Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap

Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap

Rehabilitasi mangrove sangat penting untuk melindungi ekosistem pesisir dan mengurangi dampak perubahan iklim. Mangrove berperan dalam mencegah abrasi pantai dan menyerap karbon, membantu menekan emisi. Di Kampung Laut Cilacap, upaya rehabilitasi mangrove berhasil membawa perubahan positif, berkat partisipasi aktif masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Baca Juga: Lautan Sebagai Penyerap Karbon Alami Pentingnya Rehabilitasi Hutan Mangrove Rehabilitasi mangrove memiliki peran strategis, baik dalam mendukung program pemerintah maupun dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Dari sudut pandang ekologis, mangrove berfungsi sebagai pelindung alami pantai dari abrasi, rumah bagi berbagai spesies laut, serta pencegahan intrusi air asin ke daratan. Selain itu, ekosistem mangrove juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, terutama bagi komunitas pesisir yang bergantung pada keberlangsungan mangrove untuk kehidupan mereka. “Pentingnya menjaga mangrove ini tidak hanya untuk ketersediaan oksigen, tetapi juga untuk penanggulangan bencana seperti tsunami, abrasi yang makin parah, dan bencana lainnya. Tentu saja, selain untuk lingkungan, ekosistem mangrove juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat karena menjadi tempat udang dan ikan-ikan kecil bersembunyi atau membuat sarang yang nantinya bisa ditangkap oleh nelayan,” Ujar Aminul Ichsan, Manajer Operasional LindungiHutan. Apalagi, potensi karbon biru yang dimiliki mangrove sangat besar, di mana ekosistem ini mampu menyimpan sekitar 20Pg C, dengan 70-80% karbon tersimpan dalam tanah sebagai bahan organik. Dengan kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon, rehabilitasi mangrove menjadi salah satu solusi penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Oleh karena itu, langkah ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, serta perusahaan yang ingin terlibat dalam program carbon offset atau perdagangan karbon. Baca juga artikel lainnya : Mengenal Perdagangan Karbon dan Implementasinya di Indonesia Perusahaan maupun korporasi juga dapat berkontribusi dalam program rehabilitasi mangrove sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung mitigasi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Selain menjadi upaya untuk pelestarian lingkungan, ini juga membuka peluang untuk terlibat dalam skema perdagangan karbon yang makin relevan di era saat ini. Program Rehabilitasi Mangrove Menciptakan Peluang Lapangan Kerja Upaya konservasi dan rehabilitasi mangrove tidak hanya memerlukan partisipasi pemerintah maupun sektor swasta, tetapi juga keterlibatan aktif dari masyarakat setempat. Program penanaman mangrove bisa dijalankan dengan menggandeng kelompok tani lokal, yang berperan penting dalam setiap tahap proses. Mitra petani lokal inilah yang ikut berkontribusi mulai dari penyediaan bibit, pelaksanaan penanaman, hingga pemantauan pertumbuhan serta kegiatan penyulaman jika diperlukan. Kolaborasi ini tidak hanya mendukung keberhasilan program rehabilitasi mangrove, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Cerita Rehabilitasi Hutan Mangrove Kampung Laut Cilacap Di Kampung Laut Cilacap, terdapat sosok penggerak konservasi bernama Thomas Heri Wahyono, atau kerap disapa Wahyono. Beliau adalah tokoh sentral dalam gerakan penghijauan dan rehabilitasi mangrove. Wahyono menyaksikan secara langsung perubahan signifikan yang terjadi di hutan mangrove Kampung Laut Cilacap. “Tahun 1995 terjadi penebangan hutan besar-besaran yang dijadikan sebagai tempat budidaya udang tetap kemudian tidak bertahan lama sampai tahun 1990,” ungkap Wahyono tokoh penggerak penghijauan dan Ketua Kelompok Krida Wana Lestari. . Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam upaya konservasi mangrove adalah alih fungsi lahan. Hal tersebut kerap dilatarbelakangi oleh potensi keuntungan ekonomi jangka panjang, tetapi mengabaikan tanggung jawab lingkungan. Ketika kerusakan lingkungan terjadi, masyarakat setempat justru yang paling merasakan dampaknya secara langsung. “Enggak bertahan lama, ternyata udang terkena penyakit, sehingga kami di situ mulai merasa prihatin karena kondisi Segara Anakan ini ribuan hektare yang rusak akibat dijadikan lahan budidaya, sementara akibat merugi para investor pada kembali ke asalnya masing-masing yang akhirnya meninggalkan lahan gundul dan rusak, dari situ kami mulai melakukan kegiatan penanaman dan rehabilitasi mangrove,” sambung Wahyono. Melihat kondisi hutan mangrove yang makin rusak, Wahyono tidak tinggal diam dan memutuskan untuk memulai aksi nyata. Selama lebih dari dua dekade, Wahyono secara konsisten melakukan upaya rehabilitasi mangrove, hingga akhirnya kondisi hutan yang ada perlahan bisa pulih kembali. Bersama Kelompok Krida Wana Lestari, ia mengabdikan banyak waktu untuk kegiatan pembibitan, pembersihan, dan perawatan hutan mangrove. Berkat upaya ini, lebih dari 200 hektare lahan mangrove di Kampung Laut berhasil ditanami kembali, hasil dari kerja keras dalam menjaga lingkungan selama puluhan tahun. “Mungkin sudah lebih dari 200 hektare yang kami tanam dari tahun 2000 sampai hari ini, mungkin kalau dengan lembaga lain dan bantuan lain udah lebih dari 300 hektare,” pungkas Wahyono.  /*! elementor – v3.23.0 – 05-08-2024 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Program Rehabilitasi Mangrove, Mengapa Penting dan Cerita dari Kampung Laut Cilacap Rehabilitasi mangrove sangat penting untuk melindungi ekosistem pesisir dan mengurangi dampak perubahan iklim. Mangrove berperan dalam mencegah abrasi pantai dan menyerap karbon, membantu menekan emisi. Di Kampung Laut Cilacap, upaya rehabilitasi mangrove berhasil membawa perubahan positif, berkat partisipasi aktif masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pentingnya Rehabilitasi Hutan Mangrove Rehabilitasi mangrove memiliki peran strategis, baik dalam mendukung program pemerintah maupun dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Dari sudut pandang ekologis, mangrove berfungsi sebagai pelindung alami pantai dari abrasi, rumah bagi berbagai spesies laut, serta pencegahan intrusi air asin ke daratan. Selain itu, ekosistem mangrove juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan,… Mewujudkan Program CSR Perusahaan yang Berkelanjutan dan Berdampak Program CSR perusahaan kini tidak bisa lagi hanya sebatas memberi atau sesuatu yang sifatnya charity. Namun, poin berdampak dan berkelanjutan dari after program-nya yang juga perlu diperhatikan.  Lantas, bagaimana cara mewujudkan CSR yang berdampak dan berkelanjutan? Simak ulasan selengkapnya! Baca Juga: Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Apa itu Program CSR Perusahaan? Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang mencakup kewajiban terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam berbagai aspek operasionalnya. Tanggung jawab ini umumnya berhubungan dengan dampak lingkungan, seperti polusi, limbah produksi, keamanan produk, dan kesejahteraan tenaga kerja. Jadi,… Melihat Potensi Blue Carbon Indonesia dari Kawasan Hutan Mangrove Blue carbon menjadi salah satu topik pembahasan menarik saat ini. Apalagi, Indonesia merupakan negara maritim dan kepulauan yang berkomtimen dalam mencapai target penurunan emisi dalam rangka mitigasi perubahan iklim. Tentu, potensi besar ekosistem blue carbon tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebelum lebih jauh, apa itu blue carbon? Berikut ulasan selengkapnya! Apa yang Dimaksud dengan Blue Carbon? Sederhananya, karbon biru atau blue carbon adalah karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir. Ekosistem …

