Senyawa methane (CH4) atau Metana menjadi salah satu jenis gas rumah kaca yang berperan mendorong pemanasan global. Keberadaannya sebagai komponen utama gas alam memiliki implikasi penting terhadap perubahan iklim. Baca juga: Dampak Peningkatan Gas Rumah Kaca Terhadap Dunia

Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), gas metana bertanggung jawab atas sepertiga kondisi peningkatan suhu bumi yang terjadi saat ini. Gas metana memiliki kemampuan 28 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dalam hal memerangkap panas di atmosfer. Sayangnya, jumlahnya di atmosfer kini meningkat dua kali lipat lebih banyak dan didominasi oleh aktivitas manusia.
Lalu, seberapa bahaya keberadaan gas metana bagi lingkungan? Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah dampaknya?
Table of Contents
ToggleSumber Penghasil Gas Metana
Metana dapat dihasilkan dari berbagai sumber, baik secara alami maupun antropogenik (dipengaruhi manusia). Baca juga: Upaya Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Metana yang bersumber dari sumber alami, biasanya dihasilkan oleh objek-objek seperti lahan basah dan pencernaan hewan. Sementara, secara antropogenik, gas metana dapat berasal dari tempat pembuangan sampah, sistem minyak dan gas alam, aktivitas pertanian, penambangan batu bara, pembakaran stasioner dan mobile, pengolahan air limbah, dan proses industri tertentu.
Konsentrasi metana di atmosfer saat ini diperkirakan telah meningkat sejak era pra-industri. Dikutip dari Environment Protection Agency (US EPA), terdapat negara-negara yang memproduksi dan bertanggung jawab atas hampir setengah dari seluruh emisi metana global. Negara tersebut di antaranya Tiongkok, Amerika Serikat, Rusia, India, Brasil, Indonesia, Nigeria, dan Meksiko. Sumbernya pun bervariasi.
Dampak Gas Metana
Berdasarkan data International Energy Agency (IEA), diperkirakan ada sekitar 580 juta ton emisi metana di seluruh dunia pada 2022.
Tingginya konsentrasi gas metana di bumi dapat berdampak buruk terhadap krisis iklim global. Metana bahkan bertanggung jawab atas sekitar 30% kenaikan suhu global sejak terjadinya Revolusi Industri. Baca juga: 3 Kegiatan yang Tanpa Disadari Menghasilkan Jejak Karbon
Gas metana juga bersifat mudah terbakar dan dapat memicu terjadinya ledakan. Sebagaimana ketika terjadinya kebakaran di beberapa TPA di Indonesia pada tahun 2023 lalu, di mana karena adanya sumber metana yang besar menyebabkan upaya pemadaman kebakaran menjadi lebih sulit dan berlangsung dalam waktu yang lama.
Pengolahan sampah organik yang tidak bertanggung jawab turut memperburuk jumlah metana di atmosfer. Pelepasan gas metana ke udara tidak hanya membahayakan lingkungan, namun juga dapat berdampak bagi kesehatan manusia. Orang yang tidak sengaja menghirup gas metana akan merasakan mual, sakit kepala, penglihatan kabur, gelisah, hingga detak jantung lebih cepat.

Meski begitu, metana yang dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar alternatif. Metana dapat bermanfaat bagi pembangkit listrik dengan cara membakarnya dalam gas turbin atau pemanas uap.
Selain itu, gas metana juga dapat dikompresi menjadi bahan bakar kendaraan ramah lingkungan pengganti bensin dan diesel. Metana yang ditangkap ke dalam tanah dan dialirkan melalui pipa-pipa dapat juga digunakan sebagai pemanas alami rumah dan untuk kebutuhan memasak. Namun, dibutuhkan teknologi yang mumpuni untuk memprosesnya sebelum dapat dimanfaatkan secara tepat.
Dengan demikian, pengelolaan dan pengurangan emisi metana perlu dilakukan demi membatasi kenaikan suhu, meningkatkan kualitas udara, hingga sebagai upaya dalam memerangi perubahan iklim. Mencegah keberadaannya memperparah rusaknya lapisan ozon
Your All-in-One Sustainability Platform
Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Memahami Dampak Jejak Karbon Tersembunyi di Balik Jejak Air
Dalam upaya menerapkan strategi keberlanjutan, jejak karbon dan jejak air (water footprint) merupakan dua metrik penting untuk mengukur dampak ekologis.…
Good Agricultural Practices (GAP): Fondasi Pertanian Modern yang Aman dan Berkelanjutan
Isu terkait ketahanan pangan kian menyita perhatian masyarakat global. Konsumen makin memperhatikan kualitas dan keamanan produk pertanian hingga praktik bertani…
Low GHG Emission, High Impact: Everyday Materials That Could Reshape Green Manufacturing
The shift toward sustainable production practices has spurred growing interest in low-carbon materials that support greener industrial processes. Emerging materials,…
Does “Eco-friendly” Labels Mean Green Product in Green Industry?
Businesses and consumers alike are navigating a flood of products claiming to be “eco-friendly” or “green.” These labels, often used…
Dilema Biomassa: Transisi Energi Berkelanjutan atau Perusakan Lingkungan?
Dalam upaya mencapai target net-zero emission pada 2060, Indonesia mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.…
Energi Terbarukan di Indonesia: Mengapa Surya dan Hidro Menjadi Pilihan Utama?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Di tengah komitmen untuk mencapai net…