
Table of Contents
TogglePengertian Dekarbonisasi
Dekarbonisasi adalah suatu proses pengurangan emisi karbon dioksida dan gas-gas rumah kaca lainnya dari aktivitas manusia. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kontribusi manusia terhadap perubahan iklim global yang semakin memprihatinkan.
Mengapa Dekarbonisasi itu Penting?
Perubahan iklim global yang semakin terasa dampaknya seperti kenaikan suhu bumi, peningkatan intensitas bencana alam, serta ancaman terhadap keberlangsungan ekosistem, menjadi bukti bahwa tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca harus dilakukan secepatnya. Dekarbonisasi merupakan salah satu cara untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang berasal dari berbagai sektor, seperti industri, transportasi, dan sektor energi.
Bagaimana Kontribusi Emisi Karbon Terhadap Perubahan Iklim?
Emisi karbon berasal dari deforestasi dan penggunaan bahan bakar fosil. Sedangkan emisi gas rumah kaca berasal dari berbagai sektor, seperti industri, transportasi, dan sektor energi.
Semakin tinggi tingkat emisi karbon, semakin besar dampaknya terhadap perubahan iklim global.
Perubahan iklim global menyebabkan kenaikan suhu bumi dan perubahan pola cuaca yang tidak terduga, yang berakibat pada terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan naiknya permukaan air laut.
Dampak dari perubahan iklim juga meliputi berkurangnya jumlah air bersih, berkurangnya lahan pertanian, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati.
Roadmap Dekarbonisasi atau Tahapan Menuju Emisi Nol Karbon (Zero Emisi)
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mencapai Emisi Nol Karbon, kondisi di mana tidak ada lagi emisi karbon atau gas rumah kaca lainnya dari aktivitas manusia. Terwujudnya Emisi Nol Karbon memerlukan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak.
Evaluasi Emisi untuk Dekarbonisasi
Meningkatkan Efisiensi Energi
Beralih ke Energi Terbarukan untuk Dekarbonisasi
Mengadopsi Teknologi Hijau dalam Menerapkan Dekarbonisasi
Mengubah Perilaku Konsumen
Kolaborasi Global
Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan Dekarbonisasi
Apa saja peran pemerintah dalam mewujudkan Emisi Nol Karbon?
- Pemerintah sebagai Pengatur. Pemerintah dapat mengambil peran sebagai pengatur dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemerintah dapat memperkenalkan peraturan dan kebijakan yang mendukung dekarbonisasi, seperti peraturan tentang penggunaan energi terbarukan, teknologi hijau, dan pengurangan emisi gas rumah kaca.
- Pemerintah sebagai Investor. Pemerintah juga dapat berperan sebagai investor dalam membiayai inovasi teknologi hijau dan infrastruktur yang mendukung dekarbonisasi. Investasi ini dapat membantu mempercepat proses dekarbonisasi dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor hijau.
- Pemerintah sebagai Penggerak. Pemerintah dapat berperan sebagai penggerak dalam mempercepat proses dekarbonisasi dengan memperkenalkan program yang mendukung penggunaan energi terbarukan dan beralih dari sumber energi fosil ke sumber energi terbarukan.
Apa saja peran masyarakat dalam mewujudkan Emisi Nol Karbon?
- Masyarakat sebagai Konsumen. Masyarakat dapat berperan dalam dekarbonisasi dengan mengubah perilaku konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memilih produk yang lebih berkelanjutan, mengadopsi praktik yang ramah lingkungan, dan mengurangi penggunaan energi.
- Masyarakat sebagai Investor. Masyarakat juga dapat berperan sebagai investor dalam membiayai teknologi hijau dan infrastruktur yang mendukung dekarbonisasi. Investasi ini dapat membantu mempercepat proses dekarbonisasi dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor hijau.
- Masyarakat sebagai Penggerak. Masyarakat dapat menjadi penggerak dalam dekarbonisasi dengan memperjuangkan kebijakan dan peraturan yang mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca, serta mengedukasi orang lain tentang cara mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca. Hal ini dapat dilakukan melalui gerakan sosial, kampanye, dan aksi lingkungan.
Tantangan Dekarbonasi
Dalam rangka mewujudkan Emisi Nol Karbon, kita memiliki banyak tantangan, mulai dari masalah teknis hingga politik dan sosial.
- Teknologi dan Infrastruktur. Dekarbonisasi memerlukan teknologi dan infrastruktur yang tepat dan terintegrasi untuk beralih dari sumber energi fosil.
- Biaya. Dekarbonisasi memerlukan biaya yang besar, baik untuk investasi dalam teknologi terbarukan dan infrastruktur, maupun untuk biaya operasional dan pemeliharaan.
