Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan

Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan

Kota Jakarta pada beberapa kesempatan sering kali dinobatkan menjadi salah satu kota dengan polusi udara tertinggi se-Asia Tenggara. Tingkat emisi karbon di Jakarta banyak tercatat melebihi ambang batas AQI dan dianggap tidak sehat untuk dihirup. Baca Juga: Emisi Karbon dari Industri Fashion Dikutip dari Katadata, berdasarkan Laporan Inventarisasi Profil Emisi Gas Rumah Kaca DKI Jakarta oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta tahun 2019, terdapat beberapa sektor yang menjadi sumber penghasil emisi langsung atau direct emission gas rumah kaca di sana. Menurut laporan, sektor transportasi punya andil yang besar dengan menghasilkan emisi GRK dengan kisaran 7,5 juta ton sampai 13,3 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) per tahun. Diikuti dengan sektor lainnya, yakni pembangkit listrik, industri manufaktur, limbah, rumah tangga, serta bangunan komersil. Dengan kondisi ini, diperlukan perubahan demi menciptakan wilayah perkotaan yang aman dan sehat untuk ditinggali warga. Tidak hanya itu, mengurangi emisi karbon di wilayah perkotaan juga menjadi langkah krusial dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mengatasi perubahan iklim. Baca Juga: 5 Perusahaan yang Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menciptakan wilayah perkotaan yang minim emisi karbon: #1 Memaksimalkan Transportasi Umum Ramah Lingkungan dapat Mengurangi Emisi Karbon Banyak penelitian menyebut bahwa kendaraan bermotor merupakan penyebab utama dari terjadinya polusi udara di perkotaan dan wilayah lainnya. Gas buang kendaraan mengandung partikel-partikel berbahaya yang tidak hanya dapat berdampak pada manusia juga kondisi iklim. Oleh karena itu, cara kita bepergian mempunyai dampak besar terhadap emisi karbon. Maka, sangat penting bagi pemerintah di kota-kota di seluruh dunia untuk memperkenalkan transportasi umum yang ramah lingkungan. Mendorong penggunaan transportasi ramah lingkungan seperti transportasi umum, sepeda, dan berjalan kaki dapat mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor. Investasi dalam infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan merupakan cara yang efisien melawan peningkatan emisi GRK. #2 Mempromosikan Energi Bersih dan Berkelanjutan untuk Kurangi Emisi Karbon Perjuangan melawan pemanasan global terutama bergantung pada kemampuan kita untuk menggeneralisasi energi terbarukan.  Dengan upaya memperluas penggunaan energi bersih seperti listrik dari sumber terbarukan (surya, angin, hidro) untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri diyakini dapat mengurangi emisi karbon dari sektor energi. #3 Melakukan Penghijauan Kota untuk Menyerap Emisi Karbon Ruang terbuka hijau, pepohonan, hingga taman kota faktanya sangat berperan dalam menciptakan kehidupan perkotaan yang sejahtera. Dikutip dari Forest Digest, penelitian oleh FAO menyatakan bahwa pohon-pohon di perkotaan punya kegunaan yang signifikan dalam memitigasi perubahan iklim. Sebab satu pohon dewasa bisa menyerap emisi 150 kilogram setara CO2 setahun.  Meningkatkan jumlah ruang hijau di kota-kota, seperti taman, taman kota, dan jalur hijau, tidak hanya memberikan manfaat lingkungan fisik (menyerap karbon, menyediakan habitat bagi flora dan fauna), tetapi juga memberikan manfaat psikologis dan kesehatan bagi penduduk. #4 Mengelola Limbah secara Berkelanjutan Menerapkan ekonomi sirkular dalam kegiatan pengelolaan limbah merupakan langkah krusial untuk dapat mengurangi produksi emisi karbon di perkotaan. Penumpukan sampah di TPA tanpa disadari berkontribusi memperparah kondisi iklim. Dengan menerapkan praktik-praktik pengelolaan limbah yang berkelanjutan, seperti daur ulang, kompos, dan pengurangan limbah, perkotaan dapat mengurangi emisi metana dari pembuangan sampah serta mengurangi kebutuhan untuk bahan mentah baru. #5 Membangun dengan Lebih Baik United Nations for Climate Change menyebut bahwa bangunan yang tidak hemat energi memberikan kontribusi besar terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu penting bagi berbagai pihak untuk menjadikan bangunan kita lebih hemat karbon atau bahkan lebih baik lagi sampai ke tahap nihil karbon sama sekali.  Implementasi kebijakan dan regulasi yang mendukung pengurangan emisi karbon, seperti pajak karbon, insentif bagi teknologi hijau, dan standar efisiensi energi, juga sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung aksi perubahan menuju kota yang lebih hijau dan berkelanjutan. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga akademis dalam mengadopsi langkah-langkah ini secara holistik akan menjadi kunci keberhasilan dalam mengurangi emisi karbon di wilayah perkotaan. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!. Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – …

Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim

Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim

Banyak negara di seluruh belahan dunia tengah menghadapi kondisi krisis iklim yang menghasilkan dampak serius dan merusak terhadap lingkungan, ekonomi, kesehatan manusia, dan kehidupan secara keseluruhan. Baca Juga: 3 Perkembangan Teknologi terkait Iklim di Asia Hal tersebut mencakup fenomena seperti pemanasan global, peningkatan suhu rata-rata bumi, dan perubahan pola cuaca yang ekstrem. Ditambah dengan terjadinya kenaikan permukaan air laut, pencairan es di kutub, dan kenaikan tingkat kejadian bencana alam yang terkait dengan iklim.  Untuk mencegah kondisi yang lebih buruk terjadi, negara-negara dunia pun turut serta bekerja sama menyepakati berbagai aturan demi memperlambat terjadinya perubahan iklim. Salah satunya berupa kesepakatan pencegahan perubahan iklim yang tertuang dalam Perjanjian Paris. Dibentuk juga komitmen bersama yakni Nationally Determined Contribution (NDC) sebagai target yang hendak dicapai. Krisis Iklim di Indonesia Indonesia juga menjadi salah satu negara yang tidak terlepas dari terkena dampak dari krisis iklim. Baca Juga: 3 Teknologi Atasi Perubahan Iklim Hal ini dibuktikan juga oleh pernyataan dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, yang mengatakan bahwa perubahan iklim di Indonesia ditandai dari berbagai aspek. Seperti kenaikan suhu akibat perubahan iklim yang menyebabkan cairnya gletser atau lapisan es tropis di Puncak Jaya, Papua. Akibatnya, luas tutupan salju abadi di ketinggian 4.884 mdpl tersebut menyusut sampai dengan 98%. Berkurang dari yang awalnya 19,23 km2 pada tahun 1850 menjadi tersisa 0,23 km2 saja pada April 2022. Bukti lainnya yakni suhu Indonesia yang terus meningkat dan hampir mendekati batas yang disepakati bersama pada Perjanjian Paris COP21 sebesar 1,5 derajat Celcius. Menurut BMKG, terdapat laju kenaikan sebesar 0,15 derajat Celcius per dekade di Indonesia. Belum lagi dengan ancaman kekeringan yang kian melanda. Dwikorita menyebut bahwa ketahanan air yang melemah dapat berdampak serius terhadap banyak hal, terutama bagi kondisi ketahanan pangan dan energi bagi masyarakat Indonesia. Bukti-bukti terjadinya krisis iklim di Indonesia di atas dan contoh lain yang belum disebutkan seharusnya menjadi peringatan bagi kita untuk merespons kondisi yang ada serta bergerak melakukan perubahan demi menciptakan kehidupan yang aman. Hal ini juga yang dilakukan pemerintah Indonesia sebagai pemangku kepentingan dalam mengatasi dampak krisis iklim yang terjadi. Upaya Pemerintah Atasi Krisis Iklim di Indonesia Dikutip dari Kompas, Indonesia diketahui telah sejak lama menaruh perhatian terhadap perubahan iklim yang ditandai dengan meratifikasi UNFCC pada tahun 1994. Beberapa tahun ke belakang, pemerintah pun semakin serius untuk berkontribusi melawan kondisi yang ada dengan turut mengeluarkan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2016, tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On Climate Change.  Indonesia juga turut menyusun target NDC dengan menetapkan target penurunan gas rumah kaca dalam NDC Indonesia berupa penurunan emisi sebesar 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional hingga 2030. Kemudian, dalam upaya mengatasi krisis iklim, pemerintah memasukkan adaptasi perubahan iklim dalam UU Perlindungan dan Pengelolaan, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024.  Dalam RPJMN, pemerintah menargetkan tiga adaptasi perubahan iklim. Pertama adalah dengan mengurangi kerentanan sekitar 30-40 persen dengan mengelola risiko perubahan iklim melalui peningkatan kapasitas sosial, ekonomi, dan peri-kehidupan. Lalu yang kedua, mendukung program adaptasi perubahan iklim dalam berbagai sektor pembangunan pada sedikitnya 17 kementerian atau lembaga dan 60 persen kabupaten atau kota. Kemudian yang ketiga adalah dengan meningkatkan layanan jasa freshwater ecosystem pada 15 daerah aliran sungai (DAS) dan danau di kabupaten atau kota. Pemerintah juga membentuk Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPLDH) untuk mengelola pendanaan yang berasal dari dalam negeri, internasional, hingga sektor swasta yang nantinya akan digunakan dalam kegiatan restorasi, konservasi, dan pencegahan. Lebih lanjut, Indonesia mengajak seluruh negara untuk terus melanjutkan pembangunan hijau guna menjadikan dunia yang lebih baik. Diimplementasikan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Food Estate. Kedua program tersebut juga merupakan inisiatif pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ketahanan nasional terhadap pandemi Covid-19. Semua upaya di atas merupakan empat langkah strategis yang diambil Indonesia dalam tujuan menciptakan dunia yang lebih bersahabat untuk generasi mendatang. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mencapai keberlanjutan melakukan pengukuran emisi dan pencatatan laporan ESG perusahaan Anda. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Pelatihan Online Untuk Memulai Bisnis yang Berkelanjutan Sustainable business atau bisnis berkelanjutan merupakan bisnis yang mampu memberikan manfaat, tidak hanya dalam hal profit tetapi juga secara sosial dan lingkungan. Saat ini, sustainable business atau bisnis berkelanjutan menjadi sebuah konsep yang didorong untuk dapat diterapkan secara luas. Sebagaimana pelaku usaha diharapkan dapat berkontribusi menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat mencegah krisis iklim yang terus terjadi. Konsep keberlanjutan dalam bisnis juga semakin diminati oleh konsumen serta pemangku kepentingan lainnya. Konsep ini diyakini berperan meningkatkan kredibilitas bisnis dan kepercayaan konsumen. Lalu bagaimana menerapkannya? Bagaimana pelaku usaha dapat memulai menerapkan konsep sustainable dalam usaha mereka? Sebagaimana dikutip dari Future… Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan Kota Jakarta pada beberapa kesempatan seringkali dinobatkan menjadi salah satu kota dengan polusi udara tertinggi se-Asia Tenggara. Tingkat polusi di Jakarta banyak tercatat melebihi ambang batas AQI dan dianggap tidak sehat untuk dihirup. Dikutip dari Katadata, berdasarkan Laporan Inventarisasi Profil Emisi Gas Rumah Kaca DKI Jakarta oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta tahun 2019, terdapat beberapa sektor yang menjadi sumber penghasil emisi langsung atau direct emission gas rumah kaca di sana. Menurut laporan, sektor transportasi punya andil yang besar dengan menghasilkan emisi GRK dengan kisaran 7,5 juta ton sampai 13,3 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) per tahun.… Bagaimana Pelaku Industri Berkontribusi Melawan Perubahan Iklim? Tahukah kamu bahwa sektor swasta, perusahaan, pelaku industri, dan bisnis mempunyai peran yang penting dalam memerangi perubahan iklim. Bagaimana bisa? Hal ini dapat terjadi sebab mereka merupakan salah satu pemain utama dalam aktivitas ekonomi yang dapat berdampak besar terhadap lingkungan. Mereka memiliki pengaruh dan kemampuan dalam menciptakan perubahan yang berdampak bagi alam. Selain perannya yang besar, perusahaan, terutama yang beroperasi dalam industri-industri besar seperti energi, transportasi, manufaktur, dan pertanian, dapat menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon dari operasi mereka akan memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan emisi global. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan ke dalam operasi… Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim …

Mengenal Tingkatan Pengelolaan Sampah yang Tepat

Mengenal Tingkatan Pengelolaan Sampah yang Tepat

Kegiatan pengelolaan sampah menjadi sebuah proses yang penting dalam upaya menangani sampah. Melalui pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, kita dapat mencegah terjadinya kebocoran dan pencemaran lingkungan akibat sampah. Baca Juga: Daur Ulang Sampah: Pengertian, Cara, hingga Manfaatnya Akan tetapi, mengelola sampah tidak terbatas pada kegiatan membuang sampah pada tempatnya saja. Ada banyak proses yang perlu diperhatikan dan dipatuhi agar sampah dapat secara maksimal ditangani secara berkelanjutan. Hierarki atau tingkatan pengelolaan sampah adalah konsep yang digunakan untuk mengatur prioritas dalam penanganan sampah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah. Baca Juga: Terapkan Pengelolaan Sampah Domestik Di Perusahaan #1 Pengelolaan Sampah: Pencegahan (Prevention) Langkah pertama mengelola sampah menurut tingkatan atau hierarki pengelolaan sampah ialah melakukan pencegahan. Misalnya adalah dengan mencegah aktivitas kita menghasilkan sampah, mencegah suatu produk terbuang menjadi sampah, atau mencegah timbulnya sampah sebanyak mungkin. Meski tampak tidak mudah, namun melalui pencegahan kita dapat menghindari potensi-potensi sampah tidak terkelola secara tepat. Kita dapat melakukannya dengan menerapkan praktik-praktik seperti penggunaan kemasan yang ramah lingkungan, mengurangi pemborosan bahan, dan mengedukasi masyarakat tentang penggunaan barang atau produk secara efisien. #2 Pengelolaan Sampah: Pengurangan (Reduction) Langkah kedua yakni dengan mengurangi produksi sampah. Jika mencegah timbulnya sampah tidak memungkinkan untuk dilakukan, kita dapat mulai dengan melakukan pengurangan sampah sedar awal. Dalam hal ini melibatkan praktik-praktik seperti mendaur ulang produk atau kemasan, mengurangi pemakaian barang sekali pakai, dan mempromosikan penggunaan produk dengan masa pakai yang lebih panjang. Salah satunya seperti membawa kantung belanja sendiri ketika berbelanja untuk menghindari kantong plastik baru terbawa pulang ke rumah dan terbuang begitu saja. #3 Pengelolaan Sampah: Penggunaan Kembali (Reuse) Langkah ketiga dalam tingkatan atau hierarki pengelolaan sampah yakni dengan melakukan penggunaan kembali produk atau barang yang dimiliki. Setelah berupaya mengurangi sampah, kita kemudian dapat mulai mempromosikan penggunaan kembali barang-barang atau kemasan yang masih dapat digunakan. Kegiatan ini merupakan cara yang efektif untuk memperpanjang usia pakai suatu produk dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan sumber daya alam yang terbatas. Misalnya, seperti menggunakan botol minuman guna ulang, menggunakan kantong belanja kain yang dapat digunakan berulang kali, atau menerapkan upcycling. #4 Pengelolaan Sampah: Daur Ulang (Recycling) Langkah berikutnya adalah menerapkan daur ulang bahan. Daur ulang merupakan proses mengubah sampah menjadi bahan baku baru yang dapat digunakan untuk membuat produk baru. Ini termasuk daur ulang kertas, plastik, logam, dan kaca untuk mengurangi penggunaan bahan mentah baru. Melalui kegiatan daur ulang, kita dapat membantu memaksimalkan masa pakai suatu material, mengurangi kebutuhan akan bahan baku, serta mencegah terjadinya penumpukan sampah di TPA. Perlu diketahui, bahwa sebagian besar sampah yang kita buang berakhir begitu saja di TPA. #5 Pengolahan Energi (Recovery) Langkah yang satu ini menjadi pilihan pertama ketika suatu produk atau material tidak memungkinkan untuk digunakan kembali. Sampah yang tidak dapat didaur ulang atau digunakan kembali dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi, seperti melalui proses pembakaran sampah untuk menghasilkan listrik atau panas. Disebut juga dengan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Jenis-jenis sampah yang digunakan dalam proses ini merupakan sampah jenis residu. Residu merupakan sampah yang materialnya berkualitas sangat rendah atau tidak lagi memiliki nilai. #6 Pembuangan (Disposal) Langkah terakhir ini dilakukan apabila sampah atau residu selesai digunakan secara maksimal. Merupakan proses recovery dari material yang umumnya berupa abu atau material sisa lainnya, dibawa ke TPA untuk diolah dan diproses agar tidak merusak lingkungan. Dalam praktiknya, hierarki ini diterapkan dalam pengelolaan sampah untuk memprioritaskan upaya-upaya yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta untuk meminimalkan jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.  Penting untuk diingat bahwa setiap langkah dalam hierarki ini saling terkait dan dapat saling mendukung dalam upaya mengelola sampah secara efektif. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 5 Pelatihan Online Untuk Memulai Bisnis yang Berkelanjutan Sustainable business atau bisnis berkelanjutan merupakan bisnis yang mampu memberikan manfaat, tidak hanya dalam hal profit tetapi juga secara sosial dan lingkungan. Saat ini, sustainable business atau bisnis berkelanjutan menjadi sebuah konsep yang didorong untuk dapat diterapkan secara luas. Sebagaimana pelaku usaha diharapkan dapat berkontribusi menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat mencegah krisis iklim yang terus terjadi. Konsep keberlanjutan dalam bisnis juga semakin diminati oleh konsumen serta pemangku kepentingan lainnya. Konsep ini diyakini berperan meningkatkan kredibilitas bisnis dan kepercayaan konsumen. Lalu bagaimana menerapkannya? Bagaimana pelaku usaha dapat memulai menerapkan konsep sustainable dalam usaha mereka? Sebagaimana dikutip dari Future… Upaya Mengurangi Emisi Karbon di Wilayah Perkotaan Kota Jakarta pada beberapa kesempatan seringkali dinobatkan menjadi salah satu kota dengan polusi udara tertinggi se-Asia Tenggara. Tingkat polusi di Jakarta banyak tercatat melebihi ambang batas AQI dan dianggap tidak sehat untuk dihirup. Dikutip dari Katadata, berdasarkan Laporan Inventarisasi Profil Emisi Gas Rumah Kaca DKI Jakarta oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta tahun 2019, terdapat beberapa sektor yang menjadi sumber penghasil emisi langsung atau direct emission gas rumah kaca di sana. Menurut laporan, sektor transportasi punya andil yang besar dengan menghasilkan emisi GRK dengan kisaran 7,5 juta ton sampai 13,3 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) per tahun.… Bagaimana Pelaku Industri Berkontribusi Melawan Perubahan Iklim? Tahukah kamu bahwa sektor swasta, perusahaan, pelaku industri, dan bisnis mempunyai peran yang penting dalam memerangi perubahan iklim. Bagaimana bisa? Hal ini dapat terjadi sebab mereka merupakan salah satu pemain utama dalam aktivitas ekonomi yang dapat berdampak besar terhadap lingkungan. Mereka memiliki pengaruh dan kemampuan dalam menciptakan perubahan yang berdampak bagi alam. Selain perannya yang besar, perusahaan, terutama yang beroperasi dalam industri-industri besar seperti energi, transportasi, manufaktur, dan pertanian, dapat menjadi penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon dari operasi mereka akan memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan emisi global. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan ke dalam operasi… Upaya Indonesia Atasi Krisis Iklim Banyak negara di seluruh belahan dunia tengah menghadapi kondisi krisis iklim yang menghasilkan dampak serius dan merusak terhadap lingkungan, ekonomi, kesehatan manusia, dan kehidupan secara keseluruhan. Hal tersebut mencakup fenomena seperti pemanasan global, peningkatan suhu rata-rata bumi, dan perubahan pola cuaca yang ekstrem. Ditambah dengan terjadinya kenaikan permukaan air laut, pencairan es di kutub, dan kenaikan tingkat kejadian bencana alam yang terkait dengan iklim.  Untuk mencegah kondisi yang lebih buruk terjadi, negara-negara …

