnya kepada perusahaan yang membutuhkan. 5. Penetapan Harga Emisi Ditentukan oleh mekanisme pasar di bursa karbon, mencakup faktor tentang penawaran dan permintaan hak emisi, kebijakan pemerintah, dan faktor ekonomi lainnya. 6. Pemantauan dan Verifikasi Sistem ini akan memastikan bahwa laporan emisi yang disampaikan perusahaan adalah akurat dan sesuai peraturan. Biasanya dilakukan oleh pihak ketiga dan bersifat independen. 7. Penyesuaian Batas Emisi Batas emisi dapat disesuaikan kembali di kemudian hari dengan melihat hasil verifikasi serta evaluasi terhadap pencapaian target pengurangan emisi. Mekanisme ini didesain untuk menciptakan insentif finansial bagi perusahaan yang berkomitmen untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi. Dampak dari Praktik Bursa Karbon Penyelenggaraan bursa karbon tentu dilakukan dengan mengincar berbagai keuntungan bagi lingkungan. Pemerintah merasa dapat lebih mudah memantau jumlah emisi gas rumah kaca yang diproduksi perusahaan atau kegiatan tertentu melalui IDX Carbon. Lebih dari itu, IDX Carbon dapat sangat bermanfaat karena membantu membuka peluang ekonomi baru bagi negara yang berpartisipasi dan mengembangkan potensi pasar karbon Indonesia.  Menurut Koran Tempo, Indonesia sendiri bahkan diperkirakan dapat menyumbang 75-80 persen kredit karbon dunia. Nilai ini setara dengan lebih dari US$ 150 miliar untuk perekonomian Indonesia. Sementara bagi lingkungan, dampak positif dari adanya bursa karbon tidak lain adalah dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, mencegah pemburukan pemanasan global, sebagai upaya efisiensi energi, serta mengoptimalkan pengembangan energi terbarukan. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Bursa Karbon: Pengertian, Cara Kerja, dan Dampaknya Indonesia resmi melakukan peluncuran dan pembukaan perdagangan bursa karbon Indonesia. Bursa Karbon Indonesia diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 26 September 2023, di Main Hall Bursa Efek Indonesia. Baca Juga: Bursa Karbon Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Presiden menyebut bahwa Bursa Karbon Indonesia merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam upaya melawan krisis akibat perubahan iklim. Sebab, nantinya hasil perdagangan karbon akan direinvestasikan pada aktivitas untuk menjaga lingkungan, utamanya adalah pengurangan emisi karbon. Lalu apa itu Bursa Karbon? Bagaimana dampaknya terhadap kondisi perubahan iklim?   Pengertian dan Fungsi Bursa Karbon Bursa karbon merupakan sistem… Bursa Karbon Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Presiden Joko Widodo telah secara resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia pada 26 September 2023 lalu. Hal ini sebagai bagian dari upaya Indonesia dalam melawan krisis dunia akibat perubahan iklim. Sebelumnya, izin penyelenggaraan bursa karbon juga telah dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Keputusan nomor KEP-77/D.04/2023 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 September 2023. Ini membuktikan bahwa Indonesia kian serius berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) melalui skema perdagangan kredit karbon. Baca Juga: Pengertian Emisi Karbon: Sumber, Dampak, dan Cara Mengatasinya Emisi GRK Peran Bursa Karbon Indonesia dalam Mengurangi Emisi GRK Hadirnya Bursa Karbon Indonesia merupakan salah… Tantangan Utama dalam Menyiapkan Laporan Keberlanjutan Sustainability report atau laporan keberlanjutan merupakan salah satu instrumen pelaporan khusus yang kehadirannya saat ini begitu dibutuhkan, terutama bagi perusahaan. Hal ini selaras dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap praktik berkelanjutan, hadirnya laporan ini dapat menciptakan beragam citra positif bagi mereka. Laporan ini membahas praktik bisnis berkelanjutan, pencapaian tujuan keberlanjutan, serta langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi tantangan dan memperbaiki dampak negatif yang mungkin terjadi pada lingkungan, ekonomi, dan …

Bursa Karbon Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Bursa Karbon Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Presiden Joko Widodo telah secara resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia pada 26 September 2023 lalu. Hal ini sebagai bagian dari upaya Indonesia dalam melawan krisis dunia akibat perubahan iklim. Sebelumnya, izin penyelenggaraan bursa karbon juga telah dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Keputusan nomor KEP-77/D.04/2023 kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 September 2023. Ini membuktikan bahwa Indonesia kian serius berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) melalui skema perdagangan kredit karbon. Baca