Beberapa dari kita mungkin sering mendengar bahwa Klorofluorokarbon (CFC) atau freon adalah sebuah zat yang dianggap sebagai Bahan Perusak Ozon (BPO). Akan tetapi, bahan perusak ozon tidak hanya CFC saja.
Bahan perusak ozon adalah senyawa kimia yang menyebabkan penipisan lapisan ozon di stratosfer. Lapisan ozon berfungsi melindungi kehidupan di Bumi dengan menyerap 97% hingga 99% radiasi ultraviolet (UV) berbahaya yang berasal dari matahari.
Table of Contents
ToggleAwal Mula Terjadinya Penipisan Ozon
Penipisan lapisan ozon terjadi apabila konsentrasi ozon di stratosfer berkurang secara signifikan. Sayangnya, para ilmuwan menemukan bahwa lapisan ozon terus menerus menipis dan rusak sejak akhir tahun 1970an. Senyawa kimia dari aktivitas manusia disebut sebagai penyebab utama terjadinya hal ini.

Pengamatan yang dilakukan menjumpai adanya fenomena baru berupa lubang ozon di Antartika yang belum pernah terjadi sebelumnya. Penelitian ilmiah, termasuk pengukuran langsung dari stratosfer, telah mengkonfirmasi keberadaan konsentrasi tinggi klorin dan bromin di daerah yang mengalami penipisan ozon.
Dikutip dari US EPA, ketika atom klor dan brom bersentuhan dengan ozon di stratosfer, mereka menghancurkan molekul ozon. Satu atom klor dapat menghancurkan lebih dari 100.000 molekul ozon sebelum hilang dari stratosfer. Ozon pun dapat rusak lebih cepat dibandingkan dengan produksi alaminya.
Penemuan bahwa klorin dan bromin dari ODS bertanggung jawab atas penipisan ozon telah mendorong tindakan internasional untuk mengurangi dan menghapus penggunaan bahan kimia ini. Protokol Montreal (1987) adalah kesepakatan internasional yang bertujuan untuk mengurangi produksi dan konsumsi ODS secara bertahap.
Protokol Montreal
Temuan ini mendorong tindakan global untuk mengurangi penggunaan bahan perusak ozon melalui Protokol Montreal.
Protokol Montreal (1987) adalah kesepakatan internasional yang bertujuan untuk mengurangi produksi dan konsumsi bahan perusak ozon secara bertahap. Untuk dapat mengurangi potensi penipisan ozon di wilayah lainnya, dilakukan mekanisme pemantauan dan penegakan yang kuat untuk memastikan kepatuhan terhadap protokol.
Negara-negara yang tergabung dalam perjanjian internasional ini kemudian sepakat untuk mengurangi dan akhirnya menghapus penggunaan bahan perusak ozon. Kemudian, dilakukan penggantian bahan perusak ozon dengan alternatif yang lebih aman seperti hidrofluorokarbon (HFCs) yang tidak merusak ozon.
Daftar Bahan Perusak Ozon
Protokol Montreal yang merupakan sebuah perjanjian global untuk melindungi lapisan ozon stratosfer, telah mengatur tentang zat kimia apa saja yang dianggap sebagai bahan perusak ozon.
Setidaknya ada hampir 100 bahan kimia buatan yang diteliti dan disebut-sebut dapat merusak ozon. Namun, Protokol Montreal telah memasukkan beberapa senyawa ke dalam Ozone Depleting Substances (ODS) atau Bahan Perusak Ozon (BPO) yang perlu dihindari penggunaannya.
1. Bahan Perusak Ozon: Klorofluorokarbon (CFCs)
Deskripsi: CFCs adalah senyawa yang mengandung karbon, klorin, dan fluor. Mereka sangat stabil di atmosfer bawah tetapi melepaskan klorin di stratosfer yang merusak ozon.
Penggunaan: Sebagai refrigeran dalam pendingin udara dan lemari es, propelan dalam aerosol, dan bahan peniup busa plastik.
Contoh: CFC-11, CFC-12.