Sustainable Aviation Fuel untuk Penerbangan Ramah Lingkungan

Sustainable Aviation Fuel untuk Penerbangan Ramah Lingkungan

Sustainable Aviation Fuel – Kemajuan teknologi, salah satunya di bidang transportasi, memberikan kemudahan bagi manusia dalam hal mobilisasi. Tidak hanya itu, inovasi pada sektor transportasi juga diperlukan untuk menjadikannya ramah lingkungan. Baca Juga: Inovasi Berkelanjutan untuk Emisi Karbon Sektor Penerbangan Meningkatnya kesadaran akan isu pemanasan global mendorong banyak pihak untuk berpartisipasi dalam menciptakan inisiatif hijau di berbagai hal. Sustainable Aviation Fuel adalah salah satu contohnya. Bahan bakar aviasi berkelanjutan tersebut dianggap mampu menjadi solusi bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan karena bersumber dari bahan non-minyak bumi, termasuk minyak nabati, limbah biomassa, minyak kotoran, atau gas sintetis yang dihasilkan dari proses kimia atau termokimia. Emisi di Sektor Penerbangan tanpa Sustainable Aviation Fuel Sama seperti jenis transportasi lainnya, sektor penerbangan masih menjadi penyumbang total emisi gas rumah kaca di dunia. Baca Juga: Emisi Karbon dari Industri Penerbangan Berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), penerbangan disebut menyumbang lebih dari 2% emisi gas rumah kaca dunia serta 12% emisi dari total emisi di bidang transportasi. Angka ini diperkirakan akan terus tumbuh dan meningkat lebih cepat dalam beberapa dekade terakhir dibandingkan emisi yang disumbang kendaraan di darat juga laut. Polutan yang dihasilkan oleh mesin-mesin pesawat udara atau exhaust gas pollution, seperti emisi karbon, oksida sulfur, uap air, jejak kondensasi, dan lainnya dapat memberikan pengaruh terhadap pemanasan global.  Dampak Emisi dari Kegiatan Penerbangan Berdasarkan jurnal teknologi lingkungan berjudul Profil Emisi Gas Buang dari Pesawat Udara tahun 2015, emisi hasil pembuangan pesawat udara dapat merusak lapisan ozon lebih parah dari CFC. Avtur, sebagai bahan bakar utama pesawat terbang, dinilai berperan besar dalam menghasilkan CO2 yang efektif menyerap panas dan berdampak pada global warming. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi yang lebih berkelanjutan di sektor penerbangan untuk menjadikan operasionalnya lebih ramah lingkungan dan aman bagi alam. Hadirnya Inovasi Sustainable Aviation Fuel Sebagai bagian dari langkah mengurangi emisi gas rumah kaca (dekarbonisasi), beberapa tahun ke belakang maskapai penerbangan di seluruh dunia sudah mulai memanfaatkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai bahan alternatif pengganti bahan bakar jet fosil. SAF terbuat dari salah satu jenis biofuel –limbah dari tumbuhan atau hewan dan residu– serta memiliki potensi mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80% dibandingkan bahan bakar jet konvensional. SAF sudah banyak digunakan oleh maskapai penerbangan berbagai negara, bahkan oleh lebih dari 360.000 penerbangan komersial di AS dan Eropa. Oleh karena sudah digunakan secara luas, SAF secara penuh telah sesuai dengan standar bahan bakar penerbangan dan tersertifikasi berdasarkan spesifikasi ASTM D7566. Kompatibel dengan mesin pesawat tanpa perlu adanya modifikasi tambahan. Manfaat Sustainable Aviation Fuel Tidak hanya mendukung dekarbonisasi, SAF juga punya manfaat lain bagi penerbangan udara, diantaranya. Dengan terus berkembangnya teknologi dan dukungan dari industri dan pemerintah, SAF diharapkan akan menjadi bagian integral dari masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan. Penggunaan Sustainable Aviation Fuel Di wilayah Asia, ada banyak negara dan maskapai penerbangan yang telah memanfaatkan SAF dalam kegiatan penerbangan. Informasi dari Strait Times menyebut bahwa Singapura berencana mewajibkan semua penerbangan yang berangkat dari negara tersebut untuk menggunakan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) mulai tahun 2026. Hal ini dilakukan seiring dengan bergabungnya negara tersebut dalam upaya industri penerbangan global untuk beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Hal yang sama juga berupaya dilakukan oleh negara Asia lainnya, salah satunya Malaysia. Dimulai dengan menetapkan mandat pencampuran SAF yang dimulai dengan 1 persen, menurut Peta Jalan Transisi Energi Nasional yang diterbitkan oleh pemerintah pada tahun 2023. Malaysia menargetkan mandat campuran SAF sebesar 47 persen pada tahun 2050.  Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini! Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca …

4 Types of Corporate Social Responsibility (CSR) Program

4 Types of Corporate Social Responsibility (CSR) Program

Corporate social responsibility (CSR) is the idea that a business has a responsibility to the society that exists around it. For businesses, a CSR program improves the reputation of the organisation and benefits society. It provides an opportunity for companies to engage customers and employees in their projects. Read more: Mengetahui Perbedaan ESG dan CSR In this article, we will delve into 4 types of Corporate Social Responsibility that businesses can choose  to implement: 1. Environmental Responsibility The very common CSR program is environmental responsibility. Environmental responsibility involves understanding the impact of human activities and industries on the environment while taking actions to minimize negative effects, conserve resources, and promote sustainability.  Some companies use the term “environmental stewardship” to refer to environmental initiatives. It is widely understood in this initiative to reduce harmful practices such as decreasing pollution and single-use plastic, as well as offsetting negative environmental impact by planting trees or funding research. Read more: Begini Etika Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Lingkungan 2. Ethical Responsibility Another type of CSR is ethical responsibility, this initiative is concerned with ensuring an organization is operating fairly and ethically. Organizations that embrace ethical responsibility aim to practice ethical behaviour through fair treatment of all stakeholders, including leadership, investors, employees, suppliers, and customers. This responsibility includes upholding labor rights, promoting workplace diversity and inclusion, providing safe working conditions, and paying fair wages. By prioritizing ethical labor practices, businesses demonstrate a commitment to human rights and social justice to ensure there is no slavery or child labor. 3. Philanthropic Responsibility and Charitable Giving The next CSR program or initiative is philanthropic responsibility and charitable giving which refers to a business’s activities that contribute to making the world better place. Businesses often do this by dedicating a part of their profits to charities and non-profit organisations that align with the company’s values.  Companies may contribute to community development projects, educational programs, healthcare initiatives, disaster relief efforts, or cultural events. Philanthropy allows businesses to make a positive impact on society by addressing pressing social issues and supporting vulnerable communities. 4. Sustainable Economic Commitment Another type of CSR is economic responsibility, this initiative refers to a company’s activities in a financially sustainable manner while at the same time also contributing to the economic well-being of the communities in which the business operates.   Businesses that implement this initiative have an end goal not only to maximize profits, but also to make sure the business operations positively impact the environment, people, and society in a good way. Corporate Social Responsibility is more than just a buzzword—it’s a guiding principle for businesses committed to making a difference in the world. In an era defined by interconnectedness and shared challenges, CSR offers a pathway towards a brighter future where business success is synonymous with social and environmental responsibility. The highlighted issue of climate change also can not be left behind when businesses initiating the CSR program. For this reason, Satuplatform presents to be all-in-one solution for business to calculate their emission. Try the FREE DEMO now! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article 4 Types of Corporate Social Responsibility (CSR) Program Corporate social responsibility (CSR) is the idea that a business has a responsibility to the society that exists around it. For businesses, a CSR program improves the reputation of the organisation and benefits society. It provides an opportunity for companies to engage customers and employees in their projects.  In this article, we will delve into 4 types of Corporate Social Responsibility that businesses can choose  to implement: 1. Environmental Responsibility The very common CSR program is environmental responsibility. Environmental responsibility involves understanding the impact of human activities and industries on the environment while taking actions to minimize negative effects, conserve… 3 Isu Greenwashing yang Kerap Menghantui Industri Fashion Potensi munculnya greenwashing sering kali dapat terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan atas penerapan bisnis berkelanjutan. Baca Juga: Tanda-Tanda Perusahaan Lakukan Greenwashing Greenwashing tidak hanya menyesatkan, namun juga dapat berdampak ke banyak hal. Praktik Greenwashing dalam industri fashion menjadi salah satu yang perlu diwaspadai. Pada dasarnya, greenwashing bisa terjadi secara sengaja maupun tidak. Greenwashing dapat terwujud dalam berbagai cara, mulai dari penipuan, iklan yang halus, hingga sering kali ke bentuk klaim ambisius tanpa transparansi penuh mengenai dampak sebenarnya. Dalam konteks ketidaksengajaan, poin yang terakhir adalah salah satu contohnya. Kurangnya informasi terkait klaim keberlanjutan dapat menghadirkan persepsi yang semu dan berbeda-beda bagi… Kendala Penerapan ESG oleh Perusahaan Menerapkan ESG dalam praktik bisnis menjadi salah satu kegiatan yang krusial untuk dilakukan organisasi dan perusahaan. Baca Juga: Siapa Saja yang Seharusnya Terlibat dalam Penerapan ESG di Indonesia? Evaluasi terhadap faktor-faktor ESG menjadi semakin penting sebab publik, salah satunya adalah investor juga konsumen, kini kian ketat dalam mencari perusahaan yang operasionalnya turut serta mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Penerapannya pun semakin intensif. Di Indonesia sendiri ada banyak perusahaan besar yang menerapkan prinsip tersebut dalam kegiatan mereka, bahkan beberapa di antaranya sukses membawa perubahan. Baca Juga: Terapkan Dekarbonisasi, 3 Perusahaan Ini Serius Tangani ESG Lalu, berapa banyak perusahaan di… Begini Cara Cermat Siapkan Laporan ESG Perusahaan Secara Efektif! Environmental, Social, and Governance atau biasa disingkat ESG merupakan kerangka kerja yang menjadi acuan untuk mengevaluasi, menilai, dan melaporkan kinerja berkelanjutan dan praktik bisnis yang etis dari sebuah organisasi atau perusahaan dalam sebuah laporan ESG. Baca Juga: Pentingnya Transparansi dalam Laporan ESG dan Keberlanjutan Penerapan ESG merupakan bentuk usaha perusahaan untuk berkontribusi dalam isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dan menulis laporan ESG menjadi cara terbaik yang efektif sebagai bukti komprehensif kepada pemangku kepentingan tertentu. Sebagian besar perusahaan di seluruh belahan dunia telah menyadari pentingnya penerapan ESG dalam kegiatan bisnis. Oleh karena itu, sistem pelaporannya perlu dilakukan secara transparan dan… Pemanfaatan Energi Surya: Ketahui Keuntungan dan Kekurangannya! Pemanfaatan energi terbarukan (seperti surya) saat ini semakin banyak dilakukan negara-negara di seluruh dunia di tengah dorongan untuk mencapai target terkait Net Zero Emission. Baca Juga: 3 Negara dengan Sistem Energi Surya Paling Maju di Dunia Untuk mencapai target tersebut, seluruh pihak diharapkan dapat …