Juga: Pengertian Emisi Karbon: Sumber, Dampak, dan Cara Mengatasinya Emisi GRK Peran Bursa Karbon Indonesia dalam Mengurangi Emisi GRK Hadirnya Bursa Karbon Indonesia merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk dapat turut serta mengatasi masalah dan dampak akibat emisi gas rumah kaca. Presiden menyebut bahwa Bursa Karbon Indonesia dapat berperan signifikan kepada pengurangan emisi karbon nasional maupun dunia. Adapun beberapa peran penting lainnya yang dapat dimainkan oleh Bursa Karbon Indonesia dalam upaya mengurangi emisi GRK diantaranya: Bursa Karbon Indonesia dapat menjadi platform perdagangan hak emisi karbon dan menciptakan mekanisme pasar yang memberikan insentif ekonomi bagi perusahaan melalui praktik jual-beli karbon. Mendukung upaya pemerintah dalam mengejar target untuk menurunkan emisi GRK sesuai ratifikasi Paris Agreement. Mendorong seluruh lingkungan bisnis bergerak ke arah perdagangan karbon. Menjadi bagian dari upaya bersama dalam mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia atau target pengurangan emisi. Mendorong perusahaan mulai mengadopsi teknologi hijau untuk mengurangi emisi dan meningkatkan daya saing mereka di pasar karbon. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengurangan emisi dan keterlibatan pemangku kepentingan, termasuk perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Untuk mengoptimalkan perannya, seluruh pihak perlu bekerja sama menjalankan inisiatif ini untuk mencapai target pengurangan emisi dan mendukung komitmen Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. Baca Juga: Jejak Karbon di Industri Pangan Peluang Bursa Karbon di Indonesia Menurut Refinitiv, sebagaimana dikutip dari Ekonomi Bisnis, nilai pasar karbon tahun 2022 secara global diestimasikan mencapai US$ 909 miliar atau setara Rp13.635 triliun. Nilai pasar pun naik 14% karena harga yang menanjak signifikan. Kemudian, nilai pasar karbon di pasar karbon terbesar dunia, European Union Emissions Trading System (EU ETS), mencapai sekitar 751 miliar euro atau setara Rp12.057 triliun pada tahun 2022. Angka tersebut naik 10% dari tahun sebelumnya dan mewakili 87% dari total pasar karbon global. Bagaimana dengan bursa karbon di Indonesia? Sejumlah pihak menyebut, nilai pasar perdagangan karbon dalam negeri diestimasikan dapat mencapai ratusan miliar dolar. Angkanya berpotensi menyentuh US$ 300 miliar atau sekitar Rp4.500 triliun per tahun.  Presiden Joko Widodo pun juga menyampaikan bahwa nature-based solutions yang dimiliki Indonesia punya potensi yang luar biasa. Sekitar 113,18 gigaton total emisi karbon yang mampu diserap Indonesia dapat berkontribusi dalam upaya pemenuhan pengurangan emisi karbon dari sektor alam. Hal tersebut diyakini dapat memberikan sebuah kesempatan ekonomi baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sejalan dengan arah dunia yang sedang menuju kepada ekonomi hijau. Tantangan Bursa Karbon di Indonesia Meskipun pemerintah optimis akan kesempatan dan peluang yang ada, perlu diperhatikan bahwa terdapat tantangan terkait pelaksanaan bursa karbon di Indonesia yang perlu dihadapi. Bawono Kristiaji, Director of DDTC Fiscal Research & Advisory menyampaikan dalam Hukumonline Sharing Session, ada beberapa tantangan yang mungkin dapat terjadi. Diantaranya adalah kurangnya ketersediaan pasar karbon, efektivitas pengurangan emisi, standarisasi, verifikasi, integrasi dan transparansi, potensi praktik greenwashing, regulasi yang tepat, intensitas teknologi dan SDM yang berkeahlian, risiko campur tangan politik, hingga pasar karbon yang sepi dan tidak aktif. Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat melihat dan memanfaatkan dengan cerdas potensi bursa karbon. Didukung oleh pengawasan dari konsumen dan masyarakat untuk memastikan bahwa bursa karbon berjalan sesuai tujuan demi mencapai pengurangan emisi karbon yang direncanakan. Lalu, sudahkah Anda mengelola data ESG dan perhitungan karbon secara efektif dan berkualitas? Wujudkan dengan mudah bersama Satuplatform sebagai platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Bursa Karbon Indonesia: Peluang dan Tantangan dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Tantangan Utama dalam Menyiapkan Laporan Keberlanjutan Sustainability report atau laporan keberlanjutan merupakan salah satu instrumen pelaporan khusus yang kehadirannya saat ini begitu dibutuhkan, terutama bagi perusahaan. Hal ini selaras dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap praktik berkelanjutan, hadirnya laporan ini dapat menciptakan beragam citra positif bagi mereka. Laporan ini membahas praktik bisnis berkelanjutan, pencapaian tujuan keberlanjutan, serta langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi tantangan dan memperbaiki dampak negatif yang mungkin terjadi pada lingkungan, ekonomi, dan sosial dari kegiatan operasional mereka. Baca Juga: Sustainability Report: Transparansi Membangun Kepercayaan Sustainability report penting bukan hanya karena memungkinkan perusahaan mengidentifikasi risiko dan peluang yang mungkin berdampak pada kinerja jangka panjang, namun juga… Siapa Saja yang Seharusnya Terlibat dalam Penerapan ESG di Indonesia? Environmental, Social, and Governance (ESG) adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mengukur dan menilai kinerja keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan. mencakup tiga dimensi utama yang digunakan untuk mengevaluasi dampak bisnis pada lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan. Peran Environmental, Social, and Governance semakin penting di masa kini. Hal ini dipengaruhi juga oleh berbagai faktor, termasuk meningkatnya kesadaran masyarakat, tuntutan pemangku kepentingan, dan perubahan dinamika bisnis global. Baca Juga: ESG Ratings: Kriteria dan Investasi Tidak hanya itu, dalam beberapa tahun terakhir, investor menjadi lebih sadar akan pentingnya kriteria ESG dalam keputusan investasi mereka. Hasilnya, banyak perusahaan mulai mengintegrasikan ESG ke… Pengertian Emisi Karbon: Sumber, Dampak, dan Cara Mengatasinya Produksi emisi karbon tanpa disadari terus meningkat secara pesat. Sebanyak lebih dari 35 miliar ton emisi karbon timbul setiap tahunnya dari kegiatan pembakaran bahan bakar fosil dan industri di seluruh dunia. Baca Juga: Alasan Perusahaan Perlu Menghitung Jejak Karbon Aktivitas manusia diyakini telah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer. Berbagai konsekuensi dari peningkatan emisi karbon yang tidak terkendali melibatkan perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan ancaman terhadap kesehatan manusia pun dapat semakin memburuk. Diperlukan kesadaran dari banyak pihak, mulai dari pemerintah hingga kalangan masyarakat dan pelaku industri untuk mulai ikut berperan memperbaiki keadaan dan membantu mengurangi emisi karbon… Mereduksi Konsumsi Energi pada Bangunan, …

Pengertian Emisi Karbon: Sumber, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Pengertian Emisi Karbon: Sumber, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Produksi emisi karbon tanpa disadari terus meningkat secara pesat. Sebanyak lebih dari 35 miliar ton emisi karbon timbul setiap tahunnya dari kegiatan pembakaran bahan bakar fosil dan industri di seluruh dunia. Baca Juga: Alasan Perusahaan Perlu Menghitung Jejak Karbon Aktivitas manusia diyakini telah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer. Berbagai konsekuensi dari peningkatan emisi karbon yang tidak terkendali melibatkan perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan ancaman terhadap kesehatan manusia pun dapat semakin memburuk. Diperlukan kesadaran dari banyak pihak, mulai dari pemerintah hingga kalangan masyarakat dan pelaku industri untuk mulai ikut berperan memperbaiki keadaan dan membantu mengurangi emisi yang biasa dihasilkan. Emisi Karbon Apa Itu Emisi Karbon? Pengertian emisi karbon (carbon emissions) adalah zat hasil dari aktivitas pembakaran senyawa-senyawa yang mengandung karbon. Emisi ini menjadi penyumbang utama peningkatan efek rumah kaca yang berperan dalam pemanasan global.  Dikutip dari Our World in Data, emisi karbon berada pada tingkat sangat rendah sebelum terjadinya Revolusi Industri. Hingga pada tahun 1950 dunia mulai menghasilkan 6 miliar ton CO2 dan terus meningkat pesat sampai saat ini. Diproduksi dari berbagai sumber yang kebanyakan merupakan bagian dari aktivitas manusia. Baca Juga: Jejak Karbon di Industri Pangan Darimana Emisi Karbon Dihasilkan? Emisi CO2 dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk aktivitas manusia dan alam. Sederhananya, zat ini bisa dilihat dalam wujud asap knalpot kendaraan bermotor dan asap sisa kegiatan pabrik/industri. Berikut ini adalah kegiatan yang menjadi sumber-sumber penghasil emisi karbon. Pembakaran Bahan Bakar Fosil Salah satu sumber utama emisi karbon dunia adalah kegiatan pembakaran bahan bakar fosil, termasuk batu bara, minyak bumi, dan gas alam.  