5 Langkah untuk Mulai Memahami Perubahan Iklim 

5 Langkah untuk Mulai Memahami Perubahan Iklim 

Narasi tentang perubahan iklim sudah semakin sering kita temui di banyak saluran informasi. Pembahasan tentang ini juga sudah secara perlahan disisipkan dalam aktivitas dan sekolah di banyak negara. Baca juga artikel lainnya : Urgensi Menciptakan Kesadaran tentang Perubahan Iklim di Masyarakat Salah satunya Italia yang sejak tahun 2019 mulai menjadikan perubahan iklim sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum nasional. Sekolah-sekolah di sana diwajibkan untuk memberi sekitar 33 jam pendidikan setiap tahunnya bagi anak-anak usia 6 sampai 19 tahun. Namun, inisiatif ini belum banyak diterapkan di negara lainnya. Berdasarkan data UNESCO pada tahun 2021, dari 100 kurikulum nasional yang dianalisis, baru setengahnya saja yang memasukkan mata pelajaran terkait. Itu pun hanya pembahasan mendasar. Kondisi yang menunjukkan kurangnya pengajaran terkait perubahan iklim ini juga didukung oleh survei PBB yang menyebut bahwa sekitar 70 persen anak muda tidak memiliki pengetahuan sama sekali terkait hal tersebut. Situasi yang memprihatinkan di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim terhadap bumi dan kehidupan. Oleh karena itu, kita perlu berinisiatif belajar dan memahami untuk dapat berkontribusi dalam pencegahan dan turut beradaptasi dengan kondisinya. Berikut adalah lima langkah penting yang bisa dilakukan untuk memahami perubahan iklim. 1. Meningkatkan Literasi dan Pengetahuan Kita dapat mulai dengan mempelajari konsep dasar terkait iklim, atmosfer, siklus karbon, dan gas rumah kaca. Poin tersebut adalah hal-hal penting yang berkaitan dengan perubahan iklim dan sering termasuk dalam pembahasannya. Akses sumber informasi terpercaya. Bisa mengandalkan artikel, buku, dan laporan dari sumber-sumber kredibel seperti lembaga resmi atau universitas untuk memberikan kita informasi yang tepat. Terhindar dari hoaks atau informasi palsu. 2. Memahami Penyebab Perubahan Iklim Sebelum membahas lebih jauh, sudahkah kamu atau kita mengetahui faktor-faktor penyebab dari terjadinya perubahan iklim. Hal ini penting untuk diketahui untuk membantu kita memahami sekaligus menghindarinya. Meskipun sudah berlangsung sejak waktu yang lama, perubahan iklim mulai meningkat lebih cepat sejak Revolusi Industri dimulai, yang artinya aktivitas manusia berkontribusi besar terhadap kondisi sekarang. Pelajari bagaimana kegiatan manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan penggunaan lahan, berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca. 3. Memahami Dampak Perubahan Iklim Pelajari bagaimana krisis iklim ini mempengaruhi ekosistem, keanekaragaman hayati, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, dan fenomena cuaca ekstrem. Termasuk juga pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Menurut laporan terbaru IPCC tentang adaptasi iklim, salah satu dampak dari perubahan iklim adalah turut meningkatkan terjadinya bencana dan menjadikannya lebih buruk dari yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya. World Wild Life menyebut, risiko bencana pun diperkirakan akan meningkat pada tahun-tahun mendatang akibat kondisi ini. 4. Mempraktikkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan Selanjutnya, kita bisa naik satu tingkat dengan melakukan tindakan kecil seperti mengurangi konsumsi energi, mendaur ulang, dan memilih produk ramah lingkungan. Menerapkannya dalam keseharian. Kita juga bisa terlibat dalam kampanye keberlanjutan yang dapat mendorong masyarakat luas ke arah perubahan. Dengan memahami perubahan iklim secara mendalam, individu dan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat dan efektif dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampaknya. Baca Juga: Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) 5. Turut Serta dalam Keberlanjutan Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.23.0 – 05-08-2024 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Langkah untuk Mulai Memahami Perubahan Iklim  Narasi tentang perubahan iklim sudah semakin sering kita temui di banyak saluran informasi. Pembahasan tentang ini juga sudah secara perlahan disisipkan dalam aktivitas dan sekolah di banyak negara. Baca juga artikel lainnya : Urgensi Menciptakan Kesadaran tentang Perubahan Iklim di Masyarakat Salah satunya Italia yang sejak tahun 2019 mulai menjadikan perubahan iklim sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum nasional. Sekolah-sekolah di sana diwajibkan untuk memberi sekitar 33 jam pendidikan setiap tahunnya bagi anak-anak usia 6 sampai 19 tahun. Namun, inisiatif ini belum banyak diterapkan di negara lainnya. Berdasarkan data UNESCO pada tahun 2021, dari 100 kurikulum nasional yang dianalisis, baru… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah Industri Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Baca Juga: Persetujuan Teknis Pengelolaan… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : …

Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon

Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon

Limbah Industri Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Baca Juga: Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3 Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah industri memiliki wujud dan ciri-ciri yang sangat beragam, tergantung pada industri yang menghasilkan.  Contoh limbah industri bisa berupa potongan logam, serpihan kayu, plastik, kertas sisa produksi, hingga lumpur hasil pengendapan dari proses pengolahan air limbah. Jenis ini tidak memiliki kandungan yang dapat berdampak serius terhadap lingkungan dan manusia.  Kemudian terdapat jenis limbah industri yang termasuk B3, di antaranya bahan kimia, limbah elektronik atau e-waste, pestisida, baterai, dan segala produk yang tercemar senyawa berbahaya. Limbah medis juga termasuk ke dalam hal ini. Limbah jenis ini dapat menimbulkan ancaman langsung dan signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Terdapat juga limbah radioaktif yang diwakili dengan lambang khusus dan bersifat radioaktif. Umumnya berasal dari industri terkait seperti pembangkit listrik tenaga nuklir, penelitian, dan fasilitas kesehatan. Limbah ini dapat menimbulkan kontaminasi jika tersentuh dan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada yang terpapar. Gas buang dari cerobong pabrik, seperti karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan gas lainnya, serta limbah organik sisa makanan dan pertanian, juga termasuk ke dalam limbah yang dihasilkan industri. Termasuk partikel halus yang terlepas ke udara dari proses pembakaran. Baca juga artikel lainnya : Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan Sumber Emisi Karbon dari Limbah Industri Suatu industri tidak terlepas dari menghasilkan polusi, salah satunya adalah polusi di udara melalui emisi karbon. Banyak industri menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam untuk energi, yang menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2). Emisi karbon yang tinggi dari industri tidak hanya berkontribusi pada perubahan iklim tetapi juga bisa merusak ekosistem dan kesehatan manusia. Dilansir dari artikel ilmiah Universitas Airlangga, berdasarkan data World Research Institute (WRI), Indonesia menempati posisi enam besar di dunia sebagai penghasil emisi karbon terbesar. Tingkat emisi yang dihasilkan mencapai 1,981 miliar ton per tahun.  Emisi karbon juga terus meningkat secara signifikan sejak tahun 1990. Jumlah tertinggi ialah 581 MtCO2 pada tahun 2019. Sektor industri menjadi kontributor paling besar yaitu 37 persen, diikuti sektor transportasi 27 persen, serta pembangkit listrik dan panas 27 persen, meskipun limbah bukanlah menjadi penghasil utama emisi karbon dalam hal ini. Hubungan antara limbah industri dan emisi karbon sangat signifikan. Dengan pengelolaan limbah yang tepat, dapat membantu mengurangi sumber emisi lainnya yang diharapkan akan berdampak pada pengurangan yang lain. Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah Industri Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Baca Juga: Persetujuan Teknis Pengelolaan… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut situs Hukum Online, kegiatan CSR menunjukkan komitmen pelaku usaha, bisnis, dan organisasi untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat. Berlaku baik bagi perusahaan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat umum. Selain berfokus menghasilkan keuntungan, perusahaan juga dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan melalui penyelenggaraan program CSR. Menunjukkan kepedulian dan akuntabilitas perusahaan terhadap masyarakat dan… Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Corporate Social Responsibility Sesuai namanya, Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan sebuah inisiatif yang dilakukan perusahaan, bisnis, dan organisasi untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan, di samping berfokus pada menghasilkan profit. Aktivitas CSR melibatkan berbagai program dan ide yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada banyak sekali contoh program CSR sebagai dari berbagai perusahaan di Indonesia juga dunia, misalnya sumbangan amal, investasi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, dan juga upaya pengurangan jejak karbon. Di antara banyaknya inisiatif …

Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility)

Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility)

Corporate Social Responsibility Sesuai namanya, Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan sebuah inisiatif yang dilakukan perusahaan, bisnis, dan organisasi untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan, di samping berfokus pada menghasilkan profit. Aktivitas CSR melibatkan berbagai program dan ide yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada banyak sekali contoh program CSR sebagai dari berbagai perusahaan di Indonesia juga dunia, misalnya sumbangan amal, investasi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, dan juga upaya pengurangan jejak karbon. Di antara banyaknya inisiatif hijau yang dilakukan, program CSR yang bertujuan memitigasi iklim masih mewakili presentasi yang sangat kecil. Menurut laporan Climate Works, baru 2 persen saja dana dukungan sosial (CSR, filantropis, sumbangan) yang difokuskan untuk mengatasi perubahan iklim. Padahal, jika dilihat kondisinya saat ini perubahan iklim semakin menjadi sebuah isu lingkungan yang butuh pencegahan dan penanganan sejak dini. Lalu, bagaimana program CSR dapat berkontribusi memitigasi perubahan iklim?  Baca Juga: 4 Types of Corporate Social Responsibility (CSR) Program Bisakah Program Corporate Social Responsibility Mengatasi Perubahan Iklim? Baca juga artikel lainnya : 3 Program CSR Dukung Kelestarian Laut Perubahan iklim adalah salah satu tantangan global terbesar saat ini, dan CSR dapat berperan penting dalam upaya menghadapinya. Program CSR dapat memanfaatkan sumber daya yang dipunya dan pengaruhnya untuk mulai turut serta menggerakkan perubahan iklim. Perusahaan memiliki kekuatan untuk mendorong gerakan aksi iklim dengan berbagai cara. Misalnya seperti menyelenggarakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran karyawan dan masyarakat tentang dampak perubahan iklim. Disertai juga dengan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menguranginya.  Atau memberikan dukungan terhadap pengelolaan air yang berkelanjutan untuk mengurangi penggunaan air, serta mengolah dan mendaur ulang air limbah. Juga mendukung atau berpartisipasi dalam proyek reboisasi untuk menanam pohon di hutan yang terdegradasi, yang membantu menyerap CO2 dan mengurangi efek pemanasan global. Perusahaan juga dapat mengarahkan program CSR untuk mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, seperti program penanaman pohon, proyek energi terbarukan, dan penyediaan teknologi ramah lingkungan untuk komunitas yang membutuhkan.  Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Corporate Social Responsibility untuk Mitigasi Perubahan Iklim Tidak bisa dipungkiri, bahwa upaya mengintegrasikan perubahan iklim ke dalam inisiatif CSR membawa tantang dan peluang yang cukup signifikan bagi perusahaan. Selain memerlukan inisiatif yang diharapkan efektif, perusahaan juga perlu mengeluarkan investasi yang besar, utamanya untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan menerapkan praktik berkelanjutan. Belum lagi dengan kebutuhan akan sumber daya yang beragam, bisa menjadi beban terutama bagi pelaku usaha skala kecil dan menengah. Perusahaan harus menavigasi regulasi yang sering berubah terkait dengan perubahan iklim dan keberlanjutan, yang dapat menimbulkan tantangan dalam perencanaan jangka panjang.   Meski begitu, perusahaan yang aktif dalam CSR terkait perubahan iklim dapat membangun reputasi yang kuat sebagai pemimpin dalam keberlanjutan. Hal ini dapat menarik pelanggan yang peduli lingkungan dan meningkatkan loyalitas merek. Banyak investor yang juga kini lebih memilih perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Dari hal ini, inisiatif CSR yang terkait dengan perubahan iklim dapat meningkatkan daya tarik perusahaan di mata investor. Contoh Inisiatif Hijau dalam Program Corporate Social Responsibility Perusahaan Bosch merupakan salah satu yang punya program CSR untuk tujuan iklim.  Diketahui bahwa mereka menetapkan sendiri tujuan ambisius untuk melindungi lingkungan, dengan tujuan mengurangi jejak ekologis mereka melalui aksi iklim, penggunaan air, dan ekonomi sirkular. Targetnya adalah mengurangi emisi hulu (barang dan jasa yang dibeli) dan hilir (penggunaan produk) sebesar 15% pada tahun 2030 Namun, Anda sebagai pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam upaya keberlanjutan. Salah satunya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.23.0 – 05-08-2024 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu …

Pemanasan Global dan Suhu Dingin Ekstrem: Memahami Keterkaitannya

Pemanasan Global dan Suhu Dingin Ekstrem: Memahami Keterkaitannya

Suhu Dingin Ekstrem dan Pemanasan Global Pernahkah terpikir dalam benakmu tentang bagaimana suatu wilayah dilanda suhu dingin yang ekstrem di saat bumi sedang mengalami peningkatan suhu atau pemanasan global? Sering kali kita dengar bahwa suhu rata-rata bumi kian meningkat dan menimbulkan sengatan panas yang sangat tinggi. Kondisinya cukup mengganggu manusia dalam beraktivitas, terutama bagi mereka di wilayah tertentu seperti negara tropis. Sementara itu, suhu dingin ekstrem belakangan ini juga terus melanda kota-kota di banyak negara. Beberapa di antaranya bahkan hampir mencapai minus 30 derajat Celcius yang disertai dengan waktu siang hari yang lebih pendek dibandingkan malam. Sebagaimana musim dingin dengan suhu dingin ekstrem yang melanda Swedia, Finlandia, juga wilayah di Amerika Utara. Ada beberapa alasan mengapa bumi menghangat tetapi musim dingin di beberapa wilayah menjadi semakin dingin. Perubahan iklim tidak hanya mencakup pemanasan global, tetapi juga mencakup berbagai perubahan lain yang terjadi di iklim bumi. Salah satunya pendinginan di beberapa area meskipun bumi secara keseluruhan mengalami pemanasan. Fenomena ini dikenal sebagai “paradoks musim dingin” dan terjadi karena kompleksitas perubahan iklim global. Mari kita ketahui lebih lanjut. Apa Itu Paradoks Musim Dingin atau Musim Dingin Ekstrem? Paradoks musim dingin mengacu pada fenomena yang tampaknya bertentangan dengan pemahaman umum tentang pemanasan global dan perubahan iklim. Salah satu yang ramai adalah tentang bagaimana musim dingin menjadi lebih dingin di tengah pemanasan global. Baca juga artikel lainnya : Mampukah Kegiatan Menanam Pohon Membantu Melawan Pemanasan Global? Sebab, menurut Copernicus Climate Change Services, bulan Februari 2024 disebut merupakan Februari terhangat yang pernah tercatat secara global. Namun, Amerika Utara, Asia, dan sebagian Eropa justru mengalami suhu dingin yang memecahkan rekor bahkan mengancam jiwa. Kondisi yang menimbulkan pertanyaan. Berdasarkan sumber referensi berjudul “Paradox of Extreme Cold Events in A Warming World” di situs Science Daily, situasi paradoks ini digambarkan oleh fenomena Warm Arctic-Cold Continent (WACC) atau Arktik Hangat-Benua Dingin, di mana suhu Arktik yang hangat dapat menyebabkan menurunnya es laut dan hembusan angin di sejumlah wilayah lintang tengah tertentu. Bagaimana Suatu Wilayah Mengalami Suhu Dingin Ekstrem? Mengutip penjelasan dari artikel terbitan The Conversation, suhu dingin ekstrem dapat terjadi saat Jet stream kutub turun jauh ke selatan, membawa udara dingin Arktik ke wilayah yang jarang mengalaminya. Kondisi ini turut disebabkan oleh gangguan dalam pola cuaca global, seperti pelemahan Polar Vortex dan Jet Stream, yang dapat menyebabkan udara dingin dari Kutub Utara menyebar luas. Dalam kondisi normal, polar vortex harusnya tetap terkurung di sekitar kutub oleh arus udara yang dikenal sebagai jet stream – aliran udara cepat di atmosfer yang memisahkan massa udara hangat dan dingin. Jet stream ini mengelilingi polar vortex dan menjaga udara dingin tetap terkonsentrasi di daerah kutub. Perlu diketahui bahwa Polar Vortex yang berarti “Pusaran Kutub” adalah aliran udara bertekanan rendah yang sangat dingin yang biasanya terkonsentrasi di sekitar kutub. Pusaran ini selalu ada di dekat kutub, namun dapat melemah dan menguat tergantung pada musim yang terjadi.  Baca Juga: 5 Fakta Gas Metana Sebagai Kontributor Pemanasan Global Apa Faktor Pendukung Suhu Dingin Ekstrem? The Conversation menjelaskan bahwa peristiwa ini sering terjadi bersamaan dengan perubahan aliran udara lain yang bahkan lebih tinggi di atas aliran jet, yaitu stratospheric polar vortex atau pusaran stratosfer.  Jika pusaran stratosfer ini terganggu atau meregang , ia dapat pula mendistorsi aliran jet, mendorongnya ke selatan di beberapa area dan menyebabkan hembusan udara dingin. Selain itu, La Niña dan El Nino, dua fenomena iklim di Samudra Pasifik, juga dapat mempengaruhi pola cuaca global. La Niña, misalnya, dapat menyebabkan musim dingin yang lebih dingin di beberapa bagian Amerika Utara. Meskipun Bumi sedang mengalami pemanasan global, dinamika cuaca dan iklim yang kompleks dapat menyebabkan fenomena seperti musim dingin yang lebih ekstrem di beberapa wilayah. Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah Industri Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Baca Juga: Persetujuan Teknis Pengelolaan… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut situs Hukum Online, kegiatan CSR menunjukkan komitmen pelaku usaha, bisnis, dan organisasi untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang …

Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD): Fungsi, Cakupan, dan Manfaatnya

Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD): Fungsi, Cakupan, dan Manfaatnya

