sebastian herrmann O2o1hzDA7iE unsplash 2

Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya?

Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari pengolahan yang tidak efektif. Ekonomi sirkular mendorong produk dirancang agar lebih tahan lama, mudah diperbaiki, serta dapat didaur ulang dengan mudah. Aktivitas ini menciptakan umur atau masa pakai produk yang lebih panjang melalui penggunaan kembali, perbaikan, atau perawatan produk agar tidak cepat berakhir sebagai limbah. Saat ini, telah banyak industri di berbagai sektor yang mengadopsi dan mengimplementasikan konsep circular economy ke dalam operasional bisnis mereka.   Apa saja contohnya? Mari kita lihat bersama! Baca juga artikel lainnya : Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya 1. Industri Fashion Ekonomi sirkular dalam industri fashion menerapkan model bisnis yang bertujuan untuk memperpanjang umur pakai produk dan mengurangi limbah. Disebut juga dengan circular fashion, pakaian yang dibuat menggunakan model ini umumnya akan lebih memperhatikan fungsi, mengutamakan kualitas, hingga memiliki desain yang timeless yang memungkinkan pakaian bersifat universal dan abadi, sebagaimana dilansir dari laman Low Carbon Development Indonesia (LCDI). Menerapkan circular fashion berarti meninggalkan fast fashion, salah satu isu dalam dunia fesyen yang saat ini berdampak pada penumpukan sampah limbah akibat overproduction tidak terkendali. Beberapa brand ternama diketahui telah menerapkan circular fashion dalam bisnis mereka. Seperti merek Patagonia melalui program Worn Wear yang menyediakan layanan reparasi pakaian dan penjualan kembali pakaian bekas yang masih layak pakai. Program Worn Wear dalam Patagonia memiliki tujuan untuk mengurangi pemborosan, bertanggung jawab atas sumber daya yang telah diekstraksi, dan memaksimalkan siklus pakaian yang dimiliki. Hadir juga brand H&M melalui program Garment Collecting Program yang memungkinkan pelanggan bisa mengembalikan pakaian bekas untuk didaur ulang atau digunakan kembali, serta program Buy Better, Wear Longer dari Levi’s yang menggunakan kapas daur ulang pada salah satu produk mereka dan menawarkan program tukar tambah celana jeans bekas untuk meminimalisir sampah jeans di TPA. 2. Industri Elektronik Peningkatan timbulan limbah elektronik atau e-waste menjadi salah satu kekhawatiran akibat dari semakin canggihnya dunia digital saat ini. Alih-alih diolah, sampah elektronik masih banyak yang menumpuk begitu saja di TPA. Menimbulkan ketakutan akan kontaminasi bahan-bahan berbahaya ke lingkungan. Oleh karena itu, menerapkan ekonomi sirkular dalam sektor elektronik diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang tepat guna. Ekonomi sirkular industri elektronik adalah pendekatan produksi dan konsumsi yang berfokus pada penggunaan kembali, perbaikan, pembaruan, dan daur ulang produk elektronik. Prinsip utama dari pendekatan ini di antaranya termasuk melakukan daur ulang komponen dan perangkat bekas, memperbaiki perangkat elektronik untuk digunakan kembali, dan merancang produk elektronik yang ramah daur ulang. Beberapa brand ternama seperti Apple melalui Trade-In Program menyediakan kesempatan bagi pelanggan untuk bisa menukar perangkat lama untuk mendapat diskon atau didaur ulang menjadi produk baru. Hadir juga brand Dell yang menggunakan bahan daur ulang dalam produk mereka, termasuk plastik dari lautan untuk casing laptop. 3. Industri Makanan & Minuman Salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia adalah pangan dan kegiatan konsumsi makanan minuman tentu tidak dapat lepas dalam keseharian. Sayangnya, industri makanan dan minuman merupakan sektor yang menghasilkan limbah cukup banyak di seluruh dunia. Berpotensi terus meningkat jika tidak ada inovasi yang dilakukan untuk meminimalisir timbulan sampahnya melalui pengolahan yang tepat. Ekonomi sirkular dalam industri makanan dan minuman memungkinkan perusahaan menerapkan model ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah, menekan emisi, dan mendorong praktik ramah lingkungan. Hal-hal yang dilakukan biasanya mencakup optimalisasi penggunaan bahan baku, memanfaatkan bahan baku yang dapat didaur ulang, penggunaan material ramah lingkungan, serta mengembalikan sisa proses produksi dan konsumsi ke dalam siklus produksi. Manfaatnya, limbah dan emisi bisa berkurang, mendukung efisiensi penggunaan sumber daya alam, sampai dengan membantu mengatasi perubahan iklim akibat produksi emisi karbon yang terkendali. Too Good To Go merupakan salah satu industri yang mengimplementasikan ekonomi sirkular dalam model bisnis mereka. Melalui penyediaan aplikasi yang membantu restoran dan toko menjual makanan berlebih dengan harga diskon, mereka membantu produsen meminimalisir pemborosan stok dan mengurangi limbah makanan. Ekonomi sirkular dalam bisnis tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga membuka peluang inovasi dan efisiensi biaya. Bisnis yang menerapkan prinsip ini bisa lebih berkelanjutan dan memiliki daya saing tinggi di masa depan. Kamu juga bisa mulai menerapkan langkah keberlanjutan dalam kegiatan operasional perusahaan atau organisasi dengan caramu sendiri.  Jalankan rencana tersebut dengan lebih mudah bersama Satuplatform! Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, …