Aktivitas ini biasa terjadi dalam kegiatan industri, sistem transportasi, dan pembangkit listrik yang melepaskan sejumlah karbon dioksida ke atmosfer dan menimbulkan efek rumah kaca. Deforestasi Kegiatan menebang hutan secara besar-besaran atau deforestasi dapat menghilangkan kemampuan hutan dalam menyerap karbon. Selain itu, terjadinya kebakaran hutan yang dilakukan secara sengaja dan tidak bertanggung jawab dapat mengurangi jumlah hutan dan meningkatkan jumlah emisi karbon di atmosfer. Kegiatan Industri Penggunaan bahan bakar fosil, produksi listrik, pengolahan limbah, beternak hingga proses pembuatan semen merupakan contoh kegiatan industri yang melepaskan emisi ke alam. Kegiatan industri seringnya menghasilkan emisi zat-zat yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Terlebih emisi karbon kian meningkat pasca terjadinya era industri di tahun 1750-an sampai saat ini. Pertanian Sekitar 13% emisi gas rumah kaca di Indonesia disumbang dari sektor pertanian sebagaimana dikutip dari Low Carbon Development Indonesia. Hal ini bisa terjadi melalui manajemen pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti pembakaran lahan dan perubahan praktik pertanian yang faktanya melepaskan CO2 ke alam. Pembakaran Sampah Meski terlihat sebagai cara cepat dalam mengelola sampah, sampah yang dibakar akan berubah menjadi gas karbon dioksida dan menyumbang sekitar 40 sampai 50 persen massa karbon di atmosfer. Memperparah pemanasan global. Dampak dari Emisi Karbon Peningkatan emisi karbon memberikan dampak negatif tidak hanya bagi manusia, namun juga lingkungan. Pemanasan global, naiknya permukaan air laut, meningkatnya suhu bumi, perubahan iklim yang ekstrem, pencemaran udara, dan hilangnya keanekaragaman hayati menjadi dampak dari semakin parahnya jumlah emisi karbon.  Hal ini tentu dapat berdampak pada kesehatan manusia. Untuk menghindari konsekuensi serius ini, upaya global diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan Mengatasi Masalah Emisi Karbon Diperlukan pendekatan terpadu dan tindakan konkret dari individu, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan untuk membantu mengurangi emisi karbon. Dimulai dengan bijak dalam berkegiatan, seperti menggunakan transportasi umum dan pilihan kendaraan berkelanjutan lainnya, beralih ke energi terbarukan dan mengurangi konsumsi energi fosil, melindungi dan melakukan reboisasi yang dapat membantu mengurangi emisi dan meningkatkan kapasitas penyerapan karbon, mengelola sampah secara tepat dan bertanggung jawab serta memahami lebih dalam upaya dalam mengatasi perubahan iklim. Your All-in-One Sustainability Platform Siapapun dapat berkontribusi dalam mewujudkan pengurangan emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim. Untuk itu Satuplatform hadir mendukung perusahaan mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Sejarah Penerapan Pajak Karbon Penerapan pajak karbon dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan pengurangan emisi karbon dan menekan perubahan iklim Pajak Karbon: Pengertian, Manfaat, hingga Contoh Penerapannya Berbagai manfaat bisa diperoleh dari pajak karbon dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mendorong transisi menuju ekonomi berkelanjutan 3 Isu Lingkungan Berikut Ini Didorong untuk Segera Ditangani Isu lingkungan masih menjadi salah satu topik permasalahan yang didorong untuk segera diselesaikan pemerintah 5 Cara Mengurangi Jejak Karbon dari Aktivitas Perkantoran Jejak karbon salah satunya dapat bersumber dari aktivitas kantor/perkantoran dan disebabkan oleh banyak faktor. Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Perubahan iklim menjadi ancaman serius yang dapat membahayakan keberlanjutan bumi, lingkungan, juga masa depan manusia. Hal ini perlu dihadapi dengan serius oleh seluruh negara yang ada, termasuk Indonesia. Baca Juga: 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim  Menurut Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI, pada acara The 11th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2023, menyampaikan bahwa perubahan iklim bisa sangat berisiko signifikan bagi keberlangsungan dunia. Terutama negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang.  Di Indonesia sendiri, menurut data BMKG, suhu udara rata-rata di Indonesia per Oktober 2023 mencapai 27,7 derajat Celcius. Mengalami kenaikan sebanyak 0,7 derajat Celcius dibandingkan periode rata-rata kurun 1991-2020… Penerapan Energi Bersih di Indonesia Ditengah ketergantungan dunia terhadap energi konvensional yang semakin terbatas, diperlukan sebuah perubahan yang mendorong masyarakat beralih ke penggunaan energi yang berkelanjutan. Transisi menuju energi bersih adalah salah satu yang bisa dilakukan. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan yang Diterapkan di Indonesia Energi bersih merupakan sumber energi dan teknologi yang mengandung gas rumah kaca lebih rendah bahkan nol dibandingkan sumber energi konvensional. Energi bersih umumnya memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, berbeda dengan energi dari …

Mereduksi Konsumsi Energi pada Bangunan, Bagaimana?

Mereduksi Konsumsi Energi pada Bangunan, Bagaimana?

