Sampah organik sisa makanan atau food waste dapat bersumber dari berbagai tempat, seperti rumah tangga, bisnis yang mencakup hotel, restoran, kafe (horeka), pasar, dan industri pengolahan makanan.
Sampai saat ini, sampah organik sisa makanan masih menjadi salah satu jenis timbulan sampah yang banyak dihasilkan masyarakat, terutama warga Indonesia. Jumlah food waste di Indonesia pun cukup mengkhawatirkan.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI, pada tahun 2023 saja, sampah sisa makanan menyumbang jumlah yang sangat besar, mencapai 41,4 persen dari total sampah nasional.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah sampah plastik yang menyumbang sekitar 18,6 persen bagian dari total sampah tahunan secara keseluruhan. Food waste di Indonesia bahkan disebut menjadi yang paling besar di Asia Tenggara, menurut laporan Think Eat Save yang dirilis badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Bisnis restoran sebagai salah satu penyumbang sampah makanan, seringkali menghasilkan jumlah timbulan sampah yang tidak sedikit. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah makanan ini bisa mencemari lingkungan juga meningkatkan biaya operasional.
Oleh karena itu, dibutuhkan praktik pengelolaan sampah organik sisa makanan atau food waste yang lebih bertanggung jawab untuk membantu restoran beroperasi lebih ramah lingkungan. Ketahui beberapa cara efektifnya melalui pembahasan di bawah.
Table of Contents
Toggle1. Mencegah Produksi Sampah Makanan Sejak Awal
Kamu tentu masih ingat dengan prinsip 3R dalam aktivitas pengelolaan sampah kan. Atau lebih jelasnya ialah prinsip Reduce-Reuse-Recycle yang membuat penanganan sampah tidak hanya berfokus pada aktivitas ‘buang’ saja.
Sesuai prinsip 3R, restoran dapat melakukan upaya pencegahan dengan meminimalisir produksi sampah makanan sejak awal. Mengurangi timbulan sampah akan membantu restoran mengelola sampah dengan lebih mudah karena jumlahnya lebih sedikit.
Restoran bisa membuat perencanaan menu dan porsi yang tepat untuk membantu menentukan penggunaan bahan baku yang efektif. Ide ini dapat menghindarkan restoran dari pemborosan makanan karena porsi yang terlalu besar.
Selain itu, restoran juga bisa menerapkan manajemen stok yang cerdas di mana bahan baku yang sudah lebih lama disimpan akan digunakan terlebih dahulu. Disebut juga sistem First In, First Out (FIFO).
Jangan lupa untuk menyimpan bahan dengan benar untuk memperpanjang masa pakainya dan menghindari potensi bahan baku kadaluwarsa sebelum dipakai.
2. Menggunakan Kembali Bahan Makanan Layak Pakai
Prinsip 3R juga memuat inisiatif berkelanjutan lainnya, yakni Reuse atau mendorong penggunaan kembali bahan-bahan layak pakai.
Pihak restoran mungkin dapat memaksimalkan bahan baku yang ada untuk diolah menjadi kreasi resep lainnya. Contohnya seperti menggunakan tulang ayam atau sapi untuk membuat kaldu yang menggugah selera.
Selain itu, makanan berlebih juga menjadi salah satu isu yang dihadapi bisnis restoran. Namun, saat ini terdapat inovasi penjualan makanan berlebih yang memungkinkan restoran dan bisnis F&B menjual makanan yang masih layak sehingga terhindar dari mubazir.
3. Mengolah Sampah Organik Sisa Makanan dengan Tepat
Alih-alih membuangnya begitu saja ke tempat sampah, restoran dapat mengolah sampah sisa makanan dengan cara yang lebih ramah bagi lingkungan.
Salah satu metode yang umum dilakukan di masyarakat yakni mengubah sisa sayur dan buah menjadi kompos untuk tanaman. Sampah sisa makanan lainnya juga bisa dikubur di dalam tanah untuk membantu menyuburkan lahan yang ada.
Terdapat juga teknik pengelolaan sampah sisa makanan lainnya menggunakan inovasi lalat Black Soldier Fly (BSF) yang saat ini telah banyak dibudidayakan. Lalat BSF dapat berperan sebagai pengurai sampah organik yang efektif, mengurai hingga 50 persen sampah organik dalam waktu dua minggu.
Keduanya merupakan metode pengelolaan sampah yang berkelanjutan untuk membantu mengurangi sampah organik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dengan sia-sia.
Dengan mengelola sampah makanan secara bijak, restoran bisa mengurangi dampak lingkungan, menghemat biaya operasional, dan meningkatkan citra bisnis yang ramah lingkungan.
Tentang Satuplatform
Satuplatform merupakan platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG management, carbon accounting, dan sustainability reporting. Kami dapat membantu Anda mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Menghitung & mengelola emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang!
Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
5 Negara yang Terancam Tenggelam akibat Pemanasan Global
Pemanasan global nampaknya tidak lagi bisa dianggap sepele sebab pengaruhnya saat ini sudah semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk…
Budaya Bersepeda di Belanda yang Sukses Kurangi Emisi Karbon
Belanda dikenal sebagai negara dengan budaya bersepeda yang sangat kuat. Budaya bersepeda di negeri ini sepertinya telah menjadi sebuah keunikan…
Waspada Produksi Jejak Karbon dari Limbah Rumah Tangga
Tidak dapat dipungkiri bahwa produksi limbah telah menjadi dampak dari kegiatan sehari-hari manusia yang tak terhindarkan, dapat bersumber dari aktivitas…
Peran Lahan Basah dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Lahan basah merupakan salah satu ekosistem bumi yang punya peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, salah satunya mendukung upaya mitigasi…
5 Cara Jadikan Kafe dan Restoran Ramah Lingkungan
Kafe dan restoran dengan konsep ramah lingkungan tidak lagi sekadar tren di zaman sekarang. Lebih dari itu, konsep ini semakin…
Cara Sederhana Melindungi Lingkungan dari Rumah
Jika bukan manusia sebagai penghuni bumi yang melindungi kelestarian lingkungan, siapa lagi yang bisa melakukan. Melindungi lingkungan bukan hanya tanggung…