Economia circolare 2024 Italia al 14% del potenziale

Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya

Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di bawah! Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ekonomi sirkular dikenal juga dengan istilah ekonomi melingkar atau circular economy dalam Bahasa Inggris. Dilansir dari europarl.europa.eu, ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Konsep ekonomi berkelanjutan ini umumnya dipraktikan ke dalam proses produksi dan konsumsi, dengan upaya meminimalisir produksi limbah yang mungkin terjadi. Ketika suatu material atau produk mencapai masa akhir pakainya, bahan tersebut akan dikelola dan diolah kembali melalui proses daur ulang, untuk setelahnya dapat digunakan secara produktif berulang kali, sehingga menciptakan nilai lebih. Apa Prinsip Utama Ekonomi Sirkular? Baca juga artikel lainnya : Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari pengolahan yang tidak efektif. Ekonomi sirkular mendorong produk dirancang agar lebih tahan lama, mudah diperbaiki, serta dapat didaur ulang dengan mudah. Aktivitas ini menciptakan umur atau masa pakai produk yang lebih panjang melalui penggunaan kembali, perbaikan, atau perawatan produk agar tidak cepat berakhir sebagai limbah. Seperti yang kita tau bahwa timbulan sampah atau limbah sisa pakai manusia semakin meningkat setiap tahunnya. Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko berbahaya bagi lingkungan, belum lagi dengan keterbatasan sumber daya untuk produksi material. Kemudian, ekonomi sirkular juga dapat mendorong pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan, kita dapat membantu mengurangi beban bumi yang selama ini tereksploitasi. Apa Manfaat dari Penerapan Ekonomi Sirkular? Sebagaimana prinsipinya, ekonomi sirkular memberikan manfaat yang begitu luas, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Ini merupakan solusi untuk mengatasi masalah lingkungan. Mengurangi Limbah, Polusi, dan Emisi Karbon Salah satu implementasi ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah adalah melalui prinsip reduce, reuse, recycle. Prinsip ini membantu kita mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau mencemari lingkungan. Selain itu, produksi berbasis daur ulang dan penggunaan energi terbarukan mengurangi jejak karbon industri, membantu mengatasi perubahan iklim. Menghemat Sumber Daya Alam Melalui upaya mendaur ulang dan menggunakan kembali material, ekonomi sirkular mengurangi eksploitasi bahan baku seperti kayu, logam, dan minyak bumi yang jumlahnya semakin terbatas. Menciptakan Peluang Ekonomi Baru Ekonomi sirkular juga dapat menciptakan peluang ekonomi dan lapangan kerja baru, seperti penyewaan, perbaikan, dan daur ulang. Inovasi produk ramah lingkungan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dibandingkan ekonomi linear. Meningkatkan Efisiensi dan Menghemat Biaya Menggunakan kembali material berarti dapat menghemat biaya produksi dengan menggunakan bahan baku daur ulang daripada bahan baru. Dengan mendaur ulang material yang sudah ada, ketergantungan pada bahan baku impor pun berkurang. Meningkatkan Kesehatan dan Kualitas Hidup Berkurangnya polusi dan limbah membantu menciptakan kualitas udara dan air yang lebih baik. Mengurangi risiko penyakit akibat lingkungan tercemar. Untuk mewujudkannya, diperlukan kesadaran lebih akan pentingnya mengelola sampah dan memilih produk yang lebih ramah lingkungan.  Ekonomi sirkular bukan hanya solusi lingkungan tetapi juga strategi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan. Dengan menerapkan konsep ini, kita bisa membangun ekonomi yang lebih tangguh dan ramah lingkungan. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article 5 Negara yang Terancam Tenggelam akibat Pemanasan Global Pemanasan global nampaknya tidak lagi bisa dianggap sepele sebab pengaruhnya saat ini sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk hidup lainnya. Meningkatnya frekuensi suhu rata-rata global menyebabkan udara semakin panas dan kering yang berdampak pada luruhnya es di antartika. Kondisi ini bisa membuat permukaan air laut naik semakin tinggi, mengancam keberadaan beberapa negara. Pada dasarnya, pemanasan global dapat memberikan ancaman terhadap seluruh makhluk hidup di muka bumi. Namun, dampaknya bisa jadi berbeda-beda, terutama bagi negara-negara kepulauan dengan ketinggian daratan rendah. Melansir berbagai sumber, terdapat beberapa negara yang disebut akan menghadapi ancaman serius dari naiknya permukaan air laut akibat pemanasan… Budaya Bersepeda di Belanda yang Sukses Kurangi Emisi Karbon Belanda dikenal sebagai negara dengan budaya bersepeda yang sangat kuat. Budaya bersepeda di negeri ini sepertinya telah menjadi sebuah keunikan sekaligus kebanggan bagi pemerintah dan warga setempat untuk memukau dunia. Pasalnya, Sepeda bukan lagi sekadar alat transportasi di sana, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, budaya sepeda di sini juga membantu negara menciptakan lingkungan yang sehat dengan emisi karbon yang rendah. Mengenal Budaya Bersepeda di Belanda Belanda bisa dibilang juga sebagai surganya para pesepeda. Sebab, dibandingkan jumlah kendaraan bermotor, ada lebih banyak lalu lalang sepeda di beberapa kota di Belanda. Diperkirakan terdapat lebih dari… Waspada Produksi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi limbah telah menjadi dampak dari kegiatan sehari-hari manusia yang tak terhindarkan, dapat bersumber dari aktivitas industri juga rumah tangga. Limbah rumah tangga didefinisikan sebagai bahan sisa, sampah, atau buangan yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di rumah, seperti sisa makanan, barang padat, cairan bekas pakai, dan lain sebagainya. Sama seperti pada umumnya, limbah rumah tangga dapat dikategorikan ke dalam limbah organik, anorganik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam penanganannya, dibutuhkan metode yang tepat sebab pengolahan limbah yang salah dapat berkontribusi terhadap peningkatan jejak karbon harian rumah tangga. Pengolahan limbah tidak bertanggung jawab tidak hanya… Peran Lahan Basah dalam Mitigasi Perubahan Iklim Lahan basah merupakan salah satu …

World Day to Combat Desertification Quick Guide to Land Degradation That Continues to Haunt Billions of People Weather com

Lebih dari Separuh Daratan di Bumi Terancam Kering Permanen, Ketahui Bahayanya!