Aktivitas manusia sehari-hari faktanya dapat menghasilkan jejak karbon yang berdampak pada kondisi iklim global. Selain sektor transportasi dan industri yang umumnya menggunakan bahan bakar fosil dalam kegiatannya, bangunan juga mempunyai dampak lingkungan yang setara kegiatan tersebut. Menurut US Green Building Council, bangunan mewakili setidaknya 39% emisi karbon dunia secara langsung dan tidak langsung. Lebih besar dibandingkan jejak emisi yang dihasilkan transportasi dan aktivitas industri. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan yang Diterapkan di Indonesia Terdapat dua cara emisi karbon diproduksi dari sebuah bangunan. Dihasilkan ketika proses pembangunan dilakukan (embodied CO2 emissions) dan emisi karbon yang berasal pada saat pemanfaatan bangunan. Untuk itulah konsep green building menjadi salah satu pendekatan ramah lingkungan yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi dampak negatif bangunan bagi lingkungan. Sebab salah satu indikatornya adalah bangunan diharuskan mengkonsumsi energi secara efisien sampai dengan zero energy. Energi Kontribusi Bangunan Dalam Menghasilkan Jejak Karbon Bangunan dapat melepaskan karbon dioksida secara langsung maupun tidak langsung dan keduanya memberikan dampak terhadap lingkungan dan perubahan iklim. Emisi bangunan langsung dapat berasal dari konsumsi energi dalam bangunan, seperti penggunaan listrik, pemanasan, dan pendinginan. Sayangnya, bagian tersebut bertanggung jawab atas sebagian besar konsumsi di gedung, mencapai 50 sampai 60 persen.  Selain itu, dapat juga berasal dari proses pembuatan, transportasi, dan instalasi material konstruksi, kegiatan operasional dan perawatan bangunan, serta pengelolaan gedung. Umumnya seluruh proses hampir menggunakan hal ini yang juga memiliki dampak terhadap lingkungan. Oleh karena itu, sebagai upaya mitigasi terhadap pemanasan global, sudah saatnya, besarnya emisi CO2 yang dihasilkan oleh bangunan dikendalikan. Upaya untuk mengurangi emisi langsung dapat melibatkan peningkatan efisiensinya dalam operasional bangunan dan beralih ke sumber energi terbarukan. Baca Juga: Konservasi Energi: Pengertian, Tujuan, dan Langkah untuk Mewujudkannya Melakukan Efisiensi Energi pada Bangunan Melakukan efisiensi pada bangunan adalah langkah yang penting untuk mengurangi dampak lingkungan. Manfaat lainnya adalah dapat membantu menekan biaya operasional dan meningkatkan kenyamanan penghuni.  Terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efisiensi ini pada bangunan. 1. Perawatan Berkala Sistem HVAC Salah satu langkah efektif dalam menghemat penggunaannya pada bangunan adalah dengan secara rutin melakukan pemeliharaan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning). Kegiatan ini termasuk memeriksa dan membersihkan berbagai bagian sistem secara menyeluruh, seperti filter yang tersumbat, saluran dan kumparan yang kotor, ventilasi yang dipenuhi serpihan, dan bagian yang lelah. Dengan mengatasi permasalahan ini, sistem HVAC dapat bekerja lebih efisien dan mencapai suhu yang disetel dengan lebih mudah, sehingga menghasilkan penghematan energi.  2. Isolasi Termal Pemasangan isolasi termal pada dinding, lantai, dan atap dapat membantu mempertahankan suhu di dalam bangunan. Ini dapat mengurangi kebutuhan pemanasan atau pendinginan dan penghematan. Menurut EPA, langkah ini juga dapat membantu menghemat hingga 10 persen tagihan energi. 3. Penggunaan Material Berkelanjutan Dengan memanfaatkan material konstruksi yang memiliki efisiensi yang tinggi dan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi emisi energi yang terkait dengan siklus hidup bangunan. 4. Pemanfaatan Sinar Matahari Memaksimalkan pendayagunaan sinar matahari dapat mengurangi ketergantungan pada penerangan buatan dan pemanasan alami.  5. Beralih ke Perangkat Hemat Energi Menggunakan perangkat penghemat energi seperti termostat pintar, sensor gerak untuk pencahayaan, dan peralatan elektronik yang efisien dapat membantu mengurangi pemborosan. 6. Meningkatkan Pemahaman akan Efisiensi Energi Pendidikan dan keterlibatan penghuni sangat penting. Memastikan bahwa penghuni mengetahui cara menggunakan fasilitas dengan efisien dan mengadopsi praktik berkelanjutan dapat membantu meningkatkan efisiensi energi. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Sejarah Penerapan Pajak Karbon Penerapan pajak karbon dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan pengurangan emisi karbon dan menekan perubahan iklim Pajak Karbon: Pengertian, Manfaat, hingga Contoh Penerapannya Berbagai manfaat bisa diperoleh dari pajak karbon dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mendorong transisi menuju ekonomi berkelanjutan 3 Isu Lingkungan Berikut Ini Didorong untuk Segera Ditangani Isu lingkungan masih menjadi salah satu topik permasalahan yang didorong untuk segera diselesaikan pemerintah 5 Cara Mengurangi Jejak Karbon dari Aktivitas Perkantoran Jejak karbon salah satunya dapat bersumber dari aktivitas kantor/perkantoran dan disebabkan oleh banyak faktor. Sejauh Mana Upaya Indonesia Melawan Krisis Perubahan Iklim? Perubahan iklim menjadi ancaman serius yang dapat membahayakan keberlanjutan bumi, lingkungan, juga masa depan manusia. Hal ini perlu dihadapi dengan serius oleh seluruh negara yang ada, termasuk Indonesia. Baca Juga: 3 Fakta Terbaru Kondisi Perubahan Iklim  Menurut Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI, pada acara The 11th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2023, menyampaikan bahwa perubahan iklim bisa sangat berisiko signifikan bagi keberlangsungan dunia. Terutama negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang.  Di Indonesia sendiri, menurut data BMKG, suhu udara rata-rata di Indonesia per Oktober 2023 mencapai 27,7 derajat Celcius. Mengalami kenaikan sebanyak 0,7 derajat Celcius dibandingkan periode rata-rata kurun 1991-2020… Penerapan Energi Bersih di Indonesia Ditengah ketergantungan dunia terhadap energi konvensional yang semakin terbatas, diperlukan sebuah perubahan yang mendorong masyarakat beralih ke penggunaan energi yang berkelanjutan. Transisi menuju energi bersih adalah salah satu yang bisa dilakukan. Baca Juga: Energi Baru Terbarukan yang Diterapkan di Indonesia Energi bersih merupakan sumber energi dan teknologi yang mengandung gas rumah kaca lebih rendah bahkan nol dibandingkan sumber energi konvensional. Energi bersih umumnya memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah, berbeda dengan energi dari bahan bakar fosil. Energi Bersih Penggunaan energi bersih bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan keberlanjutan, dan meminimalisir dampak negatif penggunaannya terhadap lingkungan. Beberapa jenis energi bersih…

Jejak Karbon di Industri Pangan

Jejak Karbon di Industri Pangan

Industri pangan tanpa disadari merupakan salah satu penyumbang emisi karbon, dengan nilai yang tinggi. Proses yang panjang dalam upaya menyediakan pasokan makanan dan air bagi masyarakat, menjadikan jejak karbon di industri pangan kian menumpuk. Baca Juga: Memahami Carbon Accounting dan Manfaatnya Industri pangan memiliki jejak karbon yang signifikan karena melibatkan berbagai proses produksi dan distribusi yang memerlukan energi, bahan baku, dan sumber daya lainnya. Belum lagi emisi tidak langsung yang diproduksi dari proses perubahan fungsi lahan, seperti mengubahnya menjadi lahan pertanian atau peternakan. Berdasarkan studi oleh Nature Food tahun 2022, jejak karbon di industri pangan global setara dengan 3 Gigaton CO2. Data tambahan dari Our World in Data menyebutkan bahwa Industri ini bertanggung jawab atas sekitar 26% emisi gas rumah kaca global.  Untuk itu, mulai memperhitungkan jejak karbon yang dihasilkan dari industri ini diyakini dapat membantu perusahaan memperkirakan dampak lingkungan yang mungkin akan dihasilkan. Jejak Karbon Faktor yang Berkontribusi Menyumbang Emisi Ada banyak proses yang dilakukan dalam kegiatan ini. Dilihat secara spesifik, beberapa faktor yang berkontribusi pada jejak karbon di industri pangan meliputi: Produksi Pertanian Emisi makanan dapat berasal dari produksi tanaman untuk konsumsi langsung manusia, juga dapat berasal dari produksi pakan ternak. Gas rumah kaca yang dihasilkan dalam proses ini diantaranya seperti dinitrogen oksida dari penggunaan pupuk dan pupuk kandang, emisi metana dari produksi beras, dan karbon dioksida dari pengoperasian mesin pertanian. Emisi tidak langsung yang juga turut dihasilkan dari proses ini adalah kegiatan perubahan penggunaan lahan, pembakaran sabana, dan pengolahan tanah organik. Transportasi dan Distribusi Pengiriman bahan baku, produk setengah jadi, dan produk akhir dari tempat produksi ke lokasi distribusi dan konsumen dapat melibatkan penggunaan transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil.  Transportasi jarak jauh atau menggunakan moda transportasi yang kurang efisien dapat meningkatkan jejak karbon. Pengolahan, Produksi, dan Pengemasan, Makanan Proses pengolahan makanan, termasuk pemanasan, pendinginan, dan pemrosesan, seringkali memerlukan konsumsi energi dan sumber daya. Bahan kemasan, terutama jika tidak ramah lingkungan, dapat menyumbang pada jejak karbon.  