2. Bahan Perusak Ozon: Hidroklorofluorokarbon (HCFCs)
Deskripsi: HCFCs adalah senyawa yang mengandung hidrogen, karbon, klorin, dan fluor. Mereka kurang merusak ozon dibandingkan CFCs tetapi masih berkontribusi pada penipisan ozon.
Penggunaan: Sebagai refrigeran dan bahan peniup busa plastik sebagai pengganti sementara untuk CFCs.
Contoh: HCFC-22, HCFC-141b.
3. Bahan Perusak Ozon: Halons
Deskripsi: Halons adalah senyawa yang mengandung bromin, fluorin, dan karbon. Bromin lebih efektif dalam merusak ozon dibandingkan klorin.
Penggunaan: Sebagai agen pemadam kebakaran karena kemampuannya memadamkan api tanpa menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik.
Contoh: Halon-1211, Halon-1301.
4. Bahan Perusak Ozon: Karbon Tetraklorida (CCl4)
Deskripsi: Karbon tetraklorida adalah senyawa yang mengandung karbon dan klorin. Ini merupakan bahan kimia industri yang stabil dan larut dalam lemak.
Penggunaan: Sebagai pelarut industri, dalam produksi bahan kimia lain, dan sebelumnya sebagai cairan pembersih dan pemadam api.
Dampak: Melepaskan klorin ketika terurai di stratosfer, merusak lapisan ozon.
5. Metil Klorofom (CH3CCl3)
Deskripsi: Metil kloroform adalah senyawa organik yang mengandung karbon, klorin, dan hidrogen. Ini adalah pelarut industri yang kuat.
Penggunaan: Sebagai pelarut dalam pembersihan logam, pelarut perekat, dan dalam beberapa proses kimia.
Dampak: Berkontribusi pada penipisan ozon ketika terurai di stratosfer.
6. Metil Bromida (CH3Br)
Deskripsi: Metil bromida adalah senyawa yang mengandung karbon, hidrogen, dan bromin. Bromin yang dilepaskan lebih merusak ozon dibandingkan klorin.
Penggunaan: Sebagai fumigan dalam pertanian untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman.
Dampak: Sangat merusak ozon ketika dilepaskan ke atmosfer.
Penipisan lapisan ozon merupakan salah satu fenomena dan isu lingkungan hidup yang juga tidak kalah mengkhawatirkan. Upaya yang masif dapat membantu mengurangi potensi kerusakan yang lebih besar. Akan tetapi, pemantauan dan pengembangan alternatif yang berkelanjutan tetap penting untuk memastikan perlindungan lapisan ozon dan keselamatan lingkungan.
Similar Article
Pemanfaatan AI dalam Upaya Pelestarian Lingkungan
Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi kecerdasan buatan atau Artficial Intelligence (AI) telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadi bagian…
Mengenal Agbogbloshie ‘Tempat Penampungan’ Sampah Elektronik Dunia
Pernahkah kamu mendengar tentang tempat pembuangan sampah Agbogbloshie? Tempat ini pernah menjadi salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di dunia…
Air Minum Kemasan Plastik Dilarang di Bali, Apa yang Terjadi?
Pemerintah Provinsi Bali baru saja melakukan langkah yang besar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, yakni dengan melakukan pelarangan penjualan air…
Masa Depan Bisnis Adalah Bertanggung Jawab, Benarkah?
Sustainability atau Keberlanjutan bukan hanya sekadar tren musiman di era sekarang ini, melainkan telah menjadi suatu kewajiban yang dapat mendorong…
Berbagai Inovasi dalam Pengelolaan Sampah yang Bisa Dimanfaatkan
Indonesia bisa dibilang masih sangat memerlukan berbagai inovasi dan kemajuan dalam kegiatan pengelolaan sampah untuk membantu sampah ditangani dengan cara…
Indonesia Siap Pensiunkan Dini PLTU Batu Bara
Pemerintah Indonesia bersiap untuk melakukan langkah besar dalam upaya mencapai netralitas karbon atau Carbon Neutral pada 2060 dengan menerapkan pensiun…