Lebih dari setengah wilayah daratan di bumi disebut terancam dilanda kekeringan permanen dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang, menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian tersebut dikemukakan dalam sebuah laporan berjudul The Global Threat of Drying Lands: Regional and global aridity trends and future projections, yang dirilis oleh United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) dalam Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2024 lalu. Apa yang terjadi sebenarnya? Tiga per Empat Daratan Bumi Alami Kekeringan   Dilansir dari laman kompas.com, selama 30 tahun terakhir sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi kondisi terakhir yang pernah tercatat pada periode 3 dekade sebelumnya. Kemudian, luas tanah yang mengering juga meningkat pesat selama periode tersebut. Melanda 4,3 juta kilometer persegi lahan atau sekitar 40,6 persen bagian dari seluruh daratan yang ada di bumi, luasnya ternyata lebih besar daripada luas India (tidak termasuk Antartika). Jumlah orang yang tinggal di daerah kering juga meningkat jumlahnya, dari 1,2 miliar dalam tiga dekade lalu menjadi 2,3 miliar pada tahun 2020. Angka tersebut setara dengan 30,9 persen dari total seluruh penduduk bumi. Ilmuwan memprediksi, apabila kondisi ini tidak kunjung membaik, maka akan ada sekitar 5 miliar orang yang hidup atau berusaha hidup di dataran kering pada akhir abad ini. Penyebab Dibalik Terjadinya Kekeringan Tanah Laporan dari United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) mengenai kekeringan daratan mengungkapkan berbagai penyebab utama yang berkontribusi terhadap masalah ini. Para peneliti yang bergabung dalam UNCCD menyebut bahwa peningkatan dampak kekeringan ini, utamanya dapat dikaitkan dengan perubahan iklim yang saat ini terjadi.  Baca juga artikel lainnya : Pemanasan Global dan Suhu Dingin Ekstrem: Memahami Keterkaitannya Peningkatan suhu global mengubah siklus air di banyak wilayah, meningkatkan risiko kekeringan, menyebabkan evaporasi yang lebih tinggi, mengurangi ketersediaan air di tanah. Perubahan pola curah hujan juga membuat beberapa wilayah mengalami musim kering yang lebih panjang dan hujan yang tidak menentu.  Deforestasi dan hilangnya vegetasi akibat penebangan hutan turut mengurangi kemampuan tanah menyerap dan menyimpan air. Membuat tanah lebih cepat kering yang seharusnya menjaga kelembapan tanah. Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan juga membuat kondisi ini menjadi lebih ekstrem. Ditambah dengan pembangunan infrastruktur besar-besaran dan polusi tanah dan air yang membuat lahan semakin sulit mempertahankan kelembapan. Dampak Daratan yang Alami Kekeringan Ekstrem   Kekeringan yang melanda daratan bumi tentu meninggalkan dampak yang signifikan bagi banyak hal. Dilansir dari earth.org, kelangkaan air akibat kekeringan, degradasi lahan, dan penggurunan, mengakibatkan tanah menjadi kurang subur, hilangnya produktivitas tanaman, menurunkan keanekaragaman hayati, dan menimbulkan degradasi ekosistem.  Penelitian UNCCD memperingatkan kekeringan lahan subur di bumi mendorong degradasi sistem pertanian terbesar di dunia. Selain itu, lahan yang kering dan tandu juga rentan terhadap badai pasir dan debu serta meningkatkan potensi bencana kebakaran hutan. Kondisi ini dapat memberikan ancaman terhadap kesehatan dan sangat tidak ramah bagi manusia, hewan, juga tumbuhan. Hal ini bisa mendorong migrasi penduduk ke wilayah lain karena kondisi lahan yang tidak layak huni. Diketahui bahwa daerah yang paling terdampak di antaranya mencakup hampir seluruh Eropa, Amerika Serikat bagian barat, Brasil, Asia Timur, dan Afrika Tengah. Laporan UNCCD menekankan bahwa solusi berbasis alam, seperti restorasi lahan, penggunaan air yang lebih efisien, dan pengurangan emisi karbon, harus diterapkan segera untuk mencegah kekeringan lebih lanjut. Tentang Satuplatform Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.  Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!  Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.  Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di bawah! Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ekonomi sirkular dikenal juga dengan… Lebih dari Separuh Daratan di Bumi Terancam Kering Permanen, Ketahui Bahayanya! Lebih dari setengah wilayah daratan di bumi disebut terancam dilanda kekeringan permanen dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang, menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian tersebut dikemukakan dalam sebuah laporan berjudul The Global Threat of Drying Lands: Regional and global aridity trends and future projections, yang dirilis oleh United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) dalam Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2024 lalu. Apa yang terjadi sebenarnya? Tiga per Empat Daratan Bumi Alami Kekeringan   Dilansir dari laman kompas.com, selama 30 tahun terakhir sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi… How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia is following the Sustainable Development Goals (SDGs) …

Eco Friendly Waste Solutions for Restaurant Kitchens

How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future

Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia is following the Sustainable Development Goals (SDGs) by the United Nation as the roadmap for  balancing economic progress with environmental stewardship.  Nowadays, businesses in Indonesia are increasingly aligning their strategies with SDGs to foster long-term sustainability, with a focus on green growth as an economic model that promotes environmental responsibility while ensuring profitability.  Businesses and SDGs in Indonesia Businesses in Indonesia play a pivotal role in achieving the SDGs, particularly those related to the environment. SDG 12 (Responsible Consumption and Production), SDG 13 (Climate Action), SDG 7 (Affordable and Clean Energy), and SDG 15 (Life on Land) are key focus areas for companies aiming to minimize environmental footprints. Read another articles : Blue Economy in Indonesia: Business Innovations for SDG 14 (Life Below Water) Several major Indonesian corporations have integrated sustainability into their business models. For instance, Unilever Indonesia has committed to reducing plastic waste by ensuring all its packaging is recyclable in 2025. Besides, Danone-AQUA is championing circular economy initiatives by adopting sustainable water resource management and plastic recycling programs. Considering The Economic and Environmental Impact Sustainable business practices are not only crucial for environmental conservation but also drive long-term economic benefits. Companies investing in sustainable supply chains, energy efficiency, and waste reduction report improved profitability and enhanced brand reputation. According to a 2022 report by Indonesia’s Ministry of National Development Planning (Bappenas), businesses that integrate sustainability strategies contribute to an estimated 2% increase in Indonesia’s GDP growth annually. Additionally, adopting sustainable practices helps companies mitigate risks associated with resource scarcity and regulatory changes, ensuring long-term stability. Consumers are increasingly favoring brands that demonstrate a commitment to environmental responsibility, leading to higher customer loyalty and market competitiveness.  Companies Success Story in Aligning with SDGs By this far, some Indonesian companies has successively progressed towards the implementation of SDGs within their business. Here are some of the example: Perusahaan Listrik Negara (PLN), Indonesia’s state-owned electricity provider, has committed to increasing renewable energy capacity to 23% by 2025. Through collaborations with private investors, PLN has developed solar, wind, and hydropower projects, reducing reliance on coal-based energy. Indofood, one of Indonesia’s largest food companies, has integrated sustainable farming techniques to minimize deforestation and improve soil health. By implementing precision agriculture and reforestation programs, the company has significantly reduced its environmental impact. Tokopedia, one of Indonesia’s leading e-commerce platforms, has introduced eco-friendly product categories, encouraging businesses to adopt sustainable packaging and ethical sourcing practices. Challenges to Sustainable Business Practices Despite progress, Indonesian businesses face several challenges in fully aligning with SDGs. especially for the SMEs (Small and Medium Enterprises), they often struggle to secure funding for sustainability initiatives due to high upfront costs. Besides, Indonesia still faces a challenge in infrastructure gaps. For instance, the goal in renewable energy adoption is constrained by inadequate infrastructure, particularly in rural areas. The Indonesian government, alongside international organizations, is working to address these barriers through policies such as the carbon tax (introduced in 2022) as the carbon pricing mechanism, and Green Sukuk bonds to finance eco-friendly projects. What’s Next for Indonesian Business? The alignment of Indonesian businesses with SDGs marks a significant step toward a sustainable and resilient economy. While challenges remain, the growing commitment from corporations, supported by government policies and international partnerships, is driving a transformation toward green growth.  By prioritizing sustainability, businesses in Indonesia are not only securing their future but also contributing to global environmental well-being. As Indonesian business continues to embrace SDGs, it will shape a future that is both economically prosperous and environmentally responsible. Especially now we have Satuplatform.com as all-in-one solution who provides business with carbon consultancy and environment initiative assistance. Try our FREE DEMO now! Similar Article How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia is following the Sustainable Development Goals (SDGs) by the United Nation as the roadmap for  balancing economic progress with environmental stewardship.  Nowadays, businesses in Indonesia are increasingly aligning their strategies with SDGs to foster long-term sustainability, with a focus on green growth as an economic model that promotes environmental responsibility while ensuring profitability.  Businesses… Blue Economy in Indonesia: Business Innovations for SDG 14 (Life Below Water) As the world’s largest archipelagic nation, Indonesia is home to more than 17,000 islands and an exclusive economic zone (EEZ) spanning 6.4 million square kilometers. The ocean plays a crucial role in the country’s economy, supporting fisheries, tourism, and maritime trade. However, currently the health of Indonesia’s marine ecosystems is under threat due to overfishing, plastic pollution, and climate change. In this situation, the Blue Economy emerges. The term “Blue Economy” refers to an economic approach that promotes the sustainable use of ocean resources. It has gained momentum in Indonesia as businesses align with Sustainable Development Goal 14 (Life Below… E-commerce Initiative Towards Sustainable Environment In today’s business, e-commerce plays a significant role in driving sales, expanding market reach, and enhancing customer convenience by providing seamless online shopping experiences across various digital platforms. However, the rapid expansion of e-commerce has also raised significant environmental concerns. It includes carbon emissions from logistics, excessive packaging waste, and high energy consumption from data centers.  Read another articles : The Sustainable Development Goal (SDG) Point 7: How Is It Getting More Important? Recognizing these challenges, many e-commerce businesses are adopting sustainable initiatives to mitigate environmental impacts while maintaining profitability. This article explores initiatives by e-commerce towards a sustainable environment. … The Sustainable Development Goal (SDG) Point 7: How Is It Getting More Important? Sustainable Development Goal …