Selain itu, proses pembuatan dan transportasi kemasan juga memerlukan energi dan dapat menyebabkan emisi karbon. Masing-masing proses memiliki dampak yang perlu diperhitungkan. Penanganan Limbah Salah satu yang penting adalah menangangi limbah makanan, di mana seperempat emisi dari produksi pangan berakhir sebagai limbah. Baik yang berasal dari kerugian rantai pasokan maupun dari konsumen. Maka dari itu, pengelolaan limbah makanan, terutama jika melibatkan dekomposisi organik dalam kondisi anaerobik (tanpa udara) dapat menghasilkan metana. Metana merupakan gas rumah kaca yang lebih poten. Upaya Perusahaan Mengurangi Jejak Karbon Mengurangi emisi dari produksi pangan menjadi salah satu tantangan terbesar yang perlu dilakukan pelaku usaha di industri ini. Tentunya dibutuhkan upaya bersama melibatkan petani, produsen, perusahaan transportasi, hingga ke konsumen. Baca Juga: Alasan Perusahaan Perlu Menghitung Jejak Karbon Beberapa langkah yang dapat diambil oleh industri pangan dalam mengurangi jejak karbon mereka diantaranya melibatkan: Menerapkan efisiensi energi Beralih ke sumber energi terbarukan Memanfaatkan bahan bakar hijau Mengoptimalkan rantai pasokan  Mengadopsi pengemasan yang berkelanjutan Mengelola limbah secara bertanggung jawab Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga,… Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Biomassa menjadi salah satu bentuk dari sumber energi alternatif yang diyakini dapat membantu mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Namun, sama seperti energi lainnya, terdapat keuntungan dan kerugian dari penggunaan biomassa. Sebagaimana yang telah diketahui, energi konvensional termasuk bahan bakar fosil yang menjadi sumber utama energi di dunia berkontribusi terhadap perubahan iklim. Penggunaannya yang masif juga menjadikan energi tersebut semakin terbatas.  Sifatnya yang tidak terbarukan menjadikan bahan bakar fosil menurun ketersediannya. Berdasarkan penelitian oleh The Millennium Alliance for Humanity and the Biosphere (MAHB) Universitas Stanford, dengan tingkat konsumsi sekarang, persediaan bahan bakar fosil akan habis dalam waktu 51 tahun. Bisa… Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Energi surya atau tenaga surya menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan banyak negara dalam melakukan transisi energi sebagai upaya mengatasi krisis energi yang mengancam dunia. Indonesia adalah salah satunya yang berupaya mengembangkan solusi ini. Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Sebagai negara tropis, Indonesia bisa dibilang beruntung sebab memperoleh limpahan sinar matahari yang besar setiap tahunnya sehingga kaya akan sumber energi surya dan angin. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Indonesia saat ini memiliki potensi akan pemanfaatan energi terbarukan sebesar lebih dari 3.600 Giga Watt (GW). Energi surya disebut-sebut mendominasi… 3 Negara dengan Sistem Tenaga Surya Paling Maju di Dunia Ancaman krisis energi yang kian meningkat, mendorong berbagai negara untuk segera beradaptasi dan mencari solusi mengatasi isu ini. Selain menghindari konsumsi energi fosil berlebih, pemanfaatan energi terbarukan juga menjadi pilihan sebagai opsi energi alternatif yang berkelanjutan. Salah satu jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan ialah energi surya. Energi surya diyakini memiliki potensi yang besar untuk dipertimbangkan penggunaannya. Sebuah sumber energi bersih yang tidak hanya ramah lingkungan, namun juga bersifat tidak terbatas. Saat ini, energi surya semakin berkembang pesat dan banyak …

Alasan Perusahaan Perlu Menghitung Jejak Karbon

Alasan Perusahaan Perlu Menghitung Jejak Karbon

Jejak karbon mengacu pada jumlah total gas rumah kaca yang dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung dari suatu aktivitas tertentu. Gas rumah kaca (GRK) tersebut mencakup karbon dioksida (CO2) dan gas lain seperti metana (CH4) dan nitrogen oksida (N2O), yang semuanya berkontribusi terhadap pemanasan global. Baca Juga: Memahami Jejak Karbon Jejak karbon atau carbon footprint dapat diproduksi oleh individu, organisasi, kegiatan, produk, hingga industri. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap emisi karbon.  Pembakaran bahan bakar fosil dari kegiatan industri, penggunaan transportasi, dan pembangkit listrik adalah salah satu penghasil emisi karbon yang tinggi. Menurut laporan Anggaran Karbon Global, dunia diperkirakan mengeluarkan sebanyak 36,8 miliar metrik ton CO2 dari bahan bakar fosil pada 2023. Baca Juga: Jejak Karbon : Cara Perhitungan dalam Perusahaan Jejak Karbon Mengapa Perusahaan Perlu Menghitung Jejak Karbon? Perusahaan perlu menghitung carbon footprint mereka karena ada beberapa alasan yang sangat penting, baik dari perspektif lingkungan maupun bisnis. Salah satunya perusahaan dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Menghitung Jejak Karbon dalam Kepatuhan Peraturan Saat ini, dunia terus memperluas aturan pelaporan karbon. Banyak negara dan daerah mulai menetapkan peraturan dan standar terkait emisi gas rumah kaca dan mewajibkan perusahaan untuk menyiapkan laporan perhitungan karbon yang dimiliki. Salah satunya Inggris yang memberlakukan Streamlined Energy and Carbon Reporting atau SECR. Perusahaan-perusahaan besar di sana diharuskan untuk berbagi informasi dan mengungkapkan penggunaan energi dan emisi karbon dalam laporan tahunan mereka. Oleh karena itu, menghitung carbon footprint merupakan salah satu langkah yang membantu perusahaan untuk memenuhi persyaratan ini. Juga mencegah potensi sanksi atau denda yang mungkin diberlakukan oleh pihak berwenang.  