3 Isu Greenwashing yang Kerap Menghantui Industri Fashion

3 Isu Greenwashing yang Kerap Menghantui Industri Fashion

Potensi munculnya greenwashing sering kali dapat terjadi seiring dengan meningkatnya permintaan atas penerapan bisnis berkelanjutan. Baca Juga: Tanda-Tanda Perusahaan Lakukan Greenwashing Greenwashing tidak hanya menyesatkan, namun juga dapat berdampak ke banyak hal. Praktik Greenwashing dalam industri fashion menjadi salah satu yang perlu diwaspadai. Pada dasarnya, greenwashing bisa terjadi secara sengaja maupun tidak. Greenwashing dapat terwujud dalam berbagai cara, mulai dari penipuan, iklan yang halus, hingga sering kali ke bentuk klaim ambisius tanpa transparansi penuh mengenai dampak sebenarnya. Dalam konteks ketidaksengajaan, poin yang terakhir adalah salah satu contohnya. Kurangnya informasi terkait klaim keberlanjutan dapat menghadirkan persepsi yang semu dan berbeda-beda bagi banyak orang. Dikutip dari Good on You, ada beberapa klaim yang dapat membuat suatu produk atau merek dianggap melakukan greenwashing. Misalnya, inisiatif terkait penggunaan kemasan ramah lingkungan yang dapat didaur ulang oleh suatu produsen. Akan tetapi, sampah dari produk mereka masih banyak mencemari lingkungan.  Meskipun ide tersebut adalah langkah awal yang bagus, akan tetapi itu kurang dapat berdampak jika sisa kemasannya masih terbuang begitu saja dan tidak terdaur-ulang. Oleh karena itu, produsen perlu mencari cara tambahan untuk dapat memastikan sisa produk tidak bocor ke lingkungan begitu saja. Baca Juga: Kenapa CEO Perlu Jadikan Greenwashing dan Greenhushing jadi Isu Prioritas? Lalu, apa saja ya potensi greenwashing yang dapat menyasar industri fashion? 1. Greenwashing, Klaim Ramah Lingkungan yang Tidak Terbukti Pelaku usaha di industri fashion sering kali memanfaatkan label-label atau klaim seperti “ramah lingkungan”, “hijau”, atau “berkelanjutan” untuk menunjukkan bahwa produk mereka tidak berdampak pada lingkungan, dibuat dari material yang aman, dan lain sebagainya. Akan tetapi, beberapa di antaranya tidak dapat diverifikasi atau tidak didukung dengan bukti konkret tentang praktik mereka. Klaim yang tidak berdasar ini tentu dapat menyesatkan konsumen. Terlebih apabila mereka tertarik dengan produk yang atas dasar klaim “ramah lingkungan” tersebut. Selain itu, transparansi yang kurang tentang praktik produksi juga dapat menjadi penyebab greenwashing. Hal ini juga yang membuat konsumen sulit memverifikasi klaim sustainable yang disebutkan sebab minimnya informasi yang tersedia. 2. Greenwashing, Kampanye Hijau yang Tidak Konsisten Berbagai merek industri fashion dalam beberapa kesempatan meluncurkan kampanye berkelanjutan untuk menunjukkan komitmen mereka. Akan tetapi, seringkali praktiknya tidak selaras dengan beberapa hal yang terjadi. Contohnya seperti kampanye pengurangan emisi karbon, pelestarian hutan, atau sebagainya yang masih dibarengi dengan jejak karbon yang tinggi dalam rantai pasokan serta praktik produksi yang merusak lingkungan. Industri fashion, salah satunya fast fashion, telah lama dikenal dengan potensinya untuk memproduksi limbah-limbah yang dapat berdampak pada kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, kampanye dan praktik nyatanya perlu diselaraskan demi menghindari kesan palsu tentang komitmen mereka terhadap lingkungan. 3. Greenwashing, Penggunaan Bahan Organik atau Daur Ulang Tanpa Verifikasi Merek-merek fashion sering menggunakan bahan organik atau daur ulang sebagai alasan untuk mengklaim keberlanjutan.  Misalnya, penggunaan bahan daur ulang dalam sebuah produk tanpa informasi yang jelas yang memungkinkan konsumen menciptakan interpretasi lain tentang jumlah komposisi sebenarnya dalam produk tersebut.  Tanpa verifikasi independen atau pemantauan yang ketat, klaim tersebut dapat dianggap sebagai greenwashing. Untuk mengatasi isu greenwashing di industri fashion, penting untuk mendorong transparansi yang lebih besar dari merek-merek tentang praktik produksi mereka. Selain itu, mendukung sertifikasi independen dan verifikasi, edukasi konsumen tentang cara menilai klaim keberlanjutan, dan memperkuat standar industri yang jelas tentang apa yang dianggap sebagai praktik yang benar-benar berkelanjutan dapat menjadi upaya untuk mengurangi praktik greenwashing dan meningkatkan keberlanjutan sektor fashion secara keseluruhan. Industri dan entitas penghasil emisi juga dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi ancaman lingkungan dan perubahan iklim dengan melakukan pengukuran emisi yang dihasilkan dan menciptakan solusi dari data-data tersebut. Miliki pencatatan dan pelacakan yang layak dan komprehensif dengan memanfaatkan platform all-in-one dari Satuplatform. Dapatkan DEMO GRATIS nya di sini!.  Similar Article 5 Istilah Penting yang Berkaitan dengan Perubahan Iklim Isu terkait perubahan iklim semakin menjadi pembahasan yang ramai diperbincangkan saat ini. Di seluruh dunia, masyarakat lintas generasi mulai menunjukkan ketertarikannya akan informasi tentang perubahan iklim. Hasil survei People’s Climate Vote 2024 menunjukkan bahwa sekitar 87 persen populasi dunia telah menaruh perhatian mereka pada isu ini. Sementara itu, 63 persen pengisi survei sudah mulai mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap keputusan yang mereka buat. Melalui kondisi ini, bisa digambarkan bahwa perubahan iklim semakin memberikan pengaruhnya terhadap orang-orang di berbagai belahan dunia. Mengganggu mereka dengan beragam cara. Perubahan iklim tidak lagi sebatas konteks khusus bagi beberapa kalangan. Istilah ini perlu diumumkan lebih… Keuntungan Berlangganan Jasa Perhitungan Jejak Karbon bagi Perusahaan di Masa Kini Jejak karbon merupakan sejumlah emisi gas rumah kaca (GRK) yang lepas ke atmosfer dan bersumber dari berbagai kegiatan tertentu. Konsentrasi emisi karbon antropogenik atau yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sumber yang paling dominan dalam menimbulkan dampak bagi lingkungan. Salah satunya berasal dari sektor industri yang disebut sebagai kontributor utama emisi karbon global.  Menurut laporan emisi CO2 tahun 2022 oleh IEA, emisi karbon dioksida global dari pembakaran energi dan proses industri telah mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni sebesar 36,8 Gt pada 2022. Meskipun produksi emisi karbon dari industri sempat menyusut 5 persen pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, akan… Pengertian Industri Hijau: Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Penerapan industri hijau di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim selayaknya angin segar yang memberikan kesejukan dalam upaya keberlanjutan. Sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global seringkali didorong untuk dapat berkontribusi dalam langkah pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Maka dari itu, industri hijau sebagai bagian dari bisnis berkelanjutan dapat menjadi opsi yang bisa dipilih perusahaan dan entitas komersial lainnya dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan keberlanjutan. Namun, apa itu industri hijau beserta tujuan, keuntungan, dan contohnya? Apa Itu Industri Hijau? Dilansir dari Tirto ID, menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), pengertian industri hijau adalah… Bagaimana Cara Tepat Memilih Carbon Accounting Software untuk Industri? Carbon Accounting – Seiring dengan meningkatnya sustainability awareness di berbagai kalangan, banyak pihak mulai turut serta menerapkan praktik-praktik kebelanjutan melalui berbagai cara.  Peningkatan dampak perubahan iklim seakan menjadi ‘alarm’ yang mendorong masyarakat untuk bergabung dalam upaya mitigasi iklim. Utamanya dari sektor industri sebagai salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK) global. Kegiatan industri diketahui menyumbang paling banyak emisi karbon ke atmosfer. Di Indonesia saja, sekitar 70 persen penyumbang emisi …

Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi

Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi

Walkable City – Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan.  Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang ramah bagi pejalan kaki. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai konsep Walkable City dan manfaat dari penerapannya. Baca Juga: 4 Cara Tepat Kurangi Jejak Karbon Pribadi Konsep Walkable City Walkable City merupakan suatu konsep dalam perencanaan kota yang memberikan ruang bagi pejalan kaki untuk melakukan kegiatan kesehariannya dan menjangkau area yang ingin dituju dengan tanpa perlu selalu menggunakan mode transportasi. Baca Juga: Transportasi Berkelanjutan sebagai Fasilitas Kendaraan Umum Untuk suatu kota jika ingin mengadopsi konsep Walkable City maka penting untuk memperhatikan beberapa elemen kunci seperti; infrastruktur pejalan kaki, keamanan, aksesibilitas, serta ruang terbuka hijau dan fasilitas umum. Dengan memperhatikan elemen-elemen tersebut maka penerapan Walkable City dapat berjalan secara harmonis di dalam suatu area kota. Penerapan Walkable City Konsep Walkable City saat ini tengah diadopsi oleh berbagai negara-negara di dunia termasuk oleh negara-negara maju seperti di Amerika Serikat dan di Cina. Merujuk pada Walk Score, suatu situs web yang menilai peringkat berjalan kaki di kota-kota, dilaporkan bahwa sebanyak 141 kota di Amerika Serikat memiliki skor walkability rata-rata 48 dari 100. Sementara itu, di China 95% kotanya memiliki skor walkability sekitar 60 poin. Dari segi manfaat, transformasi menuju kota yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki tidak hanya mengurangi polusi udara tetapi juga menghasilkan berbagai manfaat lainnya. Kota-kota yang dirancang untuk pejalan kaki mendorong mobilitas yang berkelanjutan dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.  Dengan lebih banyak orang yang berjalan kaki, tingkat kebugaran fisik meningkat, dan risiko penyakit yang terkait dengan gaya hidup tidak aktif, seperti obesitas dan penyakit jantung, dapat berkurang. Selain itu, berjalan kaki juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental, mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan jalan yang lebih aman dan lebih ramah pejalan kaki, orang lebih cenderung berjalan atau menggunakan sepeda untuk kegiatan sehari-hari mereka, mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor.  Hal ini akan memberikan manfaat kepada lingkungan. Secara signifikan Walkable City berpengaruh terhadap pengurangan emisi karbon. Suatu publikasi yang diterbitkan oleh CNU Jurnal mengungkapkan bahwa lingkungan yang walkable dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 4 ton per tahun, dibandingkan dengan lingkungan sub-urban yang bergantung pada kendaraan bermotor. Dengan semangat untuk menuju emisi nol, penerapan Walkable City dapat menjadi salah satu pendekatan yang baik. Di samping itu, penting pula untuk tiap entitas maupun industri untuk menghitung emisi gas sisa yang dihasilkannya. Saat ini, telah hadir Satuplatform sebagai all-in-one sustainability platform yang memberikan FREE DEMO kepada perusahaan dan entitas untuk menghitung simulasi emisi karbon. Cek sekarang juga! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Begini Cara Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Pelestarian Lingkungan Menjaga kelestarian lingkungan merupakan tanggungjawab bagi setiap elemen individu, masyarakat, maupun pelaku bisnis. Dalam hal ini, setiap perusahaan dan pelaku bisnis memiliki peran yang signifikan terutama di negara dengan aktivitas industri yang pesat. Mengingat bahwa aktivitas industri yang dilakukan pelaku bisnis telah menunjukkan banyaknya dampak yang kurang baik terhadap lingkungan, maka diperlukan kesadaran dan kemauan dari para perusahaan untuk menerapkan etika bisnis yang ramah terhadap lingkungan. Etika bisnis yang ramah lingkungan tersebut agar kemudian dapat dijalankan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga, dapat memberikan dampak yang positif baik itu bagi lingkungan maupun bagi segi ekonomi dan bisnis itu sendiri. Mari simak,… Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi Kota-kota di seluruh dunia semakin menyadari pentingnya mengubah pola transportasi mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim. Tidak dapat dipungkiri, transportasi selama ini memang telah menyumbang emisi dalam jumlah besar kepada lingkungan.  Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR) per tahun 2021, sektor transportasi diketahui menyumbang 23% efek gas rumah kaca di lingkungan, di mana transportasi darat menyumbang 90% dari emisi sektor tersebut, dengan total emisi dalam sektor energi mendekati 600 juta ton CO2 setara. Dalam kondisi ini, muncul suatu pendekatan untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi yaitu konsep Walkable City atau kota yang… Waspada! Zat Berbahaya dari Asap Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor menghasilkan sisa pembakaran dari proses yang terjadi pada mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine. Sisa pembakaran ini menjadi asap kendaraan yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya. Per tahun 2022, jumlah kendaraan di Indonesia mencapai 148.212.865 menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Tingginya jumlah kendaraan terkadang tidak diiringi dengan kesadaran akan bahaya dari zat kimia yang dihasilkan. Baca Juga: Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Dalam artikel ini akan dibahas mengenai zat-zat berbahaya dari asap kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kesehatan maupun lingkungan. Karbon Monoksida (CO) dari Asap Kendaraan Bermotor Salah satu senyawa yang muncul dari hasil pembakaran tidak… Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri Industri modern telah membawa kemajuan signifikan dalam berbagai bidang, namun bersamaan dengan itu juga muncul tantangan serius terkait polusi udara. Salah satu sumber utama polusi udara adalah asap industri, yang dihasilkan dari proses manufaktur, produksi energi, dan aktivitas industri lainnya. Baca Juga: Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Ancaman polusi udara dari asap industri bukan hanya berdampak negatif pada kesehatan manusia, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. Asap industri mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk partikel debu, gas buang, senyawa organik volatil, dan logam berat seperti merkuri dan timbal.  Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sumber dan dampak dari… Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Bahan bakar fosil seperti bensin maupun minyak bumi, kini mengalami krisis yang semakin mencekik dengan meningkatnya kebutuhan energi global dan dampak lingkungan yang semakin buruk. Menurut laporan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA), konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat setiap tahunnya, menyumbang lebih dari 75% emisi gas rumah kaca …

Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri

Ancaman Polusi Udara dari Asap Industri

Industri modern telah membawa kemajuan signifikan dalam berbagai bidang, namun bersamaan dengan itu juga muncul tantangan serius terkait polusi udara. Salah satu sumber utama polusi udara adalah asap industri, yang dihasilkan dari proses manufaktur, produksi energi, dan aktivitas industri lainnya. Baca Juga: Energi Terbarukan untuk Atasi Krisis Bahan Bakar Fosil Ancaman polusi udara dari asap industri bukan hanya berdampak negatif pada kesehatan manusia, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan. Asap industri mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk partikel debu, gas buang, senyawa organik volatil, dan logam berat seperti merkuri dan timbal.  Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sumber dan dampak dari asap industri baik bagi kesehatan maupun bagi lingkungan, serta pengendalian dari polusi udara asap industri. Baca Juga: Apa Itu Clean Energy dan Urgensinya bagi Bumi? Sumber Asap Industri Di Indonesia, industri energi menyumbang polusi udara sampai dengan 31% dan industri manufaktur sebanyak 10%. Polusi udara dari industri salah satunya dapat terlihat dari cerobong-cerobong asap industri yang mengeluarkan gas sisa ke udara. Asap industri ini dihasilkan dari berbagai perusahaan yang beroperasi secara terus menerus terutama di kota-kota besar. Berdasarkan catatan Walhi pada 2020, setidaknya ada 900 cerobong asap aktif di sekitar Jakarta yang menghasilkan asap industri. Dari jumlah itu, hanya 400-an yang memiliki alat penyaring. Sehingga dampak dari asap industri tersebut dirasakan oleh masyarakat sekitar dan menjadi tanggungan berat bagi lingkungan. Sementara itu, berbicara mengenai emisi yang dihasilkan, menurut KLHK sektor industri energi adalah penghasil emisi sulfur dioksida kedua terbesar dengan angka 1.071 ton per tahun.  Dampak Asap Industri Asap industri merupakan asap yang beracun karena banyak mengandung senyawa kimia seperti sulfur dioksida dan partikel-partikel udara halus berbahaya lainnya. Terhadap kesehatan manusia, paparan asap industri dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit jantung, dan bahkan kematian. Polusi udara juga dapat berkontribusi pada masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis. Terhadap lingkungan, asap industri memiliki dampak yang signifikan pada menurunnya kualitas udara sekitar dan menyumbang terhadap pembentukan gas rumah kaca. Akumulasi emisi gas rumah kaca dari industri juga berkontribusi pada perubahan iklim global yang saat ini sudah semakin memburuk.  Pengendalian Asap Industri Menyadari akan dampak buruk dari asap industri terhadap kesehatan dan lingkungan, maka diperlukan upaya dan strategi untuk mengendalikan asap industri yang dihasilkan tersebut. Dalam hal ini, beberapa cara dapat ditempuh seperti dengan menerapkan teknologi penyaringan, penggunaan bahan bakar bersih, memastikan pengawasan dan regulasi diterapkan, serta melakukan pemantauan jumlah emisi. Saat ini, telah hadir Satuplatform sebagai all-in-one solution yang dapat memberikan panduan dan simulasi perhitungan emisi kepada para pelaku industri. Coba FREE DEMO-nya sekarang juga! Similar Article Berbagai Sumber Energi Biomassa dan Proses Konversinya Biomassa merupakan salah satu wujud dari energi alternatif yang hadir untuk dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Baca juga: Energi Biomassa: Keuntungan dan Kerugian Tingginya penggunaan energi konvensional, termasuk bahan bakar fosil, dalam kegiatan sehari-hari, dapat berdampak pada ketersediaannya yang semakin menipis karena cenderung tidak terbarukan. Penggunaannya yang berlebih pun juga berkontribusi pada perubahan iklim dan dampak lingkungan lainnya. Oleh karena itu, para ilmuwan terus berupaya mengembangkan sumber energi alternatif untuk dapat mengatasi isu-isu tersebut. Biomassa menjadi salah satunya. Apa Itu Energi Biomassa?  Biomassa merupakan energi yang bersumber dari berbagai jenis bahan-bahan organik seperti limbah pertanian, sampah organik, kayu, alga,… Energi Biomassa: Keuntungan dan Kekurangan Biomassa menjadi salah satu bentuk dari sumber energi alternatif yang diyakini dapat membantu mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi konvensional. Namun, sama seperti energi lainnya, terdapat keuntungan dan kerugian dari penggunaan biomassa. Sebagaimana yang telah diketahui, energi konvensional termasuk bahan bakar fosil yang menjadi sumber utama energi di dunia berkontribusi terhadap perubahan iklim. Penggunaannya yang masif juga menjadikan energi tersebut semakin terbatas.  Sifatnya yang tidak terbarukan menjadikan bahan bakar fosil menurun ketersediannya. Berdasarkan penelitian oleh The Millennium Alliance for Humanity and the Biosphere (MAHB) Universitas Stanford, dengan tingkat konsumsi sekarang, persediaan bahan bakar fosil akan habis dalam waktu 51 tahun. Bisa… Potensi Energi Surya bagi Kesejahteraan di Indonesia Energi surya atau tenaga surya menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan banyak negara dalam melakukan transisi energi sebagai upaya mengatasi krisis energi yang mengancam dunia. Indonesia adalah salah satunya yang berupaya mengembangkan solusi ini. Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Sebagai negara tropis, Indonesia bisa dibilang beruntung sebab memperoleh limpahan sinar matahari yang besar setiap tahunnya sehingga kaya akan sumber energi surya dan angin. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Indonesia saat ini memiliki potensi akan pemanfaatan energi terbarukan sebesar lebih dari 3.600 Giga Watt (GW). Energi surya disebut-sebut mendominasi… 3 Negara dengan Sistem Tenaga Surya Paling Maju di Dunia Ancaman krisis energi yang kian meningkat, mendorong berbagai negara untuk segera beradaptasi dan mencari solusi mengatasi isu ini. Selain menghindari konsumsi energi fosil berlebih, pemanfaatan energi terbarukan juga menjadi pilihan sebagai opsi energi alternatif yang berkelanjutan. Salah satu jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan ialah energi surya. Energi surya diyakini memiliki potensi yang besar untuk dipertimbangkan penggunaannya. Sebuah sumber energi bersih yang tidak hanya ramah lingkungan, namun juga bersifat tidak terbatas. Saat ini, energi surya semakin berkembang pesat dan banyak di terapkan oleh banyak negara di seluruh dunia. Bahkan, China sebagai salah satu negara yang memanfaatkan tenaga surya, telah memiliki… Inovasi Green Product sebagai Strategi Berkelanjutan Green Product – Ide menuju masa depan yang berkelanjutan merupakan suatu diskursus yang banyak muncul di seluruh dunia. Tidak dapat dipungkiri, untuk mencapai kondisi lingkungan yang lebih lestari diperlukan berbagai usaha yang diiringi oleh komitmen. Baca Juga: Walkable City untuk Transformasi Menuju Nol Emisi Komitmen untuk lingkungan yang lebih baik salah satunya tertuang dalam Paris Agreement melalui penahanan laju kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2°C. Di samping itu, komitmen juga perlu didukung oleh berbagai strategi berkelanjutan yang feasible untuk diimplementasikan oleh para perusahaan, pelaku bisnis, maupun entitas lainnya. Strategi Berkelanjutan Gagasan mengenai sustainability atau konsep berkelanjutan secara umum terdiri… Begini Etika Bisnis Bertanggungjawab Terhadap Lingkungan Menjaga kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bagi setiap elemen individu, masyarakat, maupun pelaku bisnis. Dalam hal ini, setiap perusahaan dan pelaku bisnis memiliki etika dan peran yang signifikan terutama di negara dengan aktivitas industri yang pesat. Mengingat bahwa aktivitas industri yang dilakukan …

