Tidak hanya kegiatan manusia di dunia nyata yang dapat meninggalkan jejak karbon di atmosfer, faktanya, emisi karbon juga dapat dihasilkan dari aktivitas digital kita sehari-hari.
Jejak karbon sendiri ialah istilah yang mengacu pada jumlah total gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari berbagai kegiatan individu atau organisasi. Dapat dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung.
Melihat pesatnya kemajuan internet dan penggunaan perangkat digital yang semakin masif, digital footprint atau jejak karbon digital memiliki kemungkinan besar menyumbang emisi global yang signifikan bagi bumi.
Namun, sebenarnya apa itu jejak karbon digital? Dari mana sumber utama dari digital footprint dan apa dampaknya bagi lingkungan?
Baca juga artikel lainnya : 5 Tantangan dalam Menerapkan Dekarbonisasi Sektor Industri
Table of Contents
ToggleApa Itu Jejak Karbon Digital?
Pengertian jejak karbon digital merupakan jumlah emisi GRK yang dikeluarkan dari penggunaan teknologi digital, seperti internet, perangkat elektronik, dan layanan cloud, mencakup proses pembangunan juga penyediaannya.
Penggunaan internet dan digital saat ini mengalami perkembangan yang sangat cepat. Laporan terbaru We Are Social menyatakan bahwa pengguna internet secara individu telah mencapai 5,35 miliar orang di seluruh dunia pada Januari 2024
Setiap aktivitas digital, termasuk mengirim email, streaming video, atau menyimpan data di cloud, memerlukan energi, yang sebagian besar masih bersumber dari bahan bakar fosil. Kondisi ini yang membuat aktivitas digital tidak lepas dari menghasilkan emisi karbon.
UNICEF juga menyebut bahwa aktivitas manusia secara digital menyumbang empat persen dari emisi gas rumah kaca global dunia. Angka ini diperkirakan dapat terus tumbuh secara eksponensial karena ketergantungan terhadap teknologi ini kedepannya juga akan semakin tinggi.
Bagaimana Aktivitas Digital Menghasilkan Emisi Karbon?
Ada banyak cara layanan digital dapat menciptakan emisi karbonnya sendiri. Dapat terbentuk dari konsumsi energi yang diperlukan untuk menjalankan perangkat elektronik, pusat data, dan infrastruktur digital.
Data Centers atau Pusat Data ialah fasilitas penting dalam sektor digital yang berfungsi menyimpan, mengelola, dan mendistribusikan data. Umumnya, pusat data perlu beroperasi setiap saat, 30 persen di antaranya bahkan beroperasi 24/7.
Akibat dari kondisi tersebut, pusat data yang sebagian besar listriknya masih mengandalkan bahan bakar fosil, masih akan terus membutuhkan listrik untuk menjalankan server dan pendinginan, sehingga menghasilkan emisi karbon.
Kemudian, kegiatan produksi sampai dengan pembuangan perangkat elektronik juga turut menghasilkan emisi karbon dan berkontribusi pada polusi lingkungan. Infrastruktur seperti stasiun pemancar, menara telekomunikasi, dan jaringan nirkabel juga membutuhkan energi untuk menjalankan dan memelihara operasinya.
Penggunaan jaringan internet juga membutuhkan energi untuk pengolahan sinyal dan pemeliharaan infrastruktur jaringan. Belum lagi dengan aktivitas digital harian, seperti streaming video, mengirim email, pencarian internet, yang seluruhnya mengandalkan energi untuk dapat beroperasi.
Mengirim satu email dengan lampiran besar dapat menghasilkan hingga 50 gram CO2.
Apa Dampak Lingkungan dari Terbentuknya Jejak Karbon Digital?
Berdasarkan laporan oleh Ericsson berjudul ‘Deconstructing Information and Communication Technology’s Carbon Emissions’, sektor teknologi informasi dan komunikasi dapat berdampak pada iklim dalam tiga cara:
-
- Emisi karbon langsung yang terkait dengan produksi, penggunaan, dan pembuangan TIK
-
- Efek emisi positif atau negatif tidak langsung dari penggunaan TIK (misalnya substitusi perjalanan dan optimalisasi transportasi)
-
- Mempengaruhi perilaku dan preferensi (membentuk kembali cara bermasyarakat manusia)
Aktivitas digital tentu bergantung pada energi. Sayangnya, mayoritas energi yang digunakan masih berasal dari bahan bakar fosil. Perlu waktu untuk dapat beralih ke energi terbarukan secara penuh.
Dengan meningkatnya transformasi digital dan penggunaan teknologi, jejak karbon digital akan terus menjadi perhatian penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Upaya seperti transisi ke energi terbarukan dan efisiensi energi dapat membantu mengurangi dampaknya.
Sebagai langkah nyata dalam menghadapi tantangan ini, layanan perhitungan karbon dari Satuplatform hadir untuk membantu perusahaan dan individu dalam memonitor, mengukur, dan mengelola jejak karbon digital mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak lingkungan dari aktivitas digital, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi emisi karbon, beralih ke sumber energi terbarukan, serta menciptakan ekosistem digital yang lebih berkelanjutan. Mari bersama-sama berperan aktif dalam mewujudkan transformasi digital yang ramah lingkungan, demi menjaga keseimbangan alam dan masa depan yang lebih hijau.
Fun Run dan Aksi Cinta Lingkungan
Kondisi lingkungan perkotaan banyak dikeluhkan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah tersebut. Mulai dari penurunan kualitas udara sampai dengan polusi…
Jejak Karbon Digital: Pengertian, Sumber, dan Dampaknya terhadap Lingkungan
Tidak hanya kegiatan manusia di dunia nyata yang dapat meninggalkan jejak karbon di atmosfer, faktanya, emisi karbon juga dapat dihasilkan…
Bagaimana Cara Mengurangi Jejak Karbon Digital?
Penggunaan internet menjadi salah satu aktivitas yang hampir setiap hari banyak orang lakukan, baik untuk berkomunikasi, belanja, mencari informasi, atau…
5 Masyarakat Adat Ini Punya Tradisi Cintai Lingkungan
Di tengah kondisi lingkungan yang dihadapi dengan berbagai permasalahan, keseimbangan lingkungan tetap perlu dijaga untuk mendukung masa depan kehidupan di…
Satuplatform di Electricity Connect 2024 untuk Mendukung Inovasi dan Keberlanjutan Energi
Jakarta, 20 November 2024 – Satuplatform, sebagai salah satu platform terkemuka dalam mendukung keberlanjutan dan transformasi digital, dengan bangga mengumumkan…
Fenomena Degradasi Tanah Akibat Aktivitas Industri
Kondisi lingkungan saat ini sangat memerlukan perhatian khusus dikarenakan permasalahan lingkungan semakin hari menjadi semakin kompleks. Salah satu permasalahan lingkungan…