Meningkatnya tren keberlanjutan dan pemenuhan komitmen akan hal ini mendorong perusahaan berlomba-lomba menunjukkan kontribusinya terhadap kelestarian lingkungan. Namun, greenwashing menjadi tindakan yang perlu dihindari demi apresiasi atas klaim yang tidak berdasar.

Greenwashing adalah praktik di mana perusahaan atau organisasi menampilkan diri mereka sebagai ramah lingkungan atau berkelanjutan tanpa dukungan nyata dari tindakan dan kebijakan yang sesuai dengan klaim tersebut.
Ini adalah bentuk dari upaya untuk mempercantik citra perusahaan tanpa komitmen nyata terhadap praktik berkelanjutan atau lingkungan. Padahal, perlu diketahui bahwa tindakan greenwashing dapat menimbulkan kerugian, baik bagi perusahaan, konsumen, pihak eksternal, dan tentunya lingkungan. Baca juga: 5 Perusahaan yang Berkomitmen Kurangi Emisi Karbon
Table of Contents
ToggleKerugian dari Greenwashing
Beberapa bahaya dan dampak dari adanya greenwashing di antaranya
- Dapat menyesatkan konsumen dengan memberi kesan bahwa perusahaan/produk/layanan tertentu lebih ramah lingkungan daripada yang sebenarnya
- Menimbulkan ketidakpercayaan terhadap klaim yang dilakukan yang dapat mengurangi kepercayaan konsumen
- Mengalihkan perhatian dari isu-isu lingkungan yang mendesak dan penting untuk segera ditangani
- Menciptakan ketidakseimbangan informasi
- Menghambat kemajuan nyata dalam praktik berkelanjutan
- Meningkatkan risiko reputasi bagi perusahaan/produk/layanan tertentu
Greenwashing bukan hanya merupakan masalah etika, tetapi juga memiliki dampak yang serius terhadap kepercayaan konsumen, kemajuan berkelanjutan, dan kredibilitas industri secara keseluruhan.
Maka dari itu, baiknya praktik seperti ini dihindari sejak awal dan mulai mengadopsi pendekatan yang transparan, akuntable, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Tanda Untuk Mengenali Adanya Greenwashing
Mengidentifikasi greenwashing memerlukan tinjauan yang kritis terhadap klaim dan tindakan perusahaan. Ditambah perlu adanya penilaian detail terhadap keselarasan dan komitmen nyata terhadap praktik berkelanjutan. Baca juga: Greenhushing: Pengertian, Dampak, dan Cara Menghindarinya
Ada beberapa tanda yang bisa diperhatikan untuk mengenali apakah perusahaan/produk/layanan tertentu benar-benar menjalankan praktik keberlanjutan atau malah sebaliknya.
1. Sesuaikan dengan Bukti
Salah satu cara sederhana mengidentifikasi praktik greenwashing adalah dengan menyesuaikan klaim dengan bukti.
Perusahaan/produk/layanan yang membuat klaim berkelanjutan atau ramah lingkungan tanpa data atau bukti yang konkret untuk mendukungnya perlu diwaspadai.
Misalnya, klaim “produk kami ramah lingkungan” tanpa informasi tentang bahan baku, proses produksi, atau dampak lingkungan yang sebenarnya. Atau jika mereka menyatakan bahwa mereka netral karbon, perlu didukung dengan sertifikasi pihak ketiga atau laporan terperinci terkait hal tersebut.
Jika tidak dapat menemukan bukti apa pun atau bukti tersebut tidak jelas, tidak lengkap, atau ketinggalan jaman, kita harus bersikap skeptis terhadap klaim mereka.
2. Perhatikan Klaim yang Disampaikan
Cara lainnya adalah dengan memperhatikan klaim yang disampaikan dan bandingkan dengan kinerja serta dampak.
Misalnya seperti klaim atas pengelolaan produk pasca konsumsi secara bertanggung jawab, namun masih ditemukan sampah atas merek produk yang bocor ke lingkungan dan tidak terkelola. Jika tidak sesuai dengan kondisi, maka klaim tersebut perlu dipertanyakan tanggung jawabnya.
Perusahaan perlu memiliki pendekatan holistik dan transparan terhadap keberlanjutan, bukan sekadar klaim yang terisolasi atau berlebihan.