Daur Ulang Sampah: Pengertian, Cara, hingga Manfaatnya

Daur Ulang Sampah: Pengertian, Cara, hingga Manfaatnya

Daur ulang sampah menjadi langkah penting dalam upaya menangani sampah. Bertujuan untuk mencegah penumpukan sampah tidak terkelola yang berpotensi mencemari lingkungan. Baca Juga:  Terapkan Pengelolaan Sampah Domestik Di Perusahaan Sayangnya, masyarakat Indonesia belum seluruhnya menerapkan daur ulang sampah sebagai kebiasaan. Terutama dalam mengatasi sampah plastik. Dikutip dari Goodstats, berdasarkan data dari World Population Review, tingkat daur ulang sampah di Indonesia berada di angka 15,2%. Berbanding jauh dengan Singapura atau Filipina yang memiliki tingkat daur ulang sekitar 51,7% dan 49,9%. Hal ini menunjukkan bahwa sampah belum dilihat sebagai material yang menguntungkan. Sampah kebanyakan masih berakhir begitu saja di TPA atau bahkan dibuang sembarangan hingga akhirnya bocor ke lingkungan dan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Untuk itu, dibutuhkan kesadaran untuk melakukan daur ulang sampah bagi setiap masyarakat. Diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan sampah yang ada. Baca Juga: Food Loss vs Food Waste Pengertian Daur Ulang Sampah Daur ulang sampah merupakan upaya mengolah kembali sisa produk habis pakai atau material yang tidak lagi dibutuhkan menjadi produk baru lain yang bermanfaat.  Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan daur ulang sebagai suatu kegiatan atau pemrosesan kembali bahan yang pernah dipakai. Bahan seperti plastik, kertas, kaleng, kaca, dan lainnya diproses kembali menjadi suatu material baru yang kembali memiliki manfaat. Terdapat hierarki atau urutan dalam penanganan sampah yang dimuat dalam piramida pengelolaan sampah 3R, 5R, dan 7R. Seluruhnya menempatkan recycle atau daur ulang sampah pada tahap atau langkah terakhir sebelum akhirnya sampah resmi dibuang atau dimusnahkan. Dalam 3R (Reduce, Reuse, Recycle), daur ulang sampah menjadi langkah terakhir dalam kegiatan pengelolaan sampah dimaksudkan agar masyarakat mengurangi terlebih dahulu produksi sampah mereka dengan menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai.  Hal ini dilakukan mengingat tidak semua sampah bisa didaur ulang serta tidak seluruh daerah menyediakan fasilitas daur ulang sampah. Daur ulang sampah pun akan bergantung pada beberapa faktor pendukung. Cara Menerapkan Daur Ulang Sampah Pada dasarnya seluruh jenis sampah dapat didaur ulang jika tersedia fasilitas daur ulang. Aktivitas daur ulang setiap jenis sampah pun berbeda-beda. Manfaat Daur Ulang Sampah Daur ulang sampah dapat memberikan banyak manfaat yang tidak hanya menguntungkan manusia juga lingkungan. Selain mencegah penumpukan dan pencemaran sampah di alam, daur ulang sampah membantu menciptakan planet yang lebih sehat dan masa depan yang lebih baik bagi diri sendiri dan generasi selanjutnya. Dikutip dari Environment Protection Agency (US EPA), melakukan daur ulang sampah membantu kita mengurangi kebutuhan untuk terus mengekstraksi sumber daya alam seperti kayu, air, dan mineral bagi produk baru.  Kegiatan ini juga menghemat lebih dari 193 juta metrik ton karbon dioksida yang dapat berdampak pada kondisi iklim sehingga mencegah perubahan iklim yang lebih buruk. Maka dari itu, diharapkan masyarakat dan pemerintah juga swasta dapat saling bekerja sama menjalankan sistem daur ulang sampah yang optimal untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan bebas sampah. Kelola Sampah Bertanggung Jawab di Kantor Mendorong pemilahan dan daur ulang sampah di kantor merupakan langkah penting dari praktik berkelanjutan di lingkungan kerja.  Pengelolaan sampah yang baik juga dapat berkontribusi secara signifikan pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Proses daur ulang membutuhkan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan produksi bahan baru, sehingga mengurangi emisi yang dihasilkan dari proses produksi. Begitu juga dengan menghindari produksi sampah sisa makanan yang berarti meminimalisasi timbulnya gas metana di lingkungan. Perusahaan dapat secara bertahap mengampanyekan aksi pengelolaan sampah bertanggung jawab, mulai dari mendorong pemilahan dan daur ulang sampah, pengurangan sampah sejak awal, pemanfaatan dokumen digital, dan sebagainya di kawasan kantor.  Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, kantor dapat mengelola sampah dengan lebih efisien, mengurangi dampak lingkungan, dan berkontribusi pada upaya global untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih berkelanjutan. Your All-in-One Sustainability Platform Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting. Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat: Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform. /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Marpol 73/78, Upaya Mencegah Pencemaran Laut akibat Sampah Tidak hanya di daratan, masalah pencemaran lingkungan akibat sampah juga memberikan ancaman serius terhadap kelestarian ekosistem perairan. Salah satunya adalah pencemaran laut. Menurut data dari Ocean Conservacy, diperkirakan ada lebih dari 11 juta metrik ton sampah bocor ke laut. Terdiri dari beragam jenis dan didominasi oleh sampah plastik yang seharusnya dikelola secara tepat atau bahkan bisa dimanfaatkan kembali menjadi produk lainnya. Bocornya sampah ke lautan tentu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem laut, mengancam makhluk hidup di dalamnya, hingga menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi spesies yang terancam punah. Hal ini juga membahayakan manusia jika terkontaminasi zat berbahaya dari mengonsumsi hidangan laut. Sebagai upaya… Daur Ulang Sampah: Pengertian, Cara, hingga Manfaatnya Daur ulang sampah menjadi langkah penting dalam upaya menangani sampah. Bertujuan untuk mencegah penumpukan sampah tidak terkelola yang berpotensi mencemari lingkungan.  Sayangnya, masyarakat Indonesia belum seluruhnya menerapkan daur ulang sampah sebagai kebiasaan. Terutama dalam mengatasi sampah plastik. Dikutip dari Goodstats, berdasarkan data dari World Population Review, tingkat daur ulang sampah di Indonesia berada di angka 15,2%. Berbanding jauh dengan Singapura atau Filipina yang memiliki tingkat daur ulang sekitar 51,7% dan 49,9%.  Hal ini menunjukkan bahwa sampah belum dilihat sebagai material yang menguntungkan. Sampah kebanyakan masih berakhir begitu saja di TPA atau bahkan dibuang sembarangan hingga akhirnya bocor ke lingkungan dan… Local Solutions for Global Impact: Community Initiatives for Net Zero Emission Environmental issues are surely now being a global problem that impacts people all over the world as global citizens. The massive impact shows that environmental issues such as climate change or carbon emissions are a big problem to solve. When it comes to achieving Sustainable Development Goals (SDGs), people are mentioning the approach to ‘act locally, think globally’. This approach is manifested in local initiatives and community engagement that now becoming a thing around the world. In this article, we will go through to delve into …