- Kebijakan dan Regulasi. Kebijakan dan regulasi yang mendukung dekarbonisasi sangat penting untuk mempercepat proses dekarbonisasi. Diperlukan kebijakan dan regulasi yang tepat dan memastikan bahwa mereka diterapkan secara konsisten, agar praktik emisi nol karbon terwujud diterapkan di seluruh sektor.
- Perilaku Konsumen. Perilaku konsumen dapat menjadi penghalang dalam dekarbonisasi, terutama jika konsumen kurang peduli dengan lingkungan dan tidak memiliki kesadaran tentang pentingnya pengurangan emisi gas rumah kaca.
- Peran Negara Berkembang. Negara-negara berkembang seringkali mengalami tantangan dalam mengadopsi teknologi terbarukan dan mendapatkan akses ke dana dan sumber daya yang diperlukan untuk dekarbonisasi.
- Resistensi Politik. Tantangan politik juga dapat menjadi penghalang dalam dekarbonisasi, terutama jika ada kelompok yang dirugikan dari gerakan dekarbonisasi.
Penerapan Dekarbonasi
Bagi Perusahaan
Dekarbonisasi berarti pengurangan total emisi karbon, pada semua lingkup emisi karbon. Setiap perusahaan harus menetapkan strategi dekarbonisasi yang sejalan dengan industrinya. Penting bagi perusahaan untuk mengevaluasi jumlah emisi yang secara langsung atau tidak langsung dihasilkan dari operasi bisnisnya, lalu mengidentifikasi opsi untuk menguranginya.
Banyak perusahaan yang menghasilkan produk pasti menghasilkan karbon dan mengidentifikasi sumber dan cara mengurangi karbon. Suatu perusahaan memiliki konsultan untuk mengukur dan mengatur karbon yang dikeluarkan. Melalui konsultasi tersebut, suatu perusahaan dapat membangun jalur dekarbonisasi. Baca Juga : Mengenal ISO 14001 Sebagai Sistem Manajemen Lingkungan
Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat ikut serta dalam melakukan pengurangan emisi karbonnya, salah satunya dengan menggunakan kendaraan mobil listrik. Mobil listrik dengan LCEV (low carbon emission vehicle), menjadi pilihan dengan kenyamanan dan keamanan kendaraan, serta kepemilikannya yang tidak merepotkan. Berikut beberapa tindakan agar masyarakat dapat ikut serta dalam dekarbonisasi sebagai berikut :
-
- Dengan membangun titik-titik percontohan yang simultan, masyarakat dapat langsung merasakan keuntungan dari penggunaan mobil ramah lingkungan. Dengan demikian masyarakat akan merasakan efisiensi kendaraan listrik ketimbang yang bermesin konvensional.
- Mulai dari perencanaan produksi hingga jaminan perangkat pendukungnya. Untuk hal yang satu ini memang membutuhkan cukup waktu.
- Kepastian regulasi, yang diharapkan pemerintah menyiapkannya untuk membuat LCEV lebih kompetitif agar memudahkan manufaktur semakin berkembang.
- Dengan membangun infrastruktur yang harus disesuaikan dengan keinginan masyarakat. Manufaktur dan pemerintah harus cermat memetakan infrastruktur, sehingga LCEV yang hadir dapat sesuai dengan kebutuhan.
Your All-in-One Sustainability Platform
Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Food Loss dan Dampaknya terhadap Iklim dan Lingkungan
Food loss atau kehilangan pangan adalah salah satu masalah besar yang sering luput dari perhatian. Food loss mengacu pada makanan…
YONO: Tren Gaya Hidup Ala Gen Z Tahun 2025
Di tahun 2025, tren gaya hidup terus berkembang, terutama di kalangan Gen Z yang dikenal adaptif terhadap perubahan sosial dan…
Penyerap Karbon Luar Biasa: Pohon Mangrove, Petai, dan Durian
Dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer, peran pohon sebagai penyerap karbon alami menjadi semakin…
Waste to Energy (WTE) : Negara Swedia Lakukan Impor Sampah
Di tengah kondisi bumi yang semakin ‘overwhelmed’ dengan limbah di lingkungan, impor sampah menjadi suatu mekanisme yang kini mulai semakin…
Bagaimana Kerjasama Sister-City untuk Dukung Fasilitas Kota yang Ramah Lingkungan?
Dalam menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, banyak kota di dunia menjalin hubungan sister-city guna bertukar pengalaman dan teknologi dalam membangun fasilitas…
Gen Z’s Initiatives Towards A Better Environment
As environmental concerns continue to escalate, Generation Z (Gen Z) has emerged as a driving force in the movement toward…