Restorasi Lahan Gambut untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Restorasi lahan gambut merupakan upaya yang dilakukan bertujuan memulihkan fungsi ekosistem gambut yang rusak. Hal ini penting sebab gambut dikenal sebagai vegetasi yang kaya akan manfaat. Lahan gambut diketahui berfungsi sebagai penyerap dan sumber air, melindungi tanah dari erosi, menyediakan habitat alami bagi flora dan fauna, serta sumber penghidupan yang penting bagi masyarakat. Gambut juga berperan penting salah satunya sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Mereka dapat menyimpan sekitar 30 persen karbon tanah dunia meskipun jumlahnya hanya mencakup 3 persen dari daratan. 

Kemampuannya tersebut bahkan lebih tinggi dua kali lipat dari yang bisa dilakukan seluruh hutan di dunia. Gambut menjadi vegetasi yang sangat diperlukan untuk membantu menjaga keseimbangan ekosistem global dan lokal serta untuk mencegah krisis iklim yang lebih parah.

Ekosistem gambut terbentuk dari akumulasi bahan organik, terutama tumbuhan yang terdekomposisi sebagian, dalam kondisi yang sangat lembab dan berair. Proses pembentukannya memerlukan waktu ribuan tahun, namun keberadaannya kini semakin terancam oleh pembangunan dan perubahan iklim.

Mengapa Restorasi Lahan Gambut Penting?

Baca juga artikel lainnya : Potensi Jejak Karbon dari Degradasi Lahan Gambut 

Pemulihan atau restorasi lahan gambut merupakan hal yang penting dilakukan sebab keberadaannya kini semakin terancam. 

Berdasarkan data Program Lingkungan PBB (UNEP), sekitar 15 persen lahan gambut dunia telah dikeringkan. Berakibat pada berkurangnya kemampuan menyerap karbon, bahkan membuatnya melepaskan sejumlah besar karbon ke atmosfer.

Hal ini menyedihkan sebab pengeringan atau pembakaran lahan gambut mengubahnya dari semula tempat penampungan karbon menjadi sumber karbon bagi bumi. Jika terus rusak, karbon yang tersimpan selama ribuan tahun dapat dilepaskan, memperburuk perubahan iklim.

Metode Restorasi Lahan Gambut

Oleh karena itu, restorasi lahan gambut menjadi suatu cara untuk memulihkan fungsi gambut ke kondisi yang hampir mendekati kondisi alaminya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah empat ragam metode atau cara dalam merestorasi lahan gambut.

1. Rewetting (Pembasahan Kembali)

Restorasi lahan gambut melalui rewetting merupakan metode utama dalam memulihkan kondisi gambut. 

Pengeringan lahan gambut merupakan salah satu penyebab utama kerusakan, sehingga pembasahan kembali dilakukan dengan menutup kanal-kanal drainase yang menyebabkan pengeringan atau menggali sumur dalam. 

Metode ini dilakukan dengan menjaga kelembaban tanah dan mengurangi laju drainase. Air dikembalikan ke lahan untuk menjaga gambut tetap basah, sehingga mencegah kebakaran dan mengurangi emisi karbon dioksida dari dekomposisi bahan organik.

2. Revegetasi (Penanaman Kembali Vegetasi Alami)

Restorasi ekosistem gambut juga melibatkan penanaman vegetasi asli seperti pohon-pohon khas lahan gambut (misalnya pohon ramin atau jelutung) untuk membantu memulihkan fungsi ekologis.

Vegetasi gambut yang tumbuh kembali diharapkan dapat membantu meningkatkan penyerapan air, mengurangi risiko erosi, memperkaya spesies dan tutupan lahan, dan mempercepat proses pemulihan. 

3. Restorasi Hidrologi

Selain pembasahan, pengelolaan hidrologi yang tepat, seperti menjaga aliran air dan mengurangi gangguan hidrologi akibat aktivitas manusia menjadi sangat penting untuk dilakukan. 

Caranya yaitu dengan membangun bendungan, kanal yang diperbaiki, atau membentuk kembali topografi tanah agar air bisa tertahan lebih lama. Bendungan gambut dapat dibuat dari beragam media, membantu menciptakan akumulasi gambut baru.

4. Paludikultur

Metode pembasahan kembali lahan gambut yang mengering ini melibatkan kegiatan pertanian dalam kegiatannya. 

Selain untuk dapat meregenerasi lahan gambut basah dan meningkatkan muka air tanah, metode ini juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, mendukung pengembalian fungsi gambut. 

Apa yang Bisa Kita Lakukan

Tidak hanya memulihkan yang sudah rusak, melestarikan ekosistem lahan gambut juga dapat dilakukan sejak awal dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya gambut bagi iklim serta menyebarkan edukasinya kepada orang lain.

Sebagai masyarakat bertanggung jawab, kita juga bisa turut berkontribusi mendorong pelestarian gambut dengan menghindari produk yang berasal dari praktik pertanian yang merusak lahan gambut. 

Hal utama lainnya adalah dengan mengurangi konsumsi energi, beralih ke energi terbarukan, dan mempraktikkan gaya hidup rendah karbon.

Kegiatan ini dapat berlaku juga bagi pelaku usaha, bisnis, dan perusahaan. Caranya dengan melakukan pengukuran dan pemantauan emisi karbon secara teratur serta melaporkannya secara transparan kepada publik.

Aktivitas yang dapat membantu perusahaan memahami dampak lingkungan dari operasinya dan menetapkan target-target pengurangan emisi.

restorasi lahan gambut

Agar kegiatan pengukuran dan analisa emisi gas rumah kaca dapat dikerjakan secara lebih efektif, lakukan semua prosesnya bersama Satuplatform!

Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk Carbon Management, ESG Management, Carbon Accounting, Supplier Sustainability Management, hingga Sustainability Reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. 

Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:

      1. Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
      2. Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
      3. Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional

    Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.

    —-

    Referensi:

    Apa itu restorasi gambutPeatlands store twice as much carbon as all the world’s forests

    Similar Article