Local Solutions for Global Impact: Community Initiatives for Net Zero Emission

Local Solutions for Global Impact: Community Initiatives for Net Zero Emission

Environmental issues are surely now being a global problem that impacts people all over the world as global citizens. The massive impact shows that environmental issues such as climate change or carbon emissions are a big problem to solve. When it comes to achieving Sustainable Development Goals (SDGs), people are mentioning the approach to ‘act locally, think globally’. This approach is manifested in local initiatives and community engagement that now becoming a thing around the world. In this article, we will go through to delve into how community initiatives that happen locally can contribute to Net Zero Emission that impact the global world. Read More: Building A Greener Tomorrow through Net Zero Emission Understanding Local Context Local contexts play a pivotal role in shaping the effectiveness and feasibility of community initiatives for achieving net zero emission. Furthermore, community initiatives not only reduce emissions but also foster resilience, equity, and sustainability at the local level.  These contexts encompass a myriad of factors, including socio-economic conditions, geographical characteristics, cultural norms, and historical backgrounds. Understanding these unique contexts is essential for tailoring initiatives to the specific needs and circumstances of each community. In understanding the local context for building community initiatives, it is also important to put geographical considerations in it. Because geographical factors such as climate, topography, and natural resources influence the availability and suitability of different emission reduction strategies.  For example, coastal communities may focus on resilience measures to address the impacts of sea-level rise, while rural communities may prioritize sustainable agriculture and land use practices. This analysis will then help a lot in resulting in an effective impact for achieving Net Zero. Read More: Dekarbonisasi: Menuju Emisi Nol Karbon (Zero Emisi) Global Impact from Successful Community Initiatives in Net Zero Emission The local context that manifested through community initiatives collectively will result in a better impact for global environment. Take notes from successful community initiatives, the effort to reduce emission is very possible to achieve for every country.  For instance, European communities, are embracing sustainable agriculture practices through community-supported agriculture (CSA) schemes, urban farming initiatives, and organic farming cooperatives. These projects reduce emissions associated with food production and distribution while trying to pursue Net Zero Emission. Successful community initiatives that impact the global environment is also can be seen through the initiatives done in Nepal. Community forest management has been instrumental in promoting reforestation, biodiversity conservation, and carbon sequestration.  Through collaborative management arrangements known as Community Forest User Groups (CFUGs), local communities in Nepal have regained control over forest resources, leading to improved livelihoods and ecosystem resilience. Initiatives like the Annapurna Conservation Area Project have empowered indigenous communities to protect forests and mitigate the impacts of climate change. In Indonesia itself, one of the initiatives to achieve Net Zero is through implementing the holistic vision of sustainable development brought by the Bali Provincial Government. This vision is widely referred to as “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, which is oriented to Bali’s Net Zero Emission 2045. After all, we can conclude that in resolving big issues of the environment all people can actually contribute by acting locally and strengthening the vision for a greener future. In this case, the calculation for emission is inevitably important to take into account. Now, everyone can check the emission calculation with Satuplatform as all-in-one sustainable solution. Get the FREE DEMO, now! /*! elementor – v3.18.0 – 20-12-2023 */ .elementor-heading-title{padding:0;margin:0;line-height:1}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title[class*=elementor-size-]>a{color:inherit;font-size:inherit;line-height:inherit}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-small{font-size:15px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-medium{font-size:19px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-large{font-size:29px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xl{font-size:39px}.elementor-widget-heading .elementor-heading-title.elementor-size-xxl{font-size:59px} Similar Article Local Solutions for Global Impact: Community Initiatives for Net Zero Emission Environmental issues are surely now being a global problem that impacts people all over the world as global citizens. The massive impact shows that environmental issues such as climate change or carbon emissions are a big problem to solve. When it comes to achieving Sustainable Development Goals (SDGs), people are mentioning the approach to ‘act locally, think globally’. This approach is manifested in local initiatives and community engagement that now becoming a thing around the world. In this article, we will go through to delve into how community initiatives that happen locally can contribute to Net Zero Emission that impact… Mencegah Rusaknya Ozon: Larangan Penggunaan CFC Isu terkait rusaknya lapisan ozon telah menjadi perhatian banyak pihak sejak tahun 1980-an. Penyebab utamanya diyakini yakni akibat penggunaan senyawa yang mengandung klorin dan bromin, seperti klorofluorokarbon (CFC), halon, dan bromofluorokarbon (halon). Baca Juga: Perjalanan Fenomena Global Warming Para ilmuwan, komunitas ilmiah, pemerintah, hingga organisasi internasional terus berupaya menemukan solusi untuk mencegah kondisi yang lebih buruk terjadi. Salah satunya dengan mendorong pengurangan penggunaan bahan-bahan di atas melalui Penetapan Protokol Montreal. Latar Belakang Penggunaan CFC dan Mengapa Berbahaya? CFC (Chloroflorocarbon) pertama kali disintesis pada 1928 oleh Thomas Midgley Jr. sebagai pengganti dari zat pendingin terdahulu, terdiri dari amonia (NH3), metil klorida… Bisakah Menjadikan Kegiatan Pertambangan Lebih Ramah Lingkungan? Pertambangan menjadi satu dari sekian aktivitas manusia yang termasuk ke dalam faktor yang dapat mempengaruhi kondisi iklim dan mengganggu lingkungan alam. Baca juga: Ancaman Kerusakan Lingkungan dari Aktivitas Pertambangan Pertambangan dilakukan untuk mendapatkan sumber daya alam yang berharga seperti mineral, logam, batu bara, dan bahan tambang lainnya. Industri ini masih diperlukan untuk mendukung berbagai sektor ekonomi juga memenuhi kebutuhan manusia. Meski begitu, aktivitas pertambangan memiliki dampak yang signifikan bagi lingkungan dan sosial. Pertambangan masih sering kali berjalan tanpa berorientasi pada alam sehingga menimbulkan sisa berupa pencemaran lingkungan dan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Baca Juga: Jejak Karbon di Industri Pangan… Tips Mudik Lebaran Minim Sampah Mudik lebaran merupakan tradisi tahunan yang identik dengan perjalanan panjang dan berbagai persiapan. Di balik momen kebahagiaan ini, mudik juga berpotensi menghasilkan sampah yang signifikan. Hal ini menjadi keprihatinan bersama, mengingat dampak negatifnya terhadap lingkungan. Baca Juga: Mengurangi Sampah Plastik di Rumah Namun, jangan khawatir! Mudik tetap bisa dinikmati tanpa meninggalkan jejak yang berlebihan. Berikut tips mudik Lebaran minim sampah yang bisa kamu terapkan: Persiapan Mudik Minim Sampah Bawa tas belanja dan botol minum sendiri: Hindari penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja kain dan botol minum yang dapat digunakan berulang kali. Siapkan bekal: Memasak dan membawa …