3. Penggunaan Istilah
Greenwashing sering kali melibatkan penggunaan istilah atau label yang ambigu atau tidak jelas, seperti “eco-friendly,” “green,” atau “natural,” tanpa definisi yang jelas atau standar yang diikuti.
Perusahaan/produk/layanan yang benar-benar menjalankan keberlanjutan umumnya akan dapat memberikan langkah-langkah yang jelas dan rinci mengenai upaya mereka
4. Tidak Transparan
Perusahaan yang terlibat dalam greenwashing mungkin tidak memberikan informasi yang cukup atau transparan tentang praktik dan kebijakan lingkungan mereka.
Mereka mungkin tidak bersedia mengungkapkan data atau informasi terkait dampak lingkungan dari produk atau layanan mereka.
Dengan mengajukan pertanyaan, kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang praktik dan kinerja keberlanjutan perusahaan, dan juga menunjukkan kepada mereka bahwa konsumen peduli dan menuntut akuntabilitas.
Penting untuk menjadi cerdas dan kritis saat mengevaluasi klaim atau tindakan yang terlihat berkelanjutan dari perusahaan atau organisasi.
Melakukan riset yang cermat, meminta bukti konkret, dan memeriksa sertifikasi atau akreditasi yang independen dapat membantu mengidentifikasi greenwashing dan mendukung praktik berkelanjutan yang nyata.
Oleh karena itu, perusahaan yang benar-benar menjalankan praktik hijau dan ramah lingkungan dalam bisnisnya perlu juga menghadirkan bukti pendukung yang menunjukkan kredibilitas mereka dalam aktivitas tersebut.
Salah satunya dengan menyiapkan laporan keberlanjutan, baik terkait ESG dan bidang lainnya. Satuplatform hadir untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan menjadi yang terdepan sesuai regulasi yang berlaku. Baca juga: 5 Alasan Wujudkan Laporan Keberlanjutan yang Terintegrasi bersama Satuplatform
Satuplatform adalah platform all-in-one yang menyediakan solusi komprehensif untuk ESG Management, Carbon Accounting, dan Sustainability Reporting.
Dengan fitur-fitur Satuplatform, Anda dapat:
- Mengumpulkan dan menganalisis data ESG secara akurat dan efisien
- Melacak emisi karbon dan menetapkan target pengurangan emisi
- Menyusun laporan ESG yang memenuhi standar internasional dan nasional
Satuplatform juga didukung oleh tim ahli yang berpengalaman di bidang keberlanjutan bisnis. Tim ahli kami akan membantu memahami kebutuhan Anda dan mengimplementasikan solusi yang tepat. Hubungi Satuplatform dan dapatkan FREE DEMO sekarang! Wujudkan bisnis yang berkelanjutan, berdaya saing, dan bertanggung jawab bersama Satuplatform.
Similar Article
Memahami Dampak Jejak Karbon Tersembunyi di Balik Jejak Air
Dalam upaya menerapkan strategi keberlanjutan, jejak karbon dan jejak air (water footprint) merupakan dua metrik penting untuk mengukur dampak ekologis.…
Good Agricultural Practices (GAP): Fondasi Pertanian Modern yang Aman dan Berkelanjutan
Isu terkait ketahanan pangan kian menyita perhatian masyarakat global. Konsumen makin memperhatikan kualitas dan keamanan produk pertanian hingga praktik bertani…
Low GHG Emission, High Impact: Everyday Materials That Could Reshape Green Manufacturing
The shift toward sustainable production practices has spurred growing interest in low-carbon materials that support greener industrial processes. Emerging materials,…
Does “Eco-friendly” Labels Mean Green Product in Green Industry?
Businesses and consumers alike are navigating a flood of products claiming to be “eco-friendly” or “green.” These labels, often used…
Dilema Biomassa: Transisi Energi Berkelanjutan atau Perusakan Lingkungan?
Dalam upaya mencapai target net-zero emission pada 2060, Indonesia mendorong transisi energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.…
Energi Terbarukan di Indonesia: Mengapa Surya dan Hidro Menjadi Pilihan Utama?
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan energinya. Di tengah komitmen untuk mencapai net…