hugh whyte 9DAL6D0KTWI unsplash

Blue Economy in Indonesia: Business Innovations for SDG 14 (Life Below Water)

As the world’s largest archipelagic nation, Indonesia is home to over 17,000 islands and an exclusive economic zone (EEZ) covering 6.4 million square kilometers. The ocean is vital to Indonesia’s economy, sustaining key sectors such as fisheries, tourism, and maritime trade. However, the health of Indonesia’s marine ecosystems is facing significant challenges due to overfishing, plastic pollution, and the impacts of climate change. In response to these environmental challenges, the Blue Economy concept has emerged as a sustainable solution. The Blue Economy refers to an economic approach that emphasizes the sustainable use and management of ocean resources. This approach has gained significant momentum in Indonesia, particularly as businesses align their strategies with Sustainable Development Goal 14 (Life Below Water). More and more Indonesian companies are investing in sustainable fisheries, marine conservation, and innovative ocean-friendly technologies to ensure a balance between economic growth and environmental protection. By adopting the principles of the Blue Economy, Indonesia can safeguard its marine ecosystems while fostering economic development. This article will explore how Indonesian businesses are aligning with SDG 14 and the Blue Economy approach, highlighting key initiatives and strategies that support sustainable ocean practices. Read another articles : How Business Contribute to SDG 13: Climate Action  Sustainable Fisheries Indonesia is the world’s second-largest producer of fisheries and aquaculture, with the sector contributing $27 billion (USD) annually to the economy. However, unsustainable fishing practices, such as illegal fishing and habitat destruction, threaten marine biodiversity and long-term industry profitability. Some businesses have led the example solutions to this matter. For instance, Bali Tuna Fishermen Group has adopted eco-certifications such as the Marine Stewardship Council (MSC) label, ensuring sustainable fishing practices and improving market access. Besides, Aruna, an Indonesian fisheries start-up, leverages digital platforms to connect small-scale fishers directly with buyers, reducing supply chain inefficiencies and minimizing waste. Such efforts are gradually impacting the health of Life Below Water in Indonesia. Marine Ecotourism Another way of the blue economy approach is by conducting marine ecotourism. As a significant pillar of the country, tourism contributes 5.5% to Indonesia’s GDP, with coastal and marine attractions such as Bali, Raja Ampat, and Komodo National Park driving economic activity. However, uncontrolled tourism can lead to coral reef degradation, habitat destruction, and marine pollution. Some business innovation in this case are; Misool Eco Resort in Raja Ampat has adopted a no-fishing zone policy, partnering with local communities to restore coral reefs and boost marine biodiversity, Indonesia’s Dive Tourism Industry is increasingly adopting coral-safe sunscreen policies, banning harmful chemicals that contribute to reef bleaching, and Gili Eco Trust in Lombok has introduced coral reef restoration programs, involving tourists in marine conservation activities. Tackling Marine Plastic Pollution Marine waste management is a fundamental agenda related to SDG 14 (Life Below Water). Indonesia is the world’s second-largest contributor to ocean plastic pollution, generating 3.2 million tons of plastic waste annually, with 1.3 million tons leaking into the ocean. The government has pledged to reduce marine plastic waste by 70% by 2025, and businesses are playing a key role in achieving this goal. One example of corporate initiative to tackle this issue is Project STOP. In 2017, a collaborative initiative led by Borealis, SYSTEMIQ, and supported by Nestlé, named Project STOP, is working with local governments to create sustainable waste management systems. Established waste collection and recycling systems in coastal areas like Muncar, Banyuwangi (East Java), this project engaged local communities to improve waste separation and processing. This project developed scalable waste management solutions to prevent plastic leakage into the ocean. Renewable Ocean Energy With 54,000 kilometers of coastline, Indonesia has vast potential for marine renewable energy, including wave, tidal, and offshore wind power. Transitioning to blue energy can reduce reliance on fossil fuels while supporting SDG 14 and SDG 7 (Affordable and Clean Energy). This potential drives the company to explore more business opportunities that will benefit the people. For example, PLN (Perusahaan Listrik Negara), Indonesia’s state-owned electricity company, is exploring offshore wind projects in collaboration with international investors. This initiative aligns with Indonesia’s ambitious goal to achieve 5 gigawatts (GW) of wind power capacity by 2030, a significant increase from its current 152.3 megawatts (MW). Policy and Private Sector Collaboration After all, achieving SDG 14 requires collaboration between government, businesses, and international organizations. While companies are leading sustainable ocean initiatives, policy support and incentives are critical for scaling up these efforts. Indonesia’s Blue Economy represents a transformational opportunity to drive sustainable economic growth while preserving marine ecosystems. By embracing sustainability, Indonesia’s businesses can ensure that the nation’s oceans remain a source of prosperity for generations to come. Since the company has an important role, now we have Satuplatform as an all-in-one solution who provides business with carbon consultancy and environment initiative assistance. Try our FREE DEMO now! Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di …

