Deforestasi adalah hilangnya hutan secara permanen akibat aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan dan eksploitasi sumber daya alam. Saat ini, dunia kehilangan sekitar 10 juta hektare hutan setiap tahun, dan Indonesia termasuk negara dengan tingkat kehilangan hutan tertinggi.
Penggundulan hutan ini turut berpengaruh pada pasokan oksigen dan perubahan iklim dan berdampak pada dunia bisnis. Hilangnya hutan ini juga membuat suplai sumber alami terganggu yang mendisrupsi rantai pasok, mempengaruhi reputasi merek, hingga mengancam akses investasi.
Baca Juga: Ini Dia 5 Jenis Pohon Terbaik untuk Kurangi Emisi Karbon!
Table of Contents
ToggleApa itu Deforestasi dan Dampaknya
Hilangnya hutan terjadi ketika hutan dibuka secara masif untuk keperluan pertanian, perkebunan, penebangan kayu, dan pembangunan infrastruktur dan kebutuhan aktivitas manusia lainnya.
Menurut Global Forest Watch, semenjak tahun 2002 hingga tahun 2024, area total hutan primer basah Indonesia yang hilang telah mencapai 11% .
Di Indonesia, penyebab utama hilangnya jutaan hektare hutan tropis adalah perluasan kebun kelapa sawit sebagai bagian dari perkembangan produksi minyak kelapa (palm oil), logging industry, dan industri pertambangan (seperti batu bara, emas, dan nickel). Kondisi ini juga diperburuk dengan kebakaran hutan dan pembalakan liar di berbagai area terlindungi.
Dampak ekologis penggundulan sangat luas karena kondisi ini secara langsung menghilangkan habitat bagi ribuan spesies makhluk hidup dan keanekaragaman hayati. Banyak di antaranya merupakan endemik dan terancam punah yang penting untuk kelangsungan ekosistem alami.
Penggundulan hutan juga mengganggu fungsi utama hutan sebagai penyerap karbon sehingga mempercepat emisi GRK (Gas Rumah Kaca), dan akhirnya turut memperburuk krisis iklim global.
Kerusakan tersebut mengakibatkan efek domino pada sektor sosial dan ekonomi. Secara sosial, komunitas adat yang kehidupannya bergantung pada hutan kehilangan sumber kehidupan (kebutuhan makanan, pengobatan, dan penghasilan) dan tanah adat mereka.
Sedangkan di sektor ekonomi, perubahan iklim akibat penggundulan hutan juga berisiko mengganggu ketahanan pangan dan air lokal yang menjadi sumber dasar kebutuhan sehari-hari.
Mengapa Deforestasi Menjadi Isu yang Krusial untuk Bisnis
Secara alami, hutan berfungsi menyerap karbon yang dapat memitigasi perubahan iklim serta menyediakan bahan baku penting bagi banyak sektor industri. Gundulnya hutan membawa ancaman pada ketahanan iklim.
Kondisi tersebut akhirnya mengganggu ketahanan rantai pasok, yang berakibat pada kelangkaan bahan baku untuk berbagai industri (seperti kayu, kertas, karet, kopi, coklat), kenaikan harga, dan gangguan produksi.
Dari sisi finansial, penggundulan hutan dalam rantai pasok dinilai sebagai risiko material yang dapat mempengaruhi stabilitas operasional dan reputasi perusahaan. Perusahaan yang bergantung pada pasokan hasil praktik penggundulan hutan menghadapi paparan risiko regulasi, ketidakstabilan pasokan, serta tekanan dari pemangku kepentingan.
Seluruh aspek tersebut secara tidak langsung berdampak pada posisi keuangan dan akses terhadap pendanaan berkelanjutan.
Tak hanya itu, konsumen kini lebih sadar dan kritis terhadap praktik bisnis yang merusak lingkungan. Perusahaan yang terlibat dalam rantai pasok berbasis atau berkontribusi pada deforestasi berisiko kehilangan kepercayaan publik dan reputasi merek. Termasuk paparan kebijakan sustainability, ketertinggalan sertifikasi, dan kurangnya transparansi rantai pasok.