Perhitungan Jejak Karbon = Tanggung Jawab Lingkungan Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan mengurangi kontribusi mereka terhadap emisi gas rumah kaca. Tujuannya tidak lain untuk memperbaiki kondisi dan menghambat proses perubahan iklim. Menghitung carbon footprint menjadi salah satu upaya berperan dalam mendukung perusahaan mencapai tujuan berkelanjutan. Jejak Karbon Meminimalkan Risiko Melakukan perhitungan carbon footprint nyatanya juga dapat membantu perusahaan menghindari risiko kerugian, salah satunya praktik greenwashing.  Menurut survey Boston Consulting Group (2021), sebanyak 30 sampai 40 persen perusahan melakukan kesalahan dalam menghitung carbon footprint yang mereka hasilkan. Kesenjangan akurasi ini masih seringkali menjadi kesalahan umum yang menyebabkan perusahaan dianggap melakukan kegiatan greenwashing. Oleh karena itu, penghitungan karbon yang komprehensif dan akurat merupakan kebutuhan mitigasi risiko. Mengetahui Jejak Karbon = Meningkatkan Efisiensi Energi Mengidentifikasi sumber-sumber emisi membantu perusahaan dalam mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi energi. Dengan memahami di mana emisi berasal, perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengurangi konsumsi energi dan mengoptimalkan proses operasional. Selain itu, dengan melihat jejak karbon, perusahaan dapat memperkirakan total volume emisi gas rumah kaca yang keluar dari aktivitas yang dilakukan, serta berkontribusi menguranginya. Meningkatkan Citra Perusahaan Saat ini, sebagian konsumen, investor, dan mitra bisnis semakin menyadari isu-isu lingkungan.  Perusahaan yang secara terbuka menghitung dan berusaha mengurangi jejak karbon mereka cenderung mendapatkan kepercayaan dan dukungan lebih besar dari pihak-pihak tersebut. Ini dapat meningkatkan citra perusahaan dan daya saing di pasar. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga,… Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Biomassa menjadi salah satu bentuk dari sumber energi alternatif yang diyakini dapat membantu mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Namun, sama seperti energi lainnya, terdapat keuntungan dan kerugian dari penggunaan biomassa. Sebagaimana yang telah diketahui, energi konvensional termasuk bahan bakar fosil yang menjadi sumber utama energi di dunia berkontribusi terhadap perubahan iklim. Penggunaannya yang masif juga menjadikan energi tersebut semakin terbatas.  Sifatnya yang tidak terbarukan menjadikan bahan bakar fosil menurun ketersediannya. Berdasarkan penelitian oleh The Millennium Alliance for Humanity and the Biosphere (MAHB) Universitas Stanford, dengan tingkat konsumsi sekarang, persediaan bahan bakar fosil akan habis dalam waktu 51 tahun. Bisa… Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Energi surya atau tenaga surya menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan banyak negara dalam melakukan transisi energi sebagai upaya mengatasi krisis energi yang mengancam dunia. Indonesia adalah salah satunya yang berupaya mengembangkan solusi ini. Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Sebagai negara tropis, Indonesia bisa dibilang beruntung sebab memperoleh limpahan sinar matahari yang besar setiap tahunnya sehingga kaya akan sumber energi surya dan angin. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Indonesia saat ini memiliki potensi akan pemanfaatan energi terbarukan sebesar lebih dari 3.600 Giga Watt (GW). Energi surya disebut-sebut mendominasi… 3 Negara dengan Sistem Tenaga Surya Paling Maju di Dunia Ancaman krisis energi yang kian meningkat, mendorong berbagai negara untuk segera beradaptasi dan mencari solusi mengatasi isu ini. Selain menghindari konsumsi energi fosil berlebih, pemanfaatan energi terbarukan juga menjadi pilihan sebagai opsi energi alternatif yang berkelanjutan. Salah satu jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan ialah energi surya. Energi surya diyakini memiliki potensi yang besar untuk dipertimbangkan penggunaannya. Sebuah sumber energi bersih yang tidak hanya ramah lingkungan, namun juga bersifat tidak …