Ecommerce product

E-commerce Initiative Towards Sustainable Environment

In today’s business, e-commerce plays a significant role in driving sales, expanding market reach, and enhancing customer convenience by providing seamless online shopping experiences across various digital platforms. However, the rapid expansion of e-commerce has also raised significant environmental concerns.  Recognizing the environmental challenges, many e-commerce businesses are adopting sustainable initiatives to mitigate environmental impacts while maintaining profitability. This article explores initiatives by e-commerce towards a sustainable environment.  Sustainable Packaging Waste produced by e-commerce is one of the most significant environmental concerns. Many businesses are still using traditional plastic packaging. This contributes to pollution and landfill overflow. To combat this situation, companies are implementing eco-friendly packaging solutions. The eco-friendly packaging used by e-commerce usually involves biodegradable materials. For example, companies like Amazon has introduced recyclable and compostable packaging options. As a result, Amazon’s “Frustration-Free Packaging” program has eliminated over 244,000 metric tons of packaging waste since 2008. Read another articles : The Sustainable Development Goal (SDG) Point 7: How Is It Getting More Important? Environmental-Friendly Logistics Beside plastic packaging, the logistics sector also contributes significantly to the environment. Transportation that is being used for distribution, still relying on fossil fuels which then contributes to the carbon emissions. In this case, e-commerce can invest in various initiatives to reduce their carbon footprint.For example, through the carbon offsetting programs. This mechanism allows businesses, to purchase carbon credits to neutralize emissions. E-commerce companies like Shopify from Canada, have successfully implemented this program into their business.  Green Supply Chain Management Another crucial aspect for businesses to move towards a sustainable environment is through green supply chain management. A sustainable supply chain is the heart for e-commerce operations. Seeking to minimize environmental impact should align with the efforts to have the green supply chain. This means, ensuring that suppliers adhere to sustainable practices. It involves reducing waste, lowering carbon emissions, and optimizing resource efficiency at every stage. A truly green supply chain integrates circular economy principles, promoting reuse and recycling across operations. Energy Efficiency E-commerce platforms rely heavily on data centers, which consume vast amounts of electricity. To address this, cloud computing and AI-driven solutions are helping companies reduce energy consumption. For instance, Amazon has been investing in large-scale renewable energy projects to power its data centers. Similarly, Alibaba has developed advanced liquid-cooling technology for its servers, significantly reducing energy consumption in its operations. Beyond improving energy efficiency, e-commerce companies are also committing to carbon neutrality by investing in green energy projects. For example, Shopify has established a $5 million annual sustainability fund to support eco-friendly initiatives. By optimizing data center operations, businesses can significantly lower their environmental footprint while ensuring seamless digital experiences for users. Consumer Awareness Consumers play a pivotal role in driving sustainable e-commerce practices, as trends show a growing demand for eco-conscious products and services. To stay competitive, e-commerce brands must align their strategies with these sustainable preferences, ensuring that their products and services meet the evolving expectations of environmentally conscious shoppers. In Indonesia, some e-commerces are conducting green campaigns. For example Tokopedia’s “Green Economy”, initiative that encourages both sellers and buyers to adopt sustainable shopping habits by promoting eco-friendly products and responsible consumption. Another example is an initiative by Shopee’s through the “Shopee Pilih Lokal & Ramah Lingkungan” (Choose Local & Eco-Friendly) campaign. This program highlights locally made sustainable products while also promoting brands that use eco-conscious materials. E-commerce companies have a unique opportunity to lead in environmental sustainability while enhancing business profitability. To support e-commerce initiatives towards a sustainable environment, now we have Satuplatform as an end to end solution which provides businesses with carbon consultancy and environment initiative assistance.  About Satuplatform Satuplatform is an all-in-one platform designed to help you achieve your sustainability goals. It allows you to manage, measure, and improve your Environmental, Social, and Governance (ESG) performance by tracking your carbon emissions, decarbonizing your business, and setting emission reduction targets. Additionally, Satuplatform streamlines ESG reporting and disclosure, ensuring that you meet global standards for sustainability. Try our FREE DEMO now! Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di bawah! Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ekonomi sirkular dikenal juga dengan… Lebih dari Separuh Daratan di Bumi Terancam Kering Permanen, Ketahui Bahayanya! Lebih dari setengah wilayah daratan di bumi disebut terancam dilanda kekeringan permanen dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang, menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian tersebut dikemukakan dalam sebuah laporan berjudul The Global Threat of Drying Lands: Regional and global aridity trends and future projections, yang dirilis oleh United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) dalam Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2024 lalu. Apa yang terjadi sebenarnya? Tiga per Empat Daratan Bumi Alami Kekeringan   Dilansir dari laman kompas.com, selama 30 tahun terakhir sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi… How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for …

7

The Sustainable Development Goal (SDG) Point 7: How Is It Getting More Important?