Sebagai contoh, PT Asia Pulp and Paper (APP) menyadari potensi penyakit dan hama pada tanaman akibat perubahan iklim dan berdampak negatif pada operasional perusahaan. Oleh sebab itu, mereka berkomitmen mengurangi emisi karbon, melindungi hutan, dan mengatasi penggundulan hutan sebagai bagian dari strategi sustainability perusahaan.
Bagaimana Bisnis Dapat Peduli dan Bertindak Atasi Deforestasi
Untuk mengatasi risiko dan memperkuat ketahanan bisnis, perusahaan dapat menerapkan strategi anti-deforestasi yang meliputi pengelolaan rantai pasok hingga kolaborasi lintas fungsi sosial berikut.
- Mengelola rantai pasok secara berkelanjutan dengan memilih pemasok yang bebas praktik penggundulan hutan dan melakukan audit secara berkala.
- Perusahaan dapat mendukung konservasi dan restorasi hutan, baik melalui inisiatif koalisi maupun kemitraan dengan komunitas masyarakat adat, pemimpin perusahaan lain, dan pemerintah daerah kehutanan.
- Meningkatkan transparansi dengan melaporkan indikator keberlanjutan dalam laporan ESG dan mengikuti standar pelaporan seperti TCFD atau GRI.
Langkah-langkah ini tidak hanya membantu mencegah kerusakan lingkungan, tetapi juga memperkuat posisi bisnis di mata investor, regulator, dan konsumen yang peduli lingkungan.
Dampak penggundulan hutan menjadi tantangan strategis jangka panjang bagi kelangsungan bisnis di berbagai sektor industri. Kerusakan ekosistem akibat deforestasi meningkatkan emisi karbon dan mengganggu stabilitas iklim, peningkatan tantangan dan biaya operasional, hingga hilangnya peluang ekonomi dan meningkatnya angka kemiskinan.
Secara spesifik, perusahaan sangat mungkin berhadapan dengan konflik penggunaan lahan dan risiko izin sosial untuk operasional yang berdampak negatif pada keseluruhan citra perusahaan dan potensi perkembangan jangka panjang.
Investasi dalam proyek mengatasi hilangnya hutan adalah kebutuhan bagi perusahaan untuk meningkatkan ketangguhan bisnis dan mendorong diferensiasi pasar untuk pertumbuhan nilai dan reputasi di mata publik.
Tentang Satuplatfom
Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting.
Fitur-fitur Satuplatform memungkinkan perusahaan untuk:
- mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara efisien,
- menghitung dan mengelola emisi karbon,
- menyusun laporan sesuai standar nasional dan internasional.
Pelajari bagaimana perusahaan Anda dapat mengatasi dampak deforestasi melalui FREE DEMO layanan kami.
Similar Article
Mengapa Bisnis Perlu Peduli pada Masalah Deforestasi
Deforestasi adalah hilangnya hutan secara permanen akibat aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan dan eksploitasi sumber daya alam. Saat ini, dunia…
Industri Hijau dan Ekonomi Karbon: Menemukan Nilai Tambah Baru lewat Verifikasi Emisi dan Kredit Karbon
Gaung tentang pentingnya pengembangan dan adopsi konsep industri hijau (green industry) tidak pernah lepas dalam pembahasan terkait isu perubahan iklim…
Perkembangan Laporan Keberlanjutan di Indonesia: Pilar Strategis Menuju Industri Hijau
Isu perubahan iklim mendorong perubahan paradigma global di kalangan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk mengadopsi praktik sustainability. Pergeseran ini…
Mengubah Strategi Pengelolaan Karbon Menjadi Laporan Keberlanjutan yang Berdampak
Meningkatnya kesadaran global terhadap isu perubahan lingkungan dan evolusi legislatif mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan strategi pengelolaan karbon sebagai langkah awal…
Eksekusi Dekarbonisasi dengan Strategi Pengelolaan Karbon Secara Portofolio
Meningkatnya kesadaran akan pentingnya sustainability, munculnya teknologi energi terbarukan, dan dampak perubahan iklim menjadikan dekarbonisasi sebagai langkah strategis yang tak…
Membangun Bisnis Berkelanjutan dengan Penerapan Strategi Pengelolaan Karbon
Evolusi bisnis menuju sustainability bukan lagi sekadar pilihan, melainkan mengarah pada kepatuhan strategis untuk pertumbuhan jangka panjang dan daya saing…