Ada banyak pihak di berbagai belahan dunia berupaya dalam memitigasi perubahan iklim melalui beragam cara. Salah satunya dengan membentuk Gugus Tugas Pengungkapan Keuangan Terkait Iklim atau disingkat TCFD. TCFD diciptakan untuk membantu perusahaan dan organisasi dalam mengidentifikasi, mengelola, dan mengungkapkan risiko serta peluang finansial yang berkaitan dengan perubahan iklim. Kehadirannya membantu pelaporan informasi keuangan terkait iklim lebih efektif dan tepat. Baca juga artikel lainnya : Digital Transformation to Support Environmental Sustainability Apa Itu TCFD? Dikutip dari IBM, Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD)  adalah organisasi global yang dibentuk untuk mengembangkan serangkaian laporan pengungkapan terkait iklim yang dapat digunakan sebagai panduan bagi perusahaan dan lembaga keuangan dalam menyampaikan informasi tentang risiko keuangan terkait iklim mereka kepada investor, pemegang saham, dan publik. TCFD merupakan hasil inisiatif global yang dibentuk oleh Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) pada tahun 2015. Bertujuan meningkatkan dan menyempurnakan pelaporan informasi keuangan terkait iklim oleh pelaku usaha seluruh dunia. Baca Juga: Pentingnya Pelaporan ESG kepada Investor Apa Fungsi Pembentukan TCFD? Menurut situs resminya, TCFD dibentuk bertujuan untuk mengembangkan rekomendasi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengungkapkan informasi terkait risiko dan peluang finansial yang timbul dari perubahan iklim.  Melalui perannya, TCFD diharapkan dapat membantu meningkatkan transparansi dan konsistensi dalam pelaporan risiko iklim sehingga para pemangku kepentingan, seperti investor, kreditor, dan regulator, dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait dampak perubahan iklim terhadap bisnis. Serta turut memfasilitasi transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon. Bagaimana Cakupan Tugas TCFD? Sesuai fungsinya, TCFD berupaya memperkuat stabilitas keuangan internasional melalui beberapa tugas penting demi memastikan bahwa risiko iklim diperhitungkan secara memadai dalam keputusan bisnis dan investasi. Salah satu tugas dari TCFD ialah menyusun rekomendasi standar pelaporan risiko peluang terkait perubahan iklim, mencakup empat pilar utama yakni: TCFD juga berperan memberi panduan tentang bagaimana cara mengimplementasikan empat rekomendasi di atas ke dalam pelaporan perusahaan. Mendorong adopsi global dari rekomendasinya oleh perusahaan dan organisasi berbagai sektor. Melalui peran TCFD, perusahaan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan dapat sadar dan tahu pentingnya mempertimbangkan risiko dan peluang terkait perubahan iklim dalam pengambilan keputusan keuangan.  Manfaat Dibentuknya TCFD Sejak pertama kali dibentuk, TCFD diketahui telah merilis beberapa hasil penting dan menciptakan perubahan yang berdampak bagi dunia internasional. Di tahun 2017, TCFD merilis rekomendasi pengungkapan keuangan yang mencakup empat elemen inti tentang cara perusahaan beroperasi. Hadirnya keempat rekomendasi tersebut berguna membangun membangun kerangka kerja dengan informasi yang akan membantu investor dan pihak lain memahami bagaimana organisasi pelapor berpikir tentang dan menilai risiko dan peluang terkait iklim. Berkat perannya, TCFD membantu meningkatkan kualitas, konsistensi, dan transparansi dari laporan yang memungkinkan perekonomian memiliki informasi yang diperlukan untuk menilai dampak dan pengaruh organisasi terhadap perubahan iklim.  Menurut data IBM, sampai dengan November 2022, TCFD telah mendapatkan dukungan dari lebih 4.000 organisasi, perusahaan sektor publik dan swasta, serta badan pemerintahan dari seluruh dunia. /*! elementor – v3.23.0 – 05-08-2024 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article ESG: Definisi, Implementasi, dan Pentingnya dalam Bisnis Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan semakin meningkat, istilah ESG (Environmental, Social, Governance) semakin sering kita dengar. Namun, apa sebenarnya ESG itu? Dan mengapa konsep ini begitu penting dalam dunia bisnis saat ini? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai ESG, mulai dari pengertian dasar hingga penerapannya dalam dunia bisnis. Apa Itu ESG? ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. Konsep ini mengacu pada sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari suatu perusahaan. Tidak hanya menjadi tren, namun telah menjadi standar baru dalam dunia bisnis yang menggabungkan profitabilitas dengan keberlanjutan. Environmental (Lingkungan): Meliputi kebijakan… Pengelolaan Limbah Industri: Upaya Mengurangi Emisi Karbon Limbah industri menjadi satu dari sekian jenis limbah yang bisa berupa bahan padat, cair, juga gas. Limbah industri juga mencakup bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3. Seluruhnya memerlukan pengelolaan yang tepat dan aman. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 81,87 juta ton limbah B3 dari berbagai sektor. Pertambangan, energi, minyak dan gas, industri manufaktur, agroindustri, sampai dengan medis. Berbeda dari limbah rumah tangga, limbah industri punya karakteristik yang cukup berbeda. Pengelolaannya pun perlu dilakukan dengan aman sebab beberapa material bisa membahayakan jika mencemari lingkungan dan terkontaminasi manusia. Apa Saja yang Termasuk Limbah Industri? Limbah… Waste to Energy : Kelebihan dan Kekurangan Mengubah sampah menjadi energi atau dikenal juga dengan Waste to Energy (WtE) merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk menjadikannya lebih bermanfaat. Kita tahu bahwa sampah, limbah, dan segala barang sisa penggunaan dari aktivitas manusia seringkali dianggap sebagai produk ‘habis’ yang tidak lagi dibutuhkan. Dibuang begitu saja, masih jarang dipilah, sampai pada akhirnya saling bercampur di Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kondisi ini menjadikan sampah tercemar satu sama lain. Jika kegiatan daur ulang berfungsi untuk mengolah kembali suatu material berharga menjadi produk baru lainnya, kegiatan mengolah sampah menjadi energi adalah pilihan lain yang bisa dilakukan untuk mengolah material yang berdasarkan kondisinya… 3 Contoh Program Corporate Social Responsibility untuk Dukung Kelestarian Lingkungan Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan istilah yang tidak asing. Ini menjadi sebuah program yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan.  Baca juga artikel lainnya : Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut situs Hukum Online, kegiatan CSR menunjukkan komitmen pelaku usaha, bisnis, dan organisasi untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat. Berlaku baik bagi perusahaan itu sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat umum. Selain berfokus menghasilkan keuntungan, perusahaan juga dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan melalui penyelenggaran program CSR. Menunjukkan kepedulian dan akuntabilitas perusahaan terhadap masyarakat dan… Memitigasi Perubahan Iklim Melalui Program CSR (Corporate Social Responsibility) Sesuai namanya, Program CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan sebuah inisiatif yang dilakukan perusahaan, bisnis, dan organisasi untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan, di samping berfokus pada menghasilkan profit. Aktivitas CSR melibatkan berbagai program dan ide yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan. Ada banyak sekali contoh program CSR sebagai dari berbagai perusahaan di Indonesia juga dunia, misalnya sumbangan amal, investasi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, dan juga upaya pengurangan jejak karbon. Di antara banyaknya inisiatif hijau yang dilakukan, …

Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik Generasi Muda Tentang Jejak Karbon

Industri dan Jejak Karbon: Cara Perusahaan Besar Kelola Emisi

Jejak karbon merupakan jumlah karbon atau gas emisi rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia pada kurun waktu tertentu. Operasional sebuah bisnis atau industri tidak terlepas dari memproduksi jejak karbon yang berdampak terhadap kondisi iklim saat ini. Baca Juga: Bagaimana Pelaku Industri Melawan Perubahan Iklim? Dilansir dari Our World in Data, sektor industri telah menjadi penyumbang emisi global terbesar setiap tahunnya sejak era Revolusi Industri dimulai. Kondisi ini tentu berbeda di setiap negara, terutama wilayah yang termasuk penghasil komoditas pertanian. Jejak karbon dari sektor energi, pada tahun lalu, mencapai rekor tertingginya dan meningkat 6 persen dari tahun 2020. Pasca pandemi COVID-19, emisi sektor ini melonjak menjadi 36,3 gigaton dengan industri listrik panas menghasilkan emisi terbanyak dan menyumbang 46% dari peningkatan emisi global. Belum lagi dengan emisi batu bara yang meningkat menjadi 15,3 gigaton di tengah seruan untuk mengurangi penggunaan batu bara. Data tersebut mencatat adanya lebih dari 40% peningkatan emisi karbon pada tahun 2021 berasal dari batu bara. Dilihat dari kondisi ini, bisnis, industri, dan perusahaan memiliki peran yang signifikan dalam mengurangi jejak karbon dan berkontribusi pada upaya global melawan perubahan iklim. Menetapkan target pengurangan emisi yang tepat, seperti target net-zero dan pengurangan emisi tahunan. Sebagaimana yang dilakukan oleh perusahaan berikut ini yang turut berkontribusi dalam menerapkan pengelolaan emisi dan skema kompensasi karbon. Dilansir dari Sustainability Magazine, mari kita ketahui langkah-langkah perusahaan global mengurangi jejak karbon dan berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim. 1. jetBlue dalam Mengurangi Jejak Karbon Salah satu maskapai penerbangan besar asal Amerika Serikat, JetBlue Airways Corporation atau jetBlue, menjadi salah satu perusahaan yang mengumumkan rencananya untuk terlibat dalam upaya solusi rendah karbon. Dalam siaran persnya pada 2020, jetBlue berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon pada penerbangan domestiknya. Dan baru-baru ini, komitmen tersebut berhasil dicapai dan menjadikan jetBlue maskapai pertama di AS yang sukses menjalankan rencana keberlanjutannya. jetBlue menyampaikan bahwa kompensasi karbon berfungsi sebagai jembatan menuju perubahan lingkungan lain di seluruh industri, seperti bahan bakar rendah emisi. Hasilnya, mereka turut serta berinvestasi dalam bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), dimulai dengan penerbangan dari Bandara Internasional San Francisco (SFO). 2. Microsoft dalam Mengurangi Jejak Karbon Microsoft diketahui telah menetapkan komitmennya untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2030, mencapai produksi tanpa limbah dan penggunaan air bijak, serta mengimbangi semua emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sejak didirikan pada tahun 2050. Ini merupakan target ambisius yang diharapkan dapat terlaksana demi mencapai netralitas karbon sektor industri. Pada pertengahan dekade ini, Microsoft juga berencana mengurangi emisi lingkup 1 dan 2 ke tingkat mendekati nol dengan beralih ke 100 persen energi terbarukan. Kemudian berinvestasi pada kendaraan listrik khusus kampus global pada tahun 2030, dan mengejar sertifikasi International Living Future Institute Zero Carbon dan LEED Platinum.  Mereka juga menetapkan skema carbon pricing di internal dengan harga $15 per metrik karbon untuk semua lingkup 1 dan 2, serta emisi perjalanan lingkup 3. Hasil tersebut nantinya akan digunakan untuk mendanai inisiatif berkelanjutan lainnya. 3. Shell dalam Mengurangi Jejak Karbon Sebagai salah satu pemasok bahan bakar dan pelumas terbesar di dunia, Shell menetapkan target nol emisi bersih untuk tahun 2050 dan memperkenalkan skema pengurangan karbon yang akan mereka lakukan.  Beberapa di antaranya adalah dengan mengurangi emisi dengan mengoptimalkan efisiensi proses produksi dan desain produk, meningkatkan efisiensi energi dari fasilitas, dan memperluas ke sektor energi bersih. Solusi Berbasis Alam, juga menjadi upaya Shell yang ditujukan untuk meregenerasi ekosistem seperti hutan, padang rumput, dan sistem lahan basah. Ini dapat mencakup pencegahan atau pengurangan emisi gas rumah kaca, serta membantu penyerapan karbon dalam apa yang disebut ‘penyerap karbon’.  Menjadi Bagian dari Keberlanjutan dalam Mengurangi Jejak Karbon Baca juga artikel lainnya : Peran Konsultan Karbon dalam Mendukung Keberlanjutan dan Manajemen ESG Pelaku usaha, bisnis, perusahaan juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. Similar Article Industri dan Jejak Karbon: Cara Perusahaan Besar Kelola Emisi Industri dan Jejak Karbon Jejak karbon merupakan jumlah karbon atau gas emisi rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia pada kurun waktu tertentu. Operasional sebuah bisnis atau industri tidak terlepas dari memproduksi jejak karbon yang berdampak terhadap kondisi iklim saat ini. Baca Juga: Bagaimana Pelaku Industri Melawan Perubahan Iklim? Dilansir dari Our World in Data, sektor industri telah menjadi penyumbang emisi global terbesar setiap tahunnya sejak era Revolusi Industri dimulai. Kondisi ini tentu berbeda di setiap negara, terutama wilayah yang termasuk penghasil komoditas pertanian. Jejak karbon dari sektor energi, pada tahun lalu, mencapai rekor tertingginya dan meningkat 6 persen… Membakar Sampah di Lingkungan Rumah? Ini Bahayanya! Menurut survei BPS, masyarakat Indonesia masih banyak yang mengelola dengan membakar sampah. Dimana 65,54% memilih untuk membakar, dibanding dengan diangkut petugas, ditimbun, atau dibuang ke TPS. Membakar sampah mungkin terlihat seperti cara mudah untuk mengelola limbah, namun kebiasaan ini menyimpan bahaya yang serius bagi kesehatan dan lingkungan. Asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat mencemari udara dan tanah, serta berdampak negatif pada kualitas hidup kita. Baca Juga: Sampah Kertas dan Bahayanya Terhadap Lingkungan Bahaya Membakar Sampah Pencemaran Udara Partikel Halus: Asap mengandung partikel halus yang dapat dengan mudah masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan masalah… 5 Film yang Akan Membuatmu Lebih Peduli Lingkungan Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan adalah masalah mendesak yang kita hadapi saat ini. Melalui film, kita dapat diajak untuk lebih memahami dampak dari tindakan kita terhadap planet ini. Berikut adalah 5 rekomendasi film …

Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik Generasi Muda Tentang Jejak Karbon

Pendidikan dan Kesadaran: Mendidik Generasi Muda Tentang Jejak Karbon

Generasi Muda dan Jejak Karbon Generasi muda adalah pemimpin masa depan yang diyakini memiliki kemampuan untuk mengubah dunia melalui pendidikan yang diraihnya. Hal ini juga yang perlu dilakukan dalam menangani perubahan iklim dan mengurangi jejak karbon. Selain pengajaran dasar di institusi pendidikan, generasi muda sekarang perlu turut diajarkan tentang edukasi dan kesadaran akan kondisi iklim yang terjadi belakangan ini. Salah satunya ialah terkait upaya mengurangi jejak karbon, emisi gas rumah kaca yang umum dihasilkan dalam aktivitas harian sebagai bagian dalam langkah memerangi perubahan iklim. Baca juga artikel lainnya : 3 Kegiatan yang Tanpa Disadari Menghasilkan Jejak Karbon Pentingnya Edukasi Jejak Karbon dan Perubahan Iklim pada Generasi Muda  Pemahaman yang lebih baik tentang perubahan iklim dapat mendorong dukungan untuk kebijakan yang mendukung mitigasi dan adaptasi iklim. Oleh karena itu, pendidikan dibutuhkan untuk mendukung hal tersebut. Edukasi perubahan iklim membantu individu membuat keputusan yang lebih berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Sederhananya seperti memilih produk ramah lingkungan, mengurangi jejak karbon, dan mendukung energi terbarukan. Ini juga menginspirasi perubahan perilaku menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Mendorong tindakan praktis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, menghemat energi, dan mendaur ulang. Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim di berbagai sektor, termasuk pertanian, energi, dan infrastruktur. Mendukung penelitian dan inovasi teknologi yang dapat membantu mengurangi emisi dan memperkuat ketahanan iklim. Baca Juga: 4 Cara Tepat Kurangi Jejak Karbon Pribadi Peran Pendidikan dan Media Untuk Mengurangi Jejak Karbon Pendidikan memainkan peran yang penting dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, terkait jejak karbon dan perubahan iklim. Edukasi membantu masyarakat memahami dampak dari kondisi tersebut serta memberikan gambaran tindakan yang bisa dilakukan setiap individu. Hal yang sama terjadi pada bagaimana media mengemas isu ini menjadi informasi yang fundamental tapi tetap menarik. Sebab perubahan iklim merupakan isu yang kompleks dan bersifat kontinuitas, pembahasannya luas dan berjangka panjang berbeda dengan berita politik atau entertainment. Studi dari Ohio State menunjukkan bahwa pelaporan perubahan iklim yang memuat fakta dan bukti yang jelas yang secara teratur disebarkan ke masyarakat, dapat memberikan pengaruh bagi seseorang untuk mendukung kebijakan perubahan iklim. Bahkan terhadap mereka yang skeptis terhadap hal tersebut. Dilansir dari Earth Day, peristiwa cuaca ekstrem menjadi yang paling sering dibahas di media berkaitan dengan perubahan iklim karena ancamannya berdampak langsung dan memiliki jangkauan yang luas, termasuk terhadap kondisi ekonomi.  Strategi Menyiapkan Pendidikan Jejak Karbon dan Perubahan Iklim bagi Generasi Muda  Terdapat beberapa informasi dan kegiatan sederhana yang bisa diberikan kepada kaum muda dalam memahami kondisi perubahan iklim.  Dalam hal efisiensi energi, ajarkan cara-cara mengurangi penggunaan energi, seperti menghemat pemakaian energi listrik dengan mematikan lampu jika tidak dibutuhkan dan mengurangi pemakaian AC. Berikan juga pengetahuan tentang pentingnya mengurangi emisi karbon dengan penggunaan transportasi publik, bersepeda, atau berjalan kaki. Ajak mereka untuk turut menerapkan mindful eating yang bertujuan mengurangi produksi limbah makanan sehingga tercipta konsumsi berkelanjutan. Selain itu, pengurangan sampah dan daur ulang, serta beralih ke wadah guna ulang merupakan salah satu hal penting dalam menerapkan keseharian yang berkelanjutan. Dengan edukasi dan peningkatan kesadaran yang tepat, masyarakat dapat lebih memahami dampak aktivitas mereka terhadap lingkungan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi jejak karbon mereka. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi karbon adalah industri, sehingga sektor ini diharapkan mampu terlibat untuk mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai Net Zero Emission yang direncanakan. Oleh karena itu, untuk dapat berkontribusi dalam upaya… Memahami Istilah Global Stocktake dalam Aksi Iklim Internasional Di berbagai belahan dunia, negara-negara terus berlomba mencapai ambisi iklim sebagai respons terhadap peningkatan dampak perubahan iklim sekaligus komitmen sesuai kesepakatan Paris. Perjanjian Paris menjadi poin penting dalam kebijakan iklim internasional …

Bagaimana Cara CFC Merusak Lapisan Ozon?

Energy Consumption is Matter, Here’s Why

Energy Consumption – Environmental issues have become a major topic of discussion in both developing and developed countries due to the widespread environmental degradation. This also raises questions about global warming and climate change, which are primarily caused by greenhouse gas emissions.  As our society becomes more dependent on electricity and businesses rely on the means of production, it is important to understand the implications of our energy consumption and find ways to reduce its negative impact on the natural environment. Read More: Technology in Sustainable Business Energy Consumption Energy consumption refers to the amount of energy used by individuals, households, businesses, and industries for various activities. It encompasses all forms of energy used for heating, cooling, transportation, manufacturing, and electricity generation. High levels of energy consumption, especially from non-renewable sources, lead to increased greenhouse gas emissions, contributing to climate change and air pollution. It is the reason why understanding and managing energy consumption is crucial for ensuring the efficient use of resources and maintaining a stable energy supply. Energy Consumption Contribute to Carbon Emission Energy consumption is a major contributor to carbon emissions, which significantly impact the environment and climate change. Fossil fuels, such as coal, oil and gas, are by far the largest contributor to global climate change, accounting for over 75 percent of global greenhouse gas emissions and nearly 90 percent of all carbon dioxide emissions. The process when fossil fuels such as coal, oil, and natural gas are burned for energy, they release carbon dioxide (CO2) and other greenhouse gases (GHGs) into the atmosphere. These gases trap heat, leading to the greenhouse effect and global warming. The energy sector, such as electricity generation, transportation, and industrial processes, is the largest source of CO2 emissions worldwide. Limited Energy Resources  The next condition that makes energy consumption require efficiency is because of the limited resources on earth. Non-renewable energy resources include coal, natural gas, oil, and nuclear energy, once they run out, they cannot be replaced. This will be a big problem for humanity because we currently depend on them to meet most of our energy needs.  Unfortunately, humans rely on non-renewable resources as its main source of energy. About 80 percent of the total amount of energy used globally each year comes from fossil fuels. The dependency on fossil fuels is because they are rich in energy and relatively cheap to process. Read More: ESG Trends 2023: Sustainability Efforts in Driving Business Renewable Energy Still Requires Effort Renewable energy sources such as solar, wind, hydro and geothermal are essential to reducing our dependence on fossil fuels and mitigating climate change. However, the transition to renewable energy still requires efforts in terms of infrastructure, technology and costs. Building and upgrading infrastructure to support renewable energy is complex. This includes building solar farms, wind turbines and hydroelectric power plants, as well as upgrading the grid to handle variable power sources. On the technology side, ongoing research and development is needed to improve the efficiency and reduce the cost of renewable energy technologies. Innovations in materials, manufacturing processes and system design are essential to making renewable energy more competitive with traditional sources. In this case, the initial investment costs can still be high. That is why transition to renewable energy requires financial planning and support from the public and private sectors. Responsible Energy Consumption With all these conditions, households and industries need to be more responsible for their energy consumption. Responsible energy consumption involves using energy resources efficiently and sustainably to minimize environmental impact, reduce costs, and promote long-term energy security. It encompasses a range of practices and strategies that individuals, businesses, and governments can adopt to ensure that energy is used in a way that meets present needs without compromising the ability of future generations to meet theirs.  to support more responsible energy consumption and reduce the impact on climate change and emissions, Satuplatform is now present as an all-in-one solution with various services that help companies achieve their ESG initiatives. Try FREE DEMO now! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article How Online Shopping Impacts Carbon Emission In the era of digitalization, almost everything experiences the shifting of online platforms. One of the things that is becoming hype online is shopping. There are many online shopping platforms that are available on the internet for everyone to use. In the shifting of shopping methods becoming online, there are several impacts to the environment and carbon emission it produces. This article we go through the e-commerce as online shopping phenomena today, and the impacts of it. E-commerce Today Over the last few decades, shopping habits have transformed significantly. People once purchased items from traditional shops, high streets, or department… Energy Consumption is Matter, Here’s Why Environmental issues have become a major topic of discussion in both developing and developed countries due to the widespread environmental degradation. This also raises questions about global warming and climate change, which are primarily caused by greenhouse gas emissions.  As our society becomes more dependent on electricity and businesses rely on the means of production, it is important to understand the implications of our energy consumption and find ways to reduce its negative impact on the natural environment. Energy Consumption Energy consumption refers to the amount of energy used by individuals, households, businesses, and industries for various activities. It encompasses… Kenali Indikator Kinerja Lingkungan Berikut Ini! Melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan merupakan suatu aktivitas yang penting dalam membangun upaya keberlanjutan perusahaan. Kinerja lingkungan sendiri dapat diartikan sebagai performance dari organisasi atau perusahaan dalam kaitannya dengan menjaga dampak lingkungan yang dihasilkan.  Secara luas, kinerja lingkungan perusahaan juga akan berpengaruh terhadap produktivitas, tanggung jawab, dan keberlanjutan bisnis yang dijalankan. Untuk dapat melakukan pengukuran terhadap kinerja lingkungan, perusahaan perlu untuk memahami apa saja indikator kinerja lingkungan perusahaan. Baca Juga: Environmental Performance Monitoring untuk Pantau Dampak Lingkungan Perusahaan Berikut adalah komponen-komponen dalam pemantauan kinerja lingkungan perusahaan yang setidaknya perlu dimuat dalam indikator pengukuran:  Pengelolaan Limbah Produksi Salah satu komponen …

3 Negara Teratas Dalam Upaya Dekarbonisasi di Dunia

3 Negara Teratas Dalam Upaya Dekarbonisasi di Dunia

Dekarbonisasi telah menjadi satu dari beberapa langkah mitigasi yang diperlukan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer secara signifikan. Baca Juga: Dekarbonisasi: Menuju Emisi Nol Karbon (Zero Emisi) Sejak diresmikannya penandatanganan Perjanjian Paris atau Paris Agreement pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP21) di Paris tahun 2015 lalu, negara-negara di seluruh dunia terus berupaya menyelaraskan langkah masing-masing dengan target yang direncanakan sebagaimana komitmen mereka dalam perjanjian aksi iklim tersebut. Berbagai langkah untuk membatasi peningkatan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celcius sejak era pra-industri, sebagai bagian dari tujuan utama Perjanjian Paris, semakin gencar dilakukan. Mulai dari adopsi energi terbarukan, efisiensi energi, dekarbonisasi sektor transportasi, dan cara lainnya diambil oleh negara-negara dan organisasi untuk mencapai tujuan ini. Dilansir dari Climate Trade, menurut Intergovernmental Panel of Climate Change (IPCC), pembatasan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius akan memerlukan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 43% pada tahun 2030. Oleh karena itu, pengurangan emisi menjadi fokus utama secara global. Berdasarkan upaya mereka dalam melakukan dekarbonisasi emisi gas rumah kaca yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, berikut adalah 3 negara dengan langkah dekarbonisasi paling maju di dunia, berdasarkan laporan Energy Transition Index (ETI) oleh World Economic Forum (WEF), sebagaimana dilansir dari Climate Trade. Penilaian kemajuan dekarbonisasi dan transisi energi ini dinilai berdasarkan tiga aspek: pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, keamanan dan akses energi, dan keberlanjutan lingkungan.  Baca Juga: Terapkan Dekarbonisasi, 3 Perusahaan Ini Serius Tangani ESG 1. Dekarbonisasi Swedia Swedia dikenal merupakan salah satu negara terdepan dan berkomitmen kuat untuk mengurangi emisi karbon di berbagai sektor. Negara ini memulai penerapan kerangka kebijakan iklim barunya sejak tahun 2017, meliputi undang-undang iklim, target iklim, dan dewan kebijakan iklim.  Diketahui bahwa Swedia telah menetapkan target untuk memangkas emisi gas rumah kaca hingga 59% pada tahun 2030, dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2045. Hal tersebut adalah target jangka panjang yang diharapkan, sembari mencapai langkah-langkah tambahan, termasuk mengurangi emisi dari transportasi dalam negeri, kecuali penerbangan domestik, setidaknya 70 persen pada tahun 2030. Dalam hal energi, langkah yang diterapkan untuk mencapai target dekarbonisasi ialah beralih ke energi terbarukan. Sebagian besar energi Swedia berasal dari nuklir, hidro, dan biofuel, dengan porsi angin dan matahari yang semakin meningkat. Swedia juga mengembangkan teknologi CCS untuk menangkap dan menyimpan CO2, meningkatkan peran hutan untuk menyerap karbon dioksida, serta memperkenalkan penetapan harga karbon di mana pajak karbon di sana dikenal yang paling tinggi harganya, yakni sebesar €122 per ton pada tahun 2023. 2. Dekarbonisasi Norwegia Norwegia menargetkan untuk menjadi negara netral karbon pada tahun 2030. Ini adalah salah satu target paling ambisius di dunia dan mencakup pengurangan emisi domestik serta kompensasi melalui investasi dalam proyek-proyek pengurangan emisi internasional. Negara ini dikenal dengan sumber daya alam yang melimpah untuk energi terbarukan, terutama hidroelektrik. Hampir seluruh kebutuhan listrik negara ini dipenuhi oleh energi hidroelektrik. Menjadikannya salah satu negara dengan konsumsi energi terbarukan paling tinggi di dunia, yakni sebesar 98,5%, sebagaimana berdasarkan data Enerdata tahun 2022. Kemudian, Norwegia juga gencar akan adopsi kendaraan listrik. Berkat insentif fiskal, subsidi, dan kebijakan lainnya, lebih dari setengah dari semua mobil baru yang terjual di Norwegia adalah kendaraan listrik. Pemerintahnya diketahui tengah menyusun rencana aksi untuk menjadikan transportasi umum didominasi kendaraan bebas bahan bakar fosil pada tahun 2025. Beberapa langkah dan kebijakan lain yang diambil oleh Norwegia dalam upaya dekarbonisasi ialah dengan menerapkan pajak karbon di berbagai sektor, yang saat ini mencapai sekitar €76 per ton, mendukung upaya internasional untuk melindungi hutan dengan menginvestasikan miliaran dolar dalam inisiatif REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) di berbagai negara berkembang, mengembangkan teknologi CCS, dan beberapa lainnya. 3. Dekarbonisasi Denmark Denmark menjadi negara berikutnya yang sangat aktif dan berkomitmen kuat dalam mencapai dekarbonisasi dan hal keberlanjutan lainnya.  Denmark menargetkan untuk menjadi negara netral karbon pada tahun 2050. Mereka memiliki target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 1990. Pada tahun 2020, Denmark mengadopsi Hukum Iklim yang mengikat secara hukum, yang mengharuskan pemerintah untuk melaporkan kemajuan setiap tahun dan memperbarui rencana aksi iklim setiap lima tahun. Hukum ini menetapkan tujuan jangka panjang untuk mencapai netralitas iklim. Untuk mencapai target tersebut berbagai langkah dilakukan, termasuk mengembangkan potensi energi terbarukan, terutama energi angin dengan menghasilkan 23.000 GWh dari turbin angin, mewujudkan 50.000 lebih hektar hutan baru sebagai bagian dari rencana penghijauan nasional, serta membentuk sekitar 60.000 hektar lahan basah untuk membantu menyimpan karbon dan melindungi keanekaragaman hayati.  Selain itu, Denmark diketahui menjadi negara yang mengalokasikan dana yang signifikan untuk penelitian dan pengembangan teknologi hijau. Denmark aktif dalam kerja sama iklim internasional dan berpartisipasi dalam berbagai inisiatif global untuk mengurangi emisi karbon. Negara ini juga membantu negara-negara berkembang melalui pendanaan iklim dan transfer teknologi. Mendukung Indonesia Mencapai Target Negara-negara di atas membuktikan, bahwa komitmen yang kuat yang dibarengi dengan kebijakan yang komprehensif dan pendekatan inovatif merupakan kunci untuk mencapai target yang diharapkan. Pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan di Indonesia juga dapat turut serta dalam melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik untuk dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi. Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform! Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Kenali Warna Kemasan Limbah Medis Limbah medis adalah sisa kegiatan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang mengandung potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan contohnya jarum suntik bekas, kain kasa berdarah, organ tubuh, obat-obatan kedaluwarsa dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengelolaannya memiliki …