Sustainable energy is at the heart of achieving Sustainable Development Goal (SDG) 7, which calls for “Affordable and Clean Energy for all.” In today’s world, the importance of access to sustainable, reliable, and modern energy is more critical than ever. Energy drives economic growth, social development, and environmental sustainability. However, despite its importance, nearly 770 million people worldwide still lack access to electricity, according to the International Energy Agency (IEA). This underscores the urgency of promoting sustainable energy solutions to ensure a sustainable future for all. Read another articles : Technology in Sustainable Busines In this blog, we’ll explore the significance of sustainable energy, the global challenges, and how the transition to renewable energy and energy efficiency measures is essential in addressing climate change and fostering social and economic development. The Growing Demand for Sustainable Energy The demand for sustainable energy has surged due to the increasing global population and industrialization. By 2050, the global energy demand is expected to increase by nearly 50%, according to the U.S. Energy Information Administration (EIA).  Renewable energy sources such as solar, wind, and hydroelectric power are being integrated into national grids to reduce dependency on fossil fuels. Governments and businesses are investing heavily in clean energy solutions, with global investment in renewable energy reaching $366 billion in 2021, as reported by BloombergNEF. It means that the global shift toward sustainable energy is both necessary and inevitable. As energy demand continues to rise due to population growth and industrialization, relying on fossil fuels alone is unsustainable. The integration of renewable energy sources into national grids highlights the importance of transitioning to cleaner alternatives to ensure long-term energy security and environmental sustainability.  Economic Implications of SDG 7 The transition to sustainable energy is not just an environmental necessity but also an economic opportunity. The renewable energy sector has created millions of jobs worldwide. According to the International Renewable Energy Agency (IRENA), the sector employed approximately 12.7 million people in 2022, with solar photovoltaic leading the way. Businesses are also recognizing the financial benefits of investing in clean energy. Companies like Tesla, Siemens, and Vestas have been at the forefront of energy innovation, demonstrating that sustainability can drive profitability and long-term growth. Challenges in Achieving Universal Energy Access Despite significant progress, major challenges remain in achieving universal access to sustainable energy. Many developing countries still struggle with inadequate infrastructure and high investment costs for renewable energy projects. The World Bank estimates that an annual investment of $35 billion is needed to ensure universal electricity access by 2030. Additionally, geopolitical factors, market volatility, and policy inconsistencies pose obstacles to a smooth transition to sustainable energy solutions. all we can do is strengthen international collaboration, encourage innovative financing mechanisms, and implement policies that support renewable energy adoption. Governments, businesses, and global institutions must work together to provide financial and technical assistance to regions with limited energy access. Public-private partnerships can help bridge the investment gap by making renewable energy projects more viable and scalable. The Role of Technology for SDG 7 Technology serves as a key driver in accelerating progress toward Sustainable Development Goal 7 (SDG 7), which aims to ensure access to affordable, reliable, sustainable, and modern energy for all. Innovations in battery storage are enhancing the capacity and reliability of renewable energy sources, enabling efficient energy storage and distribution even in remote areas. The development of smart grids is revolutionizing energy management by enabling real-time monitoring, reducing transmission losses, and optimizing power distribution. Furthermore, advancements in energy-efficient appliances are significantly lowering energy consumption, making sustainable energy solutions more accessible and cost-effective for households and industries alike. Cutting-edge technologies such as artificial intelligence (AI) and the Internet of Things (IoT) are playing a transformative role in optimizing energy distribution, predicting demand patterns, and reducing overall energy waste. AI-powered analytics improve grid reliability by detecting and addressing inefficiencies before they escalate into major disruptions. Meanwhile, IoT-enabled devices facilitate automated energy management, helping consumers and businesses minimize their carbon footprint. Future Prospects of Affordable and Clean Energy Looking ahead, achieving Sustainable Development Goal 7 (SDG 7) will require not only continuous investment but also strong policy frameworks and international collaboration to facilitate a just and equitable energy transition. Governments must implement long-term policies that encourage renewable energy adoption, while businesses and investors play a crucial role in funding innovative technologies and infrastructure development. And the most important point is ensuring that the transition to clean energy benefits all, particularly marginalized and developing communities. This will be essential in preventing energy inequality. Strengthening global cooperation through knowledge-sharing, financial aid, and technology transfer will help accelerate progress, making sustainable energy more accessible, reliable, and affordable for future generations. For businesses that aim to take immediate action, now we have Satuplatform.com as an all-in-one solution who provides you with environment and carbon consultancy. Try our FREE DEMO now! Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular …

Wind Turbines And Solar Panels At Sunset Generative AI royalty free stock photos

Inisiatif Energi Bersih dari Industri Otomotif

Energi bersih adalah sumber energi yang tidak menghasilkan polusi atau emisi gas rumah kaca dalam proses produksinya. Contoh utama energi bersih termasuk energi surya, angin, hidro, panas bumi, dan hidrogen hijau. Energi ini berbeda dari bahan bakar fosil karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO₂) atau polutan lain yang merusak lingkungan. Keunggulan energi bersih tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap ekonomi dan sosial. Dengan meningkatnya investasi dalam teknologi energi terbarukan, biaya produksi listrik dari sumber bersih semakin menurun, menjadikan energi bersih semakin menarik terutama bagi kalangan industri, termasuk industri otomotif. Energi Bersih dan Industri Otomotif Industri otomotif mengalami transformasi besar dengan meningkatnya kesadaran terhadap dampak lingkungan akibat emisi gas rumah kaca. Perusahaan otomotif secara global mulai berinvestasi dalam teknologi energi bersih untuk mengurangi jejak karbon mereka.  Menurut laporan International Energy Agency (IEA), sektor transportasi menyumbang sekitar 24% dari total emisi CO2 global, menjadikan peralihan ke energi bersih sebagai kebutuhan mendesak. Berbagai inovasi mulai banyak dikembangkan, termasuk kendaraan listrik, bahan bakar hidrogen, dan peningkatan efisiensi energi dalam proses produksi. Kendaraan Listrik sebagai Solusi Utama Kendaraan listrik (EV) menjadi salah satu solusi utama dalam transisi ke energi bersih. Kendaraan listrik (EV) adalah kendaraan yang menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga utamanya, menggantikan mesin pembakaran internal yang mengandalkan bahan bakar fosil. EV beroperasi dengan energi yang disimpan dalam baterai yang dapat diisi ulang, biasanya melalui jaringan listrik atau sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Berdasarkan data dari Bloomberg NEF, penjualan kendaraan listrik global meningkat sebesar 55% pada tahun 2022, mencapai lebih dari 10 juta unit. Perusahaan otomotif seperti Tesla, Toyota, dan Volkswagen telah berinvestasi miliaran dolar untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik. Selain itu, beberapa negara telah menerapkan regulasi ketat untuk mengurangi penjualan kendaraan berbahan bakar fosil dan mendorong penggunaan EV melalui insentif pajak serta subsidi. Bahan Bakar Hidrogen dalam Transportasi Selain kendaraan listrik, bahan bakar hidrogen juga menjadi alternatif yang semakin diperhitungkan. Teknologi ini memungkinkan kendaraan menghasilkan tenaga dengan hanya menghasilkan uap air sebagai emisi. Menurut laporan Hydrogen Council, produksi kendaraan berbasis hidrogen diproyeksikan tumbuh hingga 10 kali lipat pada tahun 2030. Toyota dan Hyundai menjadi dua produsen utama yang mengembangkan teknologi hidrogen dalam produk mereka, seperti Toyota Mirai dan Hyundai Nexo. Investasi di Energi Bersih Baca juga artikel lainnya : Gerakan Energi Bersih di Dunia, Ayo Ikut Andil! Investasi dalam energi bersih oleh industri otomotif tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada perekonomian. Menurut laporan dari McKinsey & Company, industri kendaraan listrik dan hidrogen diprediksi menciptakan lebih dari 30 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2035.  Selain itu, nilai pasar kendaraan listrik diperkirakan mencapai lebih dari USD 1,5 triliun dalam dekade mendatang. Hal ini mendorong banyak investor untuk menanamkan modal mereka dalam perusahaan yang berfokus pada energi bersih di sektor otomotif. Tantangan Energi Bersih di Industri Otomotif Meskipun perkembangan energi bersih dalam industri otomotif menunjukkan tren positif, masih terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik masih terbatas di beberapa negara, sementara biaya produksi baterai dan bahan bakar hidrogen masih cukup tinggi. Namun, dengan perkembangan teknologi dan dukungan kebijakan pemerintah, masa depan energi bersih di sektor otomotif dapat berpeluang memperoleh hasil yang lebih baik. Inisiatif energi bersih dalam industri otomotif merupakan langkah penting dalam menghadapi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya inovasi dan investasi yang dilakukan oleh produsen otomotif, transisi menuju transportasi ramah lingkungan menjadi lebih memungkinkan.  Terutama, untuk industri dan pelaku bisnis, saat ini, telah hadir Satuplatform yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan termasuk konsultasi gerakan menuju energi bersih. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di bawah! Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ekonomi sirkular dikenal juga dengan… Lebih dari Separuh Daratan di Bumi Terancam Kering Permanen, Ketahui Bahayanya! Lebih dari setengah wilayah daratan di bumi disebut terancam dilanda kekeringan permanen dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang, menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian tersebut dikemukakan dalam sebuah laporan berjudul The Global Threat of Drying Lands: Regional and global aridity trends and future projections, yang dirilis oleh United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) dalam Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2024 lalu. Apa yang terjadi sebenarnya? Tiga per Empat Daratan Bumi Alami Kekeringan   Dilansir dari laman kompas.com, selama 30 tahun terakhir sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi… How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia is following the Sustainable Development Goals (SDGs) by the …

The Impact of Renewable Energy Systems on SAP Calculations

Gerakan Energi Bersih di Dunia, Ayo Ikut Andil!

Gerakan energi bersih semakin mendapat perhatian global seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim dan kebutuhan akan sumber energi yang lebih berkelanjutan. Berbagai negara dan perusahaan telah berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke energi terbarukan.  Menurut laporan International Renewable Energy Agency (IRENA), kapasitas energi terbarukan global telah meningkat lebih dari 280 gigawatt pada tahun 2022, mencerminkan tren positif dalam transisi energi bersih. Baca juga artikel lainnya : Inisiatif Energi Bersih dari Industri Otomotif Inisiatif Global untuk Energi Bersih Di berbagai belahan dunia, pemerintah dan organisasi internasional telah meluncurkan inisiatif untuk mempercepat penggunaan energi terbarukan. Uni Eropa, misalnya, telah menetapkan target untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2050 melalui investasi besar dalam energi angin dan surya. Sementara itu, Amerika Serikat dengan kebijakan Inflation Reduction Act memberikan insentif besar untuk pengembangan proyek energi bersih.  Tidak hanya negara maju, negara berkembang seperti Indonesia juga mulai beralih ke energi terbarukan dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Melalui kebijakan seperti Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan insentif fiskal untuk investasi hijau, Indonesia berupaya mengurangi ketergantungan pada batu bara dan mencapai target emisi nol bersih pada 2060. Selain itu, kerja sama internasional, seperti Just Energy Transition Partnership (JETP), memberikan dukungan finansial dan teknologi untuk mempercepat transisi energi di negara berkembang. Dampak Positif Energi Bersih  Peralihan ke energi bersih tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Pada sektor industri dan bisnis contohnya, penggunaan energi terbarukan dapat menurunkan biaya produksi listrik dalam jangka panjang, mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Dari aspek lingkungan, transisi ke energi bersih membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, memperbaiki kualitas udara, serta menjaga keberlanjutan sumber daya alam. Pengurangan polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil juga berdampak positif pada kesehatan masyarakat, mengurangi risiko penyakit pernapasan, dan menekan biaya kesehatan. Tantangan Energi Bersih Meski gerakan energi bersih mengalami kemajuan pesat, masih terdapat berbagai tantangan dalam implementasinya. Salah satu hambatan terbesar adalah biaya investasi awal yang tinggi serta keterbatasan infrastruktur yang mendukung energi terbarukan di beberapa wilayah. Selain itu, transisi dari energi konvensional ke energi hijau memerlukan perubahan kebijakan dan regulasi yang jelas untuk memberikan kepastian bagi investor dan pelaku industri.  Hal ini tentunya tidak dapat dicapai dalam waktu yang secepat kilat. Negara-negara perlu bertransformasi secara bertahap dan melakukan analisis secara komprehensif untuk pada akhirnya dapat mengimplementasikan energi bersih secara masif. Peran dan Dukungan Gerakan Energi Bersih Setiap individu dan bisnis memiliki peran penting dalam mendukung gerakan energi bersih. Rumah tangga dapat mulai menggunakan panel surya atau beralih ke kendaraan listrik untuk mengurangi jejak karbon. Di sisi bisnis, perusahaan dapat mengadopsi strategi keberlanjutan dengan mengurangi emisi operasional dan berinvestasi dalam proyek energi terbarukan. Selain itu, mendukung kebijakan pemerintah yang pro-lingkungan juga menjadi langkah penting dalam mempercepat transisi energi hijau. Masa Depan Gerakan Energi Bersih Dunia Masa depan gerakan mendukung energi bersih akan semakin cerah seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya akses terhadap sumber energi terbarukan, terutama di negara berkembang. Inovasi dalam teknologi energi bersih, seperti panel surya dengan efisiensi tinggi, baterai penyimpanan energi yang lebih murah, serta pengembangan hidrogen hijau, akan mempercepat transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.  Selain itu, di banyak negara berkembang, energi terbarukan memberikan solusi bagi daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik konvensional. Teknologi seperti panel surya off-grid dan mikrogrid berbasis energi terbarukan memungkinkan masyarakat mendapatkan akses listrik secara mandiri, berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup serta pertumbuhan ekonomi lokal.  Terutama, untuk industri dan pelaku bisnis, saat ini, telah hadir Satuplatform yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan termasuk konsultasi gerakan menuju energi bersih. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di bawah! Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ekonomi sirkular dikenal juga dengan… Lebih dari Separuh Daratan di Bumi Terancam Kering Permanen, Ketahui Bahayanya! Lebih dari setengah wilayah daratan di bumi disebut terancam dilanda kekeringan permanen dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang, menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian tersebut dikemukakan dalam sebuah laporan berjudul The Global Threat of Drying Lands: Regional and global aridity trends and future projections, yang dirilis oleh United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) dalam Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2024 lalu. Apa yang terjadi sebenarnya? Tiga per Empat Daratan Bumi Alami Kekeringan   Dilansir dari laman kompas.com, selama 30 tahun terakhir sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi… How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia …

Unique Journeys, Unified Goals Sustainability Reporting Across Industries

Mengenal Hari Energi Bersih Internasional

Hari Energi Bersih Internasional merupakan sebuah inisiatif global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Hari Energi Bersih Internasional diperingati setiap 26 Januari. Dengan perubahan iklim yang semakin nyata, penggunaan energi bersih menjadi solusi utama untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target keberlanjutan dunia. Menurut laporan International Energy Agency (IEA), lebih dari 80% emisi gas rumah kaca berasal dari sektor energi, sehingga peralihan ke energi bersih sangat krusial bagi masa depan bumi. Sejarah dan Tujuan Hari Energi Bersih Internasional Hari Energi Bersih Internasional pertama kali dicanangkan oleh berbagai organisasi lingkungan dan lembaga internasional untuk menyoroti pentingnya energi terbarukan. Tujuannya adalah untuk mempercepat adopsi teknologi energi bersih serta mendorong kebijakan yang mendukung investasi dalam sektor energi berkelanjutan. Menurut data dari United Nations Environment Programme (UNEP), sejak tahun 2000, kapasitas energi terbarukan telah meningkat lebih dari tiga kali lipat, menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam penggunaan energi yang lebih hijau. Menyerukan Hari Energi Bersih Internasional Hari Energi Bersih Internasional, yang diperingati setiap tanggal 26 Januari, merupakan momentum bagi negara-negara di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran dan memobilisasi aksi menuju transisi energi bersih.perayaan dan kegiatan dapat berbeda-beda di setiap negara, seperti melalui kampanye kesadaran publik, atau dengan menguatkan kolaborasi internasional. Untuk kampanye kesadaran publik, pemerintah dan organisasi non-pemerintah mengadakan kampanye melalui media sosial, seminar, dan lokakarya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya energi bersih dan dampaknya terhadap lingkungan.Sementara dalam hal memperkuat kolaborasi internasional, negara-negara bekerja sama melalui platform global untuk berbagi pengetahuan, teknologi, dan sumber daya guna mempercepat transisi menuju energi bersih.Di Indonesia sendiri, peringatan Hari Energi Bersih Internasional juga diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan masyarakat umum untuk mendorong pemahaman dan implementasi energi terbarukan demi masa depan yang berkelanjutan. Dampak Positif Energi Bersih Baca juga artikel lainnya : Dekarbonisasi untuk Energi Bersih Dari Hari Energi Bersih Internasional, dapat disadari bahwa memang investasi dalam energi bersih tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.  Menurut laporan dari World Economic Forum (WEF), industri energi terbarukan menciptakan lebih dari 11 juta pekerjaan secara global pada tahun 2022. Selain itu, penggunaan energi bersih juga terbukti dapat menurunkan biaya operasional jangka panjang bagi perusahaan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang harganya fluktuatif. Tantangan dan Peluang Energi Bersih Meskipun perkembangan energi bersih menunjukkan tren positif, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan infrastruktur, biaya investasi awal yang tinggi, serta ketidakpastian regulasi di beberapa negara. Meskipun demikian, dengan dukungan dari pemerintah dan sektor swasta, peluang untuk meningkatkan penggunaan energi bersih semakin terbuka. Misalnya, skema insentif pajak dan pembiayaan hijau menjadi alat yang efektif dalam mendorong investasi di sektor ini. Masa Depan Energi Bersih  Peran masyarakat dalam transisi energi bersih sangat penting. Dari penggunaan panel surya di rumah tangga hingga mendukung perusahaan yang menerapkan prinsip energi berkelanjutan, setiap individu dapat berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau. Laporan dari BloombergNEF menunjukkan bahwa pada tahun 2050, sekitar 70% konsumsi energi global diprediksi akan berasal dari sumber energi terbarukan jika tren transisi energi terus berlanjut. Khusus untuk industri dan pelaku bisnis, saat ini, telah hadir Satuplatform yang dapat membantu inisiatif lingkungan perusahaan. Sebagai all-in-one solution, Satuplatform menyediakan berbagai layanan dan konsultasi bagi perusahaan dari berbagai sektor industri. Mari coba FREE DEMO nya sekarang! Similar Article Implementasi Ekonomi Sirkular pada Bisnis, Apa Saja Contohnya? Ekonomi sirkular atau ekonomi melingkar yang juga dikenal sebagai circular economy nampaknya telah menjadi suatu inisiatif hijau dalam upaya mendukung kelestarian lingkungan. Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang dirasakan manusia, dibutuhkan sebuah sistem berkelanjutan yang memungkinkan manusia mengolah sumber daya dengan cara yang aman bagi alam. Sistem yang berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”. Ekonomi sirkular didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya, dilakukan dengan cara mendaur ulang, menggunakan kembali, dan memperpanjang umur produk serta material. Prinsip utama dari ekonomi sirkular ialah untuk menghindari pemborosan sumber daya dari… Pengertian Ekonomi Sirkular, Manfaat dan Contohnya Prinsip Ekonomi Sirkular merupakan salah satu contoh inisiatif keberlanjutan untuk mendukung manusia menciptakan lingkungan yang sehat dan layak huni.  Dengan kondisi lingkungan saat ini, penting bagi kita untuk menerapkan konsep sistem ekonomi yang tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya, namun juga menjadikannya efektif dan berkelanjutan. Berbeda dari prinsip ekonomi linear yang identik dengan tindakan “ambil-pakai-buang”, ekonomi sirkular mendorong individu untuk memaksimalkan sumber daya dengan cara yang paling aman bagi lingkungan. Lalu, apa itu prinsip atau konsep ekonomi sirkular dan apa manfaatnya bagi kehidupan di bumi? Mari kita bahas pada penjelasan di bawah! Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ekonomi sirkular dikenal juga dengan… Lebih dari Separuh Daratan di Bumi Terancam Kering Permanen, Ketahui Bahayanya! Lebih dari setengah wilayah daratan di bumi disebut terancam dilanda kekeringan permanen dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang, menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penelitian tersebut dikemukakan dalam sebuah laporan berjudul The Global Threat of Drying Lands: Regional and global aridity trends and future projections, yang dirilis oleh United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) dalam Konferensi Para Pihak ke-16 (COP16) di Riyadh, Arab Saudi, 9 Desember 2024 lalu. Apa yang terjadi sebenarnya? Tiga per Empat Daratan Bumi Alami Kekeringan   Dilansir dari laman kompas.com, selama 30 tahun terakhir sekitar 77,6 persen daratan di bumi mengalami kondisi yang sangat kering, melebihi… How Indonesian Businesses Are Aligning with SDGs for a Sustainable Future Maintaining sustainable economic growth while minimizing the environmental impact has become a critical challenge for Indonesia. As one of the world’s fastest-growing economies and a nation rich in natural resources, the balance of economy and environmental stability is a big concern. Looking towards global movement, Indonesia is following the Sustainable Development Goals (SDGs) by the United Nation as the roadmap for  balancing economic progress with environmental stewardship.  Nowadays, businesses in Indonesia are increasingly aligning their strategies with SDGs to foster long-term sustainability, with a focus on green growth as an economic model that promotes environmental responsibility while ensuring profitability.  Businesses… Blue Economy in Indonesia: Business Innovations for SDG 14 (Life Below Water) As the world’s largest archipelagic nation